24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14496

Penemu Kertas

CAI Lun merupakan penemu kertas berkebangsaan Tionghoa yang hidup di zaman Dinasti Han, abad pertama dan kedua Masehi. Lahir di Guiyang (sekarang di wilayah provinsi Hunan), ia bernama lengkap Cai Jingzhong dan sering pula dipanggil Jingzhong ia adalah seorang kasim (orang yang kehilangan kesuburannya).

Awalnya Ia membuat kertas dari kulit kayu murbei. Bagian dalamnya direndam di air kemudian dipukul-pukul sehingga seratnya lepas. Bersama dengan kulit, direndam juga bahan rami, kain bekas, dan jala ikan.
Setelah menjadi bubur, bahan ini ditekan hingga tipis dan dijemur. Lalu jadilah kertas. Hanya saja  mutu kertas yang dibuat Cai Lun belum sebagus sekarang ini. (wikipedia)

Tak banyak catatan tentang Cai Lun, selain ada yang menyebutnya orang kasim. Ia adalah seorang pegawai negara pada pengadilan kekaisaran. Pada tahun 105 M ia mempersembahkan contoh kertas pada Kaisar Han Hedi. Catatan tentang penemuan kertas ini terdapat dalam penulisan sejarah resmi Dinasti Han.(wikipedia)

Butuh 3.500 Sarjana untuk Mengajar

Unimed Dapat 250 Kuota

MEDAN-Sebagai upaya penye-diaan guru di daerah tertinggal, Kementrian Pen-didikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)  membuka program Sarjana Mendidik 3T (SM-3T) yakni daerah terdalam, tertinggal dan terluar di Indonesia.
Program tersebut membutuh-kan 3.500 sarjana pendidikan yang akan diterjunkan untuk mengajar di daerah terpencil.

Dalam hal ini Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pend-idikan tenaga kependidikan (LPTK) mendapatkan kuota 250 sarjana, dari  17 program pen-didikan untuk mendidik di dua Kabupaten yakni Simeulue dan Aceh Barat.

“Sebenarnya ada delapan kabupaten yang mejadi sasaran program ini, namun untuk quota Unimed akan dikirimkan 150 calon pendidik di Simelue dan 100 orang calon pendidik di Aceh Barat,” ungkap Pembantu Rektor I Unimed, Khairil Ansari di ruang rektorat Unimed, Jumat kemarin.
Untuk sistem pelaksanaannya, bilang Ansari, sebelum di-berangkatkan para calon pendidik nantinya akan men-dapatkan pembekalan selama 12 hari sesuai prodi yang di-milikinya.

Selain itu para peserta juga diberikan penyiapan psikologi dan melatih karakter dan kepra-mukaan. “Harapan peme-rintah ke depannya, setelah melakukan pendidikan di daerah yang telah ditentukan untuk sarjana pendidik selama set-ahun, selanjutnya para pendidik ini juga nantinya akan mendapat-kan pendidikan prof-esi guru selama satu tahun. Yang mana setelah mengikuti pendidikan profesi guru, peme-rintah akan berupaya membuat kebijakan agar para pendidik ini nantinya akan tetap mengabdi di kabupaten tersebut dalam jangka panjang,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Program Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM-3T) di Sumut, Lisyanto, menam-bahkan, program ini dibuka untuk 17 program studi sejak 24 Oktober sampai 5 November 2011.

Program ini juga dilaksanakan karena banyak sekolah yang ada di beberapa kabupaten terde-pan, tertinggal, dan terbelakang masih kekurangan guru, bahkan tidak ada gurunya..
“Untuk pelaksanaan program-nya, pemerintah menyiapkan beasiswa sebesar Rp2 juta per-bulannya untuk biaya tempat tinggal. Mereka akan ber-koordinasi dengan dinas pendidikan setempat. Setelah setahun mengikuti program ini, maka guru-guru itu akan mengikuti kuliah atau pen-didikan profesi guru selama setahun yang secara langsung akan menjadi Pegawai Negeri Sipil dan mendapat tunjangan dua upah gaji karena dianggap telah mengabdi di sekolah yang terletak di daerah tertinggal,” katanya.

Untuk mengikuti program tersebut lanjutnya, ada beberapa syarat yang harus dilengkapi. Para calon pendidik diantaranya yakni, Sarjana Pendidikan lulusan 2008-2011, serta termasuk dalam 17 prodi yang ditentukan. Menyiapkan foto copy ijazah dan transkrip IP minimal 2,5, Surat Sehat Dokter, foto copy KTP, pas foto warna 4X6 dua lembar, belum menikah dan tidak boleh menikah selama mengikuti program. Selain itu memiliki Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), tidak terlibat narkoba dan untuk pendaftarannya langsung ke-pada Pembantu Pektor I Unimed. (uma)

50 Ribu Guru Sumut akan Disertifikasi

MEDAN- Direktorat Jenderal Pendidikan Mutu Pendidik Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas akan menambah kuota bagi guru yang belum mengikuti sertifikasi untuk tahun 2012. Berkisar 40 ribu hingga 50 ribu guru akan disertifikasi untuk mengejar target proses sertifikasi yang akan berakhir pada 2014 mendatang.
Hal ini disampaikan kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara (LPMP) Drs Bambang Winardji, Sabtu (29/10).

Namun Bambang mengaku hingga kini pihaknya belum menerima surat resmi tentang jumlah pasti penambahan kuota sertifikasi guru di Sumut. “Kita belum ada menerima surat resminya tapi berdasarkan dari hasil informasi yang disampaikan pihak Dirjen PMPTK dan pertemuan beberapa waktu lalu, kuota sertifikasi guru secara nasional akan mengalami peningkatan. Untuk kuota Sumut disebut berkisar antara 40-50 ribu,” ungkap Bambang.

Penambahan kuota sertifikasi guru di Sumatera Utara yang mengalami peningkatan signifikan itu, lanjut Bambang karena saat ini masih ada sekitar 150-an ribu lagi guru yang belum disertifikasi dari 207 ribu total jumlah guru di Sumut.

Sedangkan untuk masa pelaksanaannnya hanya tersisa 3 tahun lagi.
Meskipun sertifikasi guru secara nasional berakhir pada 2014, dirinya yakin jika 150 ribu guru yang belum disertifikasi itu akan siap mengikuti sertifikasi.

Masih menurut Bambang, untuk kuota sertifikasi guru di Sumut pada 2011 sebanyak 23.900 orang plus 450 untuk anggaran APBN.
Penambahan itu dilakukan juga untuk mempercepat penyelesain pelaksanaan sertifikasi guru, sebab ada kabupaten yang daya serapnya kurang.

“Sedangkan anggarannya su-dah masuk APBN, makanya dilimpahkan ke provinsi lain yang masih memungkinkan bagi kabupaten yang gurunya masih banyak belum mengikuti sertifikasi. Belum lagi tambahan bagi guru-guru yang belum lulus, masih menumpuk untuk mengi-kuti ulang sertifikasi,” ungkap Bambang diakhir perte-muan.(uma)

Banyak Guru tak Penuhi Standar

MUTU guru pengajar sangat menen-tukan dalam membentuk murid-murid yang berkualitas. Berkaitan dengan itu perlu dilakukan program Kependidikan Nasional Tambahan (KKT) bagi guru-guru di Sumatera Utara (Sumut).

“Program ini sangat perlu bagi guru-guru di Sumut sesuai yang dicanangkan Kementrian Pendidikan Nasional Direk-torat Jenderal Pendidikan Tinggi,” seru Pembantu Rektor I Universitas Negeri Medan (Unimed), Khairil Ansari kepada wartawan kemarin.

Kahiril menganggap masih banyak guru di Sumut sekarang ini tidak memiliki stan-dar atau latarbelakang pendidikan. Umumnya hal ini terjadi pada guru di tingkat SD dan SMP. “Dari data yang ada di, 16,22 persen guru di Sumut mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendi-dikan.

Unimed yang ditunjuk Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melaksanakan KKT ini akan memberikan pelatihan serta mem-berikan sertifikat kepada guru-guru sela-ma dua semester,” ungkap Khairil.

Khairil juga menyebutkan, Kemen-dikbud akan menampung 4.000 orang yang akan mengikuti program KKT. Dari jumlah itu, katanya, Unimed mendapat quota sebanyak 300 orang.
Selain itu, bagi guru yang ingin bidang studi ajarannya pindah bisa juga meng-ikuti program ini. Kendati begitu, tambah Khairil, tetap mengutamakan guru-guru dengan latarbelakang tidak sesuai dalam mengajar. “Misalnya, ada guru yang selama ini memiliki ijazah bahasa Indonesia namun dia mengajar PPKN cukup lama sehingga dia men-dapatkan kesem-patan untuk mengikuti program KKT untuk mendapatkan sertifikasi agar bisa mengajar sesuai bidang yang diingin-kannya,” paparnya.

Hal ini dilakukan, kata Khairil, meng-ingat ada kewajiban jam mengajar guru yang menjadi 24 jam dalam seminggu. Selain itu, sambungnya, semenjak diber-lakukannya peraturan tahun 2005 bagi guru yang mengajar harus sesuai dengan latar belakang pendidikan, maka program ini dilaksanakan sebagai langkah strategis bagi guru-guru tersebut. “Untuk pendaf-taran peserta bisa men-daftar langsung ke dinas pendidikan kabupaten/kota setempat,” bilangnya (uma)

Telkomsel Resmikan Pematang Siantar sebagai Broadband City

Telkomsel meresmikan Pematang Siantar sebagai Broadband City Telkomsel, yang menjadikan Kota ini sebagai bagian dari 40 Broadband City di Indonesia. Hal ini semakin mengukuhkan posisi Telkomsel sebagai pemandu perkembangan industri telekomunikasi selular di Indonesia dalam memasuki babakan baru era layanan mobile broadband.

Peresmian broadband city ini merupakan upaya Telkomsel dalam menggelar High Performance Network, khususnya mobile broadband secara menyeluruh melalui peningkatan kapasitas jaringan guna menghadirkan kenyamanan akses layanan data bagi masyarakat di Pematang Siantar

Pada tahun 2011 ini Telkomsel memperluas jangkauan full access layanan mobile broadband menjadi 40 kota. Perluasan jaringan broadband di 15 kota tambahan ini didasarkan pada semakin meningkatnya kebutuhan penggunaan layanan data di kota-kota tersebut, antara lain: Pematang Siantar, Lhokseumawe,Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Jambi, Bengkulu, Karawang, Tasikmalaya, Jember, Kupang, Bontang, Palu, Kendari, Ambon, Jayapura. Saat ini Telkomsel terus berupaya meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan broadband di 40 kota tersebut agar pelanggan semakin nyaman dalam memanfaatkan layanan mobile broadband Telkomsel.

GM Sales and Customer Service Telkomsel Regional Sumbagut, Fillin Yulia mengatakan, “Seiring dengan trend komunikasi di Pematang Siantar yang telah banyak memanfaatkan layanan data, Telkomsel berupaya menjamin kualitas layanan jaringan yang handal dengan menetapkan Pematang Siantar sebagai broadband city. Telkomsel telah melakukan penambahan  kapasitas jaringan layanan data dari teknologi HSDPA berkecepatan 7,2 Mbps ke HSPA+ yang dapat melaju hingga 21 Mbps.”

Pembentukan broadband city merupakan bagian dari tanggung jawab bisnis sebagai pemimpin di industri selular Indonesia dan juga sebagai wujud kepedulian Telkomsel untuk selalu siap memandu industri telco dalam menghadapi perkembangan evolusi teknologi seluler terkini.

“Tingkat pertumbuhan mobile broadband di Sumbagut dari tahun ke tahun terus meningkat. Dengan bertambahnya kapasitas jaringan data di sejumlah kota-kota besar di Sumbagut ini membuktikan bahwa Telkomsel mampu menyediakan kapasitas jaringan yang memadai untuk layanan data serta melakukan evolusi dengan melanjutkan roadmap ke teknologi HSPA dan HSPA+” , jelas Fillin.

Komitmen kuat Telkomsel dalam menyukseskan kehadiran layanan 3G dan mobile broadband di Indonesia sangat jelas terlihat, mulai dari suksesnya uji coba layanan 3G pertama di Indonesia 26 Mei 2005 yang dilanjutkan peluncuran secara komersial pada 14 September 2006, rollout jaringan 3G secara cepat, serta banyaknya ragam konten layanan 3G.

Dan tentunya yang utama adalah konsistensi kelanjutan roadmap teknologi 3G, HSDPA, HSPA, HSPA+, serta uji coba Long Term Evolution (LTE) pada pertengahan tahun 2010 lalu, di mana dengan teknologi ini layanan data dapat diakses dengan kecepatan hingga 100 Mbps.

Seperti halnya kota-kota lain yang didaulat sebagai broadband city, infrastruktur Pematang Siantar juga sudah dilengkapi dengan wireless broadband berkecepatan tinggi untuk memudahkan sekitar 12 juta pelanggan Telkomsel yang ada di Regional Sumbagut.

Berbagai infrastruktur penunjang seperti transmisi, backbone, dan radio access dalam kondisi prima, sehingga memungkinkan masyarakat Pematang Siantar untuk memanfaatkan layanan data di titik-titik dikota ini.

Di wilayah Sumbagut Telkomsel telah memiliki lebih dari 3,697  BTS dan lebih dari            548  Node B, dan secara keseluruhan Telkomsel memiliki infrastruktur pendukung layanan berkualitas, di mana kini lebih dari 44.000 Base Transceiver Station (BTS), termasuk lebih dari 9.000 Node B (BTS 3G) telah beroperasi, sehingga menjadikan Telkomsel sebagai operator yang memiliki jaringan terluas dan kualitas terbaik yang telah menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia.

Rekening Listrik Naik

06176370xxx
Kenapa  rekening listrik terkadang jauh lebih besar dari bulan sebelumnya?

Bayar Sesuai Pemakaian
Sebenarnya besar atau kecilnya rekening listrik yang harus dibayar pelanggan akan tergantung dengan jumlah pemakaian listrik (KWh) pelanggan pada bulan bersangkutan. PLN sendiri mencatat jumlah pemakaian listrik pelanggan langsung dari KWh meter/meteran yang berada di rumah pelanggan. Kontrol pemakaian listrik dengan membiasakan mengamati angka KWh meter setiap hari agar tahu pemakaian listrik Anda.

Raidir Sigalingging, SE
DM Komunikasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumut

Bertepatan dengan Momen Sumpah Pemuda

Final North Sumatera Rally Championship 2011

Jumat (28/10) sore kawasan Lapangan Merdeka Medan semarak oleh warna. Sedikitnya 34 mobil berbaris segaris, menghadap gerbang start. Di badan mobil penuh dengan stiker, bernomor, hingga rollbar (rangka besi pengaman mobil) tampil mencolok. Suasana reli benar-benar terasa.
Begitulah keadaan Lapangan Merdeka ketika acara pelepasan final North Sumatera Rally Championship (NSRC) 2011 Senyum ketua pelaksana, Musa Rajeckshah pun mengembang, semacam ada kebahagiaan  tak terkira.

“Ini momen penting, hari ini bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda. Lalu, pada 2012 nanti kita akan melaksanakan Kejuaraan Nasional untuk persiapan menjadi tuan rumah Asia Pasifik Rally Championship (APRC) di tahun berikutnya. Dengan menjadi tuan rumah APRC dan reli dunia akan mengangkat dunia pariwisata daerah,” ungkapnya, Jumat (28/10).

Musa Rajeckshah yang akrab disapa Ijeck inipun tampak makin bahagia ketika momen pelepasan reli dan Sumpah Pemuda bertepatan dengan hari jadi anaknya, Musa Arjianshah. Apalagi anaknya yang genap berumur 13 tahun itu akan tampil sebagai navigator mendampingi pereli senior Andi Jachmoon di grup GR2. “Lomba akan digelar Sabtu (29/10) di areal perkebunan Lonsum Rambong Sialang berlanjut Minggu (30/10) di Sirkuit Cemara Abadi dan berakhir di Lapangan Merdeka.

Panjang lintasan di serie III ini 134 Kilometer,” urai Ijeck yang juga Ketua Pengprov IMI Sumut itu.
Menurut Ijeck, NSRC 2011 merupakan agenda Pengprov IMI Sumut bidang pembinaan generasi muda. Dua serie sebelumnya digelar di Kabupaten Langkat (Maret) dan di Kota Medan (Juli).

Untuk final ini, Ijeck yang juga seorang pereli kelas nasional akan start di urutan keenam. Podium kehormatan Serie III NSRC 2011 pun jadi incaran. Apalagi mobil Subaru Impreza STi yang menjadi andalan sudah memperlihatkan performa terbaiknya saat ujicoba, Kamis (27/10). “Sebagai tuan rumah saya pasti tampil full. Mobil sudah fit, tinggal lihat di lapangan saja,” ucap Ijeck.

Tak beda dengan Ijeck, pembalap Sumut lainnya pun tak mau kalah. Dalam dua seri terakhir, Dian AP Harahap/Edwin Nasution dari Net Motorsport memimpin dengan total 40 poin. Diikuti Marzuki Desky/Fachri Siddiek dari BlaBlaBla Motorsport dan Taufik Harahap dari MNRT Motorsport. Di grup GR2 Eddy WS/Syariful Adil masih kukuh dengan 36 poin. “Kita akan berusaha maksimal untuk masuk lima besar,” tekad Eddy WS.

Sebuah tekad yang tidak berlebihan. Pasalnya, reli kali ini diikuti beberapa pembalap nasional seperti Subhan Aksa, Sadikin Aksa, dan Akbar Hadianto. “Untuk itu dari kegiatan ini kita berharap dapat menjadi multiplayer efek. Selain menjadi ajang mengasah potensi khususnya dunia otomotif, juga destinasi dunia pariwisata Sumatera Utara,” ucap Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho yang hadir dalam pelepasan.

Selain Gatot, turut hadir pada Open Ceremony, Kapoldasu Irjen Wisjnu Atma Sastra, Pangdam I/BB Mayor Jenderal TNI Lodewijk F Paulus yang wakili Kasdam I/BB, Ketua KONI Sumut Gus Irawan, Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM, Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Ketua DPRD Medan Amiruddin, dan Muspida serta Muspika.

egiatan diawali dengan atraksi drumband Cantra Diparadarma dan Barisan Koloni Senapan oleh Yon Zipur I Diradarma. Beberapa formasi yang digelar mendapat apresiasi dari masyarakat yang menyaksikannya. Hiburan lainnya datang dari Dinas Pariwisata Kota Medan yang menampilkan kesenian Melayu: Tarian Persembahan.

“Diharapkan seluruh peserta untuk mensukseskan pelaksanaan dengan menjaga ketertiban selama kegiatan. Hal itu dapat dilakukan dengan menjunjung tinggi semangat sportivitas selama menjalani lomba,” ungkap Wali Kota Medan, Rahudman Harahap. (*)

Inalum dalam Genggaman

APBN 2012 Siapkan Rp2 Triliun, Saham untuk Pemda Belum Jelas

JAKARTA-Tahapan krusial upaya pengambialihan 100 persen saham PT Indonesia Asahan Alumuniam (Inalum) oleh Pemerintah Republik Indonesia telah terjadi. Pemerintah bersama DPR telah sepakat mengalokasikan dana sebesar Rp2 trilun untuk mengambil alih 58,88 persen saham Inalum yang selama ini dikuasai konsorsium 12 investor Jepang.

Dana sebesar Rp2 triliun itu telah disepakati dimasukkan ke dalam RAPBN 2012 dan telah diketok palu di DPR, kemarin (28/10). Kesepakatan penyiapan dana Rp2 triliun itu sendiri diambil melalui rapat kerja antara Komisi VI DPR bersama Menteri BUMN Dahlan Iskan yang berlangsung Kamis (27/10) tengah malam menjelang Jumat (28/10) dini hari.  Dengan kata lain, hanya selang sehari sebelum RUU APBN 2012 diketok palu lewat paripurna dewan.

“Kementrian BUMN dan Komisi VI DPR sepakat menyediakan Rp2 triliun untuk penguasaan 100 persen saham mitra PT Inalum yang 58,88 persen itu,” ujar Anggota Komisi VI DPR Nasril Bahar kepada koran ini, kemarin.

Lebih lanjut politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu menjelaskan, keputusan tersebut diambil secara bulat. Seluruh anggota komisi yang membidangi masalah industri dan perdagangan itu tidak akan yang menolak pemerintah RI menguasai 100 persen saham Inalum. “Pengambilalihan 100 persen saham Inalum adalah harga mati,” cetusnya, menceritakan suasana rapat.

Dana Rp2 triliun itu, lanjut anggota DPR dari dapil Sumut itu, nantinya menjadi dasar untuk proses negosiasi dengan konsorsium Jepang.  Kalau toh misalnya dana itu nantinya masih kurang, maka akan dialokasikan lagi di APBN-Perubahan.
“Karena DPR suaranya bulat, tak ada yang sumir. Jadi kalau masih kurang, dialokasikan lagi di APBN Perubahan,” jelasnya.

Bagaimana dengan jatah saham Pemprov dan 10 kabupaten/kota di sekitar Danau Toba? Nasril mengatakan, dalam rapat dengan Kementrian BUMN yang berlangsung hingga tengah malam itu, belum secara spesifik dibahas jatah saham Pemda Hanya saja, lanjutnya, saat itu sudah muncul desakan agar Pemda mendapat jatah saham.
“Soal pembagian saham, belum dibahas. Tapi sudah sampaikan aspirasi masyarakat Sumut, bahwa Pemda harus dilibatkan,” ujarnya.

Mengenai siapa nanti yang akan mengelolannya, juga belum dibicarakan.
“Tapi saya sudah meminta kepala pemerintah, jika nantinya pengelolanya berbentuk BUMN baru, agar ada alokasi saham untuk Pemda,” kata Nasril.

Dengan telah teralokasikannya dana Rp2 triliun di APBN itu, maka peluang PT Toba Sejahtera yang telah menyiapkan dana US$ 700 juta untuk mengakuisisi 58,88 persen saham PT Inalum, tampaknya sudah tertutup.

Presiden Komisaris Toba Sejahtera Luhut Binsar Pandjaitan pada Januari 2011 lalu menyebutkan, dana itu berasal dari Deutsche Bank dan BNP Paribas. Sebelumnya diberitakan, Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) ikut mendorong Pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota yang ada di sekitar Danau Toba, ikut terlibat dalam pengelolaan PT Inalum pascahabis kontrak dengan konsorsium Jepang pada 2013.

Pakar pengelolaan keuangan daerah dari Kemendagri, Reydonnyzar Moenek mengatakan, untuk bisa mendapatkan dana, bisa saja Pemprov dan 10 kabupaten/kota sejak sekarang mengurangi belanja APBD-nya, untuk dikumpulkan sebagai penyertaan modal ke Inalum.

Inalum merupakan perusahaan pengolahan aluminium yang beroperasi sejak 1982 dengan kapasitas terpasang 225 ribu ton aluminium batangan per tahun. Investasi proyek tersebut sekitar US$ 2 miliar, termasuk pabrik smleter dan pembangkit listrik tenaga air Asahan II. Pemegang saham Inalum terdiri dari Pemerintah Indonesia 41,12 persen dan konsorsium 12 investor Jepang 58,88 persen.

Di tempat terpisah, Ketua Panitia Khusus (Pansus) Inalum Bustami HS yang ditemui Sumut Pos di ruang Komisi A DPRD Sumut, menyatakan dukungan rencana akuisisi Inalum. “Alhamdullillah, tapi jangan dulu berpikir saham ke Pemprovsu dan ke Kabupaten/kota yang ada. Sampai sekarang belum jelas, apakah nantinya akan dibentuk badan usaha atau sebagainya. Dan apa payung hukum 10 kabupaten/kota atas permintaan saham tersebut. Kalau mengenai alokasi, nanti dulu berbicara soal itu. Kita selesaikan dulu rencana akuisisi ini. Ini tinggal masalah uang, bukan lagi masalah politisi,” tegasnya.

Bustami juga enggan mengomentari, ketika ditanya dari mana asal uang untuk permintaan bagi saham 60 persen yang diinginkan Pemprovsu. “Nanti dulu, kita berbicara soal rencana ini dulu. Kita mendukung rencana akuisisi itu,” tambahnya lagi.

Persis dengan Bustami, Koordinator Pansus Inalum Chaidir Ritonga juga menyambut baik rencana tersebut. Namun, tidak semudah itu pula, Pemprovsu akan mengalokasikan dana akuisisi terutama terkait share saham yang diinginkan Pemprovsu bersumber dari APBD Sumut. “Kita bersyukur jika benar seperti itu. Dan nantinya, bisa dari kerjasama dengan pihak swasta atau pinjaman dari Bank.

APBD Sumut sebaiknya hanya dijadikan jaminan saja, serta penyertaan modal 10 kabupaten/kota yang ada. Jadi, tidak ada alokasi anggaran di APBD 2012 mendatang untuk akuisisi terutama share saham itu. Namun, kalau pemerintah memintanya, maka nantinya bisa dialokasikan di APBD 2013 mendatang,” ungkap politisi Fraksi Golkar DPRD Sumut tersebut.

Pun, Pemprovsu melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Nurdin Lubis menyambut baik bila benar telah ada alokasi akuisisi Inalum di APBN 2012 mendatang. “Kita menyambut baik untuk hal itu. Dan kita tetap seperti tekad semula, untuk share saham bagi Pemprovsu dan 10 kabupaten/kota yang ada,” tukasnya.(ari)

Sadis, Satu Keluarga di Aceh Dibantai

TAKENGON-Sebuah kisah tragis terjadi di Aceh Tengah, Jumat (28/10) dini hari. Iskandar (48) warga Jalan Asam Gelime Manis Kampung Nunang Antara Kecamatan Bebesen Aceh Tengah ditemukan tewas mengenaskan. Selain itu, Lasiem (38), istri Iskandar dan Ayu Sundari (12), sang anak, juga mengalami nasib yang sama.

Saat ditemukan, Iskandar terbujur kaku bersimbah darah dan tubuh terkoyak-koyak di antara tumpukan besi tempat ia biasa melakukan rutinitasnya sebagai tukang las besi di sebelah rumahnya. Sementara istrinya, Lasiem terkapar didekat pintu dapur rumah. Anaknya, Ayu Sundari, bersimbah darah di atas tempat tidur. Di antara tubuh korban pada bagian kepala pecah karena hantaman benda tajam dan benda tumpul.

Leher Ayu, yang masih sekolah kelas 1 di SMP 4 Takengon, digorok dengan senjata tajam. Peristiwa pembantaian ini diduga terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, Jumat (28/10).

Awalnya kejadian ini diketahui oleh tetangga korban, Iwan, yang datang sekitar 07.30 WIB untuk meminjam bubuk kopi. Namun, betapa terkejutnya Iwan melihat pemandangan mengerikan itu. Iwan lalu melaporkan kepada pihak kepolisian. Polisi yang mengetahui peristiwa itu langsung terjun ke TKP.

Informasi yang dihimpun, di depan rumah korban ditemukan empat butir selongsong peluru jenis revolver dan dua butir peluru jenis SS1. Peluru yang ditemukan tersebut, satu butir SS1 masih dalam keadaan aktif. Selanjutnya saat olah TKP, polisi juga menemukan sebilah parang di dalam sumur yang berada di teras rumah korban.

Diduga parang itu digunakan tersangka untuk menghabisi korban. Menariknya, soal selongsong peluru yang ditemukan, ditengarai tidak terkait dengan kasus sadis ini. Pasalnya, dari keterangan warga sekitar selama ini tidak pernah mendengar suara letusan senjata api saat peristiwa itu terjadi.

Sementara, satu unit sepeda motor jenis Shogun SP Nopol BL 4137 GM warna hitam abu-abu dan sebuah handphone milik korban berhasil dibawa lari oleh tersangka yang berhasil melarikan diri.
Kapolres Aceh Tengah AKBP Edwin Rachmat Adikusumo melalui Kasat Reskrim IPTU Wendi Oktariansyah kepada Metro Aceh (grup Sumut Pos) mengatakan masih menyelidiki peristiwa sadis ini dan belum mengetahui motifnya.

Seorang tetanggga korban, Tasmijan (46), saat ditanya Metro Aceh mengatakan Iskanda sekeluarga selama ini dikenal sangat ramah dan menjalin hubungan baik dengan warga setempat. “Setahu saya keluarga korban sangat ramah dan menjalin hubungan baik dengan kami,” kata Tasmijan, seraya menambahkan Iskandar sering bekerja mengelas besi hingga larut malam.

Korban lalu di boyong ke Rumah Sakit Datu Beru Takengon untuk menjalani visum. Seorang dokter, Astri, yang ikut melakukan visum korban saat dihubungi mengatakan belum dapat memastikan jumlah luka di tubuh korban. “Kalau luka kecil dan besar akibat hantaman benda tajam dan tumpul cukup banyak dan belum dapat disampaikan. Korban juga belum diketahui telah berapa lama  meninggal dunia,” kata Astri. (mag-35/jpnn)

Idul Adha 2011 Kompak 6 November

Wukuf 5 November, 1.330 Calhaj Ilegal Indonesia Serbu Saudi

JAKARTA-Pelaksanaan salat Idul Adha tahun ini dipastikan berlangsung serentak pada Minggu, 6 November. Kepastian tersebut diambil setelah Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada Jumat (28/10) kemarin. Dengan demikian, seluruh jalmaah calon haji (calhaj) di Mekkah bakal menjalankan wukuf di Padang Arafah pada Sabtu 5 November.

Kepastian Idul Adha jatuh pada 6 November dipaparkan peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin. Dihubungi kemarin (28/10), Thomas menuturkan jika rata-rata titik pemantauan hilal atau rukyatul hilal yang dijadikan rujukan Kemenag, berhasil melihat hilal Kamis lalu (27/10). “Kebetulan posisi hilal berada 6 derajat di atas ufuk,” jelasnya.

