29 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 15129

Sumut Melebihi Target

Gerakan Sehari Sejuta Sambungan Baru

MEDAN- PT PLN (Persero) melalui unit-unit pelayanan yang tersebar di seluruh Indonesia secara serentak kembali menggelar Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (Grasss), Jumat (17/6). Sebelumnya, tahun lalu tepatnya pada 27 Oktober 2010 bersamaan dengan Hari Listrik Nasionaln (HLN), PLN juga menyelenggarakan acara yang sama dan secara Nasional berhasil menyambung 1,1 juta sambungan listrik yang selama ini masuk dalam daftar tunggu.

Di Sumatera Utara, Grasss ikut melaksanakan kegiatan ini dengan dimulainya apel siaga Grasss II di Lapangan Benteng Medan, Jumat pagi yang dihadiri GM PT PLN (Persero) Wilayah Sumut Krisna Simba Putra, GM Pembangkitan Sumbagut Ikuten Sinulingga, GM Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I Sulaiman Daulad dan seluruh karyawan PLN regional Sumatera Utara.

Gubsu yang diwakili Asisten II Ekbang Ir H Zaili Azwar, MSc pada apel siaga Grasss II mengatakan, Pemprovsu mendukung upaya PLN menuntaskan daftar tunggu sambungan yang dimulai melalui Grasss tahap I pada 27 Oktober 2010 serangkaian Hari Listrik Nasional.

‘’Grasss II ini sebagai momentum untuk mengubah image mengurus pasang baru di PLN adalah murah, standar dan transparan. Sebagai contoh untuk 450 VA hanya Rp337.500, sedangkan 900 VA hanya Rp675.000. Program ini akan menghilangkan kesan buruk maupun image PLN di mata masyarakat,” ujarnya.
Ketua Satgas Program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (Grasss) Tahap II PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Mirza Arsyad mengatakan, dari Januari-16 Juni 2011, PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara melayani sambungan baru 52.796 pelanggan atau terealisasi sekira 136,6 persen dari target yang ditetapkan tahun 2011 sebanyak 38.200 sambungan baru.

Didampingi Humas PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Raidir Sigalingging, Mirza mengatakan sampai akhir Desember 2011 pihaknya menargetkan penambahan pelanggan baru 64.000 sambungan, yang didominasi rumah tangga. Pelanggan baru dengan daya maksimal 2.200 VA itu sama sekali tidak mempengaruhi sistem kelistrikan di Sumut.

Sedangkan di tahun 2012, PLN menargetkan 105 ibu pelanggan baru untuk listrik rumah tangga. Ia menyebut beban puncak saat ini sekira 1.300 MW, sedangkan daya mampu berkisar 1.400 MW. “Penambahan pelanggan baru kami prediksi sesuai kebutuhan dan beban yang ada sehingga tidak mempengaruhi sistem kelistrikan di Sumut,” tegasnya.
Khusus migrasi atau penambahan daya, Mirza mengatakan dari Januari hingga 15 Juni 2011 sebanyak 29.088 sambungan dengan penambahan daya dari 450 VA ke 1.300 VA, 450 VA ke 2.200 VA, 900 VA ke 1.300 VA dan 900 VA ke 2.200 VA. Paling banyak migrasi dari 450 VA ke 1.300 VA yang jumlahnya mencapai 10.000 pelanggan.
“Semua migrasi penambahan atau peralihan daya ini tidak dipungut biaya alias gratis,” tegas Mirza, yang juga Manajer Niaga PT PLN (Persero) Wilayah Sumut ini. Namun migrasi yang gratis itu jika dari 450 VA ke 1.300 VA atau 2.200 VA. Sedangkan dari 450 VA ke 900 VA misalnya, tidak gratis. Begitu pula dari 1.300 VA ke 2.200 VA tidak gratis.

Direktur PT PLN (Persero), Dahlan Iskan melalui pers rilisnya mengatakan, PLN menargetkan bisa menyambung sekitar 1,2 juta pelanggan yang masih tercatat di daftar tunggu yang tersebar di Indonesia Barat sebanyak 389 ribu calon pelanggan, Indonesia Timur 470 ribu calon pelanggan dan di Jawa-Bali 358 ribu calon pelanggan.
Sejalan dengan keinginan untuk menuntaskan daftar tunggu tadi, kata Dahlan, PLN telah melakukan beberapa upaya strategis agar dapat memenuhi permintaan sambungan listrik dari masyarakat. Di antaranya, upaya untuk memperkuat pasokan listrik di sejumlah daerah dengan telah mulai beroperasinya beberapa proyek pembangkit 10.000 MW Tahap 1, baik di Jawa maupun di luar Jawa.

Kemudian melakukan uprating dan mengoptimalkan pembangkit milik PLN, melakukan sewa pembangkit diesel di beberapa lokasi, perluasan jaringan, penambahan kapasitas dan jumlah trafo serta upaya teknis lainnya sehingga setiap permintaan sambungan listrik dapat terlayani dengan baik.
“Selain itu,  program Grasss ini juga dimaksudkan untuk melindungi masyarakat (calon pelanggan) dari praktik-praktik kecurangan yang tidak terpuji,  sekaligus berusaha mengikis habis praktek percaloan dan “pasar gelap” dalam penyambungan baru,” pungkas Dahlan Iskan.
(ila)

Keluarga Ngadu ke DPRD Medan

Pasien Tewas Medadak di RS Ameta Sejahtera

MEDAN LABUHAN-Keluarga Sumarse (51), pasien yang tewas mendadak di Rumah Sakit Ameta Sejahtera di Jalan Titi Pahlawan, Simpang Kantor, Medan Labuhan berencana mengadukan pihak Rumah Sakit Ameta Sejahtera ke DPRD Kota Medan.

Seorang keluarga korban, Siharuddin (38) mengatakan, pihak keluarga sangat kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Ameta Sejahtera. “Hari Senin (20/6) mendatang rencananya pihak keluarga akan mengadukan kasus ini kepada pihak DPRD Kota Medan agar dapat ditindaklanjuti,”ujarnya.

Menurutnya, pihak rumah sakit kurang baik memberikan pelayanan kepada pasiennya, pasalnya saat korban (Sumarse, Red) mengalami kejang-kejang mereka tidak mengambil tindakan yang cepat. Namun, hanya memberikan obat saja namun setelah kejang-kejang mereka malah kebingungan, “Mereka beralasan tidak ada dokter ahli pada saat itu, jangan mentang-mentang kami pasien dari Jamkesmas kami diperlakukan seperti ini,”kesalnya.

Dia mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya belum ada membuat laporan ke pihak kepolisian karena pihak keluarga masih musyawarah permasalahan ini. Namun, tidak menutup kemungkinan apabila tidak ada jalan keluarnya maka mereka akan membuat laporan ke kepolisian, “Mana tahu bisa diselesaikan secara kekeluargaan makanya kami melakukan musyawarah terlebih dahulu, namun apabila tidak kami akan buat laporan ke polisi,”katanya.

Dia menjelaskan pihak keluarga juga sudah menyiapkan pengacara. “Untuk antisipasi dan memperkuat kami dalam kasus ini, kami sudah siapkan pengacara,”jelasnya.

Dia meminta kepada Pemerintah Kota Medan agar memeriksa seluruh rumah sakit yang ada di Kota Medan. Apakah sudah layak atau belum. “Jangan rumah sakit yang tidak layak diberikan beroperasi melayani peserta Jamkesmas,”pintahnya.

Siharuddin berharap agar Pemerintah Kota Medan dan Dinas Kesehatan menyeleksi dokter-dokter yang ada di rumah sakit di Kota Medan. “Jangan ada alasanya dari pihak rumah sakit yang tidak mempunyai dokter spesialis,”harapnya.
Sementara itu, pihak Rumah Sakit Ameta Sejahtera tidak berhasil dikonfirmasi. Humas Rumah Sakit Ameta Sejahtera, Yudi saat di SMS wartawan tidak membalas dan saat ditelepon juga tidak mengangkat. (mag-11)

Cari 25 Pasang Menuju Final

Pemilihan Jaka Dara Kota Medan

MEDAN-Pemilihan Jaka Dara Kota Medan 2011 di Hotel Tiara Medan sudah memasuki semifinal. Panitia pelaksana dari Dinas Pariwisata akan menyaring 25 pasang Jaka Dara Kota Medan untuk tampil di babak final, Jumat (17/6).
Seluruh peserta berjumlah 100 orang diantaranya 50 pasang dari hasil penyisihan yang sebelumnya, akan mengikuti penilaian empat orang dewan juri.

“Selama semifinal seluruh peserta akan dinilai oleh empat dewan juri yang sudah siap untuk meloloskan ke babak final,” ujar Darwin, Panitia Pemilihan Jaka Dara 2011, disela-sela acara.

Kemarin, dengan mengenakan pakaian adat melayu para peserta yang rata-rata baru tamat SMA mengikuti daftar ulang untuk mengambil nomor peserta yang masuk ke babak semifinal. Kemudian para peserta mengikuti tes ilmu pengetahuan umum, psikologi, kepemudaan dan tourism (kepariwisataan).

Menurut Darwin, selama babak penyisihan, panitia tidak menemukan kendala hanya peserta terlambat hadir. Menurutnya, di babak semifinal panitia akan mencari 10 pasangan kemudian di final 4 pasang. (adl)

Beli Barang Tanpa Tender

Sidang Mantan Bupati Nias

MEDAN- Sidang dugaan korupsi dana bantuan bencana alam tsunami Nias sebesar Rp3 miliar dengan terdakwa terdakwa mantan Bupati Nias Binahati Benedictus Baeha, kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jumat (17/6).

