26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Curah Hujan Masih Akan Tinggi

Foto : Lukman Polimengo/Manado Post  Pasca banjir kendaraan yang tersangkut di pohon, di Kelurahan Tikala Ares, Manado, dibiarkan saja oleh pemiliknya.
Foto : Lukman Polimengo/Manado Post
Pasca banjir kendaraan yang tersangkut di pohon, di Kelurahan Tikala Ares, Manado, dibiarkan saja oleh pemiliknya.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Warga Manado dan sekitarnya agaknya masih harus waspada akan datangnya banjir beberapa hari ke depan. Hujan dengan intensitas lebat masih akan kembali terjadi, setidaknya hari ini. Curah hujan diperkirakan baru berangsur berkurang mulai besok (18/1) hingga dua tiga hari ke depan.

Saat banjir bandang melanda Manado Rabu (15/1) lalu, BMKG mencatat curah hujan di sana mencapai 77 milimeter sehari. “Curah hujan itu termasuk tinggi,” terang salah seorang prakirawan BMKG Pusat saat dikonfirmasi kemarin. Curah hujan masuk kategori lebat jika melebihi 50 mm sehari.

Hari ini, Manado diperkirakan masih akan diguyur hujan lebat. “Untuk tanggal 18 dan 19 diperkirakan dalam intensitas ringan dan sedang. Selebihnya masih akan dipantau lagi,” tuturnya.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemarin merilis penyebab hujan lebat yang berujung banjir bandang di Manado. Data meteorologi menunjukkan jika kondisi tersebut dipicu perubahan iklim di Filipina dan Australia.

Hujan deras dipicu oleh sistem tekanan rendah di perairan selatan Filipina yang menyebabkan pembentukan awan intensif. Selain itu, adanya konvergensi sebagai dampak dari tekanan rendah di utara Australia menyebabkan awan-awan besar masuk ke wilayah Sulut.

“Bencana kali ini lebih besar daripada sebelumnya, yakni tahun 2000 dan 2013,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.  Hal tersebut tampak dari kondisi maupun dampak keseluruhan. Pada tahun 2000 banjir bandang membawa korban 22 jiwa dan pada 2013 ada 17 korban yang meninggal. Namun, banjir kala itu tidak sebesar tahun ini.

Hingga kemarin sore, enam kabupaten masih tergenangi banjir meski tidak separah sebelumnya. Sedikitnya 15 orang ditemukan tewas dan dua lainnya masih dinyatakan hilang. Jumlah pengungsi tinggal 4.000 orang karena sebagian besar sudah kembalki ke rumah masing-masing. Mereka ditampung di kantor wali kota atau bupati dan sejumlah hotel yang tidak kebanjiran.

“Kami juga masih mendapat laporan tiga desa di kabupaten Minahasa Utara terisolir,” tutur peneliti senior BPPT itu. Dampaknya, sekitar 1000 jiwa tidak bisa berbuat apapun selain menunggu datangnya tim penolong. Di sejumlah kawasan bantaran sungai di enam kabupaten tersebut tinggi muka air mencapai enam meter.

Sutopo mengatakan, Gubernur Sulut menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari hingga 28 Januari mendatang. “BPBD Sulut sudah mengirimkan logistik berupa dapur umum, perahu karet, tenda, matras, selimut, pelampung, dan lainnya,” tambahnya.

Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia menyita perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemarin (16/1), dalam Sidang Kabinet Paripurna, dibahas secara khusus penanganan bencana alam, khususnya banjir bandang Manado, banjir Jakarta dan letusan Gunung Sinabung. Dia pun menginstruksikan agar BNPB tetap mengupayakan penanganan maksimal. Dia juga meminta BMKG untuk terus melaporkan prakiraan cuaca.

“Sebagaimana diketahui, di tanah air terjadi sejumlah bencana alam. Banjir di Jakarta, letusan Sinabung dan saya dengar banjir di Manado. BNPB telah dan terus bekerja untuk itu, saya berharap pimpinan BNPB melaporkan, di samping kepala BMKG prakiraan iklim dan cuaca satu sampai empat bulan ke depan  kita pemerintah bisa lebih siap dan lakukan antisipasi, ketika bencana datang,”papar SBY dalam pidato pembukanya di Kantor Presiden, kemarin.

