30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Gibran ‘Slepet’ Cak Imin, Soal Penolakan Pembangunan IKN

SUMUTPOS.CO – Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) tadi malam, Jumat (22/12), menyajikan berbagai momen menarik. Di antaranya, momen ketika Gibran Rakabuming Raka beberapa kali ‘slepet’ Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

DIKETAHUI, cawapres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, sempat mengkritik Cawapres nomor urit 1 Muhaimin Iskandar yang kini bersikukuh menolak pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Bongkar satu fakta, Gibran Rakabuming ungkap bahwa Cak Imin sempat ikut melakukan prosesi peresmian dan potong tumpeng pembangunan ibu kota baru tersebut.

Oleh karena itu, Gibran Rakabuming singgung konsistensi dan komitmen Cak Imin terhadap pembangunan IKN yang dulu sempat ikut meresmikan pembangunannya.

”Saya izin menanggapi Gus Muhaimin, dulu saya ingat sekali Gus Muhaimin dulu sempat ikut meresmikan dan potong tumpeng di IKN. Ini gimana? Ini nggak konsisten,” kata.

”Dulu dukung, sekarang nggak dukung karena menjadi wakilnya Pak Anis yang mengusung tema perubahan,” sambungnya.

Wali Kota Surakarta itu kemudian menegaskan, pembangunan IKN ini bukan hanya membangun bangunan pemerintah.

Akan tetapi, juga menjadi simbol pemerataan pembangunan Indonesia. “IKN ini bukan hanya membangun bangunan pemerintah, tapi juga sebagai simbol pemerataan pembangunan di Indonesia. Sebagai simbol transformasi pembangunan di Indonesia,” tegasnya.

Sebelumnya, Cak Imin sempat memberikan pandangannya terkait pertanyaan mengenai prioritas pembangunan. Menurutnya, pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) sama pentingnya, sehingga dikatakan Cak Imin pemerintah perlu membaca prioritas pembangunan mana yang perlu dikedepankan.

Dia pun lantas mencontohkannya dengan proyek pembangunan IKN yang saat ini tengah berjalan proses pembangunannya. Dikatakan Cak Imin, anggaran yang digelontorkan IKN seharusnya bisa digunakan untuk membenahi infrastruktur jalan serta membangun semua sekolah yang ada di Kalimantan.

”Ini IKN sebagai salah satu contoh saja. Itu kalau hanya mengandalkan APBN hampir 500 triliun. Padahal, 1 persen saja dari 400 sekian triliun itu untuk membangun jalan seluruh Kalimantan beres,” kata Muhaimin.

”Membangun seluruh kota-kota di Kalimantan, beres dan yang paling penting infrastruktur yang untuk SDM, 3 persen saja dari seluruh anggaran IKN itu bisa membangun sekolah dengan baik di seluruh Kalimantan,” imbuhnya.

Tak Cuma soal IKN, Gibran juga membuat mati kutu Cak Imin. Peristiwa ini bermula dari Gibran yang menanyakan mengenai langkah Cak Imin terkait State Global Islamic Economic (SGIE).

Gibran menilai, sebagai Ketua Umum PKB, partai yang berbasis pemilih islam, Cak Imin memahami tentang ekonomi syariah. Namun, ternyata Cak Imin mengaku tidak mengetahui tentang SGIE.

Bahkan waktu Cak Imin menjawab harus terbuang sia-sia. Karena Cak Imin bertanya balik ke Gibran maksud SGIE. Moderator debat pun tak mengijinkan Gibran langsung menjawab, bila menjawab maka waktu Cak Imin akan dianggap hangus.

Mendapat peringatan itu, Cak Imin pun tidak keberatan jika waktunya menjawab hangus. Dia berdalih tidak memahani SGIE yang dimaksud oleh Gibran. Setelah itu, Gibran pun menjelaskan tentang SGIE. ”Kita kan sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, otomatis kita juga harus mengerti SGIE, SGIE adalah State Global Islamic Economic,” terang Gibran .

Gibran pun mengungkap beberapa komoditas Indonesia yang mampu masuk 10 besar pasar dunia. “Sekarang yang sudah masuk 10 besar makanan halal kita, skin care halal kita fashion kita, itu yang saya maksud Gus. Mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit ya Gus,” ucap Gibran dengan senyum.

Tak hanya Cak Imin, Gibran juga menyindir Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD. Momen itu bermula dari pertanyaan Gibran di segmen keempat. Dia bertanya apa regulasi yang akan dipakai Mahfud untuk mengatur carbon capture and storage.

