25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14370

Menteri Perdagangan Belanja di Pasar Petisah

MEDAN-Rabu siang, (23/11) Menteri Perdagangan RI Gita Irawan Wirjawan hadir di Kota Medan. Sebagai menteri perdagangan, Gita pun melakukan kunjungan ke pasar tradisional yang ada di ibu kota Sumatera Utara ini.

Dalam kunjungannya itu, tentu, Gita didampingi oleh pejabat kota. Tampak Wali Kota Medan Rahudman Harahap dan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemko Medan dalam rombongan.

Nah, di sela-sela pengecekan harga sembako, Gita menyempatkan diri untuk belanja. Pada momen inilah ada sebuah kejadian yang menarik. Wali kota dan SKPD sibuk mengeluarkan uang untuk membayari belanjaan sang menteri.
Awalnya, Gita membeli teri Medan sebanyak satu kilo dengan harga Rp80 ribu, dilanjutkan ke warung sebelah dengan membeli udang manis dengan harga per kilonya Rp40 ribu. Dengan berpindah-pindah ke warung lainnya, Gita juga membeli kentang merah Berastagi yang harga sekilonya Rp10 ribu, kemudian dilanjutkan ke warung sebelah dengan membeli kerupuk udang dengan harga Rp10 ribu per kilo. Dan, di warung terakhir Gita membeli bumbu masak (racikan Cina) yang harga sekilonya Rp45 ribu.

Saat ingin membayar bumbu masak inilah terlihat pejabat kota berebut untuk membayari belanjaan Gita. Mulai dari Kadis Perindag Syarizal Arief, Kadis Pertamanan Erwin, dan Wali Kota Medan Rahudman Harahap tidak ketinggalan merogoh kantung.

Tak pelak, Gita langsung menolak. Lalu, dia merogoh kantung celana sebelah kanan, namun yang ada uang pecahan Rp100 ribu sementara belanjaan hanya Rp45ribu. Langsung saja Kadis Pertamanan, Erwin, menyodorkan uang Rp50 ribu. Uang pun berpindah tangan.

Setelah itu Gita memberikan uang pecahan dari Erwin tadi ke pedagang. Dan, ketika uang kembalian diberikan pedagang, Gita menolak dengan halus. “Sudah tidak usah, saya ada uang,” kata Gita.
Pedagang melirik ke Erwin, mengingat dia melihat kalau Kadis Pertamanan itu yang memberikan uang tadi ke sang menteri. “Tidak papa pak, sekali saja,” tanggap Erwin.

Terlepas dari itu, Gita menganggap stok sembako di Medan cenderung aman menjelang Natal dan Tahun Baru. “Saya sudah bertanya ke pedagang yang berjualan di sini, saat ini harga komoditi memang relatif stabil dan tidak ada kekurangan pasokan menjelang natal dan tahun baru. Begitupun, kita harus tetap menyikapi sehingga stabilisasi harga tetap terjaga. Selain itu, kita juga harus menambah pasokan sesuai dengan kebutuhan,” katanya.
Untuk beras, Gita menyebutkan pihaknya telah melakukan diskusi dengan pihak luar negeri dan harus dilakukan impor beras untuk menjaga stok yang ada. Pasalnya, dari informasi yang diterima panen beras tidak seperti apa yang diharapkan. “Sehingga untuk jangka menengah, saat ini kita kemungkinan melakukan impor beras dengan tujuan menjaga stok beras yang sudah ada,” ungkapnya.

Sedangkan untuk kondisi pasar tradisional yang ada di Kota Medan menurutnya perlu dilakukan revitalisasi. Soal revitalisasi yang membutuhkan dana tidak sedikit, pengakuan Gita, telah ada diskusi dengan pihak DPR RI. “Kondisi pasar tradisional sekarang ini perlu dilakukan revitalisasi, dan ini sudah dibicarakan dengan angggota DPR RI untuk penambahan anggaran. Diharapakan 2011 dan 2012 bisa dikucurkan dengan Rp400 miliar,” jelasnya.
Selain itu, Gita Irawan menegaskan, untuk membatasi impor komiditi. Selain penguatan pasar domestik juga harus dilakukan peningkatan daya saing produk dalam negeri. “Kita harus memperkuat ekspor, saya setuju dengan impor selama ini asal tidak ada ketergantungan,”jelasnya.

Minyak Kita Dilauncing

Kemarin, pemerintah melalui kementerian perdagangan meluncurkan program konvensi minyak goreng curah menuju minyak goreng kemasan sederhana dengan merek Minyak Kita. “Salah satu program pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pangan adalah melakukan transformasi minyak goreng curah menuju minyak goreng kemasan,” ujar Gita, saat launching produk Minyak Kita.

