30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Warga Batak Jakarta: Kembalikan Tao Toba sebagai Aek Na Tio

MENGAGUMI DANAU TOBA: Seorang Pengunjung melihat luasnya danau toba di lihat dari puncak Hutaginjang Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Indonesia. Triadi Wibowo/Sumut Pos.
MENGAGUMI DANAU TOBA:
Seorang Pengunjung melihat luasnya danau toba di lihat dari puncak Hutaginjang Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Indonesia. Triadi Wibowo/Sumut Pos.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah telah menyebut ada 8 agenda kegiatan yang akan dilakukan untuk menunjang pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba. Salah satunya adalah pembersihan Danau Toba.

Nyatanya, hingga saat ini rencana tersebut belum juga dikerjakan. Hal tersebut memicu keprihatinan sekelompok warga Batak di Jakarta, yang tergabung dalam Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT).

Pekan lalu, mereka menggelar diskusi membedah kondisi Danau Toba yang tercemar dan belum jelas penanganannya. Diskusi akhirnya merekomendasikan perlunya dibentuk tim khusus untuk mengembalikan kondisi Danau Toba.

“Rekomendasi atau keputusan peserta diskusi YPDT adalah membentuk Tim Litigasi dan non-litigasi untuk mengembalikan keadaan Danau Toba yang tercemar kembali menjadi Tao Toba na uli, aek na tio. Danau Toba yang indah, air yang jernih,” ujar Boy Tonggor Siahaan yang mempublikasikan hasil diskusi lewat situs yang dikelola YPDT.

Ketua Umum YPDT, Maruap Siahaan, mengatakan bahwa masyarakat Sumut khususnya yang ada di sekitar Danau Toba sudah capek dan marah melihat kondisi air danau yang kian hari kian tercemar.

“Marah, karena selama 30 tahun melihat Danau Toba dirusak oleh mereka yang tidak mengindahkan lingkungan hidup dan mengabaikan kehidupan masyarakat Batak di Kawasan Danau Toba,” ujar Maruap.

Karena itu, lanjut Maruap, pihaknya akan melakukan kajian dan menganalisa data kondisi terkini Danau Toba secara teknis. “Baik airnya, endapannya, maupun limbah buangan yang mencemarinya dan mengecek serta menguji seluruh peraturan perundang-undangan baik di tingkat nasional maupun daerah,” bebernya.

Kajian akan dilakukan YPDN dengan cara membentuk Tim Litigasi non-litigasi.

Pembicara yang lain, Mardi F N Sinaga, malah mengusulkan secepatnya dibuatkan timeline (jadwal kegiatan) agar tim ini fokus melaksanakan tugasnya. Para peserta diskusi secara sukarela berkomitmen terlibat langsung dalam Tim.

Sabar Mangadu Tambunan mengingatkan para peserta diskusi untuk tetap bersatu dan fokus pada masalah yang menjadi target untuk diselesaikan.

Sementara, Jerry R H Sirait menanggapi untuk mengembalikan kondisi Danau Toba menjadi Tao Toba na uli, aek na tio, harus dalam satu visi yang sama.

“Kita harus satu visi, yaitu Kota Berkat di Atas Bukit. Inilah visi universal YPDT, sehingga kita dapat menikmati kembali Tao Toba na uli, aek na tio itu dan generasi kita berikutnya juga ikut menikmati Tao Toba na uli, aek na tio,” terangnya.(sam/adz)

MENGAGUMI DANAU TOBA: Seorang Pengunjung melihat luasnya danau toba di lihat dari puncak Hutaginjang Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Indonesia. Triadi Wibowo/Sumut Pos.
MENGAGUMI DANAU TOBA:
Seorang Pengunjung melihat luasnya danau toba di lihat dari puncak Hutaginjang Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Indonesia. Triadi Wibowo/Sumut Pos.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah telah menyebut ada 8 agenda kegiatan yang akan dilakukan untuk menunjang pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba. Salah satunya adalah pembersihan Danau Toba.

Nyatanya, hingga saat ini rencana tersebut belum juga dikerjakan. Hal tersebut memicu keprihatinan sekelompok warga Batak di Jakarta, yang tergabung dalam Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT).

Pekan lalu, mereka menggelar diskusi membedah kondisi Danau Toba yang tercemar dan belum jelas penanganannya. Diskusi akhirnya merekomendasikan perlunya dibentuk tim khusus untuk mengembalikan kondisi Danau Toba.

“Rekomendasi atau keputusan peserta diskusi YPDT adalah membentuk Tim Litigasi dan non-litigasi untuk mengembalikan keadaan Danau Toba yang tercemar kembali menjadi Tao Toba na uli, aek na tio. Danau Toba yang indah, air yang jernih,” ujar Boy Tonggor Siahaan yang mempublikasikan hasil diskusi lewat situs yang dikelola YPDT.

Ketua Umum YPDT, Maruap Siahaan, mengatakan bahwa masyarakat Sumut khususnya yang ada di sekitar Danau Toba sudah capek dan marah melihat kondisi air danau yang kian hari kian tercemar.

“Marah, karena selama 30 tahun melihat Danau Toba dirusak oleh mereka yang tidak mengindahkan lingkungan hidup dan mengabaikan kehidupan masyarakat Batak di Kawasan Danau Toba,” ujar Maruap.

Karena itu, lanjut Maruap, pihaknya akan melakukan kajian dan menganalisa data kondisi terkini Danau Toba secara teknis. “Baik airnya, endapannya, maupun limbah buangan yang mencemarinya dan mengecek serta menguji seluruh peraturan perundang-undangan baik di tingkat nasional maupun daerah,” bebernya.

Kajian akan dilakukan YPDN dengan cara membentuk Tim Litigasi non-litigasi.

Pembicara yang lain, Mardi F N Sinaga, malah mengusulkan secepatnya dibuatkan timeline (jadwal kegiatan) agar tim ini fokus melaksanakan tugasnya. Para peserta diskusi secara sukarela berkomitmen terlibat langsung dalam Tim.

Sabar Mangadu Tambunan mengingatkan para peserta diskusi untuk tetap bersatu dan fokus pada masalah yang menjadi target untuk diselesaikan.

Sementara, Jerry R H Sirait menanggapi untuk mengembalikan kondisi Danau Toba menjadi Tao Toba na uli, aek na tio, harus dalam satu visi yang sama.

“Kita harus satu visi, yaitu Kota Berkat di Atas Bukit. Inilah visi universal YPDT, sehingga kita dapat menikmati kembali Tao Toba na uli, aek na tio itu dan generasi kita berikutnya juga ikut menikmati Tao Toba na uli, aek na tio,” terangnya.(sam/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/