25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Bahan Bom Panci Jenis High Explosive

Foto; Ismail Pohan/Indopos Petugas kepolisian menunjukkan sejumlah barang bukti yang diamankan saat penangkapan para terduga teroris yang berada di Bekasi, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12). Polisi juga mengamankan sembilan orang terduga teroris di tempat berbeda.
Foto; Ismail Pohan/Indopos
Petugas kepolisian menunjukkan sejumlah barang bukti yang diamankan saat penangkapan para terduga teroris yang berada di Bekasi, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12). Polisi juga mengamankan sembilan orang terduga teroris di tempat berbeda.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Densus 88 Anti Teror juga menangkap tiga terduga anggota jaringan teror lainnya. Dalam kesempatan itu, Korps Bhayangkara mengungkap hasil olah tempat kejadian perkara (Olah TKP), dalam bom panci terkandung bahan peledak dengan tipe prime high explosive Triaseton Triperokside (TAPT).

Ketiga orang tersebut adalah, Imam Syafii, Sumarno, dan Sunarto. Ketiganya terhubung dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan berkoordinasi dengan Bahrun Naim. Tidak hanya itu, ada juga sejumlah aksi teror yang pernah dilakukan. misalnya, Imam Syafii yang melakukan dua aksi teror di sebuah minimarket pada 25 November dan Candi Resto pada 3 Desember. ”Akhirnya bisa ditangkap juga,” ungkapnya.

Sumarno dan Sunaro juga terlibat dengan aksi yang sama. Yang pasti, ketiganya juga terhubung dengan Bahrun Naim, serta kelompok yang merencanakan aksi bom panci tersebut. ”Pemeriksaan terus dilakukan,” terang mantan Kapolda Banten tersebut, kemarin.

Menurutnya, bahkan ketiganya terbilang cukup lama menjadi anggota jaringan teror. Mereka mengikuti pertemuan kelompok teror beberapa tahun lalu. Yang mendapatkan instruksi secara langsung oleh Amman Abdurrahman melalui teleconference. ”Mereka langsung mendapatkan instruksi,” ujarnya.

Ada temuan terbaru terkait bom panci, Boy menuturkan bahwa berdasar hasil olah TKP ternyata ditemukan bahan TAPT yang jenisnya prime high explosive. Jenis tersebut sangat sensitif karakternya, sehingga bila tidak hati-hati sekali bisa jadi meledak. ”Gesekan-gesekan, goncangan bisa saja meledakkannya,” terangnya.

Karena itulah, Densus 88 Anti Teror langsung memutuskan untuk meledakkan bom tersebut di lokasi. Bila, bom itu dibawa, justru bisa menimbulkan risiko yang lebih besar. ”Ini demi alasan keamanan,” terangnya.

Dia mengatakan, polisi tidak ingin mengambil risiko bom tersebut meledak saat dibawa. Karena bisa jadi, mengancam petugas atau malah masyarakat umum. ”Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan,” paparnya.

Lalu, juga terdapat bahan kimia nitrogliserin. Walau, memang bahan tersebut tidak berbahaya bila berdiri sendiri, namun dampaknya bisa memperbesar daya ledak. Sehingga, kerusakan akibat ledakan bisa lebih besar. ”Dan, semua itu bisa dibeli di toko biasa,” tuturnya.

Dia menuturkan, upaya memerangi aksi teror ini tidak boleh kendor dengan asalan apapun. Sebab, keselamatan masyarakat yang menjadi taruhannya. ”Kami ingin pastikan semua aman. Aksi bisa dicegah sebelum terjadi,” tegas jenderal berbintang satu tersebut.

