26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Akibat Kelebihan Muatan

Kapal SAR Malaysia membawa pemudik yang diselamatkan.
Kapal SAR Malaysia membawa pemudik yang diselamatkan.

SUMUTPOS.CO – Kepala Polisi Selangor, Datuk Abdul Samah Mat mengatakan, berdasarkan penyelidikan awal, tongkang tersebut berangkat Selasa (17/6) sekitar jam 11 malam dari dermaga Sungai Judak di Pulau Carey menuju ke Tanjung Balai, Indonesia.

Abdul Samah juga mengatakan, dari 30 korban yang kini ditempatkan di Kantor Polisi Teluk Panglima Garang, 29 diantaranya memiliki dokumen yang telah kedaluarsa dan pihaknya akan menyelidiki kasus berdasarkan UU Anti Perdagangan Orang Tahun 2007 (Atip).

Penyelidikan awal polisi juga menemukan muatan penumpang berlebihan adalah antara penyebab tongkang karam. Seharusnya kapasitas tongkang antara 40 sampai 50 orang, tapi yang diangkut 97 orang.

Menurutnya, saat ini Malaysia sudah membuka Pusat Operasi Mencari dan Penyelamatan yang dibuka di Dermaga Kelanang, Banting terdiri atas pemadam kebakaran dan penyelamatan, Badan Penegakan Maritim Malaysia (APMM), Polis Diraja Malaysia, Majlis Daerah Kuala Langat, Departemen Pertahanan Sipil Malaysia dan Asosiasi Nelayan.

Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah memerintahkan dua pejabat Aceh untuk terbang ke Malaysia untuk menangani korban kapal tenggelam. Kedua pejabat itu adalah Kepala Dinas Sosial Bukhari AKS dan Kepala Badan Penanganan Bencana Said Rasul.

“Kami turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas peristiwa tersebut,” kata Zaini kepada wartawan, di Banda Aceh, Rabu (18/6).

Setelah mengetahui insiden tersebut, Zaini langsung menghubungi Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Malaysia, Herman Prayitno. Gubernur akan terus menerus melakukan koordinasi dengan pihak KBRI.

Menurutnya, Pemerintah Aceh akan menanggung seluruh biaya pemulangan dan pengurusan korban. Dua pejabat yang diperintah terjun ke Malaysia hari ini untuk melakukan penanganan darurat bencana di bawah koordinasi KBRI.

“Pihak KBRI akan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mendapatkan informasi terkini terkait musibah tersebut,” jelasnya.

Berdasarkan komunikasi terakhir gubernur dengan Dubes RI untuk Malaysia, korban selamat sebanyak 61 orang dan penumpang yang meninggal sebanyak 5 orang, dan sisanya belum diketahui nasibnya. Adapun total penumpang kapal naas tersebut 97 orang. Sampai saat ini, pihak SAR dan polisi masih mencari korban dan pemilik kapal. (net/bbs)

Kapal SAR Malaysia membawa pemudik yang diselamatkan.
Kapal SAR Malaysia membawa pemudik yang diselamatkan.

SUMUTPOS.CO – Kepala Polisi Selangor, Datuk Abdul Samah Mat mengatakan, berdasarkan penyelidikan awal, tongkang tersebut berangkat Selasa (17/6) sekitar jam 11 malam dari dermaga Sungai Judak di Pulau Carey menuju ke Tanjung Balai, Indonesia.

Abdul Samah juga mengatakan, dari 30 korban yang kini ditempatkan di Kantor Polisi Teluk Panglima Garang, 29 diantaranya memiliki dokumen yang telah kedaluarsa dan pihaknya akan menyelidiki kasus berdasarkan UU Anti Perdagangan Orang Tahun 2007 (Atip).

Penyelidikan awal polisi juga menemukan muatan penumpang berlebihan adalah antara penyebab tongkang karam. Seharusnya kapasitas tongkang antara 40 sampai 50 orang, tapi yang diangkut 97 orang.

Menurutnya, saat ini Malaysia sudah membuka Pusat Operasi Mencari dan Penyelamatan yang dibuka di Dermaga Kelanang, Banting terdiri atas pemadam kebakaran dan penyelamatan, Badan Penegakan Maritim Malaysia (APMM), Polis Diraja Malaysia, Majlis Daerah Kuala Langat, Departemen Pertahanan Sipil Malaysia dan Asosiasi Nelayan.

Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah memerintahkan dua pejabat Aceh untuk terbang ke Malaysia untuk menangani korban kapal tenggelam. Kedua pejabat itu adalah Kepala Dinas Sosial Bukhari AKS dan Kepala Badan Penanganan Bencana Said Rasul.

“Kami turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas peristiwa tersebut,” kata Zaini kepada wartawan, di Banda Aceh, Rabu (18/6).

Setelah mengetahui insiden tersebut, Zaini langsung menghubungi Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Malaysia, Herman Prayitno. Gubernur akan terus menerus melakukan koordinasi dengan pihak KBRI.

Menurutnya, Pemerintah Aceh akan menanggung seluruh biaya pemulangan dan pengurusan korban. Dua pejabat yang diperintah terjun ke Malaysia hari ini untuk melakukan penanganan darurat bencana di bawah koordinasi KBRI.

“Pihak KBRI akan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mendapatkan informasi terkini terkait musibah tersebut,” jelasnya.

Berdasarkan komunikasi terakhir gubernur dengan Dubes RI untuk Malaysia, korban selamat sebanyak 61 orang dan penumpang yang meninggal sebanyak 5 orang, dan sisanya belum diketahui nasibnya. Adapun total penumpang kapal naas tersebut 97 orang. Sampai saat ini, pihak SAR dan polisi masih mencari korban dan pemilik kapal. (net/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/