30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Kegagalan di Cabang Sepak Bola Salah KONI Sumut

Ilustrasi
Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kegagalan tim sepak bola Sumatera Utara pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 dinilai murni kesalahan dari KONI Sumut sendiri. Pasalnya, induk organisasi olahraga di Sumut ini terkesan membiarkan persoalan yang dihadapi tim sebelum berangkat ke Jawa Barat.

Sumut gagal lolos ke babak delapan besar setelah menempati peringkat keempat di Grup B. Kemenangan atas Sumatera Selatan pada pertandingan terakhir tidak menolong, karena di saat bersamaan Sulawesi Selatan sukses mengalahkan Kalimantan Selatan.

Hasil ini membuat publik sepak bola Sumut sangat kecewa. Mereka pun menyalahkan KONI Sumut yang terkesan membiarkan tim itu didera persoalan sebelum berangkat ke Bandung.

“Kegagalan ini murni salah dari KONI Sumut. Sebab, selama ini mereka terkesan membiarkan tim itu meski didera permasalahan. KONI Sumut seolah takut kepada Erwis Fauza Lubis,” tegas Mantan Asisten Manajer Tim Sepak Bola Sumut pada PON 2012 lalu, Drs H Azam Nasution di Medan, kemarin.

Salah satu kesalahan fatal KONI Sumut adalah membiarkan para pemain PON Sumut itu membela Bintang Jaya Asahan di Indonesia Soccer Championship (ISC)-B. “Kita lihat sendiri, keikutsertaan pemain PON di ISC-B itu bukan meningkatkan kualitas tim. Sebab manajemen lebih mengutamakan Bintang Jaya dari pada PON sendiri,” paparnya.

Selain itu, Azam juga menyoroti pembentukann tim PON tersebut. Dia menilai pembentukan tim tidak dengan sistem berlaku, dimana Medan sebagai juara Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) 2014, diabaikan.

“Sebagai juara Porprovsu, pemain Medan harus mendominasi di Pra PON Sumut. Tapi kenyataannya hanya satu orang yang berasal dari tim juara Porprovsu 2014 lalu. Ini juga dibiarkan KONI Sumut, seolah-olah Porprovsu itu tidak ada gunanya,” tegasnya.

Persoalan lainnya adalah pergantian pelatih secara sepihak oleh manajemen tim. “Beberapa bulan sebelum PON, manajemen tim secara sepihak mengganti pelatih. Tapi KONI Sumut tetap diam. Bahkan, Ketua Harian KONI Sumut John Lubis menyebutkan tim itu tidak ada masalah,” ungkapnya.

Begitu juga dengan penetapan lokasi pelatda di Kisaran. Azam mengaku heran, karena mencari lawan uji coba jika pelatda dilakukan di Medan. “Ini semua sudah pernah saya ingatkan kepada Ketua Harian KONI Sumut, Pak John. Saya mendesak agar tim sepak bola diambilalih KONI Sumut. Tapi tidak ditanggapi, dan inilah hasilnya,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua Kontingen PON Sumut yang juga Ketua Harian KONI Sumut, John Ismadi Lubis menegaskan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap tim PON. Dia menyebutkan hasil tim sepak bola jauh dari harapan karena terhenti di babak penyisihan grup. “Cabang sepak bola pasti kami evaluasi,” tegasnya.

Dia mengungkapkan, KONI Sumut sebelumnya sudah memberi saran terkait persoalan yang mendera tim sepak bola. Namun dia mengatakan saran itu tidak digubris manajemen tim. “Kita sudah banyak memberi saran, tapi tidak diterima,” kilah John. (dek)

Ilustrasi
Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kegagalan tim sepak bola Sumatera Utara pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 dinilai murni kesalahan dari KONI Sumut sendiri. Pasalnya, induk organisasi olahraga di Sumut ini terkesan membiarkan persoalan yang dihadapi tim sebelum berangkat ke Jawa Barat.

Sumut gagal lolos ke babak delapan besar setelah menempati peringkat keempat di Grup B. Kemenangan atas Sumatera Selatan pada pertandingan terakhir tidak menolong, karena di saat bersamaan Sulawesi Selatan sukses mengalahkan Kalimantan Selatan.

Hasil ini membuat publik sepak bola Sumut sangat kecewa. Mereka pun menyalahkan KONI Sumut yang terkesan membiarkan tim itu didera persoalan sebelum berangkat ke Bandung.

“Kegagalan ini murni salah dari KONI Sumut. Sebab, selama ini mereka terkesan membiarkan tim itu meski didera permasalahan. KONI Sumut seolah takut kepada Erwis Fauza Lubis,” tegas Mantan Asisten Manajer Tim Sepak Bola Sumut pada PON 2012 lalu, Drs H Azam Nasution di Medan, kemarin.

Salah satu kesalahan fatal KONI Sumut adalah membiarkan para pemain PON Sumut itu membela Bintang Jaya Asahan di Indonesia Soccer Championship (ISC)-B. “Kita lihat sendiri, keikutsertaan pemain PON di ISC-B itu bukan meningkatkan kualitas tim. Sebab manajemen lebih mengutamakan Bintang Jaya dari pada PON sendiri,” paparnya.

Selain itu, Azam juga menyoroti pembentukann tim PON tersebut. Dia menilai pembentukan tim tidak dengan sistem berlaku, dimana Medan sebagai juara Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) 2014, diabaikan.

“Sebagai juara Porprovsu, pemain Medan harus mendominasi di Pra PON Sumut. Tapi kenyataannya hanya satu orang yang berasal dari tim juara Porprovsu 2014 lalu. Ini juga dibiarkan KONI Sumut, seolah-olah Porprovsu itu tidak ada gunanya,” tegasnya.

Persoalan lainnya adalah pergantian pelatih secara sepihak oleh manajemen tim. “Beberapa bulan sebelum PON, manajemen tim secara sepihak mengganti pelatih. Tapi KONI Sumut tetap diam. Bahkan, Ketua Harian KONI Sumut John Lubis menyebutkan tim itu tidak ada masalah,” ungkapnya.

Begitu juga dengan penetapan lokasi pelatda di Kisaran. Azam mengaku heran, karena mencari lawan uji coba jika pelatda dilakukan di Medan. “Ini semua sudah pernah saya ingatkan kepada Ketua Harian KONI Sumut, Pak John. Saya mendesak agar tim sepak bola diambilalih KONI Sumut. Tapi tidak ditanggapi, dan inilah hasilnya,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua Kontingen PON Sumut yang juga Ketua Harian KONI Sumut, John Ismadi Lubis menegaskan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap tim PON. Dia menyebutkan hasil tim sepak bola jauh dari harapan karena terhenti di babak penyisihan grup. “Cabang sepak bola pasti kami evaluasi,” tegasnya.

Dia mengungkapkan, KONI Sumut sebelumnya sudah memberi saran terkait persoalan yang mendera tim sepak bola. Namun dia mengatakan saran itu tidak digubris manajemen tim. “Kita sudah banyak memberi saran, tapi tidak diterima,” kilah John. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/