25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14836

3 Tersangka Perampok Dibekuk

MEDAN-Tiga tersangka kawanan perampok masing-masing Sarifudin (51), warga Belawan, Ardinal Lubis (26), warga Bandar Selamat dan Togap Siagian (54), warga Jalan Pancing Medan berhasil dibekuk polisi, Rabu (17/8). Sementara tiga temannya berhasil kabur dan masih dalam pengejaran polisi.

Keterangan yang dihimpun, ketiga tersangka tertangkap saat melakukan aksinya di rumah Horas Siregar, di Jalan Sei Sira, Sei Sikambing Medan. Saat beraksi kawanan perampok datang mengendarai mobil Avanza Silver bernomor polisi BK 7919 YX (palsu) untuk menutupi plat aslinya bernomor polisi BK 1641 MR.

Begitu tiba di lokasi kawanan langsung masuk ke dalam rumah. Sedangkan seorang temannya menunggu di dalam mobil. Begitu masuk ke dalam rumah kawanan rampok menyekap pembantu rumah bernama Mariati (60). Mariati diancam pakai pistol agar tak berteriak. Mulut Mariati pun dilakban dan didudukkan di sofa ruang tamu.

Namun, belum sempat mengambil barang-barang berharga, anak pemilik rumah A Siregar (30) pulang. A Siregar langsung memberhentikan mobilnya di belakang mobil para kawanan perampok. Begitu masuk, A Siregar melihat pembantunya sudah disekap.

Dia pun langsung berlari sambil keluar rumah. Teriakannya didengar personel polisi yang sedang melakukan pengamanan. Polisi berhasil mengamankan 3 tersangka yang berada di dalam rumah. (mag-7)

Ramadhan Expo Digelar di Taman Budaya Medan

Setelah absen tahun lalu, kini pagelaran Ramadhan Expo Moslem Youth Club Medan (My Club) di gelar kembali tahun 2011 ini.

Bertempat di Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU), Ramadhan Expo juga menampilkan berbagai dagangan makanan, bazar pakaian, berbagai lomba seperti MTQ, tahfidzh, puisi, pidato, nasyid grup, nasyid solo, teater, lomba kretifitas daur ulang, poster handmade, poster komputer, madding rohis, dan cerdas cermat plus seminar-seminar dari motivator dan praktisi Medan.

“Ya acara ini sudah kita persiapkan jauh hari sebelum Ramadan, dan ini terwujud dari ide kita terdahulu dari acara sebelumya, di tambah dengan informasi yang terkini dan Alhamdulillah bisa terelisasi dengan lancar dan baik,” ujar Elias Marwan Sembiring selaku sekretaris My Club disela-sela acara, Selasa (16/8).

Untuk acara ini, bilang Elias, animo peserta yang berasal dari 20 SMA se Kota Medan cukup tinggi.
Selain datang sebagai peserta, sejumlah siswa sekolah juga turut hadir dalam rangka memberikan semangat bagi teman mereka yang mengikuti lomba.

Acara Ramadhan Expo tahun ini dinilai lebih menggigit dibanding tahun sebelumnya, terbukti acara yang dimulai sejak pukul pukul 08.00 WIB  tersebut, mampu menarik ratusan siswa SMA se Kota Medan untuk mengunjungi Taman Budaya Medan.

Ramadhan Expo tahun ini pun, lanjut Elias, memiliki misi sejalan dengan My Club yakni mempersiapkan generasi muda untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang positif sebagai kontribusi bagi bangkitnya bangsa dan negara Indonesia .
“Kita bikin acara Ramadhan Expo tahun ini lebih kreatif, dan menarik, soalnya terlepas dari pemikiran kita dari tahun 2004 lalu, bahwa akan terjadi degradasi akhlak. Bisa di buktikan remaja sekarang lebih condong yang namanya ngebut-ngebutan, hura- hura, narkoba dan lain-lain. Jadi lewat Ramadhan Expo ini, kita  mengoptimalkan betul setiap potensi yang mereka miliki, dan ini kita gelar pas di pertengahan puasa yang tujuanya simple yakni untuk memberikan tambahn semangat, jadi makin semangat menjalankan puasa makin meriah, dan juga sebagai kegiatan untuk mengisi libur puasa,” bebernya.

