29 C
Medan
Friday, January 31, 2025

Kasus Suap, Mantan Panitera PN Medan Disergap KPK

Seorang Panitera yang sempat menjadi kolega Edy di PN Medan, menyebutkan Edy adalah seorang pekerja keras dan baik hati . “Setahu saya, pak Edy itu orang yang baik. Tiga tahun kami tugas bersama,” tukas seorang panitera yang enggan disebutkan namanya di koran.

Hanya saja dia tidak menyangka Edy yang sempat menjadi atasannya itu tertangkap tangan oleh KPK.

“Saya tidak menyangka Pak Edy bisa kena OTT oleh KPK. Saya sangat terkejut begitu nonton TV,” tandasnya.

Dari penelusuran Sumut Pos, meskipun bertugas di Jakarta, ayah tiga anak ini masih sering bolak-balik setiap akhir pekan ke Medan. Edy diketahui tinggal di rumah yang tergolong mewah di Jalan Gurilla Gang Paeran No 155, Kelurahan Sei Kera Hili I, Lingkungan IV Kecamatan Medan Perjuangan.

Setiap datang, Edy menyempatkan diri untuk berkumpul dengan teman-temannya di warung yang tak jauh dari rumahnya. Selain itu, rumah orang tua Edy dan adiknya juga berada tidak jauh dari rumahnya.

Pascaperistiwa OTT yang digelar KPK terlihat tak ada kegiatan yang sibuk di rumah Edy. Rumah dua lantai itu terlihat sepi. Hanya tampak satu unit mobil dan sepeda motor di halaman rumahnya.

Kepala Lingkungan IV, Kelurahan Sei Kera Hilir I, Kecamatan Medan Perjuangan, Abdul Khalik mengaku keluarga Edy tercatat sebagai warganya meskipun saat ini Edy tidak tinggal menetap di rumah tersebut.

“Sampai saat ini belum ada mengurus surat pindah. KTP Pak Edy masih yang lama, belum e-KTP,“ ungkap pria yang akrab disapa Alex itu saat dikonfirmasi Sumut Pos, (20/4).

Alex mengaku Edy merupakan sosok yang mudah bergaul. “Kalau soal OTT itu belum ada saya dapat informasi,“ katanya.

Dari Jakarta, kabar diciduknya Edy Nasution oleh KPK sudah terkonfirmasi dari pihak PN Jakpus. Edy merupakan salah satu dari tiga orang yang sudah masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

“Jadi tadi memang dibenarkan ada OTT panitera PN Pusat, sekitar jam 12,” kata Humas PN Jakpus Jamaludin Samosir saat dihubungi wartawan, Rabu (20/4).

Diketahui, akhir bulan lalu setidaknya empat orang yang telah dicokok KPK dalam operasi tangkap tangan secara bersamaan. Mereka adalah Direktur Keuangan PT Brantas Abipraya Sudi Wantoko, Senior Manager PT Brantas Abipraya Dandung Pamularno, pihak swasta Marudut Pakpahan serta Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M. Sanusi. KPK juga mengamankan dua orang lagi dari swasta selain Marudut.

Dandung, Sudi dan Marudut ditangkap di sebuah hotel di kawasan Cawang, Jakarta Timur pada Kamis pagi (31/3). Sementata Sanusi dicokok di sebuah mal di Jakarta Selatan sore harinya. Setelah menangkap Sanusi, KPK mengamankan tiga orang yakni Berlian selaku Sekretaris Direktur PT Agung Podomoro Land, Trinanda Priantoro selaku Personal Assistant PT. Agung Podomoro Land, dan karyawan PT. Agung Podomoro Land bernama Geri.

Pada Senin (11/4) pekan lalu sekitar pukul 07.00 WIB, KPK juga melakukan OTT di kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, dan di hari yang sama pukul 13.40 WIB di Subang. Hasilnya dua orang ditangkap ditempat dan satu orang pejabat daerah Subang beserta ajudannya ikut diamankan. Mereka adalah Leni Marliani istri Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Jajang Abdul Holik, jaksa di Kejati Jawa Barat Deviyanti Rochaeni serta mengamankan Bupati Subang Ojang Sohandi di lokasi yang berbeda. (gus/ain/val)

Seorang Panitera yang sempat menjadi kolega Edy di PN Medan, menyebutkan Edy adalah seorang pekerja keras dan baik hati . “Setahu saya, pak Edy itu orang yang baik. Tiga tahun kami tugas bersama,” tukas seorang panitera yang enggan disebutkan namanya di koran.

