30 C
Medan
Sunday, March 9, 2025

Janggal, Bom Panci di Lapangan

Yang juga penting, Yayat ini juga diduga terlibat dalam aksi pengeboman mobil sebuah media televisi nasional di Alun Alun Bandung pada malam tahun baru 2016. ”Patut diduga dia berkontribusi,” ungkapnya.

Sementara Pengamat Terorisme Muhammad Jibriel mengungkapkan, aksi yang dilakukan anggota JAD ini menunjukkan pola tertentu. Salah satunya, bila dihubungkan dengan waktu yang begitu dekat dengan rencana kedatangan Raja Arab, maka seakan kelompok teror ini ingin menunjukkan eksistensi mereka. ”Pertanyaannya kan, mengapa sekarang. Mengapa tidak sebelum ini,” ujarnya.

Menurutnya, dari informasi yang diterimanya, Yayat sebenarnya dikenal cukup baik dan sopan. Namun, kemungkinan perangainya berubah semakin ekstrim pasca di penjara karena kasus terorisme.  ”Setelah bebas, ruang lingkupnya menjadi sangat sempit. Untuk seorang residivis kasus teror, akses apapun sulit. Dia hanya berjualan bubur. Akhirnya, lingkungannya hanya yang sepemikiran dan ideologinya tidak berubah,” terangnya.

Berkaitan teror bom panci tersebut, Menko Polhukam Wiranto turut buka suara. Menurut dia, aksi teror itu merupakan tindakan yang tidak patut dilakukan. Sebab, merugikan banyak pihak. Bukan hanya pemerintah dan aparat kepolisian, masyarakat pun kena imbas. ”Cara-cara seperti itu (aksi teror) kan memang sangat merugikan. Membuat masyarakat takut,” kata dia kemarin.

Karena itu, Wiranto mengapresiasi langkah cepat Polda Jabar, Polrestabes Bandung, serta aparat keamanan lain. Berkat kesigapan mereka, kata dia, tidak butuh waktu lama pelaku aksi teror itu dilumpuhkan. Menurut dia sampai saat ini aparat kepolisian masih mendalami identitas pelaku. ”Sedang diselidiki oleh Polri (pelaku) dari kelompok mana,” ujarnya. ”Kalau sudah jelas nanti yang sampaikan Kapolri,” tambahnya. (idr/syn/jpg/ril)

Yang juga penting, Yayat ini juga diduga terlibat dalam aksi pengeboman mobil sebuah media televisi nasional di Alun Alun Bandung pada malam tahun baru 2016. ”Patut diduga dia berkontribusi,” ungkapnya.

Sementara Pengamat Terorisme Muhammad Jibriel mengungkapkan, aksi yang dilakukan anggota JAD ini menunjukkan pola tertentu. Salah satunya, bila dihubungkan dengan waktu yang begitu dekat dengan rencana kedatangan Raja Arab, maka seakan kelompok teror ini ingin menunjukkan eksistensi mereka. ”Pertanyaannya kan, mengapa sekarang. Mengapa tidak sebelum ini,” ujarnya.

Menurutnya, dari informasi yang diterimanya, Yayat sebenarnya dikenal cukup baik dan sopan. Namun, kemungkinan perangainya berubah semakin ekstrim pasca di penjara karena kasus terorisme.  ”Setelah bebas, ruang lingkupnya menjadi sangat sempit. Untuk seorang residivis kasus teror, akses apapun sulit. Dia hanya berjualan bubur. Akhirnya, lingkungannya hanya yang sepemikiran dan ideologinya tidak berubah,” terangnya.

Berkaitan teror bom panci tersebut, Menko Polhukam Wiranto turut buka suara. Menurut dia, aksi teror itu merupakan tindakan yang tidak patut dilakukan. Sebab, merugikan banyak pihak. Bukan hanya pemerintah dan aparat kepolisian, masyarakat pun kena imbas. ”Cara-cara seperti itu (aksi teror) kan memang sangat merugikan. Membuat masyarakat takut,” kata dia kemarin.

Karena itu, Wiranto mengapresiasi langkah cepat Polda Jabar, Polrestabes Bandung, serta aparat keamanan lain. Berkat kesigapan mereka, kata dia, tidak butuh waktu lama pelaku aksi teror itu dilumpuhkan. Menurut dia sampai saat ini aparat kepolisian masih mendalami identitas pelaku. ”Sedang diselidiki oleh Polri (pelaku) dari kelompok mana,” ujarnya. ”Kalau sudah jelas nanti yang sampaikan Kapolri,” tambahnya. (idr/syn/jpg/ril)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru