25.6 C
Medan
Monday, May 27, 2024

Jokowi Begadang Kumpuli Calon Menteri

AFP PHOTO / Bay ISMOYO Presiden Indonesia, Joko Widowo (kelima dari kiri) bersama ibu negara lady Ariana (kelima dari kanan), dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (keempat dari kanan) dan istrinya Mufidah Kalla (ketiga dari kiri kanan), beserta Presiden sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono (kedua dari kiri), ibu negara sebelumnya Ani Yudhoyono (kiri), Wakil Presiden Boediono (kedua dari kanan) and istrinya Herawati (kanan), Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (keempat dari kiri) dan istrinya Futri Zulya Safitry (ketiga dari kiri), berpose untuk para fotografer usai pelantikan di gedung DPR RI di Jakarta 20 Oktober 2014.
AFP PHOTO / Bay ISMOYO
Presiden Indonesia, Joko Widowo (kelima dari kiri) bersama ibu negara lady Ariana (kelima dari kanan), dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (keempat dari kanan) dan istrinya Mufidah Kalla (ketiga dari kiri kanan), beserta Presiden sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono (kedua dari kiri), ibu negara sebelumnya Ani Yudhoyono (kiri), Wakil Presiden Boediono (kedua dari kanan) and istrinya Herawati (kanan), Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (keempat dari kiri) dan istrinya Futri Zulya Safitry (ketiga dari kiri), berpose untuk para fotografer usai pelantikan di gedung DPR RI di Jakarta 20 Oktober 2014.

Sejumlah nama calon menteri kabinet Jokowi telah disetor ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, hingga tadi malam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih enggan membeberkan rencana pengumuman kabinet pemerintahannya. Dia hanya menuturkan telah begadang untuk bertemu dengan para calon menteri, kemarin (21/10) dini hari.

“Tadi malam (kemarin malam), kita panggilin semuanya sampai jam tiga malam. Saya nggak mau nyebut (siapa saja calon menteri yang datang). Karena kalian (wartawan) kan hanya sampai jam 10 (malam). Kalau kemarin kalian sampai jam 3 pagi, lah itu baru kamu tahu,”ujar Jokowi saat ditemui usai bertemu dengan PM Papua Nugini di Istana Merdeka, kemarin.

Presiden 53 tahun itu hanya mengatakan bahwa nama-nama menteri kabinetnya segera diumumkan, dalam waktu dekat.

“Secepatnya, di tempat yang khusus,”kata Presiden asal Surakarta itu. Sebagai informasi, menurut rencana pengumuman kabinet Jokowi kemungkinan dilakukan di salah satu dari empat lokasi, yakni Tanah Abang, Monas, Istana, Sunda Kelapan. Ada juga yang menyebut Tanjung Priok.

Menyoal hasil temuan Indonesia Corruption Watch (ICW) terkait beberapa calon menteri yang dinilai bermasalah, Jokowi menuturkan pihaknya merasa telah meminta rekomendasi dari lembaga-lembaga yang terpercaya terkait track record para calon menterinya. Dia menilai, lembaga-lembaga tersebut yakni KPK dan PPATK adalah lembaga yang cukup kredibel.

“Gimana sih. Kita ini sudah masukkan ke PPATK dan KPK. Masih kurang nggak,”ujar dia.

Jokowi pun mengaku telah menerima hasil rekomendasi dari kedua lembaga tersebut. Secara implisit dia pun menyatakan bahwa telah dilakukan perombakan terhadap nama-nama calon menteri yang sebelumnya direncanakan mengisi kabinet pemerintahannya. “Ya mesti ada hasilnya (dari KPK dan PPATK). Tapi nggak mungkin saya sebutkan. Mestinya harus seperti itu (ada evaluasi). Gunanya apa PPATK, KPK,”tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga kembali menegaskan bahwa menterinya nanti tidak akan merangkap jabatan sebagai pengurus di parpol. “Sudah disampaikan tidak. Jadi nggak ada nonaktif. Tidak boleh merangkap-rangkap jabatan. Kerja di satu tempat saja belum tentu bener kok. Itu hak prerogatif presiden,”paparnya.

Sementara itu, di sela-sela acara kenegaraan, sejumlah tamu-tamu penting mulai berdatangan ke Istana. Di antaranya, sejumlah tokoh yang didapuk bakal mengisi kabinet Jokowi. Kedatangan para tamu tersebut terkesan sembunyi-sembunyi dan tertutup. Mereka satu persatu dijemput dari depan kompleks Istana Kepresidenan dengan sebuah mobil VW Caravelle berwarna hitam.

