27 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 15090

Jamaah Bertambah, Yasinan Numpang di Gereja

An-Noor, Musala Perjuangan bagi TKI di Daejeon, Korsel

Menempati lantai atas sebuah ruko di Daejeon, Korsel, para TKI mengubahnya menjadi tempat multifungsi. Musala untuk beribadah, kursus, kuliah jarak jauh, dan pelatihan bisnis. Upaya meng-upgrade diri di negeri orang agar tak terus-menerus menjadi pekerja kasar. Berikut laporan HAFID ABDURAHMAN yang baru pulang dari Daejeon.
SEBUAH papan tulis (whiteboard) dan hiasan Kakbah berukuran kecil terpampang di dinding bercat putih ruangan berukuran kira-kira 6 x 15 meter. Di pojok, terdapat mimbar lengkap dengan kaligrafi Allah. Hiasan tempat ceramah salat Jumat itu tak dipahat, hanya berupa kertas yang ditempel dengan isolasi.

Lantai ruangannya berbahan parquet bermotif kayu. Di tengah-tengah, tampak sebuah komputer lengkap dengan printer. Di sisi timur, terdapat kamar mandi yang sekaligus difungsikan sebagai tempat wudu kala hendak salat.
Sederhana. Namun, Musala An-Noor punya arti besar bagi para TKI di Kota Daejeon, Korsel. “Kami mendirikan An-Noor ini dengan susah payah,” kata M. Subhan, takmir musala itu.

An-Noor berada di dekat kawasan downtown Daejeon yang berjarak sekitar 160 kilometer dari ibu kota Korsel, Seoul. Tempat ibadah tersebut menempati lantai paling atas sebuah ruko berlantai tiga. Lantai di bawahnya digunakan untuk kafe, lantai paling bawah difungsikan sebagai toko penjual perhiasan.

Jawa Pos (grup Sumut Pos) datang ke An-Noor ditemani Ketua Yayasan Ciputra Pendidikan Benny Bernandus dan dosen Universitas Ciputra (UC) Jeskhael Este Sutanto. Keduanya mengawal mahasiswa UC mengikuti kegiatan Summer Immersion Program pada 11-18 Juni lalu.

“Sebelum ada musala ini, warga Indonesia salat di berbagai tempat. Di taman-taman kota, bahkan sebelah toilet umum. Sebab, susah mencari musala apalagi masjid di kota ini,” ungkap pria 36 tahun asal Bojonegoro tersebut.
Kesulitan mencari tempat untuk bersembahyang itulah yang membuat Subhan dan kawan-kawannya begitu bersemangat membangun musala. Sebelum neon sign bertulisan Musholla An-Noor berwarna hijau dengan bingkai garis putih di lantai tiga ruko itu menyala terang saat malam, mereka harus melewati jalan berliku.

Semuanya berawal dari sebuah komunitas yang dibentuk para TKI di Daejeon pada 2008 lalu. Dari hari ke hari jumlah anggota komunitas dengan nama Imnida (Ikatan Muslim Indonesia) itu semakin banyak. Akhirnya mereka membuat majelis yasinan. “Kumpulnya setiap Minggu. Sebab, semua pekerja kan libur. Sebelum yasinan, kami kumpul-kumpul dan kadang bermain sepak bola,” paparnya.

Kadang, ketika tempat pertemuan tak cukup, para jamaah yang semuanya buruh migran asal Indonesia itu pun menggelar pengajian di sebuah gereja. Kebetulan gereja tersebut juga merupakan shelter bagi migran atau pekerja asing. “Gereja itu bernama Gereja Bindel di kawasan Hwadong. Di sana ada shelter yang dikelola oleh sebuah LSM. Peserta yasinan di gereja saat itu mencapai 40 orang,” jelas Subhan sembari membenahi letak peci putihnya.
Namun, mereka tak lama menggelar pengajian di tempat ibadah kaum Nasrani tersebut. Sebab, Gereja Bindel direnovasi dan para TKI harus mencari tempat lain. Komunitas pengajian terus bertambah. Pesertanya tak hanya TKI. Beberapa mahasiswa yang menimba ilmu di Korsel juga ikut bergabung.

Setelah bertukar ide, akhirnya muncul gagasan untuk memberikan kursus bagi TKI. Pematerinya adalah mahasiswa. “Jadi, setiap pertemuan tak hanya digunakan untuk pengajian. TKI juga mendapat kursus dari mahasiswa,” paparnya.

Gagasan itu didasari keinginan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan. Para TKI tak ingin terus-menerus menjadi pembantu rumah tangga dan memeras keringat sebagai pekerja kasar. Mereka ingin maju dan banyak di antaranya ingin meneruskan pendidikan formal.

Penghasilan mereka yang kebanyakan bekerja sebagai buruh pabrik antara Rp10 juta hingga Rp15 juta. Mereka juga rata-rata lulusan SMA dengan skill mumpuni. “Sebab, pekerja di sini kan resmi karena ada kerja sama G to G (government to government) antara Indonesia dan Korea. Jadi, mereka harus melalui seleksi ketat,” ujar Ony Avrianto Jamhari, regional manager and international relations SolBridge International School of Business.
SolBridge merupakan salah satu kampus bisnis di Daejeon, Korsel. Ony merupakan salah satu pengajar. Dia memberikan kursus bahasa Inggris kepada TKI.

Ide untuk belajar juga terinspirasi dari kesuksesan seorang TKI di Korsel yang kini bergelar sarjana. “Dia adalah Saiful Hadi. Dulu dia adalah TKI ilegal. Tapi, kemudian dia belajar dan berkuliah di Chungnam National University,” kata Dedi Prasetyo, takmir musala lainnya.

