Demo Jalan Rusak di Kota Binjai
BINJAI- Aksi pemblokiran jalan dilakukan ratusan warga Kota Binjai di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Umar Baki, Kecamatan Binjai Barat, Kamis (8/9), ternyata medapat teror dari sejumlah oknum tertentu.
Teror tersebut datang dari empat pemuda berpakain sipil mengaku oknum polisi, mengancam akan menembak warga jika terus membandal.
“Polisi kok kayak gitu. Sementang dia punya pistol seenaknya saja main ancam tembak. Apa polisi tugasnya nakut-nakuti warga. Polisi apa itu,” kata Surip, salah seorang warga yang mendapat ancaman dari empat pemuda tersebut.
Tak sampai disitu, Surip juga mengaku, kalau gubuk tempat dia berdagang juga diancam bongkar oleh empat pemuda mengaku oknum polisi tersebut. “Ini lagi, siapa yang nyuruh berjualan di pinggir jalan. Kami bongkar baru tau, saya polisi,” ujar Surip menceritakan ancaman yang dilontarkan empat pria tersebut.
Surip membeberkan, kalau empat pemuda yag mengaku oknum polisi itu mengendarai mobil kijang warna kebiruan dan satu unit sepeda motor. “Empat polisi itu juga mencoba mengamankan seorang warga kami. Tapi tidak sempat, karena warga yang ingin diamankan kami tarik,” ungkapnya, seraya menambahkan, pistol empat pemuda itu terlihat di saku celana sebelah kirinya.
Warga yang ingin diamankan itu, sambungnya, disebabkan melihat dan menunjuk mobil polisi dengan serius. “Apa kau liat, aku tangkap kau nanti,” kata Surip, kembali menirukan ancaman polisi itu.
Kapolres Binjai AKBP Rina Sari Ginting, saat dikonfirmasi terkait kejadian itu, kepada Sumut Pos mengatakan, polisi tidak ada mengancam. Sebab menurutnya, polisi hanya mengamankan agar situasi tetap kondusif.
“Kalau yang mengancam itu betul-betul polisi, identitasnya harus jelas, agar kita dapat memberikan tindakan. Sebab, polisi itu harus mengayomi masyarakat,” ujar Rina via SMS.
Kembali ke pemblokiran jalan, Kepala Lingkungan (Kepling) VI Mukijo, mengatakan, pemblokiran dilakukan karena Pemerintah Kota (Pemko) Binjai, khusunya instansi terkait, telah ingkar janji atas kesepakatan bersama tentang penyiraman ruas jalan agar tidak berdebu.
“Kesepakatan bersama itu hanya menyirami jalan ini, agar tidak berdebu. Tapi, permintaan seperti ini saja tidak terpenuhi oleh Pemko. Makanya warga marah dan kembali melakukan pemblokiran jalan,” ujar Mukijo.
Sementara itu, di lokasi pemblokiran jalan, satu unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) yang diturunkan, tidak diberi masuk dan dipaksa mundur. Namun, setelah ratusan warga dapat arahan dari sejumlah petugas dan Camat Binjai Barat Rainy, akhirnya mobil Damakar itu dipersilahkan menyiram ruas jalan.
“Kami sudah bosan hirup debu setiap hari. Kalau kalian bisalah, tidak menghirup debu. Coba kalian seperti kami ini, apa tidak emosi kalian?” teriak warga disela-sela penyiraman jalan oleh mobil Damkar.
Camat Binjai Barat Rainy, saat di lokasi pemblokiran mengaku, perjanjian bukan dilanggar, tetapi mobil Damkar yang telat. “Ini hanya gara-gara terlambat sedikit saja, karena di Jalan Gatot Subroto, masyarakatnya juga melakukan aksi pemblokiran jalan,” kata Rainy ketika ditemui di Jalan Umar Baki.
Terpisah, aksi pemblokiran Jalan Gatot Subroto, dilakukan ratusan warga, juga tampak tegang. Dimana, ratusan masyarakat membakar ban bekas, memalangkan kayu dan benda keras lainnya. Hal itu dilakukan warga untuk menghentikan seluruh kendaraan yang melintas agar tidak menimbulkan debu.
Untuk selanjutnya, warga dan intansi terkait membuat kesepakatan agar menyiram Jalan Gatot Subroto, dua kali sehari, agar tidak berdebu. Setelah surat pernyataan itu selesai, akhirnya Pemblokiran Jalan Gatot Subroto dibuka warga.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Binamarga Binjai-Langkat Ir H E Hasibuan, saat ditemui di Jalan Gatot Subroto, Binjai Barat, menerangkan, Jalan Gatot Subroto sebelumnya ditargetkan selesai sebelum lebaran. Namun, saat itu cuaca tidak memungkinkan (hujan, Red), sehingga dihentikan sementara. “Jika dipaksakan, jalan tidak berkualitas,” sebutnya.(dan)