PPP Masuk Kabinet
Dimulai dengan kedatangan Politikus PKB Muhaimin Iskandar sekitar pukul 11.00 WIB. Yang bersangkutan pun menaiki mobil tersebut untuk diantar ke Istana Merdeka. Satu jam kemudian,
giliran politikus PDIP Aria Bima menuju tempat yang sama dengan mobil hitam tersebut. Selang beberapa menit setelah kedatangan Aria, Muhaimin tampak keluar dari Istana Merdeka. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia menaiki mobil yang sama yang mengantarnya ke depan kompleks istana. Sebagai informasi, Muhaimin masuk dalam daftar jajaran kabinet Jokowi. Yang bersangkutan direncanakan bakal menjadi Menkokesra. Namun, hal tersebut tampaknya perlu dipertimbangkan lagi oleh Jokowi karena yang bersangkutan memiliki catatan kasus korupsi di KPK.

Sekitar 45 menit kemudian, Aria Bima keluar dari Istana Merdeka. Dia menampik bahwa kedatangannya untuk membahas kabinet Jokowi. Dia mengatakan pihaknya membicarakan soal PPP. “Saya ke sini urusan PPP yang masuk kabinet. Bukan urusan Aria Bima yang masuk kabinet,”ujarnya usai bertemu dengan Jokowi.

Setelah Aria, giliran Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara yang dipanggil Jokowi. Namun, seperti Muhaimin, Mirza pun tidak berkomentar terkait kedatangannya tersebut. Berikutnya, Jokowi menemui Komaruddin Hidayat. Yang bersangkutan pun juga memilih bungkam terkait pertemuannya dengan Jokowi.

Selanjutnya, pukul 15.00 WIB, tampak Mantan Kepala BIN Hendropriyono mendatangi kompleks Istana Negara, masih dengan mobil hitam yang sama. Beberapa menit kemudian, tampak mantan KSAD Ryamizard Ryacudu menyusul untuk bertemu Jokowi. Baik Hendropriyono maupun Ryamizard menyatakan pertemuan tersebut tidak membahas soal kabinet.

Hendropriyono berkelit bahwa dalam pertemuan tersebut, hanya membicarakan masalah kesehatannya. Sebab, yang bersangkutan baru saja melakukan operasi tulang punggung. “Ada kelainan di tulang punggung, infeksi. Padahal saya tidak bisa terima semua antibiotik, buat saya alergi. Karena itu, beliau tanya apa yang bisa dibantu untuk kesehatan saya. Saya terharu beliau sangat baik,”paparnya.

Soal kabinet, dia mengaku tidak diajak membahas hal tersebut dengan Jokowi. Dia bersikukuh pertemuan tersebut hanya membahas masalah kesehatannya. “Saya sudah tua, masa kalau sampai saya masih menjadi menteri apakah tidak malu,”ujarnya. Ketika kembali didesak soal kabinet, Hendropriyono pun menjawab. “Tambah sakit ini saya,”kelitnya.

Tidak jauh berbeda dengan Ryamizard. Dia menegaskan bahwa kedatangannya hanya menemani Hendropriyono. “Saya nggak pernah bohong. Jadi bukan ngomongin itu (kabinet),”ujarnya. Sebagai informasi, Ryamizard digadang-gadang menjadi Mendagri.

Dulu, dirinya punya pengalaman pahit. Yang bersangkutan pernah diangkat menjadi Panglima TNI, namun akhirnya pengangkatan itu dibatalkan. “Itu pengalaman. Tapi saya sekali lagi belum diumumkan, tidak bicara. Tapi bukan trauma ya,” tegasnya.

Satu jam kemudian, politikus Partai Hanura Yudi Crisnandi menemui Jokowi. Seperti yang lainnya, Yudi juga mengaku tidak membicarakan soal kabinet dengan suami Iriana itu. “Ngobrol santai soal kampanye,”ujarnya. Selang 30 menit kemudian, Mantan Menko Perekonomian Chairul Tanjung atau CT mendatangi Istana Merdeka. Kedatangan CT cukup mengejutkan. Sebab, yang bersangkutan telah berjanji pada era kepemimpinan Presiden SBY untuk tidak menjabat posisi menteri pada pemerintahan saat ini. Karena itu, CT pun berkelit bahwa pertemuan empat mata tersebut hanya membahas masalah perekonomian.