Lalu Mahfud menjawab dengan perumusan produk hukum. Dia pun menyindir Gibran soal pengetahuan tentang sistem pengawasan kebijakan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD). “Mas Gibran sudah tahu, atau belum tahu juga, karena ini baru. Pada tanggal 9 Desember kemarin sudah ada sistem SIPD namanya,” kata Mahfud.

Gibran menjawab dengan sindiran balik. Dia mengingatkan Mahfud bahwa dirinya menjabat wali kota. “Kalau masalah SIPD, saya pasti tahu, Pak. Saya kan wali kota, Pak. Saya kan pasti pakai SIPD untuk perencanaan kami,” ujar Gibran.

Gibran kemudian kembali mengulang pertanyaan untuk Mahfud. Gibran meminta Mahfud untuk menjelaskan regulasi untuk carbon capture and storage. “Kembali lagi pertanyaan saya. Prof. Mahfud jawab dua menit, tetapi pertanyaan saya belum dijawab sama sekali. Apa regulasinya, Pak, untuk carbon capture dan storage,” ujar Gibran.

Dia menambahkan, “Mohon dijawab sesuai pertanyaan.”

Tak mau kalah, Cak Imin juga melontarkan sindiran ke Gibran saat sesi tanya jawab dalam debat cawapres Pilpres 2024. Sindiran itu tersirat dalam pertanyaan yang disampaikan Cak Imin kepada Gibran.

Ia semula mengatakan, Gibran banyak membangun proyek besar selama menjabat Wali Kota Solo dari 2021 lalu hingga saat ini. “Pak Gibran ini telah berhasil menjadi wali kota sekaligus pengusaha yang sukses. Bahkan, berbagai proyek besar telah berhasil dibangun di Solo,” ujar Cak Imin.

Cak Imin lantas mengatakan, capaian itu merupakan prestasi. Namun, ia juga menilai, prestasi itu bisa ditularkan kepada daerah-daerah lain. Cawapres nomor urut 1 itu kemudian meminta tips and tricks kepada Gibran agar pembangunan proyek besar itu juga bisa diperoleh daerah-daerah lainnya. “Ini menjadi prestasi, tetapi kita ingin prestasi ini ditularkan kepada yang lain,” ungkap Cak Imin.

“Saya ingin Pak Gibran menyampaikan tips and tricks agar bupati, wali kota, dan pemerintah daerah yang lain bisa belajar agar proyek besar bisa ada dimasukkan di kota Solo. Bagaimana caranya ini?” lanjutnya.

Merespons Muhaimin, Gibran menjawab saat ini Indonesia sedang melaksanakan pemerataan pembangunan dan bukan hanya di Solo saja, termasuk pula di luar Pulau Jawa. Dia pun mengklaim jumlah anggaran proyek yang digelontorkan ke Solo itu lebih banyak sebelum dirinya jadi wali kota. “Kalau mau fair ya gus, jumlah proyek jumlah anggaran yang digelontorkan ke Solo sebelum saya wali kota lebih besar. Saya tahu arah pertanyaan kemana,” sindir balik putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu.

Dia pun berharap tak perlu tendensius, karena dampaknya adalah untuk kepentingan kesejahteraan warga dengan meningkatkan lapangan kerja. Dia pun menyanggah Solo yang dipimpinnya menjadi anak emas, karena pemerataan pembangunan ada di mana-mana di Indonesia.

Selain itu, selaku wali kota, Gibran mengaku berkolaborasi dengan semua pihak untuk pembangunan dari mulai yang menggunakan dana APBN, APBD, hingga investasi.

Di akhir debat, masing-masing Cawapres menyampaikan pernyataan pamungkasnya. Cak Imin mengusung ‘slepetnomics’ sebagai gagasan yang akan dijalankan di bidang ekonomi. Pasangan capres nomor urut 1 Anies Baswedan itu juga menekankan pentingnya pembangunan ekonomi memakai ‘otak dan hati’.

Sementara Gibran menutup Debat Cawapres Pilpres 2024 dengan mengajak semua masyarakat untuk fokus bekerja. Menurut Gibran, Indonesia punya waktu terbatas untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Gibran juga berterima kasih kepada calon presiden Prabowo Subianto atas kesempatan menjadi cawapres. Dia menyebut anak muda punya kesempatan yang sama dengan generasi lebih tua.

Sedangkan Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD membeberkan 21 program unggulan senilai Rp2.500 triliun selama lima tahun jika terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI.

