25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Bak Buah Simalakama

Keberadaan becak bermotor (betor) bak buah simalakama bagi Pemko Medan. Bagaimana tidak, satu sisi kehadiran mereka cenderung menggangu, disisi lain nasib mereka yang bergantung padaa pekerjaan tersebut juga menjadi perhatian.

Seorang warga Medan, Freddy Hutabarat yang menjabat Ketua Bidang Pembinaan dan Pertandingan PSMS pun menyadari itu. Menurutnya, Pemko memang harus tegas menyikapi hal itu.
“Yang pasti ini harus ditertibkan. Bukankah peraturan mengenai keberadaan betor ini sudah dibuat. Pemko harus lebih tegas,” katanya.

Freddy tak menampik, kehadiran betor kini lumayan meresahkan. Hampir di setiap sudut kota kita menemukan kelompok penarik betor. Katanya, malah lebih baik yang dulu.

Ya, dulu betor masih memiliki nilai sejarah bahkan Kota Binjai terkenal dengan kota becak. Sekarang ini, tidak ada lagi nilai sejarah. Justru yang nampak sifat-sifat rakus. “Para penarik betor itu tidak pandang bulu dalam memilih tempat mangkal. Tidak cuma jalan raya, trotoar pun dijadikan tempat mangkal,” urainya.

Sebelumnya, Pemko Medan melalui Sekretaris Daerah (Sekda) yang saat itu masih dijabat oleh HM Fitriyus sempat berujar kepada Sumut Pos kalau niat untuk menghapus betor agar tidak lagi beroperasi di inti kota, bukanlah isapan jempol.

Buktinya, Pemko Medan berjanji akan membuat lapangan pekerjaan baru bagi para penarik betor. Hal ini sebagai upaya, agar para penarik betor itu tetap memiliki mata pencaharian. “Ada beberapa solusi yang nantinya akan ditawarkan.

Yang pertama, para penarik betor dialihkan ke pinggiran kota dan yang kedua adalah Pemko Medan akan membentuk sebuah lapangan pekerjaan baru,” ujarnya.
Memang, kala itu Fitriyus belum bisa memastikan lapangan pekerjaan seperti apa yang dimaksud. “Itukan perlu ada kajiannya lagi. Lagian, rencana itu baru akan berjalan dua atau tiga tahun lagi,” tegasnya. (ari/jul)

Keberadaan becak bermotor (betor) bak buah simalakama bagi Pemko Medan. Bagaimana tidak, satu sisi kehadiran mereka cenderung menggangu, disisi lain nasib mereka yang bergantung padaa pekerjaan tersebut juga menjadi perhatian.

Seorang warga Medan, Freddy Hutabarat yang menjabat Ketua Bidang Pembinaan dan Pertandingan PSMS pun menyadari itu. Menurutnya, Pemko memang harus tegas menyikapi hal itu.
“Yang pasti ini harus ditertibkan. Bukankah peraturan mengenai keberadaan betor ini sudah dibuat. Pemko harus lebih tegas,” katanya.

Freddy tak menampik, kehadiran betor kini lumayan meresahkan. Hampir di setiap sudut kota kita menemukan kelompok penarik betor. Katanya, malah lebih baik yang dulu.

Ya, dulu betor masih memiliki nilai sejarah bahkan Kota Binjai terkenal dengan kota becak. Sekarang ini, tidak ada lagi nilai sejarah. Justru yang nampak sifat-sifat rakus. “Para penarik betor itu tidak pandang bulu dalam memilih tempat mangkal. Tidak cuma jalan raya, trotoar pun dijadikan tempat mangkal,” urainya.

Sebelumnya, Pemko Medan melalui Sekretaris Daerah (Sekda) yang saat itu masih dijabat oleh HM Fitriyus sempat berujar kepada Sumut Pos kalau niat untuk menghapus betor agar tidak lagi beroperasi di inti kota, bukanlah isapan jempol.

Buktinya, Pemko Medan berjanji akan membuat lapangan pekerjaan baru bagi para penarik betor. Hal ini sebagai upaya, agar para penarik betor itu tetap memiliki mata pencaharian. “Ada beberapa solusi yang nantinya akan ditawarkan.

Yang pertama, para penarik betor dialihkan ke pinggiran kota dan yang kedua adalah Pemko Medan akan membentuk sebuah lapangan pekerjaan baru,” ujarnya.
Memang, kala itu Fitriyus belum bisa memastikan lapangan pekerjaan seperti apa yang dimaksud. “Itukan perlu ada kajiannya lagi. Lagian, rencana itu baru akan berjalan dua atau tiga tahun lagi,” tegasnya. (ari/jul)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

Terpopuler

Artikel Terbaru

/