Untuk pendanaan, sebutnya, banyak berasal dari sumbangan donator perorangan, dan sampai sekarng belum ada bantuan dari pemerintah. (uma)

Pemkab Langkat Kaya Mendadak

Dapat Rp80 M dari Syamsul Arifin

JAKARTA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat mendapat ‘durian runtuh’ dari putusan majelis hakim pengadilan tipikor dalam perkara korupsi APBD Langkat dengan terdakwa Gubernur Sumut nonaktif Syamsul Arifin.

Bagaimana tidak, majelis hakim sudah terang-benderang menyatakan bahwa uang pengembalian dari Syamsul sebesar Rp80,103 miliar menjadi hak Pemkab Langkat.

Ini belum termasuk uang yang harus diserahkan termasuk 37 mantan anggota DPRD Langkat yang belum mengembalikan mobil Panther.

Pasalnya, baru enam mantan anggota dewan Langkat yang sudah mengembalikan.

Ke-37 anggota dewan itu harus mengembalikan Panther, atau menyerahkan uang masing-masing Rp153,400 juta ke kas Pemkab Langkat. Hanya saja, pengembalian seluruh uang tersebut harus menunggu adanya putusan hukum yang bersifat final alias incrach. Jika suatu saat nanti diserahkan, maka di tahun tersebut pendapatan Pemkab Langkat bakal langsung menggelembung.

Uang tersebut pun harus habis dibelanjakan dalam satu tahun anggaran. Kasubdit Anggaran Daerah Kemendagri, Syarifuddin, menjelaskan prinsip pengelolaan uang daerah.

“APBD itu kan rencana keuangan tahunan. Jika tahun itu pendapatan besar, maka belanja tahun itu juga akan besar,” ujar Syarifuddin dalam perbincangan dengan Sumut Pos di kantornya, Selasa (16/8).

Diterangkan, jika nanti uang perkara Langkat ini sudah dikembalikan, maka akan masuk komponen pendapatan ‘Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah’. Seperti diketahui, komponen pendapatan daerah ada tiga, yakni Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan ‘Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah’.

Lebih jauh Syarifuddin menjelaskan, dalam kasus korupsi yang merugikan keuangan daerah, mestinya begitu sudah ada putusan maka uang kerugian yang dikembalikan terpidana, mestinya langsung dimasukkan ke kas daerah. “Tak perlu mampir ke kas negara. Karena kas negara dan kas daerah itu administrasinya terpisah,” ujarnya.

Dia cerita, pernah ada kasus suatu daerah harus melakukan gugatan terlebih dahulu agar uang yang dikorupsi bisa balik lagi masuk ke kas daerah tersebut. “Karena uang pengembalian kerugian dimasukkan ke kas negara. Setelah digugat, baru diserahkan ke kas daerah. Ini menyangkut persepsi hakim, yang saya lihat belum sama,” ujarnya.

Seperti diberitakan, Syamsul dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi APBD Langkat dan divonis 2,5 tahun. Mantan bupati Langkat yang terjerat perkara korupsi APBD Langkat itu juga didenda Rp150 juta. Hanya saja, majelis hakim yang diketuai Tjokorda Rae Suamba tidak memerintahkan Syamsul membayar uang kerugian negara.
Menurut hitung-hitungan hakim, uang kas Pemkab Langkat yang bobol sebesar Rp98,7 miliar. Dari jumlah itu, yang dinikmati Syamsul dan keluarganya sebesar Rp57,749 miliar. Lantaran Syamsul sudah mengembalikan uang ke kas Pemkab Langkat sebesar Rp80,103 miliar, maka Syamsul tidak perlu lagi mengembalikan uang kerugian negara.
Dari Langkat dilaporkan, Pemkab Langkat didesak segera mendatangi KPK guna koordinasi sekaligus mengambil kembali uang yang dikorupsi Syamsul.

“Giliran eksekutif harus menjeput bola. Koordinasi bagaimana ceritanya, agar uang itu bisa diambil untuk pembangunan,” kata Ketua Fraksi PDI-PDPRD Kab Langkat, Ralin Sinulingga di gedung DPRD Langkat, Senin (15/8).

Seperti diberitakan Selasa (16/7), anggota DPRD Langkat ramai-ramai menuntut agar eksekutif pro aktif menagih uang pengembalian dimaksud dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Giliran eksekutif harus menjeput bola. Koordinasi bagaimana ceritanya, agar uang sekitar Rp64 miliar itu bisa diambil untuk pembangunan,” kata Ketua Fraksi PDI-P DPRD Kabupaten Langkat, Ralin Sinulingga.