Sidang lanjutan kali ini dengan agenda menghadirkan saksi pemilik toko olahraga, Amil Kumar (50) dan pemilik toko mesin jahit Panca Jaya Jalan Pandu No 64 Medan, Kwan Tjing Ho (63).

Dihadapan Ketua Majelis Hakim Suhartanto SH MH, saksi Amil Kumar mengatakan kalau dia pernah didatangi Baziduhu Ziliwu, Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Nias, untuk membeli peralatan olahraga bola voli 100 kasa dan meja pimpong sebesar Rp38 juta yang dibayar lunas via bank.
“Saya tidak ingat kapan waktunya dan pembelian itu, karena tidak pakai faktur,” uca Kumar.

Kumar juga mengaku, tidak pernah mengikuti lelang atas pembelian sejumlah alat olahraga itu.
“Pembelian alat olahraga tersebut, tidak melalui proses lelang pembelian itu dilakukan secara langsung, sedangkan pembayarannya dilaksanakan via bank,” ujar Kumar.

Sementara itu saksi, Kwan Tjing Ho juga mengatakan, bahwa Baziduhu Ziliwu melakukan penawaran pembelian mesin jahit 600 unit per unitnya Rp200.000.

“ Total keseluruhan Rp450 juta, dibayar lunas Rp432,5 juta. Ini juga tidak melalui proses tender. Pembelian ini langsung pakai uang kontan,” ujarnya.
Dalam kesaksiannya, Kwan Tjing Ho juga mengaku tidak mengenal Binahati Benedictus Baeha dan hanya mengenal Baziduhu Ziliwu.

“Saya tidak mengenal terdakwa. Dia datang ke toko untuk membeli mesin jahit. Pembelian itu dengan mentransfer melalui rekening. Saya juga tidak tahu proses tender,” ucapnya.
Setelah mendengar keterangan saksi hakim menunda persidangan hingga minggu depan dengan menghadirkan saksi lainnya. (rud)

Jadi Bintang Bersama Idola

MEDAN-POND’S Teens Concert (PTC) kembali hadir dalam bentuk dan konsep yang menjawab keinginan para remaja. Kali ini mengusung tema Jadilah Bintang Bersama Idolamu. POND’S Teens Concert akan berlangsung di lapangan Mako Brimob Polda Sumut, Sabtu (18/6) hari ini.

Acara ini sendiri merupakan acara tahunan yang diadakan oleh POND’S Facial Foam sebagai bentuk kontribusi untuk meningkatkan kepercayaan diri para remaja khususnya remaja Kota Medan. Konser pertama PTC tahun 2011 akan digelar di Kota Medan dengan dimeriahkan Afgan, Nidji, The Changcuters, Lyla, Sm*sh, Geisha dan GAC.

Dalam jumpa pers di Grand Angkasa Medan, Senior Brand Manager POND’S Cleanser Memoria Dwi Prasita mengatakan POND’S menyadari bahwa para remaja membutuhkan wadah positif untuk mendapatkan popularitas dan eksistensi mereka.  Melalui PTC Spotlight Video Competition, POND’S memberikan kesempatan kepada remaja pemenang PTC Spotlight Video Competition untuk berkolaborasi langsung dengan Afgan dan Nidji di panggung PTC. Kegiatan yang diselenggarakan sejak 1 April-31 Mei 2011 diikuti lebih dari 900 video yang berhasil memenuhi persyaratan dan dari total tersebut, lebih dari 200 video dikirimkan oleh remaja Medan. (mag-7)

Jadikan Masjid Sebagai Pusat Pembinaan Umat

SERGAI- Optimalisasi fungsi dan peran masjid sebagai pusat pembinaan umat, tidak mungkin dapat dikelola sekelompok orang, tetapi harus melibatkan semua komponen masyarakat yang berada di sekitarnya. Cara ini dapat menyentuh hati masyarakat sehingga mereka merasa memilikinya.

Di Kabupaten Serdang Bedagai jumlah masjid ada 602 unit, dan musala 330 unit. Tentunya perlu penanganan serius dari seluruh jamaah masjid.

Selain itu, yang paling penting adalah fungsi masjid itu sendiri di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, khususnya ummat Islam.

Kepala Seksi Urusan Agama Islam (Urais) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Serdang Bedagai, HM David Saragih SAg, MM mengatakan masjid memiliki multi fungsi. “Keterlibatan ummat atau jama’ah dalam melaksanakan fungsi masjid memerlukan manajemen pengelolaan yang baik, sehingga semua komponen masyarakat merasa terlibat dan ada rasa memiliki terhadap masjid tersebut. Dari situlah akan timbul tanggungjawab untuk sama-sama meramaikan dan merawatnya dengan baik,” bilangnya.

