26.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Dua Rival PSMS Meradang

Pelatih kepala Kalteng Putra, Kas Hartadi melakukan selebrasi merayakan kemenangan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Rencana pertemuan klub peserta babak 8 besar Liga 2 2017 dengan PT Liga Indonesia Baru dan PSSI di Jakarta, Jumat (20/10), dipastikan batal.

Saat dikonfirmasi, COO PT LIB Tigor Shalom Boboy membenarkan bahwa rencana pertemuan batal. “Nggak jadi pertemuannya. Itu dari PSSI yang minta diundur. Prinisipnya kami sudah siapndengan rancangan jadwal,” ucapnya, Jumat siang.

Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria juga membenarkan pertemuan yang harusnya digelar hari ini di Jakarta urung terlaksana karena permintaan PSSI. “Pertemuannya di Makostrad ya, tapi mundur, karena Ketum PSSI (Edy Rahmayadi, Red) berhalangan hadir,” terangnya.

Sebelumnya, Waketum PSSI Joko Driyono memastikan pemunduran jadwal babak 8 besar Liga 2 tak akan melampaui 27 Oktober. Tapi menurut keterangan Tisha, pertemuan baru bisa digelar pada akhir Oktober.”Mundur pertemuannya jadi 31 Oktober,” jawabnya singkat.

Belum jelasnya jadwal pertandingan babak 8 besar Liga 2 tidak hanya membuat pusing para manajemen klub. Namun, lebih dari itu, para pelatih setiap kontestan babak perempat final itu juga merana dengan kondisi tanpa kepastian tersebut. Itu tidak lain, karena mereka harus kehilangan kondisi terbaik para pemain.

Berbeda dengan PSMS yang merasa tak masalah dengan penundaan jadwal, tak demikian dengan dua rival di grup X, Martapura FC dan Kalteng Putra. Pelatih Martapura FC, Frans Sinarta mengatakan, dia sangat menyesal dengan adanya penundaan jadwal babak perempat final tersebut. Dengan alasan, mereka harus merombak secara besar-besaran program latihan yang sudah dipersiapkan jauh jauh hari agar bisa tampil maksimal di babak krusial tersebut.

“Ini adalah situasi yang sangat merugikan tim. Karena semua program latihan tim harus berubah, dan kami harus menyusun yang baru dari awal lagi,” kata Frans. “Tapi, yang membuat kami sangat kecewa adalah, para pemain harus kehilangan kondisi peak performance  mereka. Kondisi seperti ini yang sangat berbahaya bagi tim,” keluhnya.

Sialnya, lanjut Frans, dia pun tidak leluasa untuk menyusun program latihan baru tersebut. Pertimbangannya, operator kompetisi belum merilis jadwal kickoff babak 8 besar itu. “Karena untuk menentukan peak performance itu ada ukuran dan hitung-hitungannya tersendiri. Dan, untuk menentukannya kami harus tahu dulu kepastian kickoff,” paparnya.

Senada dengan Frans, Kashartadi, arsitek Kalteng Putra FC mengungkapkan bahwa dia hanya bisa memberikan program latihan ringan bagi Galih Sudaryono dan kawan-kawan. “Saya hanya hanya me-maintenance performa pemain yang sudah ada saja,” kata pria yang pernah menukangi Sriwijaya FC itu. (dkk/jpnn/don)

Pelatih kepala Kalteng Putra, Kas Hartadi melakukan selebrasi merayakan kemenangan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Rencana pertemuan klub peserta babak 8 besar Liga 2 2017 dengan PT Liga Indonesia Baru dan PSSI di Jakarta, Jumat (20/10), dipastikan batal.

Saat dikonfirmasi, COO PT LIB Tigor Shalom Boboy membenarkan bahwa rencana pertemuan batal. “Nggak jadi pertemuannya. Itu dari PSSI yang minta diundur. Prinisipnya kami sudah siapndengan rancangan jadwal,” ucapnya, Jumat siang.

Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria juga membenarkan pertemuan yang harusnya digelar hari ini di Jakarta urung terlaksana karena permintaan PSSI. “Pertemuannya di Makostrad ya, tapi mundur, karena Ketum PSSI (Edy Rahmayadi, Red) berhalangan hadir,” terangnya.

Sebelumnya, Waketum PSSI Joko Driyono memastikan pemunduran jadwal babak 8 besar Liga 2 tak akan melampaui 27 Oktober. Tapi menurut keterangan Tisha, pertemuan baru bisa digelar pada akhir Oktober.”Mundur pertemuannya jadi 31 Oktober,” jawabnya singkat.

Belum jelasnya jadwal pertandingan babak 8 besar Liga 2 tidak hanya membuat pusing para manajemen klub. Namun, lebih dari itu, para pelatih setiap kontestan babak perempat final itu juga merana dengan kondisi tanpa kepastian tersebut. Itu tidak lain, karena mereka harus kehilangan kondisi terbaik para pemain.

Berbeda dengan PSMS yang merasa tak masalah dengan penundaan jadwal, tak demikian dengan dua rival di grup X, Martapura FC dan Kalteng Putra. Pelatih Martapura FC, Frans Sinarta mengatakan, dia sangat menyesal dengan adanya penundaan jadwal babak perempat final tersebut. Dengan alasan, mereka harus merombak secara besar-besaran program latihan yang sudah dipersiapkan jauh jauh hari agar bisa tampil maksimal di babak krusial tersebut.

“Ini adalah situasi yang sangat merugikan tim. Karena semua program latihan tim harus berubah, dan kami harus menyusun yang baru dari awal lagi,” kata Frans. “Tapi, yang membuat kami sangat kecewa adalah, para pemain harus kehilangan kondisi peak performance  mereka. Kondisi seperti ini yang sangat berbahaya bagi tim,” keluhnya.

Sialnya, lanjut Frans, dia pun tidak leluasa untuk menyusun program latihan baru tersebut. Pertimbangannya, operator kompetisi belum merilis jadwal kickoff babak 8 besar itu. “Karena untuk menentukan peak performance itu ada ukuran dan hitung-hitungannya tersendiri. Dan, untuk menentukannya kami harus tahu dulu kepastian kickoff,” paparnya.

Senada dengan Frans, Kashartadi, arsitek Kalteng Putra FC mengungkapkan bahwa dia hanya bisa memberikan program latihan ringan bagi Galih Sudaryono dan kawan-kawan. “Saya hanya hanya me-maintenance performa pemain yang sudah ada saja,” kata pria yang pernah menukangi Sriwijaya FC itu. (dkk/jpnn/don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/