Setelah melalui persiapan matang, dimulailah proses belajar-mengajar. Ada tiga “pelajaran” yang diterima TKI. Yakni, bahasa Inggris, bahasa Korea, dan komputer. Semua dihelat setelah pengajian.

Belajar sekaligus beribadah itu dilakukan dengan nunut di DICC (Daejeon International Community Center). Tempat tersebut memang merupakan fasilitas umum bagi orang asing di Daejeon. Karena itu, untuk meminjam tempat, para TKI dan mahasiswa tak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun.

Ketika belajar dan beribadah yang dilakukan setiap minggu, beberapa TKI dan mahasiswa berupaya mencari tempat permanen untuk dijadikan musala sekaligus “kampus” bagi TKI. “Akhirnya kami memilih ruko ini sebagai musala. Dulu tempat itu adalah warnet,” ucap Dedy.

Jika belajar dan ibadah berjalan mulus meski harus berpindah-pindah tempat, mendirikan musala butuh upaya keras. Pertama, para TKI tidak punya cukup dana. Kedua, mengurus perizinan untuk tempat ibadah di Korsel tidaklah gampang.

Setelah berjuang, para TKI akhirnya berhasil mengumpulkan dana dengan cara utang sebesar 5 juta won atau sekitar Rp 42,5 juta dari Islamic Center Daejeon. “Kami modal nekat. Ada 13 orang yang menjaminkan diri ke Islamic Center. Alhamdulillah, kami dapat utangan,” jelasnya.

Uang di tangan, namun para TKI terbentur perizinan. Untuk membangun musala, harus ada izin dari pemerintah setempat. Selain itu, para TKI membangun musala dengan menyewa tempat. Dengan demikian, mereka harus meminjam nama penduduk lokal.

“Kami cari izin, malah sempat dicurigai teroris. Karena itu, polisi malah sering sliweran memantau kami,” ucap Subhan. “Kami jelaskan bahwa kami bukan teroris. Kami terus meyakinkan itu kepada polisi. Kemudian, polisi justru membantu kami menguruskan izin ke pemerintah,” sambungnya.

Para TKI girang bukan kepalang. Penantian dan perjuangan selama dua tahun akhirnya berakhir. Mereka akhirnya memiliki Musala An-Noor yang diresmikan pada 27 September 2009. Kegiatan ibadah dan belajar yang dulunya no maden alias selalu berpindah-pindah akhirnya dipusatkan di tempat ibadah itu.

Aktivitas di An-Noor terus berkembang. Dari tempat ibadah dan kursus, musala kemudian menjadi salah satu sentra bisnis bagi TKI. Mereka mengembangkan bisnis pulsa. Takmir masjid mengoordinasi para pekerja untuk mengedarkan voucher. “Mereka kan bekerja di beberapa pabrik. Di sana, banyak pekerja asing. Karena itu, para pekerja kami titipi pulsa khusus sambungan internasional,” terangnya sembari menunjukkan tumpukan voucher pulsa dengan beraneka ragam gambar.

Bisnis kecil-kecilan itu mulai membuahkan hasil. Setiap bulan, omzet bisnis pulsa yang dikelola TKI mencapai keuntungan 500 ribu won atau sekitar Rp 4,25 juta. Keuntungan tersebut digunakan untuk menutup biaya sewa gedung dan operasional musala.

Para TKI kreatif itu belum puas. Mereka terus berjuang meningkatkan taraf hidup. Para pekerja tersebut bergairah untuk mendapatkan gelar sarjana. Karena itu, muncul gagasan untuk kuliah jarak jauh melalui Universitas Terbuka (UT). Harapannya, setelah pulang dari Korsel, mereka bisa memperoleh banyak keuntungan. Dapat modal plus pengalaman sekaligus titel.

Lagi-lagi, para TKI yang dibantu mahasiswa tersebut harus melalui jalan terjal. Namun, setelah setahun berjuang, para TKI akhirnya bisa kuliah. Tahun ini, para TKI yang menjadi mahasiswa UT mencapai 326 orang. Selain Daejeon, perkuliahan dilakukan di kota Busan, Ansan, Daegu, dan Seoul. Mereka kuliah di jurusan manajemen, bahasa Inggris, dan ilmu komunikasi.

Khusus Daejeon, kuliah juga dilakukan di Musala An-Noor. “Kadang juga di DICC. Per semester, bayarnya 250 ribu won atau sekitar Rp2,1 juta. Dosennya mahasiswa Korea yang disetujui UT. Namun, setahun sekali, dosen dari Jakarta melakukan kuliah umum di sini,” ucapnya.

Setelah jadi “kampus” dan “pusat bisnis”, pemanfaatan Musala An-Noor terus ditingkatkan. Kali ini, para takmir berancang-ancang membuka TPA (Taman Pendidikan Alquran). Sebab, saat ini, semakin banyak anak keturunan Indonesia di Korsel. “Kebanyakan, perempuan Indonesia menikah dengan orang Korea. Jadi, anaknya kami fasilitasi dengan TPA,” ujar Subhan. (*/lk)

Terinspirasi Legenda Inggris

MANEJER baru Chelsea Andre Villas Boas menganggap mendiang Sir Bobby sebagai panutannya. Andre Villas-Boas menyatakan mantan manajer timnas Inggris almarhum Sir Bobby Robson sebagai sosok terpenting dalam kesuksesannya sebagai manajer saat ini.

Villas-Boas mendapatkan banyak bantuan dan nasihat dari Robson saat legenda Inggris itu berkarier di Porto, dan manajer berusia 33 tahun itu pun tak akan pernah melupakan peran Robson dalam pendidikannya sebagai calon manajer itu.

“Bobby adalah orang sangat penting dalam karier saya. Ia yang memberikan nasihat saat saya masih sangat muda untuk mengambil kursus kepelatihan dan membuka pintu di Porto bagi saya untuk melihat sesi latihan mereka,” kenang Villas-Boas.