Sementara Wali Kota Medan, Rahudman Harahap mengaku, transformasi ini harus dilakukan, karena dari segi harga Minyak Kita menyamai minyak goreng curah.
“Harga yang ditawarkan sama seperti minyak goreng curah, sekitar Rp9.500,” ujar Rahudman Harahap.
Dalam proses produksi pembuatan Minyak Kita, dikemas dengan kemasan plastik berbentuk bantal yang berpedoman pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Minyak Kita sudah memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dan izin edar dari Badan Pengawas Obat Makanan serta izin dari Kemenhum HAM. Produsen yang ikut menyumbang dalam pembuatan Minyak Kita, seperti Salim Pratama, Smart Tbk, Permata Hijau, Musim Mas dan lainnya. “Banyak produsen yang ikut terlibat dalam Minyak Kita, kurang lebih ada sekitar 20 produsen,” tambah Rahudman.
Untuk Medan, kebutuhan akan minyak goreng mencapai 240 kg per kapita per tahunnya, sedangkan untuk Sumut, kebutuhan minyak goreng mencapai 130.000 kg per kapita per tahunnya. (adl/ram)

Soal Pemondokan Embarkasi Medan tak Masalah

MEDAN-Kualitas pelayanan jamaah haji Indonesia di tanah suci terus menjadi sorotan pemerintah. Setiap tahunnya, evaluasi terkait penyelenggaraan haji ini terus dilakukan baik tingkat Sumut maupun nasional.  Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan, Sazli Nasution, mengaku selama musim hajin kualitas pemondokan, jarak maktab dari Masjidil Haram dan penyajian makanan atau katering masih menjadi permasalahan yang kerap dialami para jamaah haji Indonesia di tanah suci.

“Memang banyak kita dapat informasi jamaah haji mengeluhkan buruknya kualitas pemondokan. Jika kualitas pemondokan tidak sesuai, biasanya ada penggantian kompensasi uang sewa jamaah karena kualitas pemondokan yang buruk. Pada penyelenggaraan haji tahun ini, dari Embarkasi Medan, hanya 8 kloter yang mendapat tempat di ring 1, selebihnya (11 kloter) berada di ring 2. Jarak dari ring 1 ke masjidil haram ini lebih dekat. Sementara jarak dari ring 2 ke masjidil haram sekitar 2,5 km, namun jamaah haji yang berada pada ring ini disediakan transportasi khusus,” jelas Sazli.

Menurutnya, untuk jamaah yang tergabung dalam Embarkasi Medan sendiri, belum ada informasi mengenai soal pemondokan ini. “Mungkin dari jamaah embarkasi lain ada keluhan, tapi tahun ini, menurut saya kualitas pemondokan atau maktab Embarkasi Medan lebih baik dari tahun sebelumnya. Karena masalah ini terus dievaluasi, pemerintah terus mengupayakan agar jarak pemondokan jamaah haji Indonesia lebih dekat dengan wilayah markaziah,” ujarnya.
Ditambahkannya, pemulangan jamaah haji gelombang I yang berasal dari kloter 01/MES sampai kloter 11/MES telah selesai. Untuk itu gelombang II diantaranya kloter 12/MES sampai 19/MES akan dimulai pemulangannya. Dimana kloter 12 asal Sergei, Tebingtinggi dan Medan menurut jadwal tiba di Bandara Polonia Medan pada Kamis (24/11) sekitar pukul 04.15 WIB.

Seorang Jamah Haji Asal Langkat Wafat

Sebelumnya, pemulangan kloter 11/MES dengan 454 jamaah haji yang keseluruhannya berasal dari Langkat, tiba di Bandara Polonia Medan pada Rabu (23/11) pukul 02.35 WIB. Pada kloter 11/MES ini, seorang jamaah haji wafat atas nama Akat Bin Wakit Abdullah (81) manifest 322 dan dikebumikan di Syara. “Pemulangan jamaah disambut Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu serta para jajaran PPIH,” ucapnya.

Selain Ngogesa, Kapolres AKBP H Mardiyono, anggota Komisi II DPRD Kab Langkat Rahmanuddin Rangkuti, anggota DPRD Sumut asal Langkat Nurul Azhar Lubis, Kakan Kemenag Iwan Zulhami, Kabag Kessos Sujarno, dan Kabag Humas H Syahrizal pun turut hadir. “Syukur kehadirat Allah atas kesehatan para jamaah semoga memperoleh predikat haji mabrur dan dapat menjadi teladan di tengah umat dalam membangun Langkat religius,” kata Ngogesa.

Sazli kembali menjelaskan, pada Jumat (25/11) tidak ada pemulangan jamaah haji dari tanah suci dikarenakan otoritas kerajaan Arab Saudi. “Jadi, kloter 13 asal Medan dan Tapteng tiba di Medan pada Sabtu (26/11) sekitar pukul 03.15 WIB,” urainya.