Hanya saja dia tidak menyangka Edy yang sempat menjadi atasannya itu tertangkap tangan oleh KPK.

“Saya tidak menyangka Pak Edy bisa kena OTT oleh KPK. Saya sangat terkejut begitu nonton TV,” tandasnya.

Dari penelusuran Sumut Pos, meskipun bertugas di Jakarta, ayah tiga anak ini masih sering bolak-balik setiap akhir pekan ke Medan. Edy diketahui tinggal di rumah yang tergolong mewah di Jalan Gurilla Gang Paeran No 155, Kelurahan Sei Kera Hili I, Lingkungan IV Kecamatan Medan Perjuangan.

Setiap datang, Edy menyempatkan diri untuk berkumpul dengan teman-temannya di warung yang tak jauh dari rumahnya. Selain itu, rumah orang tua Edy dan adiknya juga berada tidak jauh dari rumahnya.

Pascaperistiwa OTT yang digelar KPK terlihat tak ada kegiatan yang sibuk di rumah Edy. Rumah dua lantai itu terlihat sepi. Hanya tampak satu unit mobil dan sepeda motor di halaman rumahnya.

Kepala Lingkungan IV, Kelurahan Sei Kera Hilir I, Kecamatan Medan Perjuangan, Abdul Khalik mengaku keluarga Edy tercatat sebagai warganya meskipun saat ini Edy tidak tinggal menetap di rumah tersebut.

“Sampai saat ini belum ada mengurus surat pindah. KTP Pak Edy masih yang lama, belum e-KTP,“ ungkap pria yang akrab disapa Alex itu saat dikonfirmasi Sumut Pos, (20/4).

Alex mengaku Edy merupakan sosok yang mudah bergaul. “Kalau soal OTT itu belum ada saya dapat informasi,“ katanya.

Dari Jakarta, kabar diciduknya Edy Nasution oleh KPK sudah terkonfirmasi dari pihak PN Jakpus. Edy merupakan salah satu dari tiga orang yang sudah masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

“Jadi tadi memang dibenarkan ada OTT panitera PN Pusat, sekitar jam 12,” kata Humas PN Jakpus Jamaludin Samosir saat dihubungi wartawan, Rabu (20/4).

Diketahui, akhir bulan lalu setidaknya empat orang yang telah dicokok KPK dalam operasi tangkap tangan secara bersamaan. Mereka adalah Direktur Keuangan PT Brantas Abipraya Sudi Wantoko, Senior Manager PT Brantas Abipraya Dandung Pamularno, pihak swasta Marudut Pakpahan serta Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M. Sanusi. KPK juga mengamankan dua orang lagi dari swasta selain Marudut.

Dandung, Sudi dan Marudut ditangkap di sebuah hotel di kawasan Cawang, Jakarta Timur pada Kamis pagi (31/3). Sementata Sanusi dicokok di sebuah mal di Jakarta Selatan sore harinya. Setelah menangkap Sanusi, KPK mengamankan tiga orang yakni Berlian selaku Sekretaris Direktur PT Agung Podomoro Land, Trinanda Priantoro selaku Personal Assistant PT. Agung Podomoro Land, dan karyawan PT. Agung Podomoro Land bernama Geri.

Pada Senin (11/4) pekan lalu sekitar pukul 07.00 WIB, KPK juga melakukan OTT di kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, dan di hari yang sama pukul 13.40 WIB di Subang. Hasilnya dua orang ditangkap ditempat dan satu orang pejabat daerah Subang beserta ajudannya ikut diamankan. Mereka adalah Leni Marliani istri Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Jajang Abdul Holik, jaksa di Kejati Jawa Barat Deviyanti Rochaeni serta mengamankan Bupati Subang Ojang Sohandi di lokasi yang berbeda. (gus/ain/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/