Djanur sendiri mengaku takjub dengan perjuangan pemainnya hingga mampu lolos ke semifinal. Mengalahkan tim-tim terbaik seperti Persib, PSM Makassar hingga Persebaya Surabaya. Apalagi sejak awal, PSMS berstatus underdog alias tidak diunggulkan. “Kami yang tidak diunggulkan mampu lolos ke semifinal. Saya pikir ini hal yang perlu diapresiasi adalah kinerja pemain di lapangan yang luar biasa. Selamat untuk para pemain PSMS atas hasil ini,” kata pelatih berusia 53 tahun ini.
Pada laga itu PSMS dua kali memimpin lewat Wilfried menit ke-5 namun berhasil disamakan Irfan Jaya lewat titik putih menit ke-32. PSMS kembali unggul lewat Sadney 10 menit berselang. PSMS bahkan unggul 3-1 lewat gol Frets Butuan saat babak kedua baru dimulai 20 detik. Namun Persebaya bangkit lewat gol Ferinando Pahabol menit ke-65 dan Nelson Alom menit ke-69. Skor 3-3 bertahan hingga waktu normal berakhir.
Hanya saja lolos semifinal, PSMS justru harus bingung. Itu karena PSMS saat ini belum punya kandang yang layak karena Stadion Teladan masih dalam tahap renovasi. Sementara semifinal digelar dalam format home dan away. Manajemen pun punya tiga opsi stadion yang sudah pasti letaknya tidak di Sumatera Utara. Stadion-stadion tersebut adalah Stadion Manahan Solo, Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, serta Stadion Utama Riau, Pekanbaru.
“Saat ini ada tiga opsi. Yang pertama Stadion Manahan Solo, lalu Stadion Harapan Bangsa dan opsi ketiga Stadion Utama Riau. Tapi masih akan kami rapatkan lagi. Keputusannya selambat-lambatnya 6 Februari,” tambahnya.
Begitupun, dari tiga opsi, manajemen PSMS lebih cenderung memilih Stadion Manahan Solo. Itu karena menimbang faktor biaya karena harus kembali bermain away ke markas Persija. “Memang melihat kelengkapan stadion dan biaya, kami mungkin cenderung ke Stadion Manahan Solo sesuai dengan arahan panitia. Apalagi a-boardnya (papan reklame) sudah terpasang semua,” tambahnya.
Hanya saja, bermain di Manahan Solo membuat PSMS akan serasa tim tamu. Suporter Persija Jakarta dengan jarak yang lebih dekat tentu punya akses yang lebih mudah mencapai Manahan. Selain itu Manahan juga sudah seperti rumah bagi Persija yang pernah menjadikannya homebase di TSC 2016 lalu.
“Saat perempat final kemarin kan banyak juga suporter PSMS. Memang sebenarnya kami harapkan di Aceh. Tapi verifikasi stadion baru akan digelar tanggal 9 Februari. Sementara 10 Februari semifinal sudah dimulai. Apalagi yang sulit soal aboard itu,” katanya.
Djanur sendiri mengaku takjub dengan perjuangan pemainnya hingga mampu lolos ke semifinal. Mengalahkan tim-tim terbaik seperti Persib, PSM Makassar hingga Persebaya Surabaya. Apalagi sejak awal, PSMS berstatus underdog alias tidak diunggulkan. “Kami yang tidak diunggulkan mampu lolos ke semifinal. Saya pikir ini hal yang perlu diapresiasi adalah kinerja pemain di lapangan yang luar biasa. Selamat untuk para pemain PSMS atas hasil ini,” kata pelatih berusia 53 tahun ini.
Pada laga itu PSMS dua kali memimpin lewat Wilfried menit ke-5 namun berhasil disamakan Irfan Jaya lewat titik putih menit ke-32. PSMS kembali unggul lewat Sadney 10 menit berselang. PSMS bahkan unggul 3-1 lewat gol Frets Butuan saat babak kedua baru dimulai 20 detik. Namun Persebaya bangkit lewat gol Ferinando Pahabol menit ke-65 dan Nelson Alom menit ke-69. Skor 3-3 bertahan hingga waktu normal berakhir.
Hanya saja lolos semifinal, PSMS justru harus bingung. Itu karena PSMS saat ini belum punya kandang yang layak karena Stadion Teladan masih dalam tahap renovasi. Sementara semifinal digelar dalam format home dan away. Manajemen pun punya tiga opsi stadion yang sudah pasti letaknya tidak di Sumatera Utara. Stadion-stadion tersebut adalah Stadion Manahan Solo, Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, serta Stadion Utama Riau, Pekanbaru.
“Saat ini ada tiga opsi. Yang pertama Stadion Manahan Solo, lalu Stadion Harapan Bangsa dan opsi ketiga Stadion Utama Riau. Tapi masih akan kami rapatkan lagi. Keputusannya selambat-lambatnya 6 Februari,” tambahnya.
Begitupun, dari tiga opsi, manajemen PSMS lebih cenderung memilih Stadion Manahan Solo. Itu karena menimbang faktor biaya karena harus kembali bermain away ke markas Persija. “Memang melihat kelengkapan stadion dan biaya, kami mungkin cenderung ke Stadion Manahan Solo sesuai dengan arahan panitia. Apalagi a-boardnya (papan reklame) sudah terpasang semua,” tambahnya.
Hanya saja, bermain di Manahan Solo membuat PSMS akan serasa tim tamu. Suporter Persija Jakarta dengan jarak yang lebih dekat tentu punya akses yang lebih mudah mencapai Manahan. Selain itu Manahan juga sudah seperti rumah bagi Persija yang pernah menjadikannya homebase di TSC 2016 lalu.
“Saat perempat final kemarin kan banyak juga suporter PSMS. Memang sebenarnya kami harapkan di Aceh. Tapi verifikasi stadion baru akan digelar tanggal 9 Februari. Sementara 10 Februari semifinal sudah dimulai. Apalagi yang sulit soal aboard itu,” katanya.