Sementara itu, lanjutnya, saat ini jumlah jamaah haji Indonesia yang berada di Mekah setiap harinya terus berkurang dan pada akhirnya secara bertahap akan habis pada 1 Desember 2011. “Maka transportasi bus di Mekah akan dihentikan mulai 1 Desember mengingat pada saat itu semua jamaah haji Indonesia sudah tidak ada lagi di kota itu dan kalaupun ada transportasi hanya untuk petugas haji,” bebernya. (mag-11/mag-4)

Dipersulit Industri Tanah Air

Anggun C Sasmi

Anggun C Sasmi selalu membuka diri bekerja sama dengan musisi berbakat dari berbagai negara. Namun, yang bikin lady rocker itu heran, justru ia merasa dipersulit untuk kolaborasi dengan musisi Indonesia.

Pemilik album Snow on the Sahara itu membeberkan, ia sempat ingin berduet dengan seorang penyanyi berbakat Indonesia. Namun, rencana tersebut urung dilakukan karena suatu alasan yang menurutnya tak cukup masuk akal.
“Sebenarnya aku punya beberapa artis yang aku pengen duet. Tapi peraturan record company di Indonesia suka aneh. Aku bilang penyanyi ini, mereka bilang, nggak bisa karena itu kan grup. Jadi grupnya harus main. Lho?” ucapnya
heran.

Menurut penyanyi berusia 37 tahun itu, peraturan seperti itu cukup aneh di dunia musik internasional. Ketika Anggun mencoba mengajak duet seorang penyanyi solo, ia pun kembali mengalami kendala.

“Katanya dia baru kontrak untuk bikin album baru, jadi nggak bisa nyanyi lagu orang lain. Aneh banget aturan di Indonesia. Dipersulit,” kritiknya.

Sejak menggelar tur pertamanya keliling Eropa dan Asia pada 2001, Anggun banyak melakukan kolaborasi. Bersama DJ Cam, ia tampil nge-jazz di lagu Summer in Paris. Kemudian Anggun kolaborasi bareng Deep Forest di lagu bercengkok Sunda Deep Blue Sea.

Duetnya bersama penyanyi rock terkenal Italia, Piero Pelù di lagu Amore Immaginato, berhasil menduduki posisi puncak Italian Airplay Chart selama dua bulan. Setelah itu, semakin banyak kolaborasi yang dilakukan oleh Anggun dengan musisi dari berbagai negara.

Dengan semua pencapaiannya itu, apakah Anggun puas? “Kalau seorang musisi sudah merasa puas, dia nggak akan berkembang lagi,” tegasnya.

Makanya itu, Anggun sudah siap menggelar konser tunggalnya di Jakarta Convention Centre (JCC), 27 November besok. Konser bertajuk Pantene Konser Kilau bersama Anggun ini diperkirakan akan dipenuhi 30 ribu penonton. Namun jelang konser itu, masih terdapat beberapa kendala. Anggun mengaku belum sempat melakukan latihan bersama kru dan alat musik yang mengiringi nanti. “Aku kemarin-kemarin sedang sibuk untuk promo album baru di Eropa, sampai ke Jakarta baru kemarin. Aku gregetan konsep sudah matang, lewat email dan skywave. Tapi pas sampai sini belum bisa praktik,” ujarnya. (rm/jpnn)

Jumlah PNS Dikurangi

JAKARTA-Struktur kepegawaian di Indonesia yang terlalu gemuk dan menyita anggaran negara maupun daerah, mengharuskan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), mengambil tindakan frontal. Setelah mengeluarkan kebijakan moratoriumn
penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), pemerintah akan melakukan penciutan jumlah PNS yang sampai saat ini jumlahnya mencapai 4,7 juta orang.

“Bukannya saya mau memperpanjang moratorium. Tapi, PNS kita sudah terlalu banyak. Kasihan daerah tidak bisa memaksimalkan pembangunan karena dananya tersita di belanja pegawai,” kata Menpan-RB Azwar Abubakar di Gedung DPR, Senayan, Rabu (23/11).

Penciutan PNS ini dilakukan dengan memperkecil jumlah pegawai yang diterima. Dengan jumlah pensiun 125 ribu sampai 130 ribu per tahun, maka CPNS yang akan diterima hanya sekitar 45 ribu. Itu berarti ada pengurangan sekitar 80 ribu pegawai dari kuota PNS yang kosong. “Kalau tiap tahun kita kurangi 80 ribu orang, dalam 10 tahun sudah 800 ribu PNS yang berkurang,” ujarnya.

