25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Hari Ini Jamaah ke Arafah, Tim Darurat Badai Disiagakan

Foto: ENDRAYANI DEWI/JAWA POS Tim pengamanan haji Indonesia berkoordinasi di Armina dan Muzdalifah.
Foto: ENDRAYANI DEWI/JAWA POS
Tim pengamanan haji Indonesia berkoordinasi di Armina dan Muzdalifah.

MAKKAH, SUMUTPOS.CO – Mulai tadi pagi (22/9) seluruh jamaah haji secara bertahap bergerak menuju Arafah. Mereka akan menunaikan prosesi puncak haji, yakni wukuf. Tenda, karpet, dan water cooler dipasang sejak kemarin.

Kepala Satuan Operasi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Satop Armina) Abu Haris memastikan bahwa persiapan wukuf di Arafah sudah 99 persen. “Tinggal satu dua karpet yang belum terpasang,” ujarnya saat pengecekan terakhir di Arafah kemarin (21/9).

Mulai hari ini pukul 08.00 waktu Arab Saudi (WAS), jamaah akan diangkut dengan 20 bus per pemondokan (maktab). Ada tiga ribu jamaah yang bisa diangkut dengan sistem tarajudi (bolak-balik). Dengan demikian, Rabu (23/9) seluruh jamaah sudah berada di Arafah.

“Yang terpenting seluruh jamaah tahu kapan mereka mendapat giliran berangkat. Dengan demikian, yang berangkat pagi tidak ketinggalan,” ujarnya. “Mereka yang berangkat pagi harus membawa bekal untuk makan siang. Yang berangkat sore tidak perlu mengenakan ihram. Kalau pakai ihramnya sejak pagi, kan nggak nyaman,” tambah pria asli Surabaya itu.

Haris menyatakan, ada 71 maktab yang akan dihuni jamaah Indonesia di Arafah. Namun, di antara jumlah itu, ada satu maktab yang dipakai furoda (jamaah nonkloter), yaitu maktab 68. Pemberangkatan jamaah bakal diatur dengan petugas-petugas pemberangkatan. Sebanyak 1.040 bus pun sudah dipersiapkan untuk mengangkut jamaah haji Indonesia dari lokasi pemondokan di Makkah ke Padang Arafah.

Abu Haris melanjutkan, jamaah Indonesia akan terbagi ke dalam 52 maktab dengan masing-masing maktab dilayani 20 bus. Satu maktab berisi sekitar 3.000 jamaah haji.

“Jadi satu busnya berisi sekitar 50 jamaah dan bus akan beroperasi secara taraddudi (bolak-balik),” katanya.

Menurut dia, nanti ada petugas reguler di setiap maktab untuk memantau keamanan dan menindaklanjuti segala keluhan jamaah. Mulai soal katering, jamaah yang sakit, listrik mati, atau yang lain. Namun, jika terjadi emergency atau keadaan bahaya seperti hujan angin, badai, atau banjir, ada tim khusus yang siap digerakkan. “Di setiap maktab ada delapan orang yang membawahkan banyak petugas,” paparnya.

Para petugas sudah dipersiapkan untuk menangani masing-masing bidang pekerjaan. Ada sekitar 1.400 petugas non-kloter dan 1.800 petugas kloter yang akan bahu-membahu melayani kelancaran ibadah 155.200 jamaah haji Indonesia. Setiap pos dan bidang kerja sudah dipersiapkan untuk fase Armina yang merupakan fase paling penting dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Saat ini, suhu di Makkah mencapai 46 derajat Celsius. Semakin siang, suhu terus naik. Suhu di Armina biasanya lebih panas. Saat Jawa Pos (Grup Sumut Pos) ikut dalam pengecekan terakhir, sengatan panas di tiga lokasi prosesi puncak haji itu memang lebih terasa jika dibandingkan dengan Makkah.

“Insya Allah panas. Tetapi, jamaah sudah diberi tahu, jika sewaktu-waktu hujan, mereka harus siap dengan tikar plastik untuk berjaga kalau karpet basah,” tuturnya.

Setelah di Arafah, setelah magrib sekitar pukul 18.20, jamaah mulai bergerak ke Muzdalifah dengan bus yang lebih besar. Setiap maktab kebagian tujuh bus. Setiap bus bisa mengangkut 70 orang. Mereka akan berada di Muzdalifah hingga tengah malam. Selanjutnya, subuh atau pukul 04.00 WAS, jamaah sudah bergerak ke Mina untuk mabit dan kemudian menuju jamarat. (end/c5/agm/ril)

Foto: ENDRAYANI DEWI/JAWA POS Tim pengamanan haji Indonesia berkoordinasi di Armina dan Muzdalifah.
Foto: ENDRAYANI DEWI/JAWA POS
Tim pengamanan haji Indonesia berkoordinasi di Armina dan Muzdalifah.