Arbai Fauzan politisi PAN sekaligus Ketua Komisi III (Keuangan) DPRD Langkat pun berharap, Pemkab mencari tahu proses pengambilan uang sitaan dimaksud. Kabid Perbendaharaan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPAD), Effendi Matondang, melalui juru bicara Pemkab Langkat, H Syahrizal menjelaskan, Pemkab berupaya melakukan konsultasi dengan pihak terkait usai 17 Agustusan. Jika dana itu memang boleh segera dicairkan, sangat berimbas kepada beberapa proyek yang sudah direncanakan di P-APBD 2011. “Mungkin, untuk sementara penjelasan disampaikan tadi dapat membantu ke publik,” tukas Rizal. (sam)

Anak Medan Jadi Pangkostrad

Mayjen TNI AY Nasution

MEDAN- Mayjen TNI AY Nasution dipercaya menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad). Pria kelahiran Medan 56 tahun lalu ini menggantikan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo yang kini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat.

Pada penyerahan jabatan di Markas Besar Angkatan Darat itu, Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, sekaligus memimpin serah terima jabatan Pangdam III/Siliwangi dari Mayjen TNI Moeldoko kepada Mayjen TNI Muhamad Munir dan Pangdam IV/Diponegoro dari Mayjen TNI Langgeng Sulistiyono kepada Mayjen TNI Mulhim Asyrof di Jakarta, Selasa, (9/8).

Kasad mengatakan prosesi penyerahan tugas dan tanggung jawab jabatan serta serah terima jabatan yang diselenggarakan kali ini, dilaksanakan secara lebih sederhana dari biasanya.

“Hal ini dilakukan dan akan dibudayakan sebagai bagian dari upaya Efektivitas dan Efisiensi pelaksanaan kegiatan serah terima jabatan di lingkungan TNI AD, tanpa sedikit pun mengurangi arti, makna, nilai, serta kekhidmatannya,” tegas Kasad.

Kostrad sebagai Kotama Operasional TNI memiliki tugas pokok menyelenggarakan operasi pertahanan tingkat strategis sesuai dengan Kebijakan Panglima TNI.  Kostrad bertugas membina kesiapan operasional atas segenap jajaran komandonya yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kasad.

“Oleh sebab itu, satuan jajaran Kostrad dituntut memiliki mobilitas tinggi, mampu bereaksi cepat sebagai satuan penangkal yang handal dan siap digerakkan sebagai wujud ketanggapsegeraan terhadap segala bentuk dan jenis ancaman yang timbul di seluruh wilayah nusantara,” kata Kasad.

Mayjen TNI AY Nasution sebelumnya menjabat sebagai Aster Panglima TNI, sedangkan Mayjen TNI Moeldoko mendapat promosi jabatan sebagai Wakil Gubernur Lemhanas, Mayjen TNI Langgeng Sulistiyono menjabat sebagai Aster Panglima TNI, Mayjen TNI Muhamad Munir sebelumnya menjabat sebagai Pangdivif 2/Kostrad dan Mayjen TNI Mulhim Asyrof sebelumnya menjabat sebagai Asrena Kasad. (rel/her)

Pelapor Penipuan CPNS Rp600 M Ikut Ditahan

MEDAN-Sepak terjang Delisa Simatupang (58) menipu peserta seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) kandas setelah ia dilaporkan B Halomoan Siregar ke Poldasu sejak 11 Juni 2011 lalu. Halomoan Siregar tak kuasa menanggung tuntutan sebagian keluarga dari 241 warga Sumut yang ditipu dengan nilai kerugian Rp16,685 miliar. Delisa lalu diamankan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut, Senin (15/8) siang lalu.

Meski demikian, Halomoan Siregar tidak bisa melenggang begitu saja. Dia tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, bekerja sama dengan Delisa sebagai perekrut calon korban. Dia ikut ditahan Ditreskrimum Polda Sumut sebagai tersangka kaki tangan Delisa. Penahanan tersebut didasarkan laporan Lusi, orang yang mengaku korban Halomoan Siregar.

“ Halomoan yang melaporkan kasus penipuan akhirnya juga ditahan,” ungkap Kasubdit III/Umum Polda Sumut, Kompol Andry Setiawan kepada Sumut Pos, Selasa (16/8).