Menteri asal Aceh itu beralasan, kebijakan ini diberlakukan dengan tujuan untuk menghasilkan komposisi pegawai yang profesional. Alasan lain, cara ini sekaligus bisa menghilangkan imej kalau PNS merupakan tempat penampungan tenaga kerja. “PNS harus menciptakan lapangan kerja (memberikan income) dan bukan menjadi tempat penampungan tenaga kerja. PNS juga harus profesional, kerjanya banyak, tunjangannya juga banyak. Kalau jumlah pegawainya sedikit otomatis PNS bisa sejahtera karena tunjangannya akan disesuaikan dengan kinerjanya,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Azwar menyatakan setuju apabila tenaga honorer di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) didistribusikan ke daerah. Dengan catatan ada formasinya dan daerah membutuhkannya. “Memang ada desakan dari Komisi II agar honorer Kemenkeu yang tidak diangkat CPNS, oleh menkeu ditempatkan di daerah saja. Kalau saya sih setuju saja, karena daerah memang butuh orang-orang keuangan juga,” kata menteri asal Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Hanya untuk mengangkat honorer Kemenkeu ini, lanjutnya, harus melihat posisi kepegawaian di daerah dulu. Dengan adanya analisa jabatan dan beban kerja, dapat ditentukan daerah mana yang kekurangan. “Kalau sekarang saya tidak bisa. Kan berabe jadinya kalau sudah diangkat tapi daerahnya tidak butuh. Jadi kita tunggu hasil penataan pegawai dulu,” ucapnya.

Sementara itu Basuki Tjahja Purnama yang getol memperjuangkan nasib 5000 honorer Kemenkeu, mengatakan, saat Menpan-RB EE Mangindaan dulu sudah ada kesepakatan untuk pendistribusian ke daerah.
“Mereka sudah mau ditempatkan di daerah asalkan diangkat CPNS. Kasihan mereka sekarang dirumahkan. Kita menaruh harapan besar ke Menpan-RB baru ini untuk memperhatikan nasib honorer Kemenkeu,” tandasnya. (sam)

Dahlan Iskan Kumpulkan Empat Dirut PTPN

Kontraktor Akui ‘Main’ Tender

MEDAN-Informasi yang disampaikan Menteri BUMN Dahlan Iskan terkait ada ‘main’ di proses tender di 14 BUMN karya terus mendapat reaksi beragam. Tanggapan yang paling menarik adalah dari pihak kontraktorn
Mereka mengakui apa yang diungkapkan Dahlan adalah sebuah kebenaran.

Setidaknya hal ini diungkapkan Ikhwan Ritonga, seorang pengusaha konstruksi di Sumut. “Kalau main tender, tidak heran kita saling kerja sama karena kita mencari rezeki di ranah ini,” ujarnya kepada Sumut Pos, Rabu (23/11).

Menurut Ritonga, persengkongkolan yang terjadi dalam proyek tender ini biasanya sering terjadi dalam proyek BUMN (Badan Usaha Milik Negara) maupun swasta. Dengan kata lain, hampir di setiap pelaksanaan tender hal ini sering terjadi. Kerja sama atau persengkongkolan yang dilakukan di kalangan kontraktor dapat diminta langsung kepada kontraktor yang ikut tender atau pembagian ‘paket’ ke depannya. Pembagian paket ini maksudnya, seorang kontraktor akan meminta peserta tender untuk mundur dan kemudian berjanji akan membagi proyek tersebut nantinya. “Kedua hal ini yang paling sering terjadi. Kalau kerja sama dengan panitia penyelenggara ada juga, tetapi sulit diketahui, karena deal-dealannya di belakang yang tidak ketahui oleh orang lain,” ungkapnya.

Menurut Ikhwan, hal ini tidak menjadi masalah karena dapat menjadi penolong antara yang satu dengan yang lain. “Misalnya, saya butuh uang, dan belum ada tender yang saya menangi, saya tinggal minta dan bagi dengan teman, selamat kan dapur saya,” ungkapnya.

Ikhwan mengatakan bagi pemula hal ini akan sulit untuk dijalani karena belum mengetahui seluk beluk permainan.
Selain itu, sebagian perusahaan akan memberikan persyaratan yang lebih ketat pada kontraktor barun
contohnya di BUMN. “Karena itu, saya tidak mau ikut lelang dari BUMN, ribet, karena harus mendaftar dari website dan syaratnya berat,” ungkap Ikhwan.

Seperti pada umumnya BUMN selalu memberikan seleksi ketat bagi kontraktor baru yang mengikuti lelang barang atau jasanya, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) pun melakukan yang sama. “Tahap awal, kita selalu melakukan seleksi administrasi bagi kontraktor baru, hal ini sesuai dengan prinsip kehati-hatian karena kita juga tidak mau proyek berhenti di tengah jalan,” timpal General Manager SBU III PT PGN Persero, Moegiono.