Thomas menjelaskan, pelaksanaan sidang isbat untuk menentukan 1 Dzulhijjah tidak seperti sidang isbat penentukan 1 Syawal dan 1 Ramadan. “Penetapan 1 Dzulhijjah ini sekaligus untuk menentukan pelaksanaan salat Idul Adha (10 Dzulhijjah, Red),” tutur Thomas Jadi, karena posisinya tidak terlalu mendesak, bukan menjadi persoalan meskipun pelaksanaan isbat 1 Dzulhijjah digelar setelah rukyatul hilal Yang penting, tidak terlalu mepet dengan perkiraan jatuhnya 10 Dzulhijjah.

“Pelaksanaan salat Idul Adha yang serentak ini, bisa disambut baik masyarakat,” papar Thomas.
Sementara itu, di Arab Saudi penetapan 1 Dzulhijjah lebih cepat satu hari dibandingkan di Indonesia. Tim Media Center Haji (MCH) Humas Kemenag melaporkan, Mahkaham Agung Arab Saudi sudah mengumumkan lebih dulu jika 1 Dhulhijjah jatuh pada Jumat (28/10).

Dengan kuputasan Mahkamah Agung Saudi itu, berarti pelaksanaan wukuf di Padang Arafah jatuh pada Sabtu pekan depan (5/11). Pengadilan Saudi menegaskan jika bulan sudah tampak pada Kamis (27/10).

Sementara itu, keberadaan jamaah haji nonkuota atau ilegal asal Indonesia terus menyerbu tanah suci jelang pelaksanaan wukuf, atau puncak ibadah haji. Kasi Pengendalian Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus (PIHK) Cecep Nursyamsi kepada tim MCH Humas Kemenag menuturkan, hingga kemarin tercatat 16 penerbangan yang mengangkut jamaah haji nonkuota mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. “Dari sejumlah kedatangan itu, kini ada 1.330 jemaah haji nonkuota yang sudah tiba di Arab Saudi,” kata Cecep.

Menyikapi masih suburnya keberadaan haji nonkuota, Dubes RI untuk Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, menilai keberadaan jamaah haji jenis ini bisa merusak sistem penyelenggaraan haji yang sudah mulai kondusif. “Saya berpesan, mereka yang memberangkatkan harus ditangkap dan ditindak sesuai aturan yang ada,” katanya kepada tim MCH Humas Kemenag.

Gatot menuturkan, pihak yang memberangkatkan jamaah haji nonkuota ini adalah mafia yang berkodak dalam bentuk agen perjalanan penyelenggaraan ibadah haji. Gatot sangat mempertanyakan kinerja KBRI Arab Saudi di Jakarta yang bisa mengeluarkan visa untuk jamaah haji nonkuota ini.

Menurut Gatot, pemerintah sudah berkali-kali mengonfirmasi ke KBRI Saudi di Jakarta terkait keluarnya visa untuk jamaah haji nonkuoata ini. “Mereka selalu mengaku tidak pernah mengelaurkan visa kepada jamaah haji nonkuota,” papar Gatot.

Dia tidak memungkiri jika pemberian visa adalah hak setiap negara. Tapi, khusus persoalan penyelenggaraan haji, Gatot mengatakan pengeluaran visa harus diperketat hanya untuk jamaah haji yang masuk kuota resmi pemerintah. Sebab, petugas haji di Saudi sering kuwalahan meladeni para jamaah haji nonkuota ini. Apalagi saat wukuf di Padang Arafah. Gatot memaparkan banyak jamaah haji non kuoata yang nekat menyelinap masuk ke perkemahan jamaah haji resmi.

Celakanya, temuan di lapangan banyak jamaah haji nonkuoata yang tidak sadar jika mereka adalah illegal. Meskipun nyata-nyata mereka tidak mengantongi dokumen perjalanan ibadah haji (DAPIH) dan gelang haji saat memasuki Badara Internasional King Abdul Aziz.

Para jamaah ini menganggap jika mereka adalah masuk kategori jamaah haji khusus. Alasannya, mereka sudah membayar ongkos naik haji sekitar Rp50 juta hingga Rp70 juta untuk satu orang, layaknya tarif haji khusus atau ONH Plus. Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menuturkan akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Hukum dan HAM, sereta Kedubes Saudi di Indonesia untuk menghentikan keberangkatan jamaah haji nonkuota. (wan/jpnn)