“Bapak Presiden konsultasi soal masalah perekonomian. Apa yang sudah dilakukan, apa yang masih tersisa. Kondisinya gimana dan lain sebagainya. Nggak ada kaitan dengan menteri,”tegasnya.

Sementara itu, pada pagi harinya, Jokowi tampak berbincang dua orang dekatnya, mantan Ketua Tim Transisi Rini Soemarno dan Deputi Tim Transisi Hasto Kristyanto. Rini tampak membawa berkas kertas-kertas yang ditunjukkannya kepada Jokowi. Hasto pun terlihat berargumentasi dengan Jokowi. Mantan deputi tim transisi lainnya yakni Andi Widjayanto kemudian menyusul hadir. Pertemuan tersebut dilangsungkan sebelum Jokowi menerima tamu-tamu negara.

Dari gedung KPK, Jubir Johan Budi SP mengaku tidak tahu apakah nama-nama yang diumumkan Jokowi 100 persen mempertimbangkan rekomendasi lembaganya. Yang pasti, upaya Jokowi disebutnya layak diapresiasi karena berusaha tidak memasukkan orang-orang bermasalah ke pemerintahan.

“Namun demikian, tidak ada jaminan 100 persen juga apabila dari nama-nama yang selama ini tidak bersentuhan dengan KPK kemudian menjabat jadi menteri dan tidak korupsi,” jelasnya.

Tanpa Pimpinan KPK
Satu hal yang bisa dipastikan Johan adalah keberadaan para pimpinan KPK dalam nama calon menteri. Meski sebelumnya cukup santer diberitakan ada yang hendak dipinang Jokowi, dalam daftar itu tidak ada satu pun nama pimpinan KPK. Positifnya, pimpinan lebih mudah saat memberi rekomendasi.

“Kemarin pimpinan bilang, Alhamdullilah tidak ada satupun nama pimpinan yang masuk,” terangnya. Namun, lagi-lagi Johan menyebut itu tidak menjadi jaminan karena bisa saja Jokowi menyimpan beberapa nama. Nah, nama itu tidak ikut dalam paket yang diserahkan pada KPK, Jumat (17/10) lalu. (ken/dim/bay/jpnn/rbb)

AFP PHOTO / Bay ISMOYO Presiden Indonesia, Joko Widowo (kelima dari kiri) bersama ibu negara lady Ariana (kelima dari kanan), dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (keempat dari kanan) dan istrinya Mufidah Kalla (ketiga dari kiri kanan), beserta Presiden sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono (kedua dari kiri), ibu negara sebelumnya Ani Yudhoyono (kiri), Wakil Presiden Boediono (kedua dari kanan) and istrinya Herawati (kanan), Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (keempat dari kiri) dan istrinya Futri Zulya Safitry (ketiga dari kiri), berpose untuk para fotografer usai pelantikan di gedung DPR RI di Jakarta 20 Oktober 2014.
AFP PHOTO / Bay ISMOYO
Presiden Indonesia, Joko Widowo (kelima dari kiri) bersama ibu negara lady Ariana (kelima dari kanan), dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (keempat dari kanan) dan istrinya Mufidah Kalla (ketiga dari kiri kanan), beserta Presiden sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono (kedua dari kiri), ibu negara sebelumnya Ani Yudhoyono (kiri), Wakil Presiden Boediono (kedua dari kanan) and istrinya Herawati (kanan), Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (keempat dari kiri) dan istrinya Futri Zulya Safitry (ketiga dari kiri), berpose untuk para fotografer usai pelantikan di gedung DPR RI di Jakarta 20 Oktober 2014.

Sejumlah nama calon menteri kabinet Jokowi telah disetor ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, hingga tadi malam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih enggan membeberkan rencana pengumuman kabinet pemerintahannya. Dia hanya menuturkan telah begadang untuk bertemu dengan para calon menteri, kemarin (21/10) dini hari.

“Tadi malam (kemarin malam), kita panggilin semuanya sampai jam tiga malam. Saya nggak mau nyebut (siapa saja calon menteri yang datang). Karena kalian (wartawan) kan hanya sampai jam 10 (malam). Kalau kemarin kalian sampai jam 3 pagi, lah itu baru kamu tahu,”ujar Jokowi saat ditemui usai bertemu dengan PM Papua Nugini di Istana Merdeka, kemarin.