Menurut Moegiono, PGN tidak memberi sistem ‘kerja sama’ dengan kontraktor, karena pembukaan lelang selalu dilakukan dalam arena terbuka, seperti pengumunan di media maupun website yang dimiliki oleh PGN. “Kita selalu terbuka untuk berbagai lelang barang/jasa yang kita lakukan, sedangkan untuk pengawasan tergantung dari proyek tersebut. Kalau memungkinkan orang PGN sendiri yang melakukan, tetapi kalau tidak bisa, maka kita gunakan pihak ketiga atau vendor itu sendiri,” ucap Moegiono.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Pertamina, setiap rekananan atau calon kontraktor diwajibkan mendaftar atau memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang berlaku diseluruh unit Pertamina. “Untuk mengikuti tender di Pertamina, harus menjadi rekanan terlebih dahulu karena itu untuk kebaikan bersama,” ujar Manager Eksternal Relation PT Pertamina Sumbagut, Fitri Erika.

Tutur Erika, untuk pengawasan selama berjalannya pekerjaan tersebut akan diawasi oleh Pertamina secara langsung sesuai dengan kontrak pekerjaan. “Dan bila terjadi kelalaian oleh vendor, maka Pertamina dapat memblock dan blacklist perusahaan tersebut,” ucapnya.

Sementara itu, sejak 2004 hingga 2011, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Sumut, mencatat ada sekitar 18 perkara yang masuk. Dengan 5 putusan memenangkan KPPU, 2 putusan KPPU kalah, dan 3 putusan yang masih dalam tahap menunggu. Semua keputusan yang diterima tersebut merupakan hasil dari Kasasi. Baik dari pihak penggugat maupun pihat tergugat. Sedangkan sisanya, tidak masuk pengadilan karena dicabut oleh pihak pelapor.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala KPPU Sumut, Gopperra Pangabean di kantornya Jalan Juanda Medan, kemarin. Gopperra mengakui persaingan usaha sangat sulit untuk diawasi, mengingat para pemainnya yang sangat ahli. Terutama dalam proyek tender, yang sering tidak dapat diketahui waktu pelaksanaanya. “Keterbatasan SDM kita membuat kita juga terbatas terkait dengan pengawasan penyelenggaraan tender, sehingga tidak semua tender kita ketahui ya keterbatasan info yang kita miliki,” ucap Gopperra.

Bersihnya permainan tender ini, menurutnya dikarenakan telah terjadi perjanjian yang tidak tertulis, baik dari pihak kontraktor dengan panitia tender, atau pihak kontraktor dengan kontraktor lainnya. “Persengkongkolan, biasanya kita sebut demikian, kasus ini yang sering terjadi,” ungkap Gopperra.

Biasanya, para pelapor awalnya hanya ingin menggugat panitia penyelenggara, tetapi karena pemenang tender adalah teman seperjuangan, laporan pun dicabut. “Ini yang sering terjadi, biasanya niat awal pelapor untuk menjatukan panitia penyelenggara. Tetapi kalau dalam persengkongkolan, berarti ada 2 pelaku. Nah, kita minta data lengkap kedua pelaku tersebut, tetapi karena pemenang tender adalah teman, laporan tidak diteruskan malah dicabut,” beber Gopperra.

Persengkongkolan ini yang menjadi kendala paling sulit bagi KPPU untuk melaksanakan tugasnya. “Karena itu, kita tidak pernah berhenti untuk melakukan sosialisasi terkait dengan program yang kita lakukan,” tambahnya.
Persaingan usaha ini dengan saling “kerja sama” ini, menurut Gopperra tidak baik, karena tidak meningkatkan persaingan sehat. “Kita akan masuk dalam perdagangan global, bila masih menggunakan sistem ini untuk persaingan usaha, maka yakinlah kita pasti akan terus berada di tempat, tidak berkembang,” pungkas Gopperra. (ram)

Pilih Wanita karena Lebih Telaten

Mengunjungi Pertambangan Emas Proyek Martabe di Batangtoru (3-habis)

Bekerja di dunia pertambangan bukan lagi hanya domainnya kaum pria. Setidaknya, hal itu bisa terlihat di Proyek Martabe di Batangtoru.

Toga MH Siahaan, Medan

Usai perkenalan di Pelangi Recreation Room, para jurnalis peserta kunjungan sehari ke pertambangan emas Proyek Martabe milik PT Agincourt Resource (PT AR) di Batangtoru diajak berkeliling ke kawasan tambang. Lokasi pertama yang didatangi adalah bendungan penampungan lumpur sisa tambang emas atau tailing storage facility (TSF). Di bendungan ini yang nantinya sedalam 300-360 meter ini akan ditampung 11-12 juta meter kubbik ampas tambang yang sudah didetoksifikasi.

