26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Seorang Terduga Teroris Ternyata Anak Polisi

Jenazah terduga pelaku pembakar Polres Dhamasraya, dibawa ke RS Bhayangkara, Sumbar.

Terkait bagaimana pembakaran dilakukan kedua terduga teroris, Setyo mengaku bahwa olah tempat kejadian perkara (TKP) nantinya akan menunjukkan bagaimana caranya dilakukan. ”Ya, itu harus pemeriksaan dulu,” paparnya.

Namun, yang juga penting adalah soal antisipasi penjagaan di kantor kepolisian. Semua jajaran diharapkan menjalankan standard operating procedure (SOP), untuk di kantor kepolisian diharuskan bergantian piket berjaga dan sekaligus patrolin di sekitar kantor. ”Hal tersebut harus dilakukan untuk menanggulangi penyerangan terjadi,” ujarnya.

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, terdua pelaku aksi teror yang berasal dari Jambi ini kemungkinan terhubung dengan jaringan teror yang telah berbaiat dengan ISIS. Perlu juga diketahui, dalam beberapa tahun ini memang ada beberapa kali penangkapan terduga teroris di Jambi. ”Mungkin ada satu sel jaringan di sana,” terangnya.

Dalam kondisi ISIS yang sangat melemah dan kelompok teror di Filipina yang juga digempur, ternyata kelompok teror di Indonesia masih mampu untuk melakukan aksi teror. ”Ini terjadi karena jaringannya masih terus bekerja di Indonesia,” jelasnya.

Yang unik dari aksi teror tersebut adalah modus pembakaran yang dilakukan. Modus itu tergolong baru dalam melakukan aksi teror. ”Di Indonesia ini belum pernah ada pembakaran dengan latar terorisme,’ ujarnya.

Sementara Polri juga melakukan penangkapan terhadap WNI yang diduga akan menyeberang ke Filipina untuk bergabung dengan kelompok teror di Filipina. Setyo menuturkan, lelaki berinisial AM itu memang dicurigai akan menyeberang ke Filipina dari Manado. ”Setelah ditangkap akan dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan,” urainya. (idr/jpg/dvs/adz)

Jenazah terduga pelaku pembakar Polres Dhamasraya, dibawa ke RS Bhayangkara, Sumbar.

Terkait bagaimana pembakaran dilakukan kedua terduga teroris, Setyo mengaku bahwa olah tempat kejadian perkara (TKP) nantinya akan menunjukkan bagaimana caranya dilakukan. ”Ya, itu harus pemeriksaan dulu,” paparnya.

Namun, yang juga penting adalah soal antisipasi penjagaan di kantor kepolisian. Semua jajaran diharapkan menjalankan standard operating procedure (SOP), untuk di kantor kepolisian diharuskan bergantian piket berjaga dan sekaligus patrolin di sekitar kantor. ”Hal tersebut harus dilakukan untuk menanggulangi penyerangan terjadi,” ujarnya.

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, terdua pelaku aksi teror yang berasal dari Jambi ini kemungkinan terhubung dengan jaringan teror yang telah berbaiat dengan ISIS. Perlu juga diketahui, dalam beberapa tahun ini memang ada beberapa kali penangkapan terduga teroris di Jambi. ”Mungkin ada satu sel jaringan di sana,” terangnya.

Dalam kondisi ISIS yang sangat melemah dan kelompok teror di Filipina yang juga digempur, ternyata kelompok teror di Indonesia masih mampu untuk melakukan aksi teror. ”Ini terjadi karena jaringannya masih terus bekerja di Indonesia,” jelasnya.

Yang unik dari aksi teror tersebut adalah modus pembakaran yang dilakukan. Modus itu tergolong baru dalam melakukan aksi teror. ”Di Indonesia ini belum pernah ada pembakaran dengan latar terorisme,’ ujarnya.

Sementara Polri juga melakukan penangkapan terhadap WNI yang diduga akan menyeberang ke Filipina untuk bergabung dengan kelompok teror di Filipina. Setyo menuturkan, lelaki berinisial AM itu memang dicurigai akan menyeberang ke Filipina dari Manado. ”Setelah ditangkap akan dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan,” urainya. (idr/jpg/dvs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/