MAKKAH, SUMUTPOS.CO – Mulai tadi pagi (22/9) seluruh jamaah haji secara bertahap bergerak menuju Arafah. Mereka akan menunaikan prosesi puncak haji, yakni wukuf. Tenda, karpet, dan water cooler dipasang sejak kemarin.

Kepala Satuan Operasi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Satop Armina) Abu Haris memastikan bahwa persiapan wukuf di Arafah sudah 99 persen. “Tinggal satu dua karpet yang belum terpasang,” ujarnya saat pengecekan terakhir di Arafah kemarin (21/9).

Mulai hari ini pukul 08.00 waktu Arab Saudi (WAS), jamaah akan diangkut dengan 20 bus per pemondokan (maktab). Ada tiga ribu jamaah yang bisa diangkut dengan sistem tarajudi (bolak-balik). Dengan demikian, Rabu (23/9) seluruh jamaah sudah berada di Arafah.

“Yang terpenting seluruh jamaah tahu kapan mereka mendapat giliran berangkat. Dengan demikian, yang berangkat pagi tidak ketinggalan,” ujarnya. “Mereka yang berangkat pagi harus membawa bekal untuk makan siang. Yang berangkat sore tidak perlu mengenakan ihram. Kalau pakai ihramnya sejak pagi, kan nggak nyaman,” tambah pria asli Surabaya itu.

Haris menyatakan, ada 71 maktab yang akan dihuni jamaah Indonesia di Arafah. Namun, di antara jumlah itu, ada satu maktab yang dipakai furoda (jamaah nonkloter), yaitu maktab 68. Pemberangkatan jamaah bakal diatur dengan petugas-petugas pemberangkatan. Sebanyak 1.040 bus pun sudah dipersiapkan untuk mengangkut jamaah haji Indonesia dari lokasi pemondokan di Makkah ke Padang Arafah.

Abu Haris melanjutkan, jamaah Indonesia akan terbagi ke dalam 52 maktab dengan masing-masing maktab dilayani 20 bus. Satu maktab berisi sekitar 3.000 jamaah haji.

“Jadi satu busnya berisi sekitar 50 jamaah dan bus akan beroperasi secara taraddudi (bolak-balik),” katanya.

Menurut dia, nanti ada petugas reguler di setiap maktab untuk memantau keamanan dan menindaklanjuti segala keluhan jamaah. Mulai soal katering, jamaah yang sakit, listrik mati, atau yang lain. Namun, jika terjadi emergency atau keadaan bahaya seperti hujan angin, badai, atau banjir, ada tim khusus yang siap digerakkan. “Di setiap maktab ada delapan orang yang membawahkan banyak petugas,” paparnya.

Para petugas sudah dipersiapkan untuk menangani masing-masing bidang pekerjaan. Ada sekitar 1.400 petugas non-kloter dan 1.800 petugas kloter yang akan bahu-membahu melayani kelancaran ibadah 155.200 jamaah haji Indonesia. Setiap pos dan bidang kerja sudah dipersiapkan untuk fase Armina yang merupakan fase paling penting dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Saat ini, suhu di Makkah mencapai 46 derajat Celsius. Semakin siang, suhu terus naik. Suhu di Armina biasanya lebih panas. Saat Jawa Pos (Grup Sumut Pos) ikut dalam pengecekan terakhir, sengatan panas di tiga lokasi prosesi puncak haji itu memang lebih terasa jika dibandingkan dengan Makkah.

“Insya Allah panas. Tetapi, jamaah sudah diberi tahu, jika sewaktu-waktu hujan, mereka harus siap dengan tikar plastik untuk berjaga kalau karpet basah,” tuturnya.

Setelah di Arafah, setelah magrib sekitar pukul 18.20, jamaah mulai bergerak ke Muzdalifah dengan bus yang lebih besar. Setiap maktab kebagian tujuh bus. Setiap bus bisa mengangkut 70 orang. Mereka akan berada di Muzdalifah hingga tengah malam. Selanjutnya, subuh atau pukul 04.00 WAS, jamaah sudah bergerak ke Mina untuk mabit dan kemudian menuju jamarat. (end/c5/agm/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/