25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Pusat Grosir Konveksi Terbesar Sumbar Ludes Terbakar

Ditanyakan sejarah Pasar Aur Kuning, Ramlan menyebutnya termasuk sumbangan masyarakat Kurai. Luas awal terminal 1,3 hektare. “Bertukar pemimpin, terminal diperkecil dengan pusat pertokoan grosir. Namun tak perlu disebut. Intinya kami perbaiki karena Aur Kuning ini karena merupakan Tanah Abang kedua di Indonesia. Berikan kepercayaan pemerintah untuk perbaiki,” harapnya.

Ramlan juga menyayangkan adanya lapak PKL yang menghalangi mobil pemadam kebakaran masuk untuk memadamkan api. Kepada satpol PP yang ada di lokasi, Ramlan mengintruksikan pembersihan lapak di depan lorong Pasar Inpres Blok J. Ramlan juga ikut serta mengangkat lapak tersebut.

“Dulu sudah saya ingatkan waktu membuat pagar di kawasan terminal. Itu semua kan demi mudahnya akses untuk kasus seperti ini. Kami sudah mau menertibkan, pekerjaan pemerintah sungguh berat. Terlebih lagi dengan belum tuntasnya kebakaran di Pasar Atas,” tambahnya.

Wako juga berterimakasih kepada seluruh damkar yang bekerja dengan ikhlas dan ikut dalam upaya menjalankan tugas selaku damkar.

Ketua Persatuan Pedagang Aur Kuning (PPAK) Bukittinggi, Hanafi mengharapkan seluruh pedagang yang menjadi korban dapat bersabar dan saling menguatkan persatuan supaya hak pedagang terlindungi.

“Jangan sampai pula pihak Pemko menutup akses secara semena-mena. Pihak yang berkepentingan supaya, saling memberikan dukungan dan kompak. Rasanya tidak perlu dulu pasar penampungan, karena tidak banyak yang jadi korban. Saran saya sementara ini agar dibersihkan dulu dan secepatnya diizinkan berdagang lagi,” kata Hanafi.

Hanafi menyebut kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Pemko Bukittinggi sekaligus bagi para pedagang.

“Banyak gudang yang terbakar. Banyak pula yang menyebut sumber api dari sana, tapi tentunya itu ranah kepolisian. Ke depan saya berharap ada penertiban tatanan para pelapak. Kalau memang menyebabkan sulitnya mobil pemadam masuk, tentu diharapkan setelah ditatat tidak lagi mengganggu pedagang lainnya. Pada prinsipnya seluruh pedagang sama mencari reseki. Ini harus jadi pelajaran berharga bagi pedagang, intropeksi untuk bersatu,” pungkasnya.

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit yang menyambangi lokasi kebakaran pasar Aur Kuning siang kemarin (17/11), mengintruksikan Pemko Bukitinggi bergerak cepat. Terutama untuk melakukan pemindahan pedagang sehingga stabilitas ekonomi tetap berjalan.

“Dari laporan pak Wawako tadi, di bagian belakang blok J yang terbakar ini masih ada kios yang kosong. Kemungkinan untuk antisipasi awal, dapat dipindahkan dulu ke sana. Tapi, untuk pemindahan ini perlu biaya. Kami harap, pedagang korban kebakaran bersabar,” kata Nasrul Abit.

Meski penyebab kebakaran pasar Aur Kuning belum diketahui, Nasrul Abit tetap meminta Pemko Bukitinggi untuk belajar dari pengalaman kasus kebakaran Pasar Atas. “Dua kali kebakaran besar terjadi di Bukittinggi. Penyebab kebakaran Aur Kuning memang belum pasti. Tapi, kejadian di pasar ateh cukup menjadi pelajaran. Dimana masalah listrik harus menjadi perhatian khusus,” kata Nasrul.

Wagub meminta, tidak saja untuk Pemko Bukitinggi, namun seluruh Kabupaten/Kota di Sumbar untuk mendata dan mengecek ulang seluruh instalasi listrik semua bangunan. Terutama, bangunan-bangunan tua, khususnya yang di bangun sebelum tahun 1980.

“Ini salah satu langkah menekan kemungkinan risiko kebakaran akibat korsleting arus pendek yang kerap menjadi pemicu kebakaran. Terutama di kawasan pasar,” pungkasnya. (r)

Ditanyakan sejarah Pasar Aur Kuning, Ramlan menyebutnya termasuk sumbangan masyarakat Kurai. Luas awal terminal 1,3 hektare. “Bertukar pemimpin, terminal diperkecil dengan pusat pertokoan grosir. Namun tak perlu disebut. Intinya kami perbaiki karena Aur Kuning ini karena merupakan Tanah Abang kedua di Indonesia. Berikan kepercayaan pemerintah untuk perbaiki,” harapnya.

Ramlan juga menyayangkan adanya lapak PKL yang menghalangi mobil pemadam kebakaran masuk untuk memadamkan api. Kepada satpol PP yang ada di lokasi, Ramlan mengintruksikan pembersihan lapak di depan lorong Pasar Inpres Blok J. Ramlan juga ikut serta mengangkat lapak tersebut.

“Dulu sudah saya ingatkan waktu membuat pagar di kawasan terminal. Itu semua kan demi mudahnya akses untuk kasus seperti ini. Kami sudah mau menertibkan, pekerjaan pemerintah sungguh berat. Terlebih lagi dengan belum tuntasnya kebakaran di Pasar Atas,” tambahnya.

Wako juga berterimakasih kepada seluruh damkar yang bekerja dengan ikhlas dan ikut dalam upaya menjalankan tugas selaku damkar.

Ketua Persatuan Pedagang Aur Kuning (PPAK) Bukittinggi, Hanafi mengharapkan seluruh pedagang yang menjadi korban dapat bersabar dan saling menguatkan persatuan supaya hak pedagang terlindungi.

“Jangan sampai pula pihak Pemko menutup akses secara semena-mena. Pihak yang berkepentingan supaya, saling memberikan dukungan dan kompak. Rasanya tidak perlu dulu pasar penampungan, karena tidak banyak yang jadi korban. Saran saya sementara ini agar dibersihkan dulu dan secepatnya diizinkan berdagang lagi,” kata Hanafi.

Hanafi menyebut kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Pemko Bukittinggi sekaligus bagi para pedagang.

“Banyak gudang yang terbakar. Banyak pula yang menyebut sumber api dari sana, tapi tentunya itu ranah kepolisian. Ke depan saya berharap ada penertiban tatanan para pelapak. Kalau memang menyebabkan sulitnya mobil pemadam masuk, tentu diharapkan setelah ditatat tidak lagi mengganggu pedagang lainnya. Pada prinsipnya seluruh pedagang sama mencari reseki. Ini harus jadi pelajaran berharga bagi pedagang, intropeksi untuk bersatu,” pungkasnya.

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit yang menyambangi lokasi kebakaran pasar Aur Kuning siang kemarin (17/11), mengintruksikan Pemko Bukitinggi bergerak cepat. Terutama untuk melakukan pemindahan pedagang sehingga stabilitas ekonomi tetap berjalan.

“Dari laporan pak Wawako tadi, di bagian belakang blok J yang terbakar ini masih ada kios yang kosong. Kemungkinan untuk antisipasi awal, dapat dipindahkan dulu ke sana. Tapi, untuk pemindahan ini perlu biaya. Kami harap, pedagang korban kebakaran bersabar,” kata Nasrul Abit.

Meski penyebab kebakaran pasar Aur Kuning belum diketahui, Nasrul Abit tetap meminta Pemko Bukitinggi untuk belajar dari pengalaman kasus kebakaran Pasar Atas. “Dua kali kebakaran besar terjadi di Bukittinggi. Penyebab kebakaran Aur Kuning memang belum pasti. Tapi, kejadian di pasar ateh cukup menjadi pelajaran. Dimana masalah listrik harus menjadi perhatian khusus,” kata Nasrul.

Wagub meminta, tidak saja untuk Pemko Bukitinggi, namun seluruh Kabupaten/Kota di Sumbar untuk mendata dan mengecek ulang seluruh instalasi listrik semua bangunan. Terutama, bangunan-bangunan tua, khususnya yang di bangun sebelum tahun 1980.

“Ini salah satu langkah menekan kemungkinan risiko kebakaran akibat korsleting arus pendek yang kerap menjadi pemicu kebakaran. Terutama di kawasan pasar,” pungkasnya. (r)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/