25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Divisi Utama 2015 tanpa Asing

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemain asing dengan kemampuan pas-pasan sepertinya harus bersiap-siap untuk meninggalkan persepakbolaan Indonesia dalam waktu dekat ini. Sebab, dalam kompetisi musim depan, bukan tidak mungkin mereka hanya akan menjadi turis saja. Ini setelah PT Liga Indonesia (PT LI) menetapkan pemangkasan kuota pemain asing.

Keputusan tersebut dihasilkan setelah terjadinya pertemuan Komite Eksekutif (Exco) PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu malam lalu (2/11).

Hasilnya, bukan hanya kompetisi kasta yang tertinggi seperti Indonesia Super League (ISL) saja yang dipangkas jumlah pemain asingnya, pun demikian dengan Divisi Utama.

Untuk kuota pemain asing di ISL, perubahannya terjadi dengan mengurangi kuota dari empat pemain asing hanya menjadi tiga orang saja. Bukan hanya itu, menurut CEO PT LI Joko Driyono komposisi pemain asing pun tidak akan lagi ada diversifikasi atau pembedaan dari latar belakang kewarganegaraan si pemain.

Seperti di musim lalu untuk ISL menggunakan format 3+1 atau 3 pemain asing dari negara non Asia, dan hanya satu pemain asing dari negara Asia. “Untuk ISL tahun depan, tidak ada lagi. Di sisi kuota hanya tiga pemain, tidak ada pembeda di dalamnya, klub boleh menggunakan kuota itu dengan tiga pemain dari negara mana pun,” ujarnya.

Menurut Joko, pengurangan jumlah pemain ini akan terus dilakukan untuk tiap musimnya. Dia menganggap pembatasan pemain asing ini perlu dilakukan PSSI untuk me;indungi pemain muda yang justru membutuhkan lebih banyak jam terbang. Dalam ISL tahun ini, mungkin masih bisa dihitung dengan jari klub yang memasukkan lebih dari lima pemain muda dalam skuadnya.

Itu juga yang membuat PT LI meniadakan kuota peman asing untuk klub-klub Divisi Utama. Di sisi ini, PSSI sepertinya ingin menjadikan Divisi Utama fokus ke pembinaan pemain lokal. Tidak seperti Divisi Utama tahun ini yang hanya diperbolehkan menggunakan tenaga dua pemain asing di dalamnya.

Selain fokus ke pembinaan, Joko menyebut langkah ini sebagai tindakan setelah banyaknya case yang berkaitan dengan finansial di Divisi Utama musim ini.

Sehingga, diharapkan, dalam Divisi Utama tahun depan tidak ada lagi klub yang mengalami kesulitan finansial ataupun tidak mampu menggaji pemain asingnya. “Keputusan ini akan tetap kami pertahankan dalam beberapa tahun ke depan,” tegasnya. (ren)

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemain asing dengan kemampuan pas-pasan sepertinya harus bersiap-siap untuk meninggalkan persepakbolaan Indonesia dalam waktu dekat ini. Sebab, dalam kompetisi musim depan, bukan tidak mungkin mereka hanya akan menjadi turis saja. Ini setelah PT Liga Indonesia (PT LI) menetapkan pemangkasan kuota pemain asing.

Keputusan tersebut dihasilkan setelah terjadinya pertemuan Komite Eksekutif (Exco) PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu malam lalu (2/11).

Hasilnya, bukan hanya kompetisi kasta yang tertinggi seperti Indonesia Super League (ISL) saja yang dipangkas jumlah pemain asingnya, pun demikian dengan Divisi Utama.

Untuk kuota pemain asing di ISL, perubahannya terjadi dengan mengurangi kuota dari empat pemain asing hanya menjadi tiga orang saja. Bukan hanya itu, menurut CEO PT LI Joko Driyono komposisi pemain asing pun tidak akan lagi ada diversifikasi atau pembedaan dari latar belakang kewarganegaraan si pemain.

Seperti di musim lalu untuk ISL menggunakan format 3+1 atau 3 pemain asing dari negara non Asia, dan hanya satu pemain asing dari negara Asia. “Untuk ISL tahun depan, tidak ada lagi. Di sisi kuota hanya tiga pemain, tidak ada pembeda di dalamnya, klub boleh menggunakan kuota itu dengan tiga pemain dari negara mana pun,” ujarnya.

Menurut Joko, pengurangan jumlah pemain ini akan terus dilakukan untuk tiap musimnya. Dia menganggap pembatasan pemain asing ini perlu dilakukan PSSI untuk me;indungi pemain muda yang justru membutuhkan lebih banyak jam terbang. Dalam ISL tahun ini, mungkin masih bisa dihitung dengan jari klub yang memasukkan lebih dari lima pemain muda dalam skuadnya.

Itu juga yang membuat PT LI meniadakan kuota peman asing untuk klub-klub Divisi Utama. Di sisi ini, PSSI sepertinya ingin menjadikan Divisi Utama fokus ke pembinaan pemain lokal. Tidak seperti Divisi Utama tahun ini yang hanya diperbolehkan menggunakan tenaga dua pemain asing di dalamnya.

Selain fokus ke pembinaan, Joko menyebut langkah ini sebagai tindakan setelah banyaknya case yang berkaitan dengan finansial di Divisi Utama musim ini.

Sehingga, diharapkan, dalam Divisi Utama tahun depan tidak ada lagi klub yang mengalami kesulitan finansial ataupun tidak mampu menggaji pemain asingnya. “Keputusan ini akan tetap kami pertahankan dalam beberapa tahun ke depan,” tegasnya. (ren)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/