26.7 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

2 Indonesia vs Kamboja 0: Butuh 86 Menit

Foto: Wahyudin/Jawa Pos
Egy Maulana Vikri, pemain dari Timnas u-19 dijaga oleh Chhoeung Visinu dari Timnas Kamboja U-19, saat pertandingan persahabatan di Stadion Patrior, Bekasi (04/10/2017). Timnas u19 menang dengan skor 2-0 atas Kamboja.

BEKASI, SUMUTPOS.CO – Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri sepertinya harus memperkuat lagi karakter bermain anak asuhnya. Ya, pertandingan ujicoba melawan Kamboja U-19 di Stadion Patriot, Bekasi, tadi malam cukup menunjukan bahwa tim dengan julukan Garuda Nusantara itu belum mampu mempertahankan performa terbaik seperti tampil di Piala AFF U-19 2017, di Myanmar lalu.

Dalam pertandingan yang disaksikan 5 ribu penonton secara langsung itu, Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan bermain jauh dari kata bagus. Kesalahan mendasar seperti akurasi umpan yang buruk dan cara menciptakan peluang yang minim kreasi membuat mereka tampil monoton dan sangat membosankan.

Hasilnya, tim yang finish di peringkat ketiga Piala AFF U-19 di Myanmar pertengahan September lalu itu, harus membutuhkan waktu 86 menit untuk bisa membobol gawang tim tamu. Dan, gol pembuka tersebut dicetak oleh jebolan pondok pesantren, Rafli Mursalim yang masuk menggantikan Hanis Saghara di menit ke-46.

Gol Rafli tersebut cukup memancing Kamboja yang sejak babak pertama bermain bertahan itu, untuk bermain menyerang untuk mengejar ketertinggalan. Hasilnya, tiga menit kemudian, Timnas U-19 berhasil mempertebal keunggulan lewat Egy Maulana saat pertandingan sudah memasuki masa injury time.

Sejatinya, sebelum pertandingan berakhir, Timnas U-19 mendapatkan peluang untuk mengakhiri pertandingan tersebut dengan skor 3-0. Itu setelah wasit Teetichai Nuarjan asal Thailand memberikan hadiah penalti bagi Indonesia di menit 90+3 setelah Egy dijatuhkan oleh kiper Kamboja, Chea Vansak di dalam kotak terlarang. Sayang, Saddil Ramdani gagal menjalankan tugasnya. Bola hasil sepakannya berhasil diblok oleh Vansak.

“Saya akui bahwa Kamboja memberikan kesulitan kepada kami sepanjang pertandingan tadi. Itu karena mereka sepertinya sudah sangat paham dengan permainan kami,” kata Indra setelah pertandingan.” Tapi setelah ketinggalan, mereka berani keluar. Kalo ada waktu 5-10 menit mungkin banyak gol bisa terjadi,” ujar mantan pelatih Bali United itu.

Menurut dia, tantangan yang diberikan Kamboja tersebut tidak jauh berbeda dengan Vietnam U-19 yang mereka lawan di Piala AFF U-19 lalu.  Hanya saja, lanjut Indra, Vietnam memiliki skil individu yang jauh lebih baik dari Kamboja. “Tapi, saya berterimakasih kepada para pemain. Mereka mampu mencari solusi atas masalah yang mereka hadapi di lapangan,” imbuhnya.

Sama dengan Indra, Egy juga mengakui mereka kesulitan membongkar pertahanan lawan dengan banyak pemain menumpuk di lini pertahanan tersebut. “Tapi, ini semua karena kami terlalu terburu-buru untuk mencetak banyak gol. Jadi, banyak peluang tidak bisa dimaksimalkan menjadi gol,” ungkap pemain jebolan PPLP Ragunan, Jakarta itu.