David mengatakan, berbagai kegiatan juga bisa dilakukan di masjid, selain sebagai tempat beribadah. Ini sesuai dengan namanya masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah salat. Sebagaimana diketahui makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridho Allah.

Kemudian sambung David masjid juga sebagai tempat menuntut ilmu, dimana masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ‘ain bagi umat Islam. Di samping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di masjid.
“Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat,” ungkapnya.

Terkait pembinaan ahlaq, sambung David, masjid juga dapat difungsikan. Akhlak antara yang muda dengan orang yang lebih tua. Akhlak seorang anak dengan orang tuanya dan lain-lain. Sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam, masjid juga merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan da’wah Islamiyah dan budaya Islami.(mag-15)

Siapa yang Korupsi…

  • Ditanya Status Tersangkanya, Rahudman Marah-marah
  • LBH Medan:  Kejatisu Penakut

MEDAN-Wali Kota Medan Rahudman Harahap marah ketika ditanya kasus dugaan korupsi di Tapanuli Selatan yang mengatakan kalau pihak Kejatisu menetapkannya sebagai tersangka.

Rahudman malah membantah kalau dirinya sudah berstatus tersangka korupsi. “Ah…, siapa yang korupsi. Itu udah lama beritanya,” ucapnya sambil berlalu, Kamis (16/6).

Ketika hendak masuk ke mobil dinas warna hitam, Rahudman kembali ngoceh dengan wajahnya yang geram. “Siapa yang korupsi, kalau ada pasti udah lama aku ditangkap. Asyik korupsi saja…,” katanya dengan nada tinggi sambil masuk ke mobil.

Suara lantang Rahudman ini menjadi perhatian pengunjung yang berada di lapangan Cadika.

Lambatnya penanganan dugaan korupsi Tunjangan Pendapatan Aparatur Pemerintah Desa (TPAPD) Tapsel tahun 2005 senilai Rp13,8 miliar yang melibatkan mantan Rahudman Harahap membuat elemen masyarakat gerah. “Kita selaku masyarakat Sumatera Utara sudah tidak bisa lagi mengandalkan kinerja aparat Kejatisu yang berdalih menunggu surat izin presiden,” ujar Wakil Direktur LBH Medan, Muslim Muis, kemarin.

Muslim mengingatkan, Kejatisu sudah menetapkan Rahudman sebagai tersangka korupsi APBD Tapsel 2005 senilai Rp13,8 miliar. ‘’Apa lagi yang ditunggu Kejatisu kenapa yang bersangkutan belum dipanggil untuk diperiksa sekaligus ditahan. Ada apa dengan Kejatisu?” Tanya Muslim Muis.

Ia menuding aparat Kejatisu takut menghadapi Rahudman Harahap. “Saya menilai Kejatisu takut memeriksa Rahudman Harahap,’’ tegas Muis.

Muis meminta KPK RI segera mengambil alih kasus ini. ‘’KPK harus segera mengambil alih kasus korupsi ini, harus segera ditangani dengan cepat,” ujarnya.

Sekretaris Fraksi PKS DPRD Medan, Juliandi Siregar juga mengaku heran dengan penyelesaian kasus ini. Bila memang aparat dari Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) tak mampu menangani kasus ini, dia meminta keikhlasan orang-orang di institusi yang bersangkutan untuk melempar bendera putih.

“Kejatisu masih sanggup tidak? Jangan memberi alasan menunggu izin dari presiden yang belum keluar. Serahkan saja ke KPK karena kasus ini sangat penting,” ungkapnya.

Ditegaskannya, kasus korupsi yang melibatkan Rahudman ini merupakan kasus besar. Bila terlalu lama tidak diproses, dikhawatirkan kasusnya akan makin kabur. “Jangan terlalu lama ditangani, bila tidak mampu serahkan saja,” tegasnya lagi.

Sementara itu Kasi Penkum Kejatisu Edi Irsan Tarigan SH, kepada wartawan tetap ngotot agar kasus dugaan korupsi Rahudman Harahap di Tapsel tetap ditangani oleh pihaknya.

‘’Kita saat ini tinggal menunggu surat izin presiden, hanya itu saja. Kita akan tetap melakukan penyidikan terhadap kasus itu. Tidak ada yang ditutup-tutupi, apalagi Kejagung telah menggelar ekspos yang hasilnya kasus itu tetap dilanjutkan,’’ tegas Edi Irsan.

Seperti diberitakan sebelumnya (Sumut Pos, 15/6) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan siap menangani perkara korupsi TPAPD Tapsel tahun 2005 dengan tersangka Rahudman Harahap.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP menjelaskan, KPK baru akan bergerak menangani perkara yang ngendon ini jika Kejatisu sudah angkat tangan. “Kalau kejaksaan sudah bilang ‘nggak sanggup’, maka kita ambil alih,” terang Johan Budi  SP kepada Sumut Pos di Jakarta, Selasa (14/6).

