25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Polisi Cari Pegawai BUMN yang Diduga Danai Teroris

Polda Riau diserang terduga teroris pagi ini, Rabu (16/5/2018). Mereka melukai polisi dengan samurai. Empat terduga teroris ditembak mati.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua orang terduga teroris asal Pekanbaru yang ditangkap di Palembang mengaku diberi ongkos oknum pegawai BUMN. Polisi akan berkoordinasi dengan PPATK untuk mengejar pegawai BUMN berinisial D tersebut.

“Kata mereka, dapat ongkos dari seorang pegawai PLN di Riau berinisial D. Sampai saat ini masih kami dalami dan kordinasi dengan PPATK untuk mengetahui apakah itu dana pribadi atau tidak,” kata Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain saat ditemui di Mapolda Sumsel, Rabu (16/5/2018).

Bukan hanya dengan PPATK, Zulkarnian mengaku sudah berkoordinasi dengan Polda Riau. Hal ini untuk memastikan benar atau tidaknya pengakuan kedua pelaku itu.

“Sama Kapolda Riau dan Direktur Reskrimum saya sudah sampaikan. Tapi ini kan baru pengakuan mereka dan pengakuan juga sinkron (sama). Itulah sebabnya, terduga teroris ini kita periksa terus. Kalau benar (diberi ongkos oleh pegawai PLN), pasti ditangkap,” katanya.

Dikatakan Zulkarnain, dua orang terduga teroris bernama Hery Hartanto (37) dan Hengki Satria (39) ditangkap di Palembang saat pulang dari Jakarta. Keduanya singgah ke Kota Palembang karena akan menemui dosen yang disebut sebagai teman lama.

Saat terjadi teror di Mapolda Riau hari ini, keduanya mengaku tidak terlibat. Tetapi polisi tetap mendalami keterlibatan dua terduga teroris mengingat keduanya juga berasal dari Riau.

 

Menteri Rini Mendalami

Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan akan mempelajari lebih jauh mengenai kabar seorang pegawai salah satu BUMN mendanai kegiatan terduga teroris.

“Wah saya belum tahu itu. Terus terang saya belum dapet laporannya. Tentunya kita benar-benar pelajari dan itu memang satu hal, sudah melanggar hukum, sudah bisa diproses,” tutur Rini di Kompleks Istana, Rabu (16/5/2018).

Apabila nantinya si oknum pegawai BUMN itu terbukti melakukan pendanaan terorisme, sanksi berat sudah menanti. Namun Rini belum bisa menjabarkan lebih jauh mengenai sanksi itu.

“Ya pasti ada dong (sanksi). Lihat saja,” kata Rini.

Kabar mengenai dugaan keterlibatan oknum salah satu BUMN itu terungkap dalam video pemeriksaan terduga teroris yang ditangkap di Palembang. Pemeriksaan dilakukan di Mapolda Sumsel dan dipimpin langsung oleh Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara. Si terduga teroris menyebut inisial D, disebut sebagai pegawai salah satu perusahan BUMN yang membantu pendanaan.

Dimintai konfirmasi mengenai video pemeriksaan itu, Zulkarnain hanya menjawab normatif.

“Seseorang dari Riau,” tutur Zulkarnain.  (dtc)

Polda Riau diserang terduga teroris pagi ini, Rabu (16/5/2018). Mereka melukai polisi dengan samurai. Empat terduga teroris ditembak mati.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua orang terduga teroris asal Pekanbaru yang ditangkap di Palembang mengaku diberi ongkos oknum pegawai BUMN. Polisi akan berkoordinasi dengan PPATK untuk mengejar pegawai BUMN berinisial D tersebut.

“Kata mereka, dapat ongkos dari seorang pegawai PLN di Riau berinisial D. Sampai saat ini masih kami dalami dan kordinasi dengan PPATK untuk mengetahui apakah itu dana pribadi atau tidak,” kata Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain saat ditemui di Mapolda Sumsel, Rabu (16/5/2018).

Bukan hanya dengan PPATK, Zulkarnian mengaku sudah berkoordinasi dengan Polda Riau. Hal ini untuk memastikan benar atau tidaknya pengakuan kedua pelaku itu.

“Sama Kapolda Riau dan Direktur Reskrimum saya sudah sampaikan. Tapi ini kan baru pengakuan mereka dan pengakuan juga sinkron (sama). Itulah sebabnya, terduga teroris ini kita periksa terus. Kalau benar (diberi ongkos oleh pegawai PLN), pasti ditangkap,” katanya.

Dikatakan Zulkarnain, dua orang terduga teroris bernama Hery Hartanto (37) dan Hengki Satria (39) ditangkap di Palembang saat pulang dari Jakarta. Keduanya singgah ke Kota Palembang karena akan menemui dosen yang disebut sebagai teman lama.

Saat terjadi teror di Mapolda Riau hari ini, keduanya mengaku tidak terlibat. Tetapi polisi tetap mendalami keterlibatan dua terduga teroris mengingat keduanya juga berasal dari Riau.

 

Menteri Rini Mendalami

Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan akan mempelajari lebih jauh mengenai kabar seorang pegawai salah satu BUMN mendanai kegiatan terduga teroris.

“Wah saya belum tahu itu. Terus terang saya belum dapet laporannya. Tentunya kita benar-benar pelajari dan itu memang satu hal, sudah melanggar hukum, sudah bisa diproses,” tutur Rini di Kompleks Istana, Rabu (16/5/2018).

Apabila nantinya si oknum pegawai BUMN itu terbukti melakukan pendanaan terorisme, sanksi berat sudah menanti. Namun Rini belum bisa menjabarkan lebih jauh mengenai sanksi itu.

“Ya pasti ada dong (sanksi). Lihat saja,” kata Rini.

Kabar mengenai dugaan keterlibatan oknum salah satu BUMN itu terungkap dalam video pemeriksaan terduga teroris yang ditangkap di Palembang. Pemeriksaan dilakukan di Mapolda Sumsel dan dipimpin langsung oleh Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara. Si terduga teroris menyebut inisial D, disebut sebagai pegawai salah satu perusahan BUMN yang membantu pendanaan.

Dimintai konfirmasi mengenai video pemeriksaan itu, Zulkarnain hanya menjawab normatif.

“Seseorang dari Riau,” tutur Zulkarnain.  (dtc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/