Kemarin, Halomoan Siregar sudag menjalani pemeriksaan intensif di Subdit Harta Benda/Tanah dan Bangunan (Garda/Tahbang) Reskrimum Polda Sumut. “Statusnya jadi tersangka, dan sekarang sedang diperiksa untuk didalami (perannya) di Subdit II,” tambahnya.

Kasubdit II/Harda-Tahbang AKBP Rudi Rifani yang dikonfirmasi, membenarkan pemeriksaan Halomoan. “Ya, yang bersangkutan saat ini sedang kita periksa atas dasar laporan dari salah satu yang mengaku korbannya bernama Lusi. Akan terus kita dalami, guna penyelidikan lebih lanjut,” tegasnya, kemarin.

Menurut Halomoan Siregar, jaringan pencaloan Delisa ini sudah berjalan sejak Tahun Anggaran 2009/2010 lalu. “Ia menjanjikan bisa memasukkan sejumlah orang ke berbagai instansi pemerintahan sebagai PNS. Seperti di Pemko Medan dan Pemprovsu. Dan jaringan ini tak hanya Sumut tapi juga nasional,” katanya didampingi sang istri DN boru Nadeak, saat berada di Poldasu, Senin (15/8) malam.

Tersangka yang merupakan warga Jalan Serdang Gang Mantri yang kemudian pindah ke Jalan Klambir ini, menurut Halomoan sempat mengumpulkan uang dari sejumlah orang yang tergiur. Nilainya mencapai Rp600,065 miliar. “Untuk skop nasional, ia sempat mengatakan sudah mengumpulkan uang hingga Rp600 miliar lebih,” ungkapnya.
Halomoan mengaku percaya kepada Delisa karena tersangka bisa meyakinkannya dekat dengan sejumlah pejabat baik di Sumut maupun pusat. “Pada November 2010 lalu ia mengaku jika tak bisa meloloskan sejumlah orang itu, ia akan menghubungi Gubsu waktu itu Syamsul Arifin. Tak kunjung lolos, pada Desember 2010 ia kemudian menjanjikan akan menghubungi orang pusat seperti anggota DPR RI, Menpan, BKN Pusat, Menkumham Patrialis Akbar dan Ibu Negara Ani Yudhoyono,” ujarnya mencontohkan perkataan pensiunan perawat di RS Pirngadi Medan tersebut.

Pada saat itu, Halomoan menyatakan sudah siap bila harus berhadapan dengan aparat hokum terkait kasus ini. “Karena itu saya sempat jadi stres. Uang yang saya kumpulkan itu sebagian uang dari seorang janda dan orang yang tak lagi memiliki keluarga dekat. Itu yang membuat saya tertekan. Untuk membersihkan nama saya, saya siap ditanya apa saja oleh pihak kepolisian, saya tak akan mengelak dari hukum, saya rela  dikonfrontir untuk masalah ini,” katanya.(ari)

4.958 Pahlawan Sumut Dapat Penghormatan

MEDAN- Sebanyak 3.754 pahlawan dari unsur TNI, 448 dari Polri, 368 dari Pegawai Sipil, 258 Pejuang Rakyat, dan 130 pahlawan tak dikenal, mendapat penghormatan. Hal itu terjadi saat upacara Apel Kehormatan dan Renungan Suci memperingati Detik-detik Kemerdekaan ke-66 Republik Indonesia di Medan yang dilangsungkan di Taman Makam Pahlawan Jalan Sisingamangaraja Medan, tepat pukul 00.01 WIB, Rabu (17/8) dinihari.

Prosesi upacara yang dipimpin Pangdam I/BB Mayjen Leonardus Siegers dan dikomandoi Kasat Narkoba Polresta Medan Kompol Juli Agung Pramono. Renungan suci ditandai pemadaman lampu dan penyalaan obor utama di Monumen Makam Pahlawan dilanjutkan dengan pembacaan maklumat oleh Inspektur Upacara, Mayjen Leonardus Siegers. “Jalan yang kalian (pahlawan, Red) tempuh adalah jalan kami juga,” kata Leo Siegers.

Prosesi dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho, Wali Kota Medan Rahudman Harahap serta segenap jajaran TNI serta Polri dan Muspida Plus Pemprovsu dan Pemko Medan tersebut dilanjutkan dengan melaksanakan hening cipta.

Tepat pukul 00.10 WIB, Komandan Upacara Kompol Juli Agung Pramono memberi laporan kepada Inspektur Upacara Mayjen Leonardus Siegers sebagai pertanda upacara telah selesai dan segenap yang hadir, meninggalkan Taman Makam Pahlawan.(ari)

Keterlibatan Rektorat IAIN Diselidiki

MEDAN- Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumut telah membentuk tim guna menyelidiki kasus dugaan korupsi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut. Tim akan bertugas mendalami laporan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Angkatan Muda Advokasi Hukum Indonesia (AMDHI) dan Forum Mahasiswa Peduli IAIN Sumatera Utara (Formalin) yang diterima Tipikor Polda Sumut, Senin (8/8) lalu. Penyidik juga akan mendalami keterlibatan pihak rektorat IAIN Sumut.

“Nanti akan ketahuan apakah benar terjadi korupsi atau tidak dan siapa saja yang terlibat,” tegas Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso kepada Sumut Pos, Selasa (16/8).

Sementara itu, informasi yang diperoleh Sumut Pos, Ketua AMDHI Azmi Adli dan pihak Formalin yang melaporkan dugaan korupsi itu dimintai keterangan oleh Tipikor Polda Sumut. Informasi ini dibenarkan Azmi Adli ketika diwawancarai Sumut Pos terkait hal itu.

“Saya dimintai keterangan mengenai dugaan korupsi ini. Kita siap mengawal kasus ini, dan siap pula jika dimintai keterangan. Kami akan terus bersilaturahmi ke Tipikor Polda Sumut untuk mempertanyakan kelanjutan proses terhadap kasus ini,” tegasnya.

Ditambahkannya, berdasarkan dari hasil pemeriksaan dari penyidik Tipikor Polda Sumut bahwasannya, penyidik akan segera memanggil beberapa orang yang diduga terlibat. Beberapa orang tersebut antara lain, Rektor IAIN Sumut Prof Dr Nur Ahmad Fadil Lubis MA, Pembantu Rektor (PR) II IAIN Sumut Prof Djafar Sidik MA, Kepala Biro Rektorat IAIN Sumut Dra Salmawati Hasibuan, Moraluddin Harahap (Sekarang Dosen, Red), Drs Makmun Suaidi Harahap selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan jabatan di IAIN sebagai Kabag Keuangan dan sekarang Kabag Rumah Tangga, Armansyah Harahap selaku Sekretaris Panitia dan jabatan di IAIN Sumut sebagai Kabag Rumah Tangga dan sekarang Kabag Perencanaan.

“Tadi informasi dari penyidik Tipikor Polda Sumut yang memintai keterangan kepada saya, katanya Tipikor Polda Sumut akan segera melayangkan surat panggilan untuk dimintai keterangan, dari yang tingkatannya paling rendah hingga yang tertinggi yakni, rektor dalam jangka waktu dekat. Ini akan terus kita pantau,” tandasnya.(ari)

Lebih Dikenal karena Sepeda dan Motor Tua

Sahur Bersama Pembina Ontel dan BMP Sumut, Safwan Khayat

Hobi mengkoleksi sepeda ontel dan sepeda motor tua ternyata banyak manfaatnya. Itulah yang dirasakan dan dialami Safwan Khayat, Waka Polres Tebing Tinggi.

SOPIAN, Tebing Tinggi

Tepat pukul 04.00 WIB, Tim Liputan Makan sahur bersama tokoh dan penjabat sampai di depan kediaman rumah Pembina Sepeda Ontel dan Bikers Mitra Polri (BMP) Sumatera Utara Drs Kompol Safwan Khayat MHum. Pria tinggi besar itu menyapa dengan ramah, Minggu (14/8).

Mengenakan baju koko kehijauan, sarung corak kotak-kota dan peci, pria berkaca mata itu  mempersilakan masuk ke rumah dinas Waka Polres. Ruangan depan banyak terpampang foto-foto kegiatan sepeda ontel yang dimuat di Sumut Pos. Sambil duduk, kemudian istri tercinta datang menyajikan teh manis panas.

Jelang makan sahur, Safwan bercerita tentang kecintaannya terhadap kendaraan tua. Dalam hal ini, sepeda motor tua BMW Rk27  BK 6666 BMW buatan tahun 1966. Sepeda motor lawas warna hitam itu sengaja diparkir di ruangan tengah.
“Sepeda motor ini punya nilai sejarah bagi saya. Dahulu sekitar 1980-an, saya berminat mengotak atik sepeda motor tua. Rasa ingin memiliki sepeda motor BMW ini pun muncul dibenak pemikiran saya,” kata Safwan.

Karena kuatnya keinginan memiliki sepeda motor tua keluaran Jerman itu, Safwan sampai memanfaatkan jaringannya di kepolisian di penjuru Indonesia hingga layanan jual beli di dunia maya untuk mencari BMW tua yang dijual.
“Ternyata, keinginan itu terwujud. Ada sepeda motor BMW yang dijual Rp100 juta karena istri pemiliknya akan melahirkan. Setelah terjadi tawar menawar via telepon, harga disepakati Rp70 juta,” papar Safwan.

Semua bagian sepeda motor lalu dicat sesuai model asli, untuk mempertahankan kesan jadul (jaman dulu)-nya. Bahkan tangki minyak segaja dibuat meggunakan drum minyak goreng yang sengaja ditempah di bengkel. “Sepeda motor BMW ini masih atas nama Tan Anhok, warga Medan yang menjadi distributor BMW jaman dulunya. Untuk tidak menghilangkan kesan ontelnya, masih dipasangi dengan menggunakan klakson ontel, bunyinyapun nengnong,” kata Safwan.

Sekarang, sepeda motor tua itu menjadi benda kesayangannya secara pribadi.

Sedangkan hobinya bersepeda ontel, masih tetap ditekuni. Safwan masih aktif sebagai pembina sepeda ontel Sumut. Dengan kecintaanya kepada kendaraan tua dan kedekatannya dengan para pemilik hobi yang sama, sebagai anggota Polri Safwan lebih dekat menyapa sekaligus menjalin tali silaturamhi. Bahkan warga lainnya pun tidak sungkan menyapa saat dia mengendarai kendaraan tua. Masyarakat akan akan menyapa dan bertanya keunikan barang tua tersebut.

“Pernah seorang anak-anak, menyapa saya saat bersepeda, eh Pak Waka (Wakapolres Tebing Tinggi) lewat pakai ontel. Justru dari sepeda ontelnya mereka kenal saya, kalau menggunakan mobil mungkin mereka tidak akan kenal dan memanggil saya,” kekeh Safwan.

Dikatakannya, menggunakan kendaraan tua membuat pengendaranya luar biasa dikenal. “Filosofinya sepeda motor tua dan sepeda ontel sebenarnya media agar komunikasi agar saya bisa berkomunikasi, bersilaturahmi, dekat  dan menyatu dengan masyarakat,” tukasya.

Setelah waktu menunjukan pukul 04.30 WIB, Ramzida Yulis Nasution, istri tercinta Safwan, mengajak sahur bersama. Di meja makan telah tersedia menu sederhana namun rendah lemak. Seperti, nasi putih, sambal cabai merah, sayur tauge ikan asin, capcai cumi-cumi, sambal teri dan tidak ketinggalan menu tempe goreng tepung dan emping melinjo.
Di ruang makan telah menunggu Ramzida Yulis, Sahla Khayat SPsi, Ulfa Khayat yang kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Arfah Khayat yang masih duduk dibangku SMK Negeri 8 Kota Medan.
Usai makan sahur, kembali tim liputan makan sahur diajak duduk kembali di ruang tengah, menunggu waktu Salat Subuh. Usai salat, tim liputan sahur berpamitan meninggalkan kediaman rumah dinas Waka Polres Tebing Tinggi.(*)

Bahagia Berkumpul Kembali

Andini Eka Putri

Berkumpul bersama seluruh anggota keluarga pada Ramadan tahun ini terasa sangat istimewa bagi Andini Eka Putri.
Maklum saja, beberapa tahun sebelumnya, hal ini tidak pernah terjadi dengan alasan kesibukan masing-masing.
“Tapi tahun ini berbeda, karena mama dan papa juga adek ada, jadi kita sering ketemu dan ngumpul. Aura Ramadan sangat kental terasa,” ujar finalis cover girl 2011 ini.