Sedangkan Wakil Ketua Bidang Penindakan KPK, Bibit Samad Riyanto, menegaskan KPK sedang membidik kasus korupsi dengan tersangka Rahudman Harahap. Peringatan itu dilontarkan Bibit Samad Riyanto di sela-sela sosialisasi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang (money laundering) di Hotel Grand Angkasa Medan, beberapa waktu lalu.

Sedangkan anggota Komisi III DPR Desmond Junaidi Mahendra menegaskan, sudah sering meminta kepada Jaksa Agung agar melimpahkan penanganan perkara korupsi yang jalan di tempat.

“Kalau sudah begini, Kejaksaan Tinggi Sumut harus berkoordinasi dengan KPK. Terhadap perkara yang tidak jalan, ya harus cepat diserahkan ke KPK,” terang vokalis di komisi yang membidangi hukum itu kepada Sumut Pos di Jakarta, Senin (13/6), Rahudman yang tersandung kasus dugaan korupsi TPAPD Tapsel sewaktu menjabat Sekda di sana.  Dalam perkara ini, Amrin Siregar, pemegang kas daerah Setda Tapsel, telah disidangkan dan divonis tiga tahun penjara dan denda Rp200 juta.

Meski sudah menetapkan Rahudman sebagai tersangka, hingga kemarin mantan Sekda Tapsel itu belum juga dipanggil apalagi diperiksa. (adl/rud)

Panglima TNI-Kapolri Bicara Teroris

MEDAN- Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo memandang sangat penting pengamanan Sumatera Utara dari bahaya teroris dan narkoba. Untuk itu, kedua jenderal tersebut mengadakan pertemuan khusus di Mapolda Sumut di Jalan Medan-Tanjungmorawa, kemarin (16/6).

Usai memberi pengarahan kepada Perwira TNI/Polri di Aula Kamtibmas Mapolda Sumut, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menyebutkan, ada kaitan atau hubungan kegiatan teroris dan perdagangan narkoba.

Kapolri mengatakan, Polri telah menemukan kaitan erat antara kejahatan terorisme dengan peredaran narkoba. Dia menyimpulkan, pelaku terorisme menjadi penjual narkoba sebagai ujung tombak pengumpul dana. Teroris tak hanya menjadi musuh Polri, tetapi juga TNI,” katanya didampingi Panglima TNI Agus Suhartono dan Pangdam 1/BB Leo Siegers.

Pertemuan Panglima TNI dan Kapolri ini berlangsung saat Abu Bakar Ba’asyir yang dituding sebagai salah satu gembong teroris di Indonesia divonis 15 tahun di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ketua Majelis Hakim Herry Swantoro menyatakan, pemimpin Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) berusia 72 tahun itu terbukti melakukan tindak pindana terorisme, sesuai dakwaan subsider jaksa penuntut umum.

Kapolri meminta masyarakat turut membantu petugas keamanan dalam memerangi aksi kejahatan. “Polri tak memiliki kekuatan besar untuk menumpas berbagai bentuk kejahatan. Justru masyarakat lebih memiliki andil besar mencegah maupun memerangi kriminalitas. Polri hanya mampu berperan 30 persen, selebihnya masyarakat. Intinya, kemitraan dengan siapapun harus diperkuat sedini mungkin,” katanya.

Panglima TNI Agus Suhartono mengungkapkan hal senada. Dikatakannya,  kunjungannya bersama Kapolri bertujuan mengokohkan kerjasama atau sinergitas antara TNI dan Polri dalam upaya pemberantasan terorisme di Indonesia, sehingga tidak terkesan bekerja secara sendiri-sendiri.

“Kedatangan saya dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo ke sini, guna mengokohkan sinergitas TNI dan Polri. Sekaligus melihat langsung prajurit TNI/Polri,” ujar Agus.

Khusus penanggulangan terorisme, kini telah dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Kejahatan (BNPK). “Yang penting, bagaimana mencegah agar tidak terjadi atau muncul perbuatan yang bisa mengganggu keamanan.

Secara terpisah, Kepala Bagian (Kabag) Penerangan Umum (Penum) Divisi Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar menegaskan, sampai saat ini keberadaan teroris belum terdeteksi di Sumatera Utara.
“Sementara ini keberadaan teroris belum terindikasi di Sumut. Lain halnya dengan tahun lalu, dan saat ini kita sedang melakukan upaya deteksi dini yang dilakukan berdasarkan peristiwa tahun lalu baik di Sumut, Aceh dan Poso,” terangnya.

Diutarakan, deteksi dini tersebut sangat penting untuk memperkecil ruang lingkup teror. Sebab, kini teroris mulai mengubah pola teror. Kalau dulu dengan pola bom mobil, rompi dan tas, sekarang menggunakan pola racun.
“Racun saat ini menjadi modus operandi bentuk teror baru dan salah satu upaya mereka melakukan teror. Bagi kita, yang terpenting adalah harus siap menghadapi semua bentuk aksi yang dilakukan, termasuk teror melalui cybermedia. Saat ini juga, orang melakukan propaganda dan psywar lewat cybermedia. Ini ditujukan untuk membuat masyarakat takut dan itu termasuk aksi terorisme,” bebernya.

Diungkapkannya, Kepolisian sudah meringkus 13 pelaku teror. Dari jumlah tersebut, enam orang di antaranya terkait penyebaran racun, baik di Poso maupun di Kemayoran, Jakarta. Serta terkait pula dengan pelatihan dan masuk dalam Daftar Pencarian orang (DPO) di Aceh, sementara sisanya adalah pemain baru yang direkrut dan berkoordinasi dengan pemain lama, yakni Abu Tholut. “Untuk teror racun yang dilakukan, belum menimbulkan korban,” cetusnya.

Setelah Panglima TNI Jenderal Agus Suhartono kembali ke Makodam 1/BB, Kapolri meresmikan ruangan biologis di Gedung Direskrimum Poldasu. Kapolri didampingi Kapoldasu Irjend Pol Wisjnu Amat Sastro. Anehnya, peresmian ruangan biologis tersebut tidak boleh dliput media. Para wartawan hanya menunggu di bagian depan Gedung Direskrimum.

Sidang CIMB Niaga Ditunda

Di PN Medan, kedatangan rombongan Kapolri ke Medan membuat sidang lanjutan perampokan Bank Cimb Niaga dan penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, ditunda hingga sepekan. Penundaan dilakukan karena aparat kepolisian yang biasanya mengawal persidangan di-BKO-kan dalam pengamanan kedatangan Kapolri dan Panglima TNI ke Medan.

‘’Karena kedatangan pucuk pimpinan Polri ke Medan, sidang ini tidak jadi digelar karena minimnya aparat kepolisian yang melakukan pengamanan,’’ ucap Humas Pengadilan Negeri Medan, Achmad Guntur, pada wartawan.
Achmad Guntur mengatakan, personel aparat kepolisian yang biasanya difokuskan untuk pengamanan persidangan perampokan Bank CIMB Niaga dan penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, dialihkan untuk pengamanan kedatangan Kapolri Jenderal pol Timur Pradopo ke Medan.

Sementara itu Jaksa Penuntut Umum RV Latumenten SH berdalih, sidang ditunda karena saksi dari Lampung tidak datang. “Ada saksi yang mau dihadirkan dari Lampung, tapi masih diproses jadi kita nunggu itu. Sidang kasus perampokan akan kembali digelar pada Selasa depan,” tegasnya.

Dari Mapolda, rombangan Kapolri mengunjungi Mapolres Medan di Jalan Durian, Kecamatan Medan Timur. Ditanya terkait merebaknya judi di Sumut yang ditengarai dibackup oknum polisi, Kapolri mengatakan sudah berkordinasi dengan panglima TNI. “Sudah saya nyatakan hal tersebut ke Kapolda. Kalau terbukti akan kita tindak, saya tegaskan siapa oknumnya yang melenggar hukum akan kita tindak dengan hukum yang ada,” tegasnya di Mapolresta.
Dalam kunjungan sekitar 30 menit itu, Kapolri meninjau sarana dan prasarana Mapolres dalam melayani masyarakat. Kapolri juga melakukan dialog dengan tahanan dan anggota kepolisian di Mapolres.

Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga mengatakan, kunjungan Kapolri untuk memantau fasilitas di Mapolresta. ”Kita tiba-tiba saja dihubungi Kapolda bahwa Kapolri mau datang. Jadi kedatangan Kapolri mendadak tetapi kita sudah siap,” kata Kapolres.

Kunjungan rombongan Kapolri ke Mapolresta Medan diakhiri dengan berfoto bersama dengan jajaran Polresta Medan.(ari/rud/mag-7)

Siswa Ujian di Tenda Darurat

Gempa Tektonik Taput-Tapsel

TAPUT-Gempa tektonik berkekuatan 5,5 Scala Richter (SR) yang terjadi di Tapanuli Utara (Taput) dan Tapanuli Selatan (Tapsel), Selasa (14/6) lalu telah merusak setidaknya 15 sekolah. Padahal, dalam minggu ini sejumlah siswa sedang melaksanakan ujian semestar.

Salah satu sekolah yang menggelar ujian adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Huria Kristen Indonesia (HKI) di Sarulla, Kecamatan Pahae Jae. Di sekolah ini, ada 204 siswa mengikuti ujian. Karena gedung sekolah mereka tidak bisa lagi digunakan dengan alasan keamanan, 204 siswa terpaksa ujian di tenda-tenda darurat, Kamis (16/6). Mereka tersebar di beberapa tenda yang berada di sekitar kompleks sekolah yang rusak parah akibat diguncang gempa.
Seorang guru SMK HKI, Saroha Nababan, mengatakan pihak sekolah tidak menemukan lokasi ujian meski telah berupaya mencari pengganti ruang kelas. Akhirnya pihak sekolah menyediakan tenda darurat sebagai alternatif ruang ujian. “Siswa terpaksa ujian di tenda darurat karena ruang kelas yang digunakan tempat belajar selama ini sebagian roboh. Ruang yang tersisa tidak cukup menampung jumlah siswa yang ujian semester,” kata Nababan.

Sefti Pakpahan, peserta ujian mengatakan, ujian di tenda darurat sangat tidak nyaman dan mengganggu konsentrasi, apalagi lokasi ujian hanya beratap tenda plastik. “Kami tidak mau ujian di ruang kelas karena takut tertimpa bangunan. Apalagi gempa susulan masih terjadi,” kata Sefti.

Sefti juga mengatakan tidak bisa melakukan persiapan maksimal sehari menjelang ujian semester karena tidak sempat belajar atau sekadar membuka buku pelajaran yang akan diujikan pada hari pertama, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

“Biasanya lembaran soal ujian dibagikan kepada tiap siswa. Tapi karena darurat, soal ujian terpaksa dibacakan guru. Jadi tidak konsentrasi,” sebut Sefti.

Kaji Ulang Konstruksi Bangunan

Peristiwa gempa bumi di Taput sudah berulangkali terjadi. Bahkan gempa 3 hari yang lalu yang merusak pemukiman  penduduk dan infrastruktur bukan kali pertama terjadi di Kawasan Pahae. Tahun 2005 saja juga terjadi hal yang sama. Berbagai pihak pun mengatakan, saatnya konstruksi bangunan di Kawasan Pahae  dikaji ulang.

Menko Kesra Agung Laksono, Bupati Tapanuli Utara Torang Lumbantobing dan Sekdakab Sanggam Hutagalung saat meninjau lokasi bencana di Pahae baru-baru ini, juga menganjurkan masyarakat untuk menyesuaikan pembangunan pemukiman dengan kondisi alam. Alasan mereka, hampir sebagian besar pemukiman yang hancur adalah akibat gempa tersebut adalah rumah semi permanen dan permanen. Ketiganya mengatakan bahwa ke depan masayarakat sudah harus memikirkan agar pembangunan rumah disesuaikan dengan alam.

“Tak dapat dipungkiri, setiap terjadi gempa di Taput, kawasan Pahae salah satu daerah yang paling banyak mengalami kerusakan fisik bangunan. Mungkin lebih baik agar konstruksi bangunan, bahannya terbuat dari kayu saja,” ujar Sanggam Hutagalung di Sarulla.

Secara terpisah, Dimpos Manalu MSi dari KSPPM Sumut yang juga turun ke lapangan mengatakan, saatnya konstruksi pembangunan rumah di Pahae dikaji ulang. Yang terjadi menurutnya adalah jika hanya menghitung secara konvensional, tanpa menyesuaikan dengan alam, alhasil, setiap terjadi gempa, kerusakan tidak dapat dihindarkan.
“Masyarakat di sana hanya berpatokan kepada ukuran bahan, ukuran besi yang belum tentu tahan gempa.

Setidaknya diperlukan spesifikasi  bangunan yang benar-benar cocok dengan daerah rawan  gempa, “sebutnya.
Melihat apa yang terjadi di Sarulla, sebut Dimpos, sudah sangat mendesak untuk dilakukan pemetaaan lokasi rawan gempa yang bisa dijelaskan secara mendetail, dan disosialisasikan kepada masyarakat.

Beberapa tahun terakhir, seperti gempa 2008, di kawasan Pahae, lokasi terparah selalu di Kawasan Pahae Jae dan Sumangumban. Bahkan kerusakan beberapa tahun yang lalu, persis sama atau  tidak jauh dengan lokasi yang sekarang juga mengalami kerusakan meliputi jalan, longsoran tebing, rumah penduduk dan fasilitas umum. Misalnya, Desa Sipetang Kecamatan Simangumban  dan Sarulla Kecamatan Pahae Jae. Lokasi kerusakan rumah di Sipetang  3 tahun lalu, juga terjadi pada lokasi yang sama pada gempa kali ini. Kemudian daerah-daerah yang  longsor akibat gempa,  juga masih terjadi di lokasi yang sama, pada peristiwa beberapa tahun lalu.

“Konstruksi bangunan rumah penduduk di Pahae saatnya dikaji ulang. Apa yang disampaikan Menko Kesra, bupati dan sekda sangat penting untuk dilaksanakan oleh masayarakat Kawasan Pahae. Pemkab juga harus berupaya mendorong upaya perubahan ini,” ujar Martin Sitompul, salah seorang tokoh pemuda di Pahae.

