25.9 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Sadis, Satu Keluarga di Aceh Dibantai

TAKENGON-Sebuah kisah tragis terjadi di Aceh Tengah, Jumat (28/10) dini hari. Iskandar (48) warga Jalan Asam Gelime Manis Kampung Nunang Antara Kecamatan Bebesen Aceh Tengah ditemukan tewas mengenaskan. Selain itu, Lasiem (38), istri Iskandar dan Ayu Sundari (12), sang anak, juga mengalami nasib yang sama.

Saat ditemukan, Iskandar terbujur kaku bersimbah darah dan tubuh terkoyak-koyak di antara tumpukan besi tempat ia biasa melakukan rutinitasnya sebagai tukang las besi di sebelah rumahnya. Sementara istrinya, Lasiem terkapar didekat pintu dapur rumah. Anaknya, Ayu Sundari, bersimbah darah di atas tempat tidur. Di antara tubuh korban pada bagian kepala pecah karena hantaman benda tajam dan benda tumpul.

Leher Ayu, yang masih sekolah kelas 1 di SMP 4 Takengon, digorok dengan senjata tajam. Peristiwa pembantaian ini diduga terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, Jumat (28/10).

Awalnya kejadian ini diketahui oleh tetangga korban, Iwan, yang datang sekitar 07.30 WIB untuk meminjam bubuk kopi. Namun, betapa terkejutnya Iwan melihat pemandangan mengerikan itu. Iwan lalu melaporkan kepada pihak kepolisian. Polisi yang mengetahui peristiwa itu langsung terjun ke TKP.

Informasi yang dihimpun, di depan rumah korban ditemukan empat butir selongsong peluru jenis revolver dan dua butir peluru jenis SS1. Peluru yang ditemukan tersebut, satu butir SS1 masih dalam keadaan aktif. Selanjutnya saat olah TKP, polisi juga menemukan sebilah parang di dalam sumur yang berada di teras rumah korban.

Diduga parang itu digunakan tersangka untuk menghabisi korban. Menariknya, soal selongsong peluru yang ditemukan, ditengarai tidak terkait dengan kasus sadis ini. Pasalnya, dari keterangan warga sekitar selama ini tidak pernah mendengar suara letusan senjata api saat peristiwa itu terjadi.

Sementara, satu unit sepeda motor jenis Shogun SP Nopol BL 4137 GM warna hitam abu-abu dan sebuah handphone milik korban berhasil dibawa lari oleh tersangka yang berhasil melarikan diri.
Kapolres Aceh Tengah AKBP Edwin Rachmat Adikusumo melalui Kasat Reskrim IPTU Wendi Oktariansyah kepada Metro Aceh (grup Sumut Pos) mengatakan masih menyelidiki peristiwa sadis ini dan belum mengetahui motifnya.

Seorang tetanggga korban, Tasmijan (46), saat ditanya Metro Aceh mengatakan Iskanda sekeluarga selama ini dikenal sangat ramah dan menjalin hubungan baik dengan warga setempat. “Setahu saya keluarga korban sangat ramah dan menjalin hubungan baik dengan kami,” kata Tasmijan, seraya menambahkan Iskandar sering bekerja mengelas besi hingga larut malam.

Korban lalu di boyong ke Rumah Sakit Datu Beru Takengon untuk menjalani visum. Seorang dokter, Astri, yang ikut melakukan visum korban saat dihubungi mengatakan belum dapat memastikan jumlah luka di tubuh korban. “Kalau luka kecil dan besar akibat hantaman benda tajam dan tumpul cukup banyak dan belum dapat disampaikan. Korban juga belum diketahui telah berapa lama  meninggal dunia,” kata Astri. (mag-35/jpnn)

TAKENGON-Sebuah kisah tragis terjadi di Aceh Tengah, Jumat (28/10) dini hari. Iskandar (48) warga Jalan Asam Gelime Manis Kampung Nunang Antara Kecamatan Bebesen Aceh Tengah ditemukan tewas mengenaskan. Selain itu, Lasiem (38), istri Iskandar dan Ayu Sundari (12), sang anak, juga mengalami nasib yang sama.

Saat ditemukan, Iskandar terbujur kaku bersimbah darah dan tubuh terkoyak-koyak di antara tumpukan besi tempat ia biasa melakukan rutinitasnya sebagai tukang las besi di sebelah rumahnya. Sementara istrinya, Lasiem terkapar didekat pintu dapur rumah. Anaknya, Ayu Sundari, bersimbah darah di atas tempat tidur. Di antara tubuh korban pada bagian kepala pecah karena hantaman benda tajam dan benda tumpul.

Leher Ayu, yang masih sekolah kelas 1 di SMP 4 Takengon, digorok dengan senjata tajam. Peristiwa pembantaian ini diduga terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, Jumat (28/10).

Awalnya kejadian ini diketahui oleh tetangga korban, Iwan, yang datang sekitar 07.30 WIB untuk meminjam bubuk kopi. Namun, betapa terkejutnya Iwan melihat pemandangan mengerikan itu. Iwan lalu melaporkan kepada pihak kepolisian. Polisi yang mengetahui peristiwa itu langsung terjun ke TKP.

Informasi yang dihimpun, di depan rumah korban ditemukan empat butir selongsong peluru jenis revolver dan dua butir peluru jenis SS1. Peluru yang ditemukan tersebut, satu butir SS1 masih dalam keadaan aktif. Selanjutnya saat olah TKP, polisi juga menemukan sebilah parang di dalam sumur yang berada di teras rumah korban.

Diduga parang itu digunakan tersangka untuk menghabisi korban. Menariknya, soal selongsong peluru yang ditemukan, ditengarai tidak terkait dengan kasus sadis ini. Pasalnya, dari keterangan warga sekitar selama ini tidak pernah mendengar suara letusan senjata api saat peristiwa itu terjadi.

Sementara, satu unit sepeda motor jenis Shogun SP Nopol BL 4137 GM warna hitam abu-abu dan sebuah handphone milik korban berhasil dibawa lari oleh tersangka yang berhasil melarikan diri.
Kapolres Aceh Tengah AKBP Edwin Rachmat Adikusumo melalui Kasat Reskrim IPTU Wendi Oktariansyah kepada Metro Aceh (grup Sumut Pos) mengatakan masih menyelidiki peristiwa sadis ini dan belum mengetahui motifnya.

Seorang tetanggga korban, Tasmijan (46), saat ditanya Metro Aceh mengatakan Iskanda sekeluarga selama ini dikenal sangat ramah dan menjalin hubungan baik dengan warga setempat. “Setahu saya keluarga korban sangat ramah dan menjalin hubungan baik dengan kami,” kata Tasmijan, seraya menambahkan Iskandar sering bekerja mengelas besi hingga larut malam.

Korban lalu di boyong ke Rumah Sakit Datu Beru Takengon untuk menjalani visum. Seorang dokter, Astri, yang ikut melakukan visum korban saat dihubungi mengatakan belum dapat memastikan jumlah luka di tubuh korban. “Kalau luka kecil dan besar akibat hantaman benda tajam dan tumpul cukup banyak dan belum dapat disampaikan. Korban juga belum diketahui telah berapa lama  meninggal dunia,” kata Astri. (mag-35/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/