“Kami punya hubungan yang sangat baik dan ia adalah orang yang saya hormati dan sangat dihormati di dunia sepakbola. Apa yang ia lakukan, bukan hanya kepada saya dan Jose (Mourinho), tetapi kepada semua orang, menginspirasi mereka untuk mengambil peran sesuai dengan gaya mereka masing-masing,” pungkasnya. (net/jpnn)

Percaya yang Muda

MEXICO CITY – Baru saja timnas Meksiko menjuarai Piala Emas CONCACAF dengan mengalahkan seteru klasiknya Amerika Serikat di final pada 25 Juni lalu. Berikutnya mereka akan terjun di Copa America 2011 sebagai undangan.
Meksiko tergabung dalam grup C bersama Uruguay, Cile, dan Peru. Mereka akan melakoni laga pertamanya pada 4 Juli nanti menghadapi Cile di Estadio del Bicentenario, San Juan. Sayang, Meksiko tidak turun dengan pasukan terbaiknya.

Ya, tidak ada bintang seperti Javier “Chicharito” Hernandez, Rafael Marquez, Andres Guardado, atau Efraim Juarez. Mereka turun dengan pasukan mudanya yang rata-rata pemain di kompetisi lokal Meksiko, kecuali dua bersaudara Dos Santos.

Giovani dos Santos yang membela Tottenham Hotspur akan memimpin pasukan muda Meksiko, dibantu dengan adiknya Jonathan Dos Santos yang membela Barcelona B.

Memang ada beberapa pemain senior, tapi bukan pemain ternama seperti Rafael Marquez Lugo, 29, Hector Reynoso, 30, Oribe Peralta, 27, dan kiper Luis Ernesto Michel, 31. Sisanya adalah pemain yang berusia di bawah 23 tahun.
Makanya, mereka juga tidak dibebani dengan target yang muluk-muluk. Hanya kesempatan untuk menambah jam terbang. Toh, sejumlah bintang Meksiko juga enggan turun dalam dua turnamen sekaligus pada jeda musim panas ini.
Dengan skuad muda ini, Meksiko mendapat prediksi tidak akan bertahan lama.

“Setelah apa yang kami capai di Piala Emas, berikutnya yang menjadi target kami adalah tampil sebaik mungkin di Copa America. Kami pasukan muda dan akan banyak belajar dari tim-tim hebat yang turun di kejuaran itu,” jelas Dos Santos, seperti dikutip Sambafoot. Kebetulan, tim yang diturunkan Meksiko adalah tim yang mereka siapkan untuk tampil di Olimpiade 2012 London. Meksiko tidak sendiri datang ke Argentina sebagai undangan. Mereka bersama dengan Kosta Rika yang tergabung di grup A.

Sejatinya, Jepang yang diundang oleh Conmebol (konfederasi sepak bola Amerika Selatan). Hanya, gempa dan tsunami yang melanda Jepang pada 16 Maret lalu memaksa juara Piala Asia 2011 itu harus mun dur dari kejuaraan dan digantikan  Kosta Rika.(ham/jpnn)

Tidak Perlu Kuatir Yuan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa menyatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan akan penggunaan mata uang yuan yang semakin marak.

“Memang ada satu program antara Indonesia dengan Cina yang kita sebut dengan swap arrangement. Di mana kita bisa menggunakan rupiah dalam pembelian, Cina bisa membayar juga dengan yuan untuk itu. Dan ini memang suatu program, dan kita tidak perlu khawatir soal itu. Bahkan itu positif,” ungkap Hatta di Jakarta, Selasa ( 28/6).
Indonesia dan Cina memang telah mempunyai perjanjian pertukaran mata uang bilateral (bilateral swap arrangement). Namun, sejauh ini perjanjian tersebut belum aktif.

Sebelumnya, Bank Indonesia pun mendukung penggunaan Yuan sebagai bagian dari pendekatan multipolar dalam perdagangan dunia, di mana perdagangan tidak bergantung pada satu jenis mata uang saja. Mengingat sejauh ini, mata uang yang menjadi basis nilai tukar dalam perdagangan yaitu dolar AS, Euro, Poundsterling Inggris, dan Yen Jepang.
Ketergantungan terhadap satu jenis mata uang ini, menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia, Difi Ahmad Johansyah, di Jakarta, dapat menimbulkan instabilitas. “Di sini pentingnya yuan karena yuan berasal dari emerging market (pasar sedang berkembang),” ungkap Difi.

Namun, penggunaan Yuan sendiri akan bergantung pada dorongan internasionalisasi yuan oleh bank sentral Cina. Selain itu pasokan yuan pun harus diperhitungkan. (net/jpnn)

Revolusi The Blues

LONDON-Semua daya dan upaya telah dilakukan untuk mendongkrak perfroma tim agar bisa menjadi yang terbaik di tanah Eropa. Namun apa yang menjadi keinginannya tak kunjung kesampaian.
Namun itu tak membuat Roman Abramovich berputus asa dalam membangun kekuatan Chelsea. Orang kaya asal Rusia itu terus mencurahkan semua energi untuk mencapai keinginannya.

Ketika kali pertama tiba di Stamford Bridge, Roman Abramovich adalah juragan minyak yang mencoba berbisnis di sepakbola. Kini, menurut Frank Arnesen, sang juragan Yahudi asal Rusia itu seolah menjadi pakar sepakbola.
“Tahun 2005, Abramovich hanya tahu sedikit soal sepakbola. Kini, dia seolah tahu semua hal soal sepakbola,” ujar Arnesen dengan nada sinis.Arnesen, kini direktur sepakbola Hamburg SV, adalah salah satu yang terdepak dari Chelsea akibat sikap sok tahu Roman Abramovich.

“Chelsea kini benar-benar dijalankan oleh Abramovich, bukan manajer” lanjut Arnesen.
Sejak Jose Mourinho masih menangani Chelsea, Abramovich juga kerap ikut campur dalam pengadaan pemain. Ia memaksakan kehendaknya untuk membeli sejumlah pemain yang diinginkan. Salah satunya Andriy Shevchenko. Namun, tidak satu pun pemain yang dibeli Abramovich meraih sukses di Stamford Bridge. Nah, kini setelah pelatih asal Italia Carlo Ancelotti didepak karena gagal, Abramovic mendatangkan pelatih muda asal Portugal Andre Villas-Boas yang sebelumnya menangani FC Porto.

Villas-Boas diikat dengan kontrak berdurasi tiga tahun.

“Dia (Andre Villas –Boas, Red) adalah salah satu pelatih paling berbakat. Ia bisa meraih sukses dalam waktu yang singkat. Ambisi dan semangatnya sesuai dengan apa yang diinginkan Chelsea,” bilang Roman Abramovic.
Datang ke Kota London untuk menangani tim sebesar Chelsea tentunya bukan pekerjaan mudah bagi Villas Boas yang baru berusia 33 tahun. Menyadari hal itu, dirinya segera melakukan langkah-langkah penting yang menurutnya berdampak positif  untuk mengejar  ambisi The Blues untuk menjadi penguasa di  Eropa.

Kebijakan teranyar yang dilakukan Villas Boas adalah mencopot sejumlah staf kepelatihan seperti  Paul Clement (asisten pelatih tim pertama), Glen Driscoll (pelatih kebugaran), dan Bryan English (dokter klub).
Tak sampai di situ, Villas Boas pun membatalkan salah satu laga persahabatan melawan Vitesse Arnheim di Belanda pada 9 Juli mendatang.

“Saya bukan diktator  dan tak berbakat mengelola klub dengan tangan besi. Ini merupakan konsekuensi yang sangat mengganggu, terutama bagi suporter kami. Kami sudah berusaha keras untuk mengorganisir pertandingan dan kami sebelumnya telah menawarkan bagi pemegang tiket musiman bahwa ini merupakan pertandingan bonus,” bilang Villas Boas.

Lantas bagaimana kebijakan Villas Boas dibursa trasnfer musim ini? Beberapa nama besar digadang-gadang segera merapat ke Stamford Bridge. Sebut saja nama-nama seperti David Villa (Barcelona), Alexis Sanchez (Udinese), Radamel Falcao (Porto) dan banyak lagi bintang yang lainnya.
“Tim ini akan menjadi besar, tentunya dengan sederet pemain bermental yang baik pula. Peluang untuk itu sangat mungkin terjadi,” bilang Villas Boas. (bbs/jpnn)

Breakfast in Bed

Sandra Angelia

Sandra Angelia sering mendapat surprise kecil dari suami tercinta. Miss Indonesia 2008 itu sering dibuatkan sarapan oleh suami. “Dia romantis banget. Dia membuatkan aku  sarapan. Jadi breakfast in bed di pagi hari. Aku kan nggak bisa masak,” ujar Sandra tertawa.

Hal itu sering dilakukan suami, apalagi jika malamnya mereka habis bertengkar kecil. Sandra langsung luluh jika sarapan sudah tersedia. “Malamnya berantem, paling paginya baik lagi pakai breakfast in bedn
Telurnya dibentuk hati gitu, lucu deh,” ucapnya.

Guna menjaga keharmonisan rumah tangga yang terbina sejak November 2010 itu, wanita asal Surabaya ini memiliki kiat khusus selain komunikasi, yaitu cium kening sebelum berangkat kerja.

“Harus komunikasi. Cium Kening sebelum berangkat kerja. Makan bareng berdua. Sediakan quality time buat kita berdua,” tukasnya.

Tak mau kalah romantis dengan suami, Sandra pernah memenuhi kamarnya dengan 200 balon warna-warni. Itu dilakukannya untuk perayaan ultah sang kekasih hati. “Suamiku tersentuh sama perhatianku. Kamar jadi penuh sama balon. Tapi karena kamarnya panas, balonnya banyak meletus,” kenang pemain sitkom Sketsa ini.

Saat itu, Sandra rela menompa 200 balon tersebut satu persatu karena pompanya hanya ada satu. “Pompanya cuma satu. Jadi, mompain satu-satu deh. Kalau aku sendiri nggak kuat lah, makanya dibantuin,” tukasnya.
Awalnya, Sandra mengaku ingin memenuhi kamarnya dengan bunga. Tetapi, itu sudah biasa. Sebab, suaminya suka memberikannya bunga saat perayaan hari Valentine.

“Aku enakan ngasih balon, bingung mau kasih apa lagi. Balon lebih gampang dan nggak ngeribetin dan nggak sama yang lain,” pungkasnya. (cr4/jpnn)

Jurang di Merek Telan 3 Nyawa

  • Lagi, Mobil Terjun Bebas
  • 3 Tewas di Tempat, 2 Kritis, 4 Jenazah Ditemukan di Aek Latong

KARO-Belum lagi usai kesedihan akibat kecelakaan maut bus ALS BK BK 7088 DL bernomor pintu 90 yang masuk telaga di Aek Latong Minggu (26/6) lalu, kecelakaan lalulintas kembali terjadi. Hanya berselang sehari, sebuah mobil rental masuk jurang sedalam 100 meter di kawasan tekongan Desa Naga Lingga, Kecamatan Merek, Kabupaten Tanah Karo, Senin (27/6), pukul 05.00 WIB.

Kecelakaan kemarin menimpa mobil Daihatsu Xenia BK 1829 KQ bermuatan 5 penumpang, berangkat dari Meulaboh, Aceh Barat dengan tujuan Tebing Tinggi. Dalam peristiwa naas kemarin, tiga penumpang meninggal di tempat kejadian. Sementara dua orang lainnya mengalami luka.

Peristiwa terjadi di sekitar lokasi yang disebut warga setempat dengan nama Penatapan Atas Pertengkorakan itu, berada tepat di longsoran (beronjong, Red), perbatasan Merek Kabupaten Karo-Sidikalang di Kabupaten Dairi.
Korban tewas masing masing pengemudi bernama Zainal Aripin(45) warga Meulaboh Aceh Barat (NAD). Asmaidar (54) warga desa Kampung Semut Kotamadya Tebing Tinggi Deli dan Gian (17) warga yang sama. Sementara korban luka parah, M Diah (55) warga Meulabaoh, Reza (19) warga Tebing Tinggi Deli.

Keterangan yang diperoleh wartawan dari keluarga korban, Maisir (42), warga Meulaboh, saat ditemui di Puskesmas Merek mengatakan, mereka berangkat  dua mobil beriringan dari Meulaboh Minggu (26/6) sekitar pukul 20.00 WIB menuju Tebing Tinggi Deli.

Maisir mengatakan, dalam perjalanan,  mobil yang dikemudikan Zainal memimpin di depan. Namun  usai jalan lurus sepanjang 50  meter menjelang TKP, kendaraan naas itu masih tetap melaju lurus dimana semestinya harus menikung ke kiri. Kenderaan melaju cepat, membuat mobil Xenia tersebut melewati beronjong hingga akhirnya masuk jurang.

Melihat kejadian itu, rombongan yang berada di belakang segera membuat laporan ke pihak kepolisian. Tidak lama berselang rombongan Sat Lantas Pos Merek menuju lokasi, disusul Tim Satlantas Polres Karo di bawah pimpinan Kasat  Lantas AKP Anhar Rangkuti tiba di TKP.

Sementara mobil derek yang digunakan mengevakuasi mobil naas itu beserta korban tiba sekitar pukul 09.00 WIB. Sulitnya medan sekitar TKP membuat proses evakuasi menjadi lambat. Dalamnya  jurang ditambah kemiringan mencapai lebih dari 75 derajat, membuat proses penderekan berakhir pada pukul 15.00 WIB.

Kapolres Tanah Karo AKBP Ig Agung Prasetyoko SH MH, tiba di TKP sekitar pukul 11.00 WIB. Proses evakuasi korban meninggal dilakukan bersamaan dengan  mobil. Jenazah korban yang terpisah sekitar 20 hingga 30 meter dari bangkai mobil, dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam mobil untuk diderek secara bersamaan.

Hal itu dilakukan guna meminimalisir waktu evakuasi mengingat medan yang sulit. Sementara dua korban selamat langsung dievakuasi pihak kepolisian dibawah pimpinan langsung Kapolres Karo dibantu masyarakat. Evakuasi korban selamat dilakukan melalui lintasan hutan di sekitar beronjong (longsoran) berukuran 20X20 meter, selanjutnya dibawa ke Puskesmas Merek.

Ada tiga titik longsoran antara Desa Merek, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, hingga TKP. Longsoran terbesar berada di sekitar lokasi kejadian. Minimnya penerangan lampu jalan ditambah jalan berlubang dan longsoran disertai puluhan tikungan tajam dan tikungan manis, antara ruas jalan Karo- Dairi, diperkirakan menjadi faktor penyebab kecelakaan.

Lokasi kejadian, sekitar 1,5 Km dari  simpang pintu gerbang lokasi wisata PT MIL atau sekitar 3 Km dari atas kawasan Penatapan Dua Kecamatan Merek. TKP berada sebelah kiri jalur lintas Karo-Dairi. Puluhan tikungan manis dan tajam ditemui mulai ibu kota Kecamatan Merek hingga tempat Laka lantas. Ketiga korban meninggal di temukan terpisah 20-30 meter di luar mobil. Sebelum mencapai dasar jurang diperkirakan Xenia itu, tiga kali menabrak tebing jurang.
Setelah dievakuasi, mobil Xenia BK 1829 KQ diamankan di Pos Lantas Polres Karo, Kabanjahe.

Kapolres Tanah Karo AKBP Ig Agung Prasetyoko didampingi Kasat Lantas AKP Anhar Rangkuti, menduga penyebab kecelakaan akibat supir mengantuk. Pengemudi diperkirakan tidak dapat lagi mengendalikan mobil.

4 Jenazah Ditemukan

Sementara itu, empat korban bus ALS BK 7088 DL yang masuk ke telaga di Aek Latong, Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan (Tapsel), kembai ditemukan. Tiga jenazah bernama Dinda Pratiwi (5) warga Bengkulu, ditemukan mengambang sekitar pukul 9.00 sebelum tim penyelamat melakukan penyisiran, Rizki Anugrah (5) warga Rao, Sumatera Barat, ditemukan pukul 10,00 dan dan Popy Mustika Rani (12) warga Lubuk Pakam ditemukan pukul 12.00 melalui penyisiran tim dari Brimob Detasemen C Polda Sumut. Sedangkan yang terakhir Siti Rahayu (30) warga Lupbuk Pakam ditemukan sekitar pukul 19.00 WIB.

Penemuan keempat jenazah tersebut menambah jumlah korban menjadi 19 orang. Jumlah ini sesuai data korban hilang yang ada pada kepolisian dan RSUD Tapsel dan berdasarkan keterangan dan laporan para keluarga yang kehilangan.

Adapun data dari korban kecelakaan lalu lintas ALS di Aek Latong sesuai keterangan Polres Tapsel dan RSUD Tapsel adalah 4 laki-laki 15 perempuan.

Pantauan METRO Tapanuli (grup Sumut Pos) keseluruhan jenazah telah dijemput keluarga masing-masing. Terakhir, keempat jenazah yang ditemukan Senin (27/6), telah diberangkatkan setelah terlebih dahulu disalatkan di Mesjid Sri Alam Dunia, Sipirok Godang, Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapsel. (ran/smg/wan)

Jika tak Diperbaiki, Kita Demo Presiden…

Wakil Rakyat Ajak Perjuangkan Perbaikan Jalur Maut Aek Latong

MEDAN-Kecelakaan maut di Aek Latong Tapsel yang merenggut 14 korban jiwa, membuka mata banyak pihak perihal buruknya fasilitas jalan di provinsi ini. Khusus jalan negara di Aek Latong, Wakil Ketua DPRD Sumut Ir Chaidir Ritonga juga mendesak Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho membentuk gugus tugas dalam menangani kerusakan.

“Kita harus satu langkah tak ada alasan lagi jalur ini dibiarkan begini. Berapa korban yang sudah jatuh? Berapa kerugian yang sudah dialami warga pengguna jalan? Kejadian ini kiranya dapat membuka mata publik dan kondisi jalan ini menjadi manifestasi kesenjangan pembangunan di luar pulau Jawa dan luar pulau Jawa,” ucapnyan
Secara bersama, seluruh jajaran pemerintahan di provinsi secepatnya berupaya menggugat pemerintah pusat agar melakukan terobosan dalam percepatan pembangunan di jalur Aek Latong.

“Jika kita harus bersatu dan bahu-membahu untuk memperjuangkan itu, tentu tak begitu sulit. Mulai dari pimpinan DPRD Sumut dengan 100 anggotanya, 30 Anggota DPR Pusat asal Sumut, empat anggota DPD asal Sumut, bersatu dan bahu-membahu tentu tidak begitu sulit apalagi ini menyangkut kepentingan umum,” tegasnya.

Jika aspirasi tersebut tidak ditanggapi, bila perlu warga Sumut akan melakukan aksi demonstrasi ke Jakarta. “Bila perlu kita demo itu PU, keuangan, PU atau wakil presiden dan presiden. Namun, yang pertama kita minta dulu Gubsu membuat gugus tugas, jika Gubsu tak mau maka kita akan bertindak sendiri,” pungkasnya.

Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Golkar, Mulkan, menerangkan jalan negara di daerah tersebut memang sudah lama tak mengalami renovasi. “Sudah sekitar 16 tahun tak ada pembangunan jalan di sana. Dan akibat parahnya, sudah banyak pula menelan korban jiwa,” terangnya.

Anggota Komisi C DPRD Sumut Dapem VI ini juga menjelaskan, di sana sudah dibuat jalan alternatif, namun hingga saat ini belum bisa digunakan.

Ia juga setuju agar DPRD Sumut bersama Pemprovsu memperjuangkan pembangunan ini secepatnya ke pemerintah pusat.

Pemerintah pusat, menurut Mulkan lagi, memang terkesan kurang memperhatikan jalan-jalan di daerah. Pasalnya, kenapa jalan-jalan di Jawa mulus semua. “Nah, kita harus bersama-sama memperjuangkan hal ini ke pusat. Selain itu perbedaan jalan yang layak dengan yang tidak, baik di Pantai Barat dan Timur sangat jauh, tak ada perimbangan. Khususnya infrastruktur jalannya. Jika dibandingkan dengan Sumbar dan Kepri kita sangat jauh ketinggalan,” ungkapnya.

Pengamat ekonomi Sumut Jhon Tafbu Ritonga menjelaskan, Jalinsum di Pantai Barat dan Timur sudah tak manusiawi. “Jalan ini merupakan jalan yang lebar, lokasi dan kondisinya cocok untuk tahun 70-an, bukan untuk abad 21,” jelasnya.

Ia menceritakan, pekan lalu ia bersama keluarga sempat melihat sediri kondisi jalan di Batubara. “Pada saat itu ada bus yang tabrak lari warga setempat. Intinya, harusnya Jalinsum tak lagi melewati kota dan perkampungan, karena alasan lebar dan kondisinya tak cocok,” kata Tafbu.

Ironisnya lagi, sambungnya, kondisi jalan kabupaten ke pedesaan juga sudah tak layak. “Jadi saya berharap pemerintah daerah maupun pusat harus membangun jalan yang baru yang lebih manusiawi,” tegasnya.

2012, Jalur Alternatif Selesai

Menyikapi perbaikan jalur Aek Latong, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho menargetkan pengerjaannya selesai pada 2012 mendatang. Pembangunan jalur alternatif itu sendiri menelan biaya sekitar Rp65 miliar.

“Pertama, kami atas nama Pemrovsu mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas persitiwa ini. Semua tidak kita inginkan,” ujar Gatot saat meninjau lokasi lakalantas di Aek Latong, Senin (27/6) sore.
Pihak Pemrovsu, tambah Gatot, akan berkoordinasi secepatnya dengan pemerintah pusat dalam percepatan perbaikan jalan Aek Latong tersebut.

Disinggung jalur alternatif yang dibuka sejak 2009 lalu, Gatot menyebutkan, dari laporan Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) ada sekitar 75 meter lagi jalan belum terbuka. Karena daerah tersebut daerah patahan, sehingga ada sedikit pengalihan lagi dari panjang sebelumnya.

Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Sumut-Aceh, Wijaya Seta, menambahkan, konstruksinya sebenarnya dimulai sekitar dua tahun lalu tapi masih sebatas pembukaan jalur. “Rencanannya memang single years. Namun, karena banyak kesulitan, karena daerah ini banyak hujan, waktu pengerjaan jadi terpotong. Maka kita pakai multy years. Target selesai tahun 2012,” ucap Wijaya.

Jalur alternatif yang dibuka, sambung Wijaya, sudah melalui tinjauan geologi dari Jepang dan lainnya. Selain daerah patahan bumi, ahli juga menyebutkan banyak kantong-kantong air. Sehingga, rencana jalur aternatif sepanjang 1,1 kilometer jadi sekitar 3 kilometer. “Jadi sudah menghindari dari tempat (kantong-kantong air, Red) itu,” ungkapnya.
Saat ditanya apa yang akan dilakukan sebelum jalur alternatif selesai 2012, Wijaya menyebutkan, jalan bagian bawah yang datar dilebarkan dulu sembari dinaikkan. Sementara bagian tanjakan (jika mengarah ke Sipirok) akan diturunkan. “Ini dilakukan untuk mengurangi ketinggian,” sebutnya.

Sementara soal lampu jalan di Aek Latong yang tidak ada, mengingat ketika kejadian, penumpang yang turun dari mobil sebelum bus ALS masuk ke telaga kesulitan karena gelap, ia mengungkapkan itu sudah dikoordinasikan dengan pihak PLN. “Kita akan pasang lampu. Kita sudah minta izin PLN. Kita siapkan lampu dan kabel-kabel dan segala macamnya,” terangnya.

Wijaya menegaskan, khusus jalan rusak parah Aek Latong, tidak ada anggaran khusus, hanya anggaran pemeliharaan rutin saja.. (ran/neo/smg)

Tanpa Harus ke Singapura, Syamsul Membaik

JAKARTA-Pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor) yang menyidangkan perkara dugaan korupsi APBD Langkat, kemarin (27/6) menggelar sidang. Lagi-lagi, sidang singkat itu belum bisa menghadirkan Gubernur Sumut nonaktif Syamsul Arifin sebagai terdakwa.

Sidang yang dipimpin hakim Tjokorda Rae Suamba itu hanya mengagendakan laporan dari tim kuasa hukum Syamsul, terkait kondisi kesehatan mantan bupati Langkat itu. Laporan kondisi kesehatan berdasarkan cacatan medis yang diteken ketua tim dokter di RS Abdi Waluyo, Prof Dr Yusuf Misbach.

“Kondisi kesehatan terdakwa (Syamsul Arifin, Red) ada perbaikan. Namun, belum bisa menghadiri persidangan karena masih memerlukan perawatan intensif untuk proses rehabilitasi,” terang anggota kuasa hukum Syamsul, Samsul Huda.

Disampaikan Huda, selama tiga minggu dirawat di RS Abdi Waluyo, kondisi paru-paru Syamsul yang semula dikhawatirkan sulit diatasi lantaran terkena infeksi, sudah mulai membaik. Begitu pun, kondisi ginjalnya juga mulai membaik.

Hanya saja, untuk tekanan darah dan gula darahnya, masih perlu dipantau secara intensif.
Ditanya wartawan Sumut Pos ini apakah Syamsul sudah bisa diajak berkomunikasi, Huda mengatakan, sudah bisa. Hanya saja, masih terbatas. “Misal pas bangun, bisa diajak bicara, tapi tak bisa berlama-lama,” terangnya.
Hakim Tjokorda Rae Suamba menyatakan, persidangan akan dilanjutkan dua pekan lagi, sekaligus menunggu putusan lebih lanjut tentang pembantaran.

Sidang kemarin memang sekaligus memperpanjang lagi masa pembantaran Syamsul, untuk dua pekan lagi ke depan. Sebelumnya, sudah mendapat perpanjangan selama dua pekan. “Tadi lngsung mendapat penetapan perpanjangan masa pembantaran,” ujar Huda.

Sebelumnya, pihak keluarga minta izin agar Syamsul bisa dibawa berobat ke RS Gleneagles Singapura.(sam)

Orang Kaya Beli BBM Subsidi, Dosa!

MUI Keluarkan Fatwa BBM

JAKARTA-Pemerintah sepertinya mulai ‘putus asa’ dalam mengatasi masalah subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang tidak tepat sasaran. Setelah berbagai cara tidak efektif, kali ini sosialisasi gerakan hemat energi dan subsidi untuk masyarakat kurang mampu akan dilakukan secara masif.

Itu merupakan hasil pertemuan antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua MUI Pusat KH Makruf Amien mengatakan, saat ini, MUI tengah memfinalkan fatwa tentang hemat energi, termasuk ketentuan bahwa masyarakat yang mampu/kaya, tidak boleh mengkonsumsi BBM bersubsidi.

“Ini terkait dengan hak. BBM bersubsidi adalah haknya orang yang tidak mampu. Jadi, jika ada orang yang mampu atau kaya, tapi tetap membeli BBM bersubsidi, maka hukumnya dosa, karena dia mengambil hak orang yang tidak mampu,’ ujarnya usai pertemuan di Kantor Kementerian ESDM kemarin (27/6).
Menurut Makruf, substansi BBM bersubsidi adalah diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak mampu. Adapun bagi masyarakat yang mampu, maka pemerintah sudah menyediakan BBM nonsubsidi seperti Pertamax. ‘Untuk itu, kami akan segera melakukan sosialisasi soal ini,’ katanya.

Menteri ESDM Darwin Z Saleh menambahkan, berdasar keputusan pemerintah dan DPR, subsidi memang hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak mampu. “Nah, untuk mengetahui apakah kita termasuk golongan yang mampu sehingga tidak dibenarkan membeli BBM bersubsidi, tanyakan pada diri masing-masing. Ini butuh kejujuran,” ujarnya.

Darwin menyebut, jika seseorang sudah bisa membeli mobil, maka orang tersebut lebih pantas digolongkan sebagai orang yang mampu. ‘Lalu, jika beralasan, sekarang harga Pertamax mahal, maka ya batasilah penggunaannya, jangan boros-boros,’ katanya. Pertemuan antara Kementerian ESDM dan MUI kemarin merupakan tindak lanjut dari Musyawarah Nasional (Munas) MUI yang salah satu tema bahasannya adalah pemuliaan energi dan sumber daya alam.