Anggota DPRD Taput David PPH  Hutabarat ST juga mengatakan,  upaya yang paling penting sekarang dilakukan adalah bagaimana meminimalisir kerusakan terhadap setiap peristiwa terjadinya gempa. Salah satu contoh menurut dia adalah bangunan sekolah yang saat ini rusak, tentu saatnya untuk dikaji ulang dalam pembuatan konstruksinya.
“Kita bisa melihat apa yang terjadi di tahun 1884, 1987, 2005, dan 2011. Yang terjadi tentu akibat cesar (patahan) Sarulla yang menjadi bagian kecil dari  Patahan Semangko. Patahan Semangko sendiri adalah bentukan geologi yang membentang di Pulau Sumatera dari utara ke selatan, dimulai dari Aceh hingga Teluk Semangka di Lampung. Patahan ini sekarang yang mengalami fenomena, sehingga semua daerah-daerah yang dilalui patahan semangko tentu merupakan zona-zona rawan akses gempa. Maka yang perlu dilakukan adalah sosialisasi terhadap masyarakat dengan peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang ini. Sebab kita tak bisa menghindar dari itu, selain hanya mengantisipasi,” ungkap Jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB)  itu.

Soal pemetaaan gempa secara mendetail, David menyebutkan bahwa hal itu sulit diprediksi. “Khusus untuk gempa, saya pikir sangat sulit untuk diestimasi, berbeda dengan bencana alam lainnya seperti banjir dan longsor,” jelasnya.

Pemprov Lambat

Terkait lambannya Plt Gubernur Gatot Pujo Nugroho menanggapan bencana gempa Taput-tapsel, anggota dewan dari Frakdsi PDIP Brilian Moktar berkomentar, pemprovsu sudah seharusnya menjadi orang pertama yang menjenguk masyarakatnya.

“Kita sangat menyesali Gubsu tak hadir pada saat kunjungan Menkokesra ke Taput. Walau data update saat itu belum didapat dari Bupati Taput, paling tidak Plt Gubsu membuat konsep-konsep bantuan ke sana,” ujarnya, Kamis (16/6).

Brilian meminta Pemprovsu lebih sensitif dan secepatnya mengetahui kerusakan-kerusakan infrastruktur baik itu kesehatan, pendidikan maupun fasilitas umum. “Pemprovsu jangan hanya memperhatikan dari segi fisik, namun juga kejiwaan. masyarakat juga harus diberi treatment dalam mengembalikan ketakutan atau trauma mengenai bencana tersebut,” jelasnya.

Anggota dewan dari Komisi E, Nurhasanah menuturkan keterlambatan penanganan bencana oleh Pemprovsu ini karena Gatot terlihat memikul beban sendiri. “Dia harusnya membagi kewenangan. Jadi, sesibuk apapun dia, penanganan bencana harusnya diutamakan,” tuturnya.

Plt gubsu bersama dinas terkait harus bersama-sama menuntaskan masalah daerah. seperti dinas kesehatan,pendidikan dan lainnya. Nurhasanah juga menjelaskan, dengan memikul semua beban sendiri, semua skpd tak berfungsi sebagaimana seharusnya. “Seharusnya masalah yang datangnya mendadak apa lagi bencana, harus jadi prioritas untuk lebih dulu ditangani. Misalnya ada agenda ketemu SBY, jika ada bencana
pertemuan tersebut bisa dibatalkan, dan SBY tentunya tak marah,” tegas
anggota dewan dari Fraksi Demokrat ini. (mag-2/smg/saz)

Gatot Blunder

Mutasi Pejabat di Eselon III

Komisi A DPRD akan Pertemukan Plt Gubsu-Baperjakat-Kepala SKPD

MEDAN-Pencopotan sejumlah pejabat eselon tiga di beberapa SKPD jajaran Pemprovsu terus berkembang. Satu persatu mantan kepala bidang (Kabid) yang dilengserkan menyatakan keheranannya terhadap kebijakan yang dianggap blunder tersebut.

“Saya tidak tahu dicopot, tiba-tiba atasan saya bilang saya sudah dinonjobkan Pak Gatot (Plt Gubernur Gatot Pujo Nugroho, Red). Atasan saya juga kaget. Sepertinya pergeseran ini tidak melalui mekanisme yang benar, blunder,” ujar seorang pejabat eselon III yang dilengserkan, kemarin (16/6).
Pejabat tersebut minta namanya tidak dipublis dengan alasan keamanan dirinya. “Saya tidak gila jabatan, tapi kalau caranya begini, mau dibawa kemana Sumatera Utara ini? Kebijakan dibuat cuma atas dasar kepentingan pribadi dan golongan,” paparnya.

Pejabat tersebut menegaskan, mereka adalah pegawai yang siap ditempakan dimana saja. Hanya saja, ia menyayangