24.4 C
Medan
Saturday, June 15, 2024

Nazar Batal Beri Uang ke Chandra Hamzah

JAKARTA- Ketua Komite Etik KPK, Abdullah Hehamahua menuturkan, pemeriksaan pada Muhammad Nazaruddin, Kamis (8/9), lebih pada desakan kuasa hukum Nazar. Karena sebenarnya Komite Etik, katanya, sudah tidak menjadwalkan pemeriksaan pada suami Neneng Sri Wahyuni itu karena Komite Etik merasa sudah cukup keterangan para saksi yang dihadirkan selama ini.

“Pertimbangan lain, dia tidak mau ngomong kalau tidak dipindah ke Cipinang. Kita juga sudah mempelajari watak Nazar yang sering berubah-ubah sehingga tidak ada jaminan kalau dia ngomong,” beber Abdullah dalam konferensi pers di gedung KPK, Kamis (8/9).

Diungkapkan Abdullah, sejak pagi kuasa hukum Nazar terus  menghubungi Komite Etik menanyakan kapan kliennya akan dipanggil. “Kami menjawab tidak lagi. Kenapa dari kemarin tidak ngomong. “Tapi pengacara bilang Nazar mau ngomong. Jadi pengacara yang ‘lamar’ supaya diperiksa,” ujar penasehat KPK ini.

Jika sebelumnya Nazar menolak berbicara soal materi pokok, tapi pemeriksaan saat ini menurut Abdullah, tersangka kasus suap Wisma Atlet itu sudah bersedia menjawab pertanyaan yang ditujukan Komite Etik terkait pertemuan dengan pimpinan KPK, Chandra Hamzah dan Ade Rahardja. “Ada beberapa fakta yang dia sampaikan tapi belum bisa dipastikan kebenarannya karena belum ada bukti,” jelas Abdullah.

Mengenai pertemuan, calon pimpinan KPK ini mengatakan, ada pertemuan di rumah Nazar yang dihadiri beberapa orang yang kemudian ada pembicaraan tentang KPK, kasus dan masalah lain. Yang di rumah Nazar dua kali, dua kali dilakukan di luar dan satu kali di KPK.

Saat dikonfirmasi tuduhan Nazar yang menyebut pernah memberi uang pada Chandra dalam proyek pengadaan baju hansip dan e-KTP, Abdullah menuturkan   menurut pengakuan Nazar uang tidak jadi diberikan karena programnya tidak jadi. “Sudah sempat mau dikasih tapi batal,” tukasnya.

Di tempat terpisah, Nazaruddin mengaku Chandra Hamzah, telah menerima uang dari proyek pengadaan baju hansip dan e-KTP.  “Uang yang kepada Pak Chandra sudah saya jelaskan kepada Komite Etik, tentang uang mengalir itu kapan, proyek apa dan urusannya apa,” katanya.(gel/jpnn)

JAKARTA- Ketua Komite Etik KPK, Abdullah Hehamahua menuturkan, pemeriksaan pada Muhammad Nazaruddin, Kamis (8/9), lebih pada desakan kuasa hukum Nazar. Karena sebenarnya Komite Etik, katanya, sudah tidak menjadwalkan pemeriksaan pada suami Neneng Sri Wahyuni itu karena Komite Etik merasa sudah cukup keterangan para saksi yang dihadirkan selama ini.

“Pertimbangan lain, dia tidak mau ngomong kalau tidak dipindah ke Cipinang. Kita juga sudah mempelajari watak Nazar yang sering berubah-ubah sehingga tidak ada jaminan kalau dia ngomong,” beber Abdullah dalam konferensi pers di gedung KPK, Kamis (8/9).

Diungkapkan Abdullah, sejak pagi kuasa hukum Nazar terus  menghubungi Komite Etik menanyakan kapan kliennya akan dipanggil. “Kami menjawab tidak lagi. Kenapa dari kemarin tidak ngomong. “Tapi pengacara bilang Nazar mau ngomong. Jadi pengacara yang ‘lamar’ supaya diperiksa,” ujar penasehat KPK ini.

Jika sebelumnya Nazar menolak berbicara soal materi pokok, tapi pemeriksaan saat ini menurut Abdullah, tersangka kasus suap Wisma Atlet itu sudah bersedia menjawab pertanyaan yang ditujukan Komite Etik terkait pertemuan dengan pimpinan KPK, Chandra Hamzah dan Ade Rahardja. “Ada beberapa fakta yang dia sampaikan tapi belum bisa dipastikan kebenarannya karena belum ada bukti,” jelas Abdullah.

Mengenai pertemuan, calon pimpinan KPK ini mengatakan, ada pertemuan di rumah Nazar yang dihadiri beberapa orang yang kemudian ada pembicaraan tentang KPK, kasus dan masalah lain. Yang di rumah Nazar dua kali, dua kali dilakukan di luar dan satu kali di KPK.

Saat dikonfirmasi tuduhan Nazar yang menyebut pernah memberi uang pada Chandra dalam proyek pengadaan baju hansip dan e-KTP, Abdullah menuturkan   menurut pengakuan Nazar uang tidak jadi diberikan karena programnya tidak jadi. “Sudah sempat mau dikasih tapi batal,” tukasnya.

Di tempat terpisah, Nazaruddin mengaku Chandra Hamzah, telah menerima uang dari proyek pengadaan baju hansip dan e-KTP.  “Uang yang kepada Pak Chandra sudah saya jelaskan kepada Komite Etik, tentang uang mengalir itu kapan, proyek apa dan urusannya apa,” katanya.(gel/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/