SUMUTPOS.CO – Indonesia akan berjumpa Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2020, Rabu (29/12) malam WIB. Kedua tim tidak akan tampil dengan skuad terbaiknya pada duel di Singapore National Stadium ini.
Indonesia dipastikan kehilangan Pratama Arhan. Dia mendapatkan kartu kuning pada dua laga babak semifinal dan harus absen karena akumulasi. Tentu ini menjadi kerugian bagi Indonesia.
Selain harus kehilangan Arhan, Skuad Garuda dibayangi rekor buruk di final Piala AFF. Dari lima kesempatan tampil di final, Indonesia selalu gagal. Tapi, situasi kali ini mungkin agak berbeda.
Timnas Indonesia yang kini diasuh pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong berambisi n
mengakhiri 25 tahun paceklik gelar. “Tentu saja saya ingin menjadi juara tetapi mengangkat trofi tidak terjadi hanya karena Anda menginginkannya, menjadi juara datang dengan cara Anda ketika Anda melakukan yang terbaik di setiap pertandingan,” ujar Shin dalam situs resmi Piala AFF, Selasa (28/12).
“Sebagai pelatih, saya telah memenangkan lebih dari 20 gelar dan dari pengalaman itu saya ingin menanamkan mental yang kuat pada para pemain dan mencoba menjadi juara. Mentalitas itu adalah sesuatu yang terus-menerus saya ceritakan kepada para pemain,” imbuhnya.
Shin Tae-yong bakal memainkan peran vital pada laga final ini. Dia telah membawa banyak perubahan di Timnas Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan telah meningkatkan level bermain Evan Dimas dan kolega.
Ketajaman para pemain Timnas menjadi salah satu nilai lebih yang dimiliki Indonesia. Dari fase grup hingga semifinal, Witan Sulaeman dan kolega secara total sudah melesakkan 22 gol di waktu normal dan babak perpanjangan waktu.
Shin Tae-yong juga berharap agar pasukan Garuda dapat lebih berkembang lagi untuk duel berikutnya. Terutama saat menghadapi tendangan bebas dari kubu lawan. “Karena tidak fokus untuk set piece, jadi sampai bisa dikatakan ke neraka dan ke surga, bolak balik,” kata Shin, mengomentari hasil pertandingan semifinal melawan Singapura di leg 2 lalu, seperti dikutip laman resmi PSSI.
“Bagian itu harus diperbaiki khususnya para pemain masih muda untuk kontrol pertandingan sedikit berkurang jadi untuk ke depannya lebih menunjukkan lagi perkembangan,” sambung eks pelatih Korsel di Piala Dunia 2018 tersebut.
Penyerang Timnas Garuda, Egy Maulana bakal bekerja keras untuk bisa memberikan gelar ke masyarakat Indonesia. “Kami tahu bahwa kami telah gagal lima kali sekarang tetapi kami tidak merasakan tekanan, melainkan kami hanya tahu betapa besar peluang yang kami miliki dan menjadi juara tidak akan datang dari berbicara tetapi hanya dari kerja keras,” kata Egy.
“Kami perlu percaya pada diri kami sendiri dan beberapa orang mungkin berpikir bahwa Thailand mungkin lebih kuat dari kami, tetapi saya tidak takut, bentuk bolanya bulat dan jika kami yakin akan pulang dengan trofi, maka tidak ada yang tidak mungkin,” pungkasnya.
Thailand dan Indonesia terakhir bersua pada Juni lalu di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Saat itu, laga berakhir dengan skor 2-2. Shin Tae-yong mampu memperbaiki catatan buruk Indonesia yang pada pertemuan sebelumnya yang kalah 3-0 dari Thailand di Gelora Bung Karno. Ketika itu, Indonesia dilatih Simon McMenemy.
Seperti Indonesia, Thailand juga tak bisa tampil dengan kekuatan terbaik. Kiper Chatchai Budprom absen karena cedera. Lalu, ada bek kiri Theerathon Bunmathan yang absen karena akumulasi kartu kuning.
Pelatih Alexandre Polking punya kiper senior Siwarak Tedsungnoen sebagai pengganti. Sementara, Tristan Do yang ikut merasakan gelar juara Piala AFF 2016 -mengalahkan Indonesia di final-, bakal jadi andalan untuk posisi bek kiri.
Thailand diunggulkan pada laga final Piala AFF 2020 ini. Pada babak semifinal, mereka menang atas tim kuat Vietnam dengan agregat 2-0. Tapi, pelatih Polking tidak ingin besar kepala dengan status unggulan. “Kami sangat fokus pada dua laga final dan memenangkan gelar, kami punya 180 menit laga yang harus dimainkan. Kami tidak merasa tim unggulan. Indonesia telah bermain sangat baik pada Piala AFF ini,” katanya. (bbs)