26.7 C
Medan
Tuesday, June 11, 2024

Danau Toba Nomor 1, Disusul Borobudur

triadi wibowo/sumut pos
BERPERAHU: Warga sekitar Danau Toba melintas menggunakan perahu di daerah Samosir, belum lama ini. Kementerian PUPR diminta bangun ikon yang identik dengan danau terbesar di Asia itu.

HUMBAHAS,SUMUTPOS.CO – Dari empat kawasan wisata yang masuk kategori super prioritas dalam program pembangunan Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) oleh Pemerintah Indonesian
Danau Toba terpilih sebagai prioritas pertama, yang didorong menjadi destinasi wisata internasional.

“Ada empat kawasan yang menjadi super prioritas. Nomor empat Labuhan Bajo (NTT), ketiga Mandalika (Lombok), kedua Borobudur (Jawa Tengah), dan nomor satu adalah Danau Toba,” kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya kepada Sumut Pos, usai menghadiri Lauching Pilot Project Sektor Pariwisata untuk menumbuhkan kewirausahaan pada homestay dan tourist guide di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kamis (20/9).

Arief Yahya mengatakan, Pemerintah Indonesia di bawah kepempinan Joko Widodo fokus dengan pembangunan infrastruktur di kawasan Danau Toba, untuk pengembangan objek wisatanya. “Kenapa dibilang prioritas? Karena apapun yang diminta masyarakat, akan diberi. Oleh karena itu bagi masyarakat, khusus pemuda, saya tegaskan bahwa kesempatan ini tidak datang dua kali. Maka saya harapkan kekompakannya,” kata Arief.

Danau Toba berada di kawasan delapan kabupaten, yakni Kabupaten Samosir, Kabupaten Karo, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Pakhpak Barat, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Dairi. Selama beberapa tahun terakhir, menurut Arief, telah terjadi proses transformasi ekonomi nasional. Dari sebelumnya mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA), menjadi ekonomi yang mengembangkan sumber daya yang dapat menciptakan value added nilai tambah tinggi.

“Proses transformasi ini juga didorong oleh melemahnya harga komoditas internasional sejak tahun 2012 lalu, yang menyebabkan turunnya pertumbuhan ekspor nasional,” sebut Arief.

Pemerintah Indonesia, memilih untuk mendorong sektor yang memiliki value added tinggi, adalah Sektor Pariwisata. Sektor ini tidak hanya akan dapat meningkatkan devisa nasional, tetapi juga mempunyai kemampuan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

“Sejalan dengan hal tersebut, pemerintahan Presiden Jokowi yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur pada tiga tahun terakhir, akan fokus pada peningkatan SDM pada tahun 2018-2019,” kata Arief.

Kembali ke objek wisata Danau Toba, selama belum disertifikasi menjadi UNESCO Global Geopark (UGG), menurutnya agak susah mempromosikan danau terbesar di Asia itu ke dunia, untuk menarik kunjungan wisata mancanegara. Padahal, Menpar menargetkan 1 juta wisatawan mancanegara ke Danau Toba tahun 2019.

“Agak susah menjual danau Toba ke luar. Karena itu, seperti Borobudur yang sudah mendapatkan UNESCO Heritage, kita harapkan tahun 2019 Danau Toba mendapatkan UGG. Pastinya, Danau Toba yang indah ini akan menjadi destinasi utama wisata kelas dunia,” tutur Arief Yahya.

Sebagai bentuk promosi, Arief mengungkapkan, Kemenpar akan mengajak delegasi International Monetary Fund (IMF) pada pertemuan di Bali tanggal 12 hingga 14 Oktober 2018, untuk berkunjung ke Danau Toba.

“Setelah itu, akan ada beberapa delegasi yang akan mengunjungi Danau Toba,” tandasnya.

triadi wibowo/sumut pos
BERPERAHU: Warga sekitar Danau Toba melintas menggunakan perahu di daerah Samosir, belum lama ini. Kementerian PUPR diminta bangun ikon yang identik dengan danau terbesar di Asia itu.

HUMBAHAS,SUMUTPOS.CO – Dari empat kawasan wisata yang masuk kategori super prioritas dalam program pembangunan Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) oleh Pemerintah Indonesian
Danau Toba terpilih sebagai prioritas pertama, yang didorong menjadi destinasi wisata internasional.

“Ada empat kawasan yang menjadi super prioritas. Nomor empat Labuhan Bajo (NTT), ketiga Mandalika (Lombok), kedua Borobudur (Jawa Tengah), dan nomor satu adalah Danau Toba,” kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya kepada Sumut Pos, usai menghadiri Lauching Pilot Project Sektor Pariwisata untuk menumbuhkan kewirausahaan pada homestay dan tourist guide di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kamis (20/9).

Arief Yahya mengatakan, Pemerintah Indonesia di bawah kepempinan Joko Widodo fokus dengan pembangunan infrastruktur di kawasan Danau Toba, untuk pengembangan objek wisatanya. “Kenapa dibilang prioritas? Karena apapun yang diminta masyarakat, akan diberi. Oleh karena itu bagi masyarakat, khusus pemuda, saya tegaskan bahwa kesempatan ini tidak datang dua kali. Maka saya harapkan kekompakannya,” kata Arief.

Danau Toba berada di kawasan delapan kabupaten, yakni Kabupaten Samosir, Kabupaten Karo, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Pakhpak Barat, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Dairi. Selama beberapa tahun terakhir, menurut Arief, telah terjadi proses transformasi ekonomi nasional. Dari sebelumnya mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA), menjadi ekonomi yang mengembangkan sumber daya yang dapat menciptakan value added nilai tambah tinggi.

“Proses transformasi ini juga didorong oleh melemahnya harga komoditas internasional sejak tahun 2012 lalu, yang menyebabkan turunnya pertumbuhan ekspor nasional,” sebut Arief.

Pemerintah Indonesia, memilih untuk mendorong sektor yang memiliki value added tinggi, adalah Sektor Pariwisata. Sektor ini tidak hanya akan dapat meningkatkan devisa nasional, tetapi juga mempunyai kemampuan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

“Sejalan dengan hal tersebut, pemerintahan Presiden Jokowi yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur pada tiga tahun terakhir, akan fokus pada peningkatan SDM pada tahun 2018-2019,” kata Arief.

Kembali ke objek wisata Danau Toba, selama belum disertifikasi menjadi UNESCO Global Geopark (UGG), menurutnya agak susah mempromosikan danau terbesar di Asia itu ke dunia, untuk menarik kunjungan wisata mancanegara. Padahal, Menpar menargetkan 1 juta wisatawan mancanegara ke Danau Toba tahun 2019.

“Agak susah menjual danau Toba ke luar. Karena itu, seperti Borobudur yang sudah mendapatkan UNESCO Heritage, kita harapkan tahun 2019 Danau Toba mendapatkan UGG. Pastinya, Danau Toba yang indah ini akan menjadi destinasi utama wisata kelas dunia,” tutur Arief Yahya.

Sebagai bentuk promosi, Arief mengungkapkan, Kemenpar akan mengajak delegasi International Monetary Fund (IMF) pada pertemuan di Bali tanggal 12 hingga 14 Oktober 2018, untuk berkunjung ke Danau Toba.

“Setelah itu, akan ada beberapa delegasi yang akan mengunjungi Danau Toba,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/