Presiden 53 tahun itu hanya mengatakan bahwa nama-nama menteri kabinetnya segera diumumkan, dalam waktu dekat.

“Secepatnya, di tempat yang khusus,”kata Presiden asal Surakarta itu. Sebagai informasi, menurut rencana pengumuman kabinet Jokowi kemungkinan dilakukan di salah satu dari empat lokasi, yakni Tanah Abang, Monas, Istana, Sunda Kelapan. Ada juga yang menyebut Tanjung Priok.

Menyoal hasil temuan Indonesia Corruption Watch (ICW) terkait beberapa calon menteri yang dinilai bermasalah, Jokowi menuturkan pihaknya merasa telah meminta rekomendasi dari lembaga-lembaga yang terpercaya terkait track record para calon menterinya. Dia menilai, lembaga-lembaga tersebut yakni KPK dan PPATK adalah lembaga yang cukup kredibel.

“Gimana sih. Kita ini sudah masukkan ke PPATK dan KPK. Masih kurang nggak,”ujar dia.

Jokowi pun mengaku telah menerima hasil rekomendasi dari kedua lembaga tersebut. Secara implisit dia pun menyatakan bahwa telah dilakukan perombakan terhadap nama-nama calon menteri yang sebelumnya direncanakan mengisi kabinet pemerintahannya. “Ya mesti ada hasilnya (dari KPK dan PPATK). Tapi nggak mungkin saya sebutkan. Mestinya harus seperti itu (ada evaluasi). Gunanya apa PPATK, KPK,”tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga kembali menegaskan bahwa menterinya nanti tidak akan merangkap jabatan sebagai pengurus di parpol. “Sudah disampaikan tidak. Jadi nggak ada nonaktif. Tidak boleh merangkap-rangkap jabatan. Kerja di satu tempat saja belum tentu bener kok. Itu hak prerogatif presiden,”paparnya.

Sementara itu, di sela-sela acara kenegaraan, sejumlah tamu-tamu penting mulai berdatangan ke Istana. Di antaranya, sejumlah tokoh yang didapuk bakal mengisi kabinet Jokowi. Kedatangan para tamu tersebut terkesan sembunyi-sembunyi dan tertutup. Mereka satu persatu dijemput dari depan kompleks Istana Kepresidenan dengan sebuah mobil VW Caravelle berwarna hitam.

PPP Masuk Kabinet
Dimulai dengan kedatangan Politikus PKB Muhaimin Iskandar sekitar pukul 11.00 WIB. Yang bersangkutan pun menaiki mobil tersebut untuk diantar ke Istana Merdeka. Satu jam kemudian,
giliran politikus PDIP Aria Bima menuju tempat yang sama dengan mobil hitam tersebut. Selang beberapa menit setelah kedatangan Aria, Muhaimin tampak keluar dari Istana Merdeka. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia menaiki mobil yang sama yang mengantarnya ke depan kompleks istana. Sebagai informasi, Muhaimin masuk dalam daftar jajaran kabinet Jokowi. Yang bersangkutan direncanakan bakal menjadi Menkokesra. Namun, hal tersebut tampaknya perlu dipertimbangkan lagi oleh Jokowi karena yang bersangkutan memiliki catatan kasus korupsi di KPK.

Sekitar 45 menit kemudian, Aria Bima keluar dari Istana Merdeka. Dia menampik bahwa kedatangannya untuk membahas kabinet Jokowi. Dia mengatakan pihaknya membicarakan soal PPP. “Saya ke sini urusan PPP yang masuk kabinet. Bukan urusan Aria Bima yang masuk kabinet,”ujarnya usai bertemu dengan Jokowi.

Setelah Aria, giliran Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara yang dipanggil Jokowi. Namun, seperti Muhaimin, Mirza pun tidak berkomentar terkait kedatangannya tersebut. Berikutnya, Jokowi menemui Komaruddin Hidayat. Yang bersangkutan pun juga memilih bungkam terkait pertemuannya dengan Jokowi.

Selanjutnya, pukul 15.00 WIB, tampak Mantan Kepala BIN Hendropriyono mendatangi kompleks Istana Negara, masih dengan mobil hitam yang sama. Beberapa menit kemudian, tampak mantan KSAD Ryamizard Ryacudu menyusul untuk bertemu Jokowi. Baik Hendropriyono maupun Ryamizard menyatakan pertemuan tersebut tidak membahas soal kabinet.