Karena itu, lanjut Makruf, MUI ingin meminta masukan dari Kementerian ESDM terkait sektor energi, termasuk lingkungan dan kehutanan. ‘Jadi, soal BBM bersubsidi itu hanya salah satu hal, “selain masih ada banyak lagi,’ ujarnya. Makruf menyebut, poin lain yang juga menjadi perhatian MUI adalah kewajiban hemat energi, contohnya dalam penggunaan listrik. “Misalnya, jangan sampai karena dia mampu bayar, maka dia gunakan listrik berlebihan, tanpa batas, sehingga membuat jatah listrik untuk orang lain kurang. Kemudian tentang mencuri listrik, itu juga haram,” terangnya.

Darwin menyebut, saat ini, rasio elektrifikasi di Indonesia baru sekitar 67,7 persen. Artinya, masih ada 32,3 persen rakyat Indonesia yang belum bisa menikmati aliran listrik. Karena itu, masyarakat yang saat ini sudah menikmati listrik, harus berhemat. “Dengan begitu, subsidi bisa ditekan dan pemerintah punya dana untuk membangun infrastruktur listrik agar makin banyak masyarakat yang bisa menikmati listrik,” katanya.

Lalu, kapan fatwa tentang hemat energi, BBM bersubsidi, dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) ‘akan dikeluarkan’ Menurut Makruf, saat ini draft-nya sudah selesai disusun. “Tinggal dilengkapi sedikit-sedikit, secepatnya akan kami keluarkan,” ujarnya. Sebagai langkah awal, lanjut Makruf, MUI mengajak jajaran Kementerian ESDM untuk bersama-sama tokoh masyarakat dan pemimpin agama, untuk mensosialisasikan bimbingan serta nasehat moral tentang pentingnya hemat energi. “Sosialisasi ini akan dilakukan melalui Masjid, Pesantren, Majelis Taklim, serta lembaga pendidikan secara nasional,” sebutnya.

Beberapa program aksi nyata yang akan dilakukan MUI di antaranya adalah Program Gerakan Nasional Eco Masjid dan Eco Pesantren, serta pilot project pengembangan energi terbarukan di pesantren dan pedesaan. Ditanya apakah fatwa MUI tentang BBM bersubsidi, hemat energi, dan pengelolaan SDA akan efektif, Makruf mengaku optimistis. Menurut dia, fatwa MUI masih sangat efektif di kalangan umat Islam. “Kan masih sering kita dengar masyarakat bertanya, apa fatwa MUI tentang hal ini, hal itu. Itu artinya, masyarakat masih memandang fatwa MUI sebagai pedoman,” ujarnya.

Pemerintah berharap, Fatwa MUI ini bisa menjadi angin segar dalam gerakan penghematan energi dan pengaturan konsumsi BBM bersubsidi. Pasalnya, khusus untuk pengaturan BBM bersubsidi, pemerintah seperti kehabisan akal karena berbagai cara yang diterapkan tak membuahkan hasil.

Misalnya, pemerintah melalui Kementerian ESDM dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) sudah melakukan berbagai sosialisasi bahwa BBM bersubsidi hanya untuk masyarakat yang tidak mampu. Pertamina pun sudah menyebar berbagai spanduk di SPBU-nya, yang isinya “BBM Bersubsidi Hanya Untuk Masyarakat Tidak Mampu” serta beberapa seruan lain.

Bahkan, sejak awal tahun ini, Menteri ESDM Darwin Z. Saleh terlihat sering nongol di televisi untuk mengkampanyekan bahwa BBM bersubsidi hanya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu, adapun para pemilik mobil, diminta menggunakan BBM nonsubsidi. Namun, tetap saja, hampir di semua SPBU, antrian mobil tetap berjajar membeli Premium.

Data Ditjen Migas Kementerian ESDM menunjukkan, hingga akhir Mei 2011, konsumsi Premium mencapai 66,06 ribu KL per hari atau 3,9 persen di atas kuota 63,54 ribu KL per hari. Adapun konsumsi solar sebesar 37,75 ribu KL per hari, atau 5,3 persen di atas kuota 35,85 ribu KL.

Sampai saat ini, pemerintah memang baru bisa melakukan langkah persuasif dengan menebar himbauan agar masyarakat mampu tidak mengonsumsi BBM bersubsidi. Sebenarnya, pemerintah juga punya rencana untuk menerbitkan aturan yang sifatnya memaksa pemilik mobil untuk tidak mengonsumsi BBM bersubsidi. Misalnya, dengan skema Smart Card ada Radio Frequency Indentification (RFId) pada kendaraan pribadi, namun hingga kini cara itu belum terlaksana.

Sementara itu, pengamat Ekonomi Dradjad Wibowo menilai langkah pemerintah itu tidak smart. Menurut dia, MUI akan kehilangan kredibilitas kalau mengikuti langkah tersebut. “Karena penentuan berdosa atau tidak, halal atau haram, itu sudah ada kaidah syariah dan fiqih tersendiri. Tidak bisa sembarangan mengikuti keinginan pemerintah (umaroh),” tutur Dradjad.

Dradjad mengatakan pernyataan MUI yang menyatakan berdosa jika orang kaya menggunakan BBM bersubsidi belum tentu diikuti oleh mayoritas umat Islam di Indonesia. “Fatwa bunga bank haram yang lebih jelas dasar syariahnya saja banyak diabaikan. Apalagi soal konsumsi BBM. Selain itu, bagaimana dengan masyarakat Indonesia yang memeluk agama lain” Apakah mereka bebas memakai BBM bersubsidi?” kata Dradjad. (owi/iro/jpnn)