“Segala kebijakan pemerintah harus mengutamakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, termasuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar seperti ketentuan Pasal 34 Ayat 1 UUD. Semoga niatan baik dan keikhlasan kami mendapat ganjaran Ilahi dan tercatat di Lauhul Mahfuz. Selesai,” pungkasnya. (jpc/bbs/adz)

SUMUTPOS.CO – Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) tadi malam, Jumat (22/12), menyajikan berbagai momen menarik. Di antaranya, momen ketika Gibran Rakabuming Raka beberapa kali ‘slepet’ Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

DIKETAHUI, cawapres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, sempat mengkritik Cawapres nomor urit 1 Muhaimin Iskandar yang kini bersikukuh menolak pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Bongkar satu fakta, Gibran Rakabuming ungkap bahwa Cak Imin sempat ikut melakukan prosesi peresmian dan potong tumpeng pembangunan ibu kota baru tersebut.

Oleh karena itu, Gibran Rakabuming singgung konsistensi dan komitmen Cak Imin terhadap pembangunan IKN yang dulu sempat ikut meresmikan pembangunannya.

”Saya izin menanggapi Gus Muhaimin, dulu saya ingat sekali Gus Muhaimin dulu sempat ikut meresmikan dan potong tumpeng di IKN. Ini gimana? Ini nggak konsisten,” kata.

”Dulu dukung, sekarang nggak dukung karena menjadi wakilnya Pak Anis yang mengusung tema perubahan,” sambungnya.

Wali Kota Surakarta itu kemudian menegaskan, pembangunan IKN ini bukan hanya membangun bangunan pemerintah.

Akan tetapi, juga menjadi simbol pemerataan pembangunan Indonesia. “IKN ini bukan hanya membangun bangunan pemerintah, tapi juga sebagai simbol pemerataan pembangunan di Indonesia. Sebagai simbol transformasi pembangunan di Indonesia,” tegasnya.

Sebelumnya, Cak Imin sempat memberikan pandangannya terkait pertanyaan mengenai prioritas pembangunan. Menurutnya, pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) sama pentingnya, sehingga dikatakan Cak Imin pemerintah perlu membaca prioritas pembangunan mana yang perlu dikedepankan.

Dia pun lantas mencontohkannya dengan proyek pembangunan IKN yang saat ini tengah berjalan proses pembangunannya. Dikatakan Cak Imin, anggaran yang digelontorkan IKN seharusnya bisa digunakan untuk membenahi infrastruktur jalan serta membangun semua sekolah yang ada di Kalimantan.

”Ini IKN sebagai salah satu contoh saja. Itu kalau hanya mengandalkan APBN hampir 500 triliun. Padahal, 1 persen saja dari 400 sekian triliun itu untuk membangun jalan seluruh Kalimantan beres,” kata Muhaimin.

”Membangun seluruh kota-kota di Kalimantan, beres dan yang paling penting infrastruktur yang untuk SDM, 3 persen saja dari seluruh anggaran IKN itu bisa membangun sekolah dengan baik di seluruh Kalimantan,” imbuhnya.

Tak Cuma soal IKN, Gibran juga membuat mati kutu Cak Imin. Peristiwa ini bermula dari Gibran yang menanyakan mengenai langkah Cak Imin terkait State Global Islamic Economic (SGIE).

Gibran menilai, sebagai Ketua Umum PKB, partai yang berbasis pemilih islam, Cak Imin memahami tentang ekonomi syariah. Namun, ternyata Cak Imin mengaku tidak mengetahui tentang SGIE.

Bahkan waktu Cak Imin menjawab harus terbuang sia-sia. Karena Cak Imin bertanya balik ke Gibran maksud SGIE. Moderator debat pun tak mengijinkan Gibran langsung menjawab, bila menjawab maka waktu Cak Imin akan dianggap hangus.

Mendapat peringatan itu, Cak Imin pun tidak keberatan jika waktunya menjawab hangus. Dia berdalih tidak memahani SGIE yang dimaksud oleh Gibran. Setelah itu, Gibran pun menjelaskan tentang SGIE. ”Kita kan sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, otomatis kita juga harus mengerti SGIE, SGIE adalah State Global Islamic Economic,” terang Gibran .

Gibran pun mengungkap beberapa komoditas Indonesia yang mampu masuk 10 besar pasar dunia. “Sekarang yang sudah masuk 10 besar makanan halal kita, skin care halal kita fashion kita, itu yang saya maksud Gus. Mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit ya Gus,” ucap Gibran dengan senyum.

Tak hanya Cak Imin, Gibran juga menyindir Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD. Momen itu bermula dari pertanyaan Gibran di segmen keempat. Dia bertanya apa regulasi yang akan dipakai Mahfud untuk mengatur carbon capture and storage.