Orangtua Dini, begitu biasanya gadis cantik ini disapa, punya pekerjaan masing-masing. Sehingga terkadang saat berbuka pun harus dilakukan secara terpisah. “Kadang adek dimana, aku dimana, mama dan papa buka di kantor, jadi ngumpul dalam keluarga sama sekali tidak terasa,” ujar sulung dua bersaudara ini.

Dan biasanya, orangtua Dini menebus rasa bersalahnya dengan membawakan risol, makanan favoritnya. “Gak tahu ni, kenapa suka banget sama risol, seperti makan makanan sehat, kan ada risol,” ujar Dini.

Saat buka atau sahur bersama, sang mama juga suka memasakkan makanan favorit keluarga, yaitu seafood. “Papa, adek sama aku suka semua jenis seafood, jadi kita selalu menikmati makanan ini saat buka atau sahur,” ujarnya.
Alumnus SMAN 2 Binjai ini juga selalu memanjatkan rasa syukur kepada Pencipta karena masih memberikan kenikmatan dalam hidup. Karena itu, setiap Ramadan, Dini tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan beribadah saat Ramadan. “Yang paling aku rasakan, salat 5 waktunya semakin rajin dan semakin terasa kewajiban sebagai seorang hamba,” tutupnya. (mag-9)

26 Agustus, Pembayaran ONH Terakhir

MEDAN- Musim haji tahun ini, Kota Medan memberangkatkan tiga ribu jamaan calon haji. Dan pelunasan biaya perjalanan haji tahun ini, sama seperti ketentuan pusat, 15 Agustus sampai 26 Agustus 2011. Lokasi pembayaran di beberapa Bank Penerima Setorang Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPS-BPIH). Jika pada tanggal yang ditetapkan ada yang belum melunasi, akan dilakukan perpanjangan 6 September sampai 9 September.

Menurut Kepala Kantor Kementerian Agama RI wilayah Medan Abdul Rahim bank yang ditunjuk sebagai penerima setoran pelunasan BPIH berdasarkan, Surat Dirjen PHU No. Dt.VII.II/1/Hj.00/6532/2011 tertanggal 12 Agustus 2011 perihal Pelunasan BPIH Tahun 1432 H / 2011 M.  Bank itu  antara lain Bank Mandiri Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, Bank Bukopin, BTN, BRI, BNI dan Bank Sumut.

Sedangkan daftar tunggu (waiting list) calon haji asal Medan mencapai 28 ribu jamaah. “Artinya, untuk porsi terakhir (daftar tunggu) baru akan berangkat pada tahun 2017 mendatang,” kata
Sedangkan untuk jamaah calon haji asal wilayah Sumut di luar Kota Medan, bila sampai 9 Sepetember 2011 ada jamaah yang belum menulasi biaya haji, tempatnya akan dialihkan menjadi kuota nasional dan menjadi kewenangan Menteri Agama.

“Pada tanggal 15 Agustus sampai dengan 26 Agustus, pelunasan itu bagi calon jamaah yang belum pernah haji atau yang masuk gelombang 1. Kalau tanggal 6 September sampai dengan 9 September itu untuk yang pernah haji, atau yang tertunda keberangkatannya tahun-tahun lalu. Pembayaran dilakukan pada Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPS-BPIH) tempat setor semula pada setiap hari kerja, pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB,” terangnya.

Terkait Nomor Porsi terakhir yang dapat melunasi pada Tahun 2011 Tahap I ini, berdasarkan pantauan Sistem Komuikasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenagsu yaitu nomor porsi “0200059592”.
Kemudian ditegaskan Syariful, Jamaah haji yang berhak menunaikan ibadah haji tahun 1432 H/2011 Masehi, namun tidak melakukan pelunasan BPIH, maka yang bersangkutan secara otomatis masuk waiting list tahun 1433 H/2012 Masehi mendatang.

Sedangkan jamaah haji yang telah melunasi BPIH pada tahun 1431 H/2010 Masehi atau tahun sebelumnya, namun tidak dapat berangkat dan tidak membatalkan diri dan akan berangkat tahun 1432 H/2011 M harus membayar kekurangan atau menerima pengembalian sesuai selisih besaran BPIH yang telah dibayarkan dengan besaran BPIH yang telah dibayarkan dengan besaran BPIH tahun 1432 H/2011 Masehi dan atau disetorkan melalui Bank Penerima Setoran (BPS) BPIH tempat setor semula.(ari)