Sebelumnya, kelompok teror Nur Solihin dipastikan terhubung dengan Bahrun Naim. Bahkan, Bahrun Naim yang secara langsung mengajarkan untuk meracik bahan peleda dan merakit bom melalui aplikasi telegram. (rga/idr/jpg/adz)

Foto; Ismail Pohan/Indopos Petugas kepolisian menunjukkan sejumlah barang bukti yang diamankan saat penangkapan para terduga teroris yang berada di Bekasi, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12). Polisi juga mengamankan sembilan orang terduga teroris di tempat berbeda.
Foto; Ismail Pohan/Indopos
Petugas kepolisian menunjukkan sejumlah barang bukti yang diamankan saat penangkapan para terduga teroris yang berada di Bekasi, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12). Polisi juga mengamankan sembilan orang terduga teroris di tempat berbeda.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Densus 88 Anti Teror juga menangkap tiga terduga anggota jaringan teror lainnya. Dalam kesempatan itu, Korps Bhayangkara mengungkap hasil olah tempat kejadian perkara (Olah TKP), dalam bom panci terkandung bahan peledak dengan tipe prime high explosive Triaseton Triperokside (TAPT).

Ketiga orang tersebut adalah, Imam Syafii, Sumarno, dan Sunarto. Ketiganya terhubung dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan berkoordinasi dengan Bahrun Naim. Tidak hanya itu, ada juga sejumlah aksi teror yang pernah dilakukan. misalnya, Imam Syafii yang melakukan dua aksi teror di sebuah minimarket pada 25 November dan Candi Resto pada 3 Desember. ”Akhirnya bisa ditangkap juga,” ungkapnya.

Sumarno dan Sunaro juga terlibat dengan aksi yang sama. Yang pasti, ketiganya juga terhubung dengan Bahrun Naim, serta kelompok yang merencanakan aksi bom panci tersebut. ”Pemeriksaan terus dilakukan,” terang mantan Kapolda Banten tersebut, kemarin.

Menurutnya, bahkan ketiganya terbilang cukup lama menjadi anggota jaringan teror. Mereka mengikuti pertemuan kelompok teror beberapa tahun lalu. Yang mendapatkan instruksi secara langsung oleh Amman Abdurrahman melalui teleconference. ”Mereka langsung mendapatkan instruksi,” ujarnya.

Ada temuan terbaru terkait bom panci, Boy menuturkan bahwa berdasar hasil olah TKP ternyata ditemukan bahan TAPT yang jenisnya prime high explosive. Jenis tersebut sangat sensitif karakternya, sehingga bila tidak hati-hati sekali bisa jadi meledak. ”Gesekan-gesekan, goncangan bisa saja meledakkannya,” terangnya.

Karena itulah, Densus 88 Anti Teror langsung memutuskan untuk meledakkan bom tersebut di lokasi. Bila, bom itu dibawa, justru bisa menimbulkan risiko yang lebih besar. ”Ini demi alasan keamanan,” terangnya.

Dia mengatakan, polisi tidak ingin mengambil risiko bom tersebut meledak saat dibawa. Karena bisa jadi, mengancam petugas atau malah masyarakat umum. ”Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan,” paparnya.

Lalu, juga terdapat bahan kimia nitrogliserin. Walau, memang bahan tersebut tidak berbahaya bila berdiri sendiri, namun dampaknya bisa memperbesar daya ledak. Sehingga, kerusakan akibat ledakan bisa lebih besar. ”Dan, semua itu bisa dibeli di toko biasa,” tuturnya.

Dia menuturkan, upaya memerangi aksi teror ini tidak boleh kendor dengan asalan apapun. Sebab, keselamatan masyarakat yang menjadi taruhannya. ”Kami ingin pastikan semua aman. Aksi bisa dicegah sebelum terjadi,” tegas jenderal berbintang satu tersebut.

Sebelumnya, kelompok teror Nur Solihin dipastikan terhubung dengan Bahrun Naim. Bahkan, Bahrun Naim yang secara langsung mengajarkan untuk meracik bahan peleda dan merakit bom melalui aplikasi telegram. (rga/idr/jpg/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/