Agus Supriyanto, Deputy Mine Manager memastikan, tiga lapis penyaringan limbah dan beberapa perlakuan lain akan mampu menawarkan limbah tambang ini sebelum mengalir ke hilir Aek Pahu.

Tiga pipa yang mengalirkan air bersih, diklaim lebih bersih dari air yang selama ini dikonsumsi warga, ‘diselamatkan’ agar tidak menyentuh kawasan bendungan. “Sumber air murni di luar badan bendungan dengan 3 water dispersion pakai pipa besar, dialirkan ke Aek Pahu Lama di hulu,” ujar Agus Supriyanto.

Dari lokasi TSF, rombongan jurnalis bergerak ke lokasi pabrik yang pembangunannya sedang dalam tahap finishing. Di pabrik inilah nantinya raw material dari pit Purnama dan pit-pit lainnya diproses menghasilkan emas dan perak. Sekali lagi, Tim Duffy, GM Operation G-Resources Martabe, menerangkan rencana pengolahan raw material di pertambangan itu.
Perjalanan kemudian berlanjut ke pit Pur, lokasi tambang yang letak gerografisnya lebih tinggi. Di tempat itu, sejumlah alat berat bekerja,  mempersiapkan tahapan eksploitasi. Di ketinggian sekitar 487 di atas permukaan laut (dpl) itu, Tim Duffy mengajak rombongan ke sebuah tempat yang memungkinkan memandang wilayah Proyek Martabe.

Setelah memberi penjelasan seputar rencana pengembangan Proyek Martabe, Tim menunjuk ke arah alat berat bernama articulated dump truck (ADT) yang sedang memuat batu dan tanah. Truk Cat 740 enam roda dengan kemampuan beban tetapan 43,5 ton itu, katanya dioperasikan oleh seorang wanita. Karena tidak diperkenankan mendekat ke lokasi alat berat bekerja untuk memastikan apa yang disebutkan Tim Duffy, para jurnalis diminta menunggu di tepi jalan yang akan dilalui truk tersebut.

Sekitar 200 meter dari lokasi muatan tanah, ADT berhenti. Tim meminta stafnya untuk menghentikan truk dan memberi kesempatan jurnalis berbincang dengan operatornya. Benar juga. Dari truk setinggi sekitar dari 3 meter itu, keluar seorang wanita bertubuh mungil. Setelah helm pengamannya dibuka, terlihat rambut hitamnya yang panjang. Namanya Sri Hastuti, 25 tahun. Tinggi badannya hanya 150 cm.

“Saya dilatih tiga bulan,” kata bungsu dari 6 bersaudara tersebut menjawab pertanyaan jurnalis.
“Coba tanya, apakah sebelumnya Sri bisa mengendarai mobil,” pancing seorang staf PT AR. Ternyata tidak bisa. Jangankan mobil, mengendarai sepeda motor saja sebelumnya Sri tidak mampu.

Sri Hastuti bekerja untuk perusahaan Leighton, rekanan PT AR yang bertugas menyiapkan konstruksi pertambangan. Di proyek itu, dia sudah setahun ini dia mengendalikan ADT dengan upah Rp3,8 juta per bulan. “Sebelumnya saya tidak pernah mimpi bawa truk sebesar ini. Lumayanlah, saya sudah bekerja dengan gaji segitu,” ujar warga Aek Pining ini.
PT AR sepertinya menaruh perhatian khusus bagi pekerja wanita. Menurut Communication Manager PT AR, Katarina Hardono, kaumnya yang bekerja di proyek Martabe sudah belasan persen dari total. Kedepannya, setelah memasuki tahap produksi, pekerja wanita akan mendapat kuota 30 persen. Bidang yang digeluti, hampir di semua proyek tambang, termasuk bidang yang selama ini lazim ditangani kaum Adam.

Mengapa PT AR memberi porsi lumayan besar? “Karena wanita lebih telaten,” kata Katarina memberikan alasan.
Cerita tentang Sri Hastuti menjadi kisah akhir yang disuguhkan manajemen PT AR di pit Purnama. Rombongan kemudian diarahkan ke core shed, tempat hasil sample galian disimpan dan dipelajari. “Ini ibarat perpustakaan bagi kami,” ujar Jajan Hertrijana, geolog PT AR sambil memperlihatkan batu-batu sampel yang diambil dari sejumlah lolasi tambang.

Disebut seperti perpustakaan, karena Jajan Hertrijana dan geolog lain di PT AR selalu meneliti setiap sampel minelar yang terus berdatangan. “Kalau dijejerkan, panjangkan mungkin sudah sampai 100 kilometer,” ujar Jajan merujuk banyaknya batu-batu berbentuk bulat panjang yang dipajang disejumlah rak tersebut. Dalam penelitian, sampel batu-batu mengandung serpihan emas ini kemudian dihaluskan menjadi bubuk di Padang untuk diteliti lebih lanjut di Jakarta.

Puas mengelilingi core shed, pukul 12.35 WIB rombongan kembali ke Pelangi Recreation Room untuk beristirahat, sebelum kembali ke Medan. Usaimakan siang, rombongan kembali disuguhi fakta-fakta yang telah dilakukan PT AR sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial dan perbaikan lingkungan dan mendukung komitmen tambang hijau.
Menurut Manager Community Relation, Stevi Thomas, lebih dari 13 ribu jiwa dari tiga desa terkena imbas pembangunan Proyek Martabe. Stevi Thomas menjamin, pihaknya sudah melakukan sejumlah upaya untuk memberi kompensasi bagi warga tersebut. Selain pemerian berbagai donasi, pihaknya menjadi sponsorship berbagai kegiatan kemasyarakatan, teribat aktif dalam kegiatan kemanusiaan, termasuk menangani bocah gizi buruk dan mendukung pelaksanaan Posyandu di sekitar tambang. Dari Pelangi Recreation Room, rombongan diajak menyaksikan peresmian Taman Baca Anak Teratai Desa Wek I. Taman bacaan ini menjadi yang keempat yang dibangun masyarakat sekitar dan difasilitasi PT AR.

Dari Desa Wek I, rombonganl angsung menuju Bandara DR FL Tobing/Pinangsori untuk kembali ke Medan. Kali ini rombongan kembali dilayani duo pilot-co pilot Kris dan Jakub. “Saya pernah terbang dengan Susi Air yang dipiloti dua pilot wanita. Sayang bukan mereka yang bawa sekarang,” ujar Katarina Hardono. Tak apalah. Hampir satu jam kemudian,sekitar pukul 17. 00 Wib, rombongan sudah tiba kembali di Bandara Polonia Medan dan berpisah untuk melaksanakan tugas masing-masing. (*/habis)

Jangan Salah Pilih Orang

BENNY SUSETYO

Korupsi benar-benar meresahkan masyarakat. Tokoh agama Romo Benny Susetyo termasuk salah seorang yang gerah terhadap kejahatan luar biasa (extraordinary crime) itu. Dia jengah karena korupsi di negeri ini sangat sulit diberantas.
Tokoh Katolik tersebut mengatakan, korupsi di Indonesia tidak bisa dihapus hanya dalam waktu singkat. “Pemberantasan korupsi itu butuh waktu lama, tidak bisa hanya lima sampai sepuluh tahun ke depan. Saya pesimistis akan hal itu,” tegas Benny di Jakarta, Minggu  (20/11).

Pastor 43 tahun tersebut menandaskan, setidaknya, korupsi di Indonesia baru bisa diberantas tuntas pada 25 tahun mendatang. Menurut dia, masih banyak yang harus dibenahi dalam negara ini terkait dengan upaya-upaya pemberantasan korupsi. Benny menekankan, etika dan moral harus terus dikedepankan untuk mencegah terjadinya korupsi. “Memang butuh sebuah proses yang tidak sebentar. Tapi, kalau kita punya kemampuan politik dan kemampuan mengontrol aparat serta memperkuat sistem, itu pasti bisa. Karena itu, jangan salah pilih orang,” tuturnya. (ken/c3/nw/jpnn)

Demo Buruh Ricuh Kantor Wali Kota Batam Dirusak

BATAM-Demo Buruh di Batam berakhir ricuh. Demonstran, petugas Satpol PP dan juga polisi bentrok. Hujan batu pun tak terhindarkan. Peristiwa itu terjadi saat hujan deras mengguyur lokasi demo, Rabu (23/11) pukul 16.00 WIB. Saat itu, para demonstran yang kehujanan berniat berteduh di kantor Wali Kota Batam. Namun rupanya, hal itu dianggap para petugas sebagai niat untuk menyerang. Sebagian pendemo tiba-tiba saja dipukuli petugas Satpol PP dengan pentungan hingga babak belur.

Melihat teman-temannya dipukuli, sejumlah pendemo yang lain emosi. Mereka lantas mengambil batu-batu dan kemudian melemparkannya ke arah petugas. Bentrok pun terjadi. Kondisi ini lantas membuat petugas makin emosi. Dua mobil yang digunakan para pendemo dirusak. Kaca-kacanya dipecah. Suasana benar-benar kacau dan tegang, dua pihak sama-sama beringas.

