Bareskrim Bidik Perusahaan Bikinan Andika
Sementara untuk mendalami kasus ini, Bareskrim tidak hanya mengejar aset tiga bos Frist Travel. Secara resmi, Bareskrim membidik sebuah perusahaan travel berinisial IT yang diduga milik Andika Surachman, Dirut First Travel. Ada dua dugaan, perusahaan itu menjadi penampung aliran dana First Travel atau justru menjalankan modus penipuan yang sama.
Penelusuran Jawa Pos (grup Sumut Pos), IT menawarkan harga paket umroh yang cukup miring, walau lebih tinggi dari First Travel. Yakni, Rp 18 juta untuk paket umroh selama tujuh hari sembilan malam. Dalam sebuah penawaran melalui media sosial bulan Juli, IT menawarkan pembayaran dengan sistem down payment (DP) Rp 3 juta, yang dibayarkan saat pendaftaran.
Pelunasan sisa biasa umroh sebesar Rp 16 juta baru dibayarkan pada September 2017. Namun, keberangkatan umroh baru dilakukan Maret hingga Desember 2018. Paket umroh yang ditawarkan merupakan paket umroh promo, sama seperti First Travel.
Terpampang juga informasi pesawat untuk umroh mengunakan sejumlah maskapai, seperti Lion, Citilink, Etihad, Emirates, Qatar, Cathay dan Airasia. Bahkan, perusahaan itu menyebut ada pajak sebanyak 1 persen yang harus dibayarkan.
Untuk hotel jamaah umroh disiapkan hotel berbintang tiga dengan fasilitas tiga kali makan. Ada juga perlengkapan umroh, asuransi, air zam-zam 5 liter dan fasilitas manasik satu kali. Namun, ada penawaran lebih lawas yang biaya umrohnya lebih murah lagi.
Penawaran pada Mei 2017 harga untuk umroh dengan fasilitas yang sama itu hanya Rp 15,5 juta. Harga yang tidak jauh dengan biaya yang ditawarkan First Trvael yakni, Rp 14,3 juta.
Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto mengakui bahwa memang ditemukan sebuah perusahaan yang didirikan Andika. Perusahaan itu merupakan perusahaan dalam bidang yang sama, travel umroh. ”Ini sedang ditelusuri,” ujarnya pada Jawa Pos kemarin.
Seperti apakah perusahaan ini? Mantan Kapolda Sulawesi Tengah itu menyebutkan bahwa modus yang mirip dilakukan perusahaan tersebut. Ibadah umroh ditawarkan dengan harga yang begitu miring, saking miringnya menjadi tidak masuk akal. ”Ini ada sesuatu,” ujarnya.
Penyidik Bareskrim sedang mempelajari bagaimana keterkaitan perusahaan tersebut dengan First Travel. Sekaligus, bagaimana Andika menjalankan perusahaan tersebut. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, perusahaan ini menjadi tempat pencucian uang atau justru digunakan menghimpun uang masyarakat dengan cara yang sama. ”Ini arahnya kesana, modus yang mirip-mirip,” tuturnya.