Hendropriyono berkelit bahwa dalam pertemuan tersebut, hanya membicarakan masalah kesehatannya. Sebab, yang bersangkutan baru saja melakukan operasi tulang punggung. “Ada kelainan di tulang punggung, infeksi. Padahal saya tidak bisa terima semua antibiotik, buat saya alergi. Karena itu, beliau tanya apa yang bisa dibantu untuk kesehatan saya. Saya terharu beliau sangat baik,”paparnya.

Soal kabinet, dia mengaku tidak diajak membahas hal tersebut dengan Jokowi. Dia bersikukuh pertemuan tersebut hanya membahas masalah kesehatannya. “Saya sudah tua, masa kalau sampai saya masih menjadi menteri apakah tidak malu,”ujarnya. Ketika kembali didesak soal kabinet, Hendropriyono pun menjawab. “Tambah sakit ini saya,”kelitnya.

Tidak jauh berbeda dengan Ryamizard. Dia menegaskan bahwa kedatangannya hanya menemani Hendropriyono. “Saya nggak pernah bohong. Jadi bukan ngomongin itu (kabinet),”ujarnya. Sebagai informasi, Ryamizard digadang-gadang menjadi Mendagri.

Dulu, dirinya punya pengalaman pahit. Yang bersangkutan pernah diangkat menjadi Panglima TNI, namun akhirnya pengangkatan itu dibatalkan. “Itu pengalaman. Tapi saya sekali lagi belum diumumkan, tidak bicara. Tapi bukan trauma ya,” tegasnya.

Satu jam kemudian, politikus Partai Hanura Yudi Crisnandi menemui Jokowi. Seperti yang lainnya, Yudi juga mengaku tidak membicarakan soal kabinet dengan suami Iriana itu. “Ngobrol santai soal kampanye,”ujarnya. Selang 30 menit kemudian, Mantan Menko Perekonomian Chairul Tanjung atau CT mendatangi Istana Merdeka. Kedatangan CT cukup mengejutkan. Sebab, yang bersangkutan telah berjanji pada era kepemimpinan Presiden SBY untuk tidak menjabat posisi menteri pada pemerintahan saat ini. Karena itu, CT pun berkelit bahwa pertemuan empat mata tersebut hanya membahas masalah perekonomian.

“Bapak Presiden konsultasi soal masalah perekonomian. Apa yang sudah dilakukan, apa yang masih tersisa. Kondisinya gimana dan lain sebagainya. Nggak ada kaitan dengan menteri,”tegasnya.

Sementara itu, pada pagi harinya, Jokowi tampak berbincang dua orang dekatnya, mantan Ketua Tim Transisi Rini Soemarno dan Deputi Tim Transisi Hasto Kristyanto. Rini tampak membawa berkas kertas-kertas yang ditunjukkannya kepada Jokowi. Hasto pun terlihat berargumentasi dengan Jokowi. Mantan deputi tim transisi lainnya yakni Andi Widjayanto kemudian menyusul hadir. Pertemuan tersebut dilangsungkan sebelum Jokowi menerima tamu-tamu negara.

Dari gedung KPK, Jubir Johan Budi SP mengaku tidak tahu apakah nama-nama yang diumumkan Jokowi 100 persen mempertimbangkan rekomendasi lembaganya. Yang pasti, upaya Jokowi disebutnya layak diapresiasi karena berusaha tidak memasukkan orang-orang bermasalah ke pemerintahan.

“Namun demikian, tidak ada jaminan 100 persen juga apabila dari nama-nama yang selama ini tidak bersentuhan dengan KPK kemudian menjabat jadi menteri dan tidak korupsi,” jelasnya.

Tanpa Pimpinan KPK
Satu hal yang bisa dipastikan Johan adalah keberadaan para pimpinan KPK dalam nama calon menteri. Meski sebelumnya cukup santer diberitakan ada yang hendak dipinang Jokowi, dalam daftar itu tidak ada satu pun nama pimpinan KPK. Positifnya, pimpinan lebih mudah saat memberi rekomendasi.

“Kemarin pimpinan bilang, Alhamdullilah tidak ada satupun nama pimpinan yang masuk,” terangnya. Namun, lagi-lagi Johan menyebut itu tidak menjadi jaminan karena bisa saja Jokowi menyimpan beberapa nama. Nah, nama itu tidak ikut dalam paket yang diserahkan pada KPK, Jumat (17/10) lalu. (ken/dim/bay/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/