Setelah beberapa menit berlangsung, akhirnya keributan bisa dihentikan. Namun hingga pukul 16.45 WIB pendemo tidak mau meninggalkan lokasi. Suasana masih sangat tegang. Kedua kubu masih sama-sama panas. Akibat peristiwa ini sejumlah demontran luka-luka ringan. Seorang anggota polisi juga terlihat terluka di bagian kepala.
Aksi itu baru berhenti setelah maghrib. (net/bbs)

2 Mantan Pejabat Panwas Mengarah Tersangka

Dugaan Korupsi Dana Hibah Pilkada Medan Rp6 Miliar

MEDAN-Mantan sekretaris dan bendahara Panwas Kota Medan Sabaruddin dan Iskandar diperiksa oleh jaksa penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Medan Firman Halawa dan Oki Permana SH, terkait pengusutan dugaan korupsi dana hibah Pilkada Kota Medan tahun 2010 lalu senilai Rp6 miliar di Kejari Medan, Selasa (22/11).

Kasi Pidsus Kejari Medan, Dharmabella Tymbasz SH mengatakan, pemeriksaan terkait dugaan korupsi dana hibah Pilkada Medan 2010 yang tengah disidik Kejari Medan. Menurutnya, dalam penyelenggaraan Pilkada Medan, Pemko Medan memberikan hibah sebesar Rp6 miliar lebih pada Panwas Pilkada Medan. Sedangkan dalam laporan keuangan ditemukan adanya dugaan penyimpangan penggunaan anggaran diantaranya sewa kendaraan selama delapan bulan mencapai Rp553 juta, belum termasuk Rp164 juta untuk bahan bakar minyak dan perawatan kendaraan.

Pengeluaran untuk konsumsi rapat dan berbagai pertemuan serta adanya pengeluaran untuk konsultan hukum secara komersial. “Kami masih terus mendalami perkara ini dengan memintai keterangan,” katanya.

Sebagaimana dijadwalkan, pemanggilan dan pemeriksaan terhadap mantan Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Pemko Medan, Tengku Sofyan juga masih dilakukan. Namun yang bersangkutan belum memenuhi panggilan Kejari Medan. Padahal, pemanggilan itu terkait kewenangan verifikasi pada pencairan anggaran.

Dharmabella mengatakan, pihaknya sudah mendapat gambaran siapa yang bakal tersangka dalam kasus ini.
Namun dirinya tidak menyebutkan siapa orang yang paling bertanggungjawab secara hukum. “Yang hadir masih mantan sekretaris dan bendahara. Untuk yang lain, saya sudah minta tim untuk memanggil ulang,” katanya. (min/smg)

Foto Nunun Pelesiran di Singapura Beredar

JAKARTA- Nama Nunun Nurbaeti, tersangka cek suap pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia kembali ramai disebut. Fotonya yang sedang berbelanja di Singapura tersebar di media seakan menunjukkan bahwa sosialita itu masih licin untuk ditangkap. Buktinya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Polri belum bisa memastikan dimana Nunun sekarang.

Dalam foto yang beredar itu, terlihat Nunun sedang jalan-jalan bersama koleganya. Entah siapa yang memotret, yang pasti foto dengan angle bawah ke atas itu menampakkan wajah Nunun dengan jelas. Dia berjalan disebuah toko yang neon boxnya terpenggal ditulisan Celi. Konon foto itu diambil di Singapura.

Menanggapi foto tersebut, Juru Bicara KPK Johan Budi belum mau mengatakan kalau pihaknya kecolongan. Dia juga belum bisa memastikan apakah foto yang beredar itu benar-benar baru atau tidak. Alasannya, Singapura memang pernah menjadi negara pelarian Nunun. “Harus di cek dahulu itu tahun berapa,” ujarnya kemarin.

Apalagi, kata Johan, informasi yang dikantongi KPK saat ini berbeda dengan keterangan negara yang ikut tersebar melalui foto itu. Kalau foto dikatakan itu diambil di Singapura, KPK malah mengatakan saat ini Nunun di Thailand. “Informasi terakhir tersangka N ada di Thailand dan belum ada info lagi,” imbuhnya.

Imigrasi mencatat Nunun pernah singgah di tiga negara. Ketiga Negara itu adalah Singapura, Thailand, dan Kamboja. Namun, seperti biasa, meski negara-negara tujuan istrinya sudah terendus penegak hukum, Adang masih bungkam. Bahkan, dia meragukan itu benar foto istrinya karena menurutnya masih sakit.

“Ibu masih dalam proses penjagaan dari dokter karena ada penyempitan di otak,” ujarnya di gedung DPR. Sakit parah itulah yang menurutnya yakin kalau istrinya tidak bisa plesiran seenaknya. Makin didesak terkait fakta di foto yang tersebar, Adang langsung menantang untuk dibuktikan. (dim/kuh/bay/jpnn)