Di sisi lain, Kazuniri Inoue, pelatih Kamboja U-19, mengungkapkan bahwa, mereka sejatinya sudah mampu bermain secara kosisten untuk membendung formasi serangan dari Indonesia. “Namun, saya akui bahwa Indonesia bermain jauh lebih baik dengan tiada henti memberikan tekanan kepada kami,” sesalnya. (ben/jpg)

Foto: Wahyudin/Jawa Pos
Egy Maulana Vikri, pemain dari Timnas u-19 dijaga oleh Chhoeung Visinu dari Timnas Kamboja U-19, saat pertandingan persahabatan di Stadion Patrior, Bekasi (04/10/2017). Timnas u19 menang dengan skor 2-0 atas Kamboja.

BEKASI, SUMUTPOS.CO – Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri sepertinya harus memperkuat lagi karakter bermain anak asuhnya. Ya, pertandingan ujicoba melawan Kamboja U-19 di Stadion Patriot, Bekasi, tadi malam cukup menunjukan bahwa tim dengan julukan Garuda Nusantara itu belum mampu mempertahankan performa terbaik seperti tampil di Piala AFF U-19 2017, di Myanmar lalu.

Dalam pertandingan yang disaksikan 5 ribu penonton secara langsung itu, Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan bermain jauh dari kata bagus. Kesalahan mendasar seperti akurasi umpan yang buruk dan cara menciptakan peluang yang minim kreasi membuat mereka tampil monoton dan sangat membosankan.

Hasilnya, tim yang finish di peringkat ketiga Piala AFF U-19 di Myanmar pertengahan September lalu itu, harus membutuhkan waktu 86 menit untuk bisa membobol gawang tim tamu. Dan, gol pembuka tersebut dicetak oleh jebolan pondok pesantren, Rafli Mursalim yang masuk menggantikan Hanis Saghara di menit ke-46.

Gol Rafli tersebut cukup memancing Kamboja yang sejak babak pertama bermain bertahan itu, untuk bermain menyerang untuk mengejar ketertinggalan. Hasilnya, tiga menit kemudian, Timnas U-19 berhasil mempertebal keunggulan lewat Egy Maulana saat pertandingan sudah memasuki masa injury time.

Sejatinya, sebelum pertandingan berakhir, Timnas U-19 mendapatkan peluang untuk mengakhiri pertandingan tersebut dengan skor 3-0. Itu setelah wasit Teetichai Nuarjan asal Thailand memberikan hadiah penalti bagi Indonesia di menit 90+3 setelah Egy dijatuhkan oleh kiper Kamboja, Chea Vansak di dalam kotak terlarang. Sayang, Saddil Ramdani gagal menjalankan tugasnya. Bola hasil sepakannya berhasil diblok oleh Vansak.

“Saya akui bahwa Kamboja memberikan kesulitan kepada kami sepanjang pertandingan tadi. Itu karena mereka sepertinya sudah sangat paham dengan permainan kami,” kata Indra setelah pertandingan.” Tapi setelah ketinggalan, mereka berani keluar. Kalo ada waktu 5-10 menit mungkin banyak gol bisa terjadi,” ujar mantan pelatih Bali United itu.

Menurut dia, tantangan yang diberikan Kamboja tersebut tidak jauh berbeda dengan Vietnam U-19 yang mereka lawan di Piala AFF U-19 lalu.  Hanya saja, lanjut Indra, Vietnam memiliki skil individu yang jauh lebih baik dari Kamboja. “Tapi, saya berterimakasih kepada para pemain. Mereka mampu mencari solusi atas masalah yang mereka hadapi di lapangan,” imbuhnya.

Sama dengan Indra, Egy juga mengakui mereka kesulitan membongkar pertahanan lawan dengan banyak pemain menumpuk di lini pertahanan tersebut. “Tapi, ini semua karena kami terlalu terburu-buru untuk mencetak banyak gol. Jadi, banyak peluang tidak bisa dimaksimalkan menjadi gol,” ungkap pemain jebolan PPLP Ragunan, Jakarta itu.

Di sisi lain, Kazuniri Inoue, pelatih Kamboja U-19, mengungkapkan bahwa, mereka sejatinya sudah mampu bermain secara kosisten untuk membendung formasi serangan dari Indonesia. “Namun, saya akui bahwa Indonesia bermain jauh lebih baik dengan tiada henti memberikan tekanan kepada kami,” sesalnya. (ben/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/