Kepala BNPB Syamsul Maarif menyatakan ada sejumlah instruksi yang disampaikan Presiden SBY terkait musibah banjir bandang Manado. Diantaranya, Presiden meminta agar pihaknya bersama kementrian lain untuk menghitung kerugian dan kerusakan akibat bencana tersebut.

“Saat ini masyarakat menderita kerusakan lahan pertanian. Ada juga kerugian dan kerusakan sektor perumahan, pemukiman dan prasarana publik serta terganggungnya kehidupan sosial masyarakat,”paparnya dalam konferensi pers usai Sidang Kabinet Paripurna.

Di samping itu, lanjut Syamsul, pihaknya juga melaporkan total dana bantuan yang sudah disalurkan. Dari BNPB sebesar Rp 20,1 miliar telah disampaikan ke Kabupaten Karo. Sementara dari Kemensos, juga telah dikirimkan bantuan logistik senilai Rp 16 miliar, yang diberikan secara bertahap, yakni pada akhir 2013 dan 2014. Bantuan tersebut berupa paket sandang, peralatan dapur, sampai lauk pauk.

“Kemenkes juga membantu obat-obatan bersamaan kemarin dengan ada 8 ribu paket dari Bapak Presiden yang menggunakan KRI Teluk Banda Aceh. Lalu Kemen PU akan meningkatkan air bersih, karena pengungsi banyak ada 26.174 jiwa tersebar,”paparnya.

Menyoal penyaluran logistik, Syamsul mengakui ada hambatan. Diantaranya adanya jalan terputus dari Tomohon-Manado, dan Manado-Minahasa. Meski demikian, BNPB telah mengirimkan satu tim untuk membantu tanggap bencana di porvinsi tersebut. “Sinyo Sarundajang (Gubernur Sulut), tadi menyebutkan tentang jalan yang terputus sehingga agak mempersulit penyaluran logistik,”katanya.

Namun, Syamsul menuturkan kondisi cuaca di Sulut sudah berangsur cerah. Sehingga kemungkinan intensitas hujan akan sedikit. Jumlah pengungsi pun sudah mulai menyusut karena banyak pengungsi yang memilih kembali ke rumahnya. “Menurut dia (Sinyo Sarundajang) sudah sekitar 60 persen sudah kembali ke rumahnya untuk membersihkan rumah,”katanya. (byu/ken)

Foto : Lukman Polimengo/Manado Post  Pasca banjir kendaraan yang tersangkut di pohon, di Kelurahan Tikala Ares, Manado, dibiarkan saja oleh pemiliknya.
Foto : Lukman Polimengo/Manado Post
Pasca banjir kendaraan yang tersangkut di pohon, di Kelurahan Tikala Ares, Manado, dibiarkan saja oleh pemiliknya.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Warga Manado dan sekitarnya agaknya masih harus waspada akan datangnya banjir beberapa hari ke depan. Hujan dengan intensitas lebat masih akan kembali terjadi, setidaknya hari ini. Curah hujan diperkirakan baru berangsur berkurang mulai besok (18/1) hingga dua tiga hari ke depan.

Saat banjir bandang melanda Manado Rabu (15/1) lalu, BMKG mencatat curah hujan di sana mencapai 77 milimeter sehari. “Curah hujan itu termasuk tinggi,” terang salah seorang prakirawan BMKG Pusat saat dikonfirmasi kemarin. Curah hujan masuk kategori lebat jika melebihi 50 mm sehari.

Hari ini, Manado diperkirakan masih akan diguyur hujan lebat. “Untuk tanggal 18 dan 19 diperkirakan dalam intensitas ringan dan sedang. Selebihnya masih akan dipantau lagi,” tuturnya.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemarin merilis penyebab hujan lebat yang berujung banjir bandang di Manado. Data meteorologi menunjukkan jika kondisi tersebut dipicu perubahan iklim di Filipina dan Australia.

Hujan deras dipicu oleh sistem tekanan rendah di perairan selatan Filipina yang menyebabkan pembentukan awan intensif. Selain itu, adanya konvergensi sebagai dampak dari tekanan rendah di utara Australia menyebabkan awan-awan besar masuk ke wilayah Sulut.

“Bencana kali ini lebih besar daripada sebelumnya, yakni tahun 2000 dan 2013,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.  Hal tersebut tampak dari kondisi maupun dampak keseluruhan. Pada tahun 2000 banjir bandang membawa korban 22 jiwa dan pada 2013 ada 17 korban yang meninggal. Namun, banjir kala itu tidak sebesar tahun ini.

