31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Pesawat Brimob Ditembak di Papua

Pesawat Trigana Air – Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga aksi penembakan pesawat Trigana Air yang dicarter Brimob untuk pergi ke Nduga, Papua pada Senin (25/6) berkaitan dengan Pilkada Serentak 2018.

Menurut Tito, di Pilkada Papua ada kelompok tertentu yang melakukan intimidasi ke masyarakat untuk memilih salah satu pasangan calon kepala daerah di Papua.

Jenderal bintang empat itu bahkan menyebut kelompok penyerang kerap dimanfaatkan atau memanfaatkan situasi pilkada.

“Kecenderungan kelompok tertentu memanfaatkan kelompok ini (kelompok pelaku penembakan) supaya pasukan enggak maksimal, supaya mereka melakukan intimidasi kepada masyarakat untuk memilih pasangan tertentu,” tegasnya di Mabes Polri, Senin (25/6).

Meski dihadang aksi penembakan, Tito memastikan anak buahnya tidak akan mundur dan akan tetap mengamankan pilkada.

“Kami tetap kirim pasukan, kalau kurang kami tambah lagi dalam rangka menjamin proses demokrasi berjalan tanpa intimidasi,” tegas dia.

Jenderal kelahiran Palembang tersebut lantas menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Kapolda Papua. Menurutnya, kelompok separatis ini sudah sering dimanfaatkan kelompok politik dalam rangka kepentingan tertentu.

Salah satunya untuk pilkada di Kabupaten Puncak, yang mana saat itu pilkada ditunda sampai empat tahun. “Kebetulan waktu itu saya kapolda di sana, kami lakukan dialog sambil penegakan hukum, akhirnya berjalan,” kata Tito.

Namun, dia belum bisa memastikan kelompok politik mana yang diduga berkaitan dengan penyerangan tersebut. “Ya belum tahu. Harus kami tangkap dulu (pelaku),” tandasnya. (mg1/jpnn/ala)

Pesawat Trigana Air – Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga aksi penembakan pesawat Trigana Air yang dicarter Brimob untuk pergi ke Nduga, Papua pada Senin (25/6) berkaitan dengan Pilkada Serentak 2018.

Menurut Tito, di Pilkada Papua ada kelompok tertentu yang melakukan intimidasi ke masyarakat untuk memilih salah satu pasangan calon kepala daerah di Papua.

Jenderal bintang empat itu bahkan menyebut kelompok penyerang kerap dimanfaatkan atau memanfaatkan situasi pilkada.

“Kecenderungan kelompok tertentu memanfaatkan kelompok ini (kelompok pelaku penembakan) supaya pasukan enggak maksimal, supaya mereka melakukan intimidasi kepada masyarakat untuk memilih pasangan tertentu,” tegasnya di Mabes Polri, Senin (25/6).

Meski dihadang aksi penembakan, Tito memastikan anak buahnya tidak akan mundur dan akan tetap mengamankan pilkada.

“Kami tetap kirim pasukan, kalau kurang kami tambah lagi dalam rangka menjamin proses demokrasi berjalan tanpa intimidasi,” tegas dia.

Jenderal kelahiran Palembang tersebut lantas menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Kapolda Papua. Menurutnya, kelompok separatis ini sudah sering dimanfaatkan kelompok politik dalam rangka kepentingan tertentu.

Salah satunya untuk pilkada di Kabupaten Puncak, yang mana saat itu pilkada ditunda sampai empat tahun. “Kebetulan waktu itu saya kapolda di sana, kami lakukan dialog sambil penegakan hukum, akhirnya berjalan,” kata Tito.

Namun, dia belum bisa memastikan kelompok politik mana yang diduga berkaitan dengan penyerangan tersebut. “Ya belum tahu. Harus kami tangkap dulu (pelaku),” tandasnya. (mg1/jpnn/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/