Lalu Mahfud menjawab dengan perumusan produk hukum. Dia pun menyindir Gibran soal pengetahuan tentang sistem pengawasan kebijakan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD). “Mas Gibran sudah tahu, atau belum tahu juga, karena ini baru. Pada tanggal 9 Desember kemarin sudah ada sistem SIPD namanya,” kata Mahfud.

Gibran menjawab dengan sindiran balik. Dia mengingatkan Mahfud bahwa dirinya menjabat wali kota. “Kalau masalah SIPD, saya pasti tahu, Pak. Saya kan wali kota, Pak. Saya kan pasti pakai SIPD untuk perencanaan kami,” ujar Gibran.

Gibran kemudian kembali mengulang pertanyaan untuk Mahfud. Gibran meminta Mahfud untuk menjelaskan regulasi untuk carbon capture and storage. “Kembali lagi pertanyaan saya. Prof. Mahfud jawab dua menit, tetapi pertanyaan saya belum dijawab sama sekali. Apa regulasinya, Pak, untuk carbon capture dan storage,” ujar Gibran.

Dia menambahkan, “Mohon dijawab sesuai pertanyaan.”

Tak mau kalah, Cak Imin juga melontarkan sindiran ke Gibran saat sesi tanya jawab dalam debat cawapres Pilpres 2024. Sindiran itu tersirat dalam pertanyaan yang disampaikan Cak Imin kepada Gibran.

Ia semula mengatakan, Gibran banyak membangun proyek besar selama menjabat Wali Kota Solo dari 2021 lalu hingga saat ini. “Pak Gibran ini telah berhasil menjadi wali kota sekaligus pengusaha yang sukses. Bahkan, berbagai proyek besar telah berhasil dibangun di Solo,” ujar Cak Imin.

Cak Imin lantas mengatakan, capaian itu merupakan prestasi. Namun, ia juga menilai, prestasi itu bisa ditularkan kepada daerah-daerah lain. Cawapres nomor urut 1 itu kemudian meminta tips and tricks kepada Gibran agar pembangunan proyek besar itu juga bisa diperoleh daerah-daerah lainnya. “Ini menjadi prestasi, tetapi kita ingin prestasi ini ditularkan kepada yang lain,” ungkap Cak Imin.

“Saya ingin Pak Gibran menyampaikan tips and tricks agar bupati, wali kota, dan pemerintah daerah yang lain bisa belajar agar proyek besar bisa ada dimasukkan di kota Solo. Bagaimana caranya ini?” lanjutnya.

Merespons Muhaimin, Gibran menjawab saat ini Indonesia sedang melaksanakan pemerataan pembangunan dan bukan hanya di Solo saja, termasuk pula di luar Pulau Jawa. Dia pun mengklaim jumlah anggaran proyek yang digelontorkan ke Solo itu lebih banyak sebelum dirinya jadi wali kota. “Kalau mau fair ya gus, jumlah proyek jumlah anggaran yang digelontorkan ke Solo sebelum saya wali kota lebih besar. Saya tahu arah pertanyaan kemana,” sindir balik putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu.

Dia pun berharap tak perlu tendensius, karena dampaknya adalah untuk kepentingan kesejahteraan warga dengan meningkatkan lapangan kerja. Dia pun menyanggah Solo yang dipimpinnya menjadi anak emas, karena pemerataan pembangunan ada di mana-mana di Indonesia.

Selain itu, selaku wali kota, Gibran mengaku berkolaborasi dengan semua pihak untuk pembangunan dari mulai yang menggunakan dana APBN, APBD, hingga investasi.

Di akhir debat, masing-masing Cawapres menyampaikan pernyataan pamungkasnya. Cak Imin mengusung ‘slepetnomics’ sebagai gagasan yang akan dijalankan di bidang ekonomi. Pasangan capres nomor urut 1 Anies Baswedan itu juga menekankan pentingnya pembangunan ekonomi memakai ‘otak dan hati’.

Sementara Gibran menutup Debat Cawapres Pilpres 2024 dengan mengajak semua masyarakat untuk fokus bekerja. Menurut Gibran, Indonesia punya waktu terbatas untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Gibran juga berterima kasih kepada calon presiden Prabowo Subianto atas kesempatan menjadi cawapres. Dia menyebut anak muda punya kesempatan yang sama dengan generasi lebih tua.

Sedangkan Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD membeberkan 21 program unggulan senilai Rp2.500 triliun selama lima tahun jika terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI.

“Segala kebijakan pemerintah harus mengutamakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, termasuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar seperti ketentuan Pasal 34 Ayat 1 UUD. Semoga niatan baik dan keikhlasan kami mendapat ganjaran Ilahi dan tercatat di Lauhul Mahfuz. Selesai,” pungkasnya. (jpc/bbs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/