Hingga kemarin sore, enam kabupaten masih tergenangi banjir meski tidak separah sebelumnya. Sedikitnya 15 orang ditemukan tewas dan dua lainnya masih dinyatakan hilang. Jumlah pengungsi tinggal 4.000 orang karena sebagian besar sudah kembalki ke rumah masing-masing. Mereka ditampung di kantor wali kota atau bupati dan sejumlah hotel yang tidak kebanjiran.

“Kami juga masih mendapat laporan tiga desa di kabupaten Minahasa Utara terisolir,” tutur peneliti senior BPPT itu. Dampaknya, sekitar 1000 jiwa tidak bisa berbuat apapun selain menunggu datangnya tim penolong. Di sejumlah kawasan bantaran sungai di enam kabupaten tersebut tinggi muka air mencapai enam meter.

Sutopo mengatakan, Gubernur Sulut menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari hingga 28 Januari mendatang. “BPBD Sulut sudah mengirimkan logistik berupa dapur umum, perahu karet, tenda, matras, selimut, pelampung, dan lainnya,” tambahnya.

Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia menyita perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemarin (16/1), dalam Sidang Kabinet Paripurna, dibahas secara khusus penanganan bencana alam, khususnya banjir bandang Manado, banjir Jakarta dan letusan Gunung Sinabung. Dia pun menginstruksikan agar BNPB tetap mengupayakan penanganan maksimal. Dia juga meminta BMKG untuk terus melaporkan prakiraan cuaca.

“Sebagaimana diketahui, di tanah air terjadi sejumlah bencana alam. Banjir di Jakarta, letusan Sinabung dan saya dengar banjir di Manado. BNPB telah dan terus bekerja untuk itu, saya berharap pimpinan BNPB melaporkan, di samping kepala BMKG prakiraan iklim dan cuaca satu sampai empat bulan ke depan  kita pemerintah bisa lebih siap dan lakukan antisipasi, ketika bencana datang,”papar SBY dalam pidato pembukanya di Kantor Presiden, kemarin.

Kepala BNPB Syamsul Maarif menyatakan ada sejumlah instruksi yang disampaikan Presiden SBY terkait musibah banjir bandang Manado. Diantaranya, Presiden meminta agar pihaknya bersama kementrian lain untuk menghitung kerugian dan kerusakan akibat bencana tersebut.

“Saat ini masyarakat menderita kerusakan lahan pertanian. Ada juga kerugian dan kerusakan sektor perumahan, pemukiman dan prasarana publik serta terganggungnya kehidupan sosial masyarakat,”paparnya dalam konferensi pers usai Sidang Kabinet Paripurna.

Di samping itu, lanjut Syamsul, pihaknya juga melaporkan total dana bantuan yang sudah disalurkan. Dari BNPB sebesar Rp 20,1 miliar telah disampaikan ke Kabupaten Karo. Sementara dari Kemensos, juga telah dikirimkan bantuan logistik senilai Rp 16 miliar, yang diberikan secara bertahap, yakni pada akhir 2013 dan 2014. Bantuan tersebut berupa paket sandang, peralatan dapur, sampai lauk pauk.

“Kemenkes juga membantu obat-obatan bersamaan kemarin dengan ada 8 ribu paket dari Bapak Presiden yang menggunakan KRI Teluk Banda Aceh. Lalu Kemen PU akan meningkatkan air bersih, karena pengungsi banyak ada 26.174 jiwa tersebar,”paparnya.

Menyoal penyaluran logistik, Syamsul mengakui ada hambatan. Diantaranya adanya jalan terputus dari Tomohon-Manado, dan Manado-Minahasa. Meski demikian, BNPB telah mengirimkan satu tim untuk membantu tanggap bencana di porvinsi tersebut. “Sinyo Sarundajang (Gubernur Sulut), tadi menyebutkan tentang jalan yang terputus sehingga agak mempersulit penyaluran logistik,”katanya.

Namun, Syamsul menuturkan kondisi cuaca di Sulut sudah berangsur cerah. Sehingga kemungkinan intensitas hujan akan sedikit. Jumlah pengungsi pun sudah mulai menyusut karena banyak pengungsi yang memilih kembali ke rumahnya. “Menurut dia (Sinyo Sarundajang) sudah sekitar 60 persen sudah kembali ke rumahnya untuk membersihkan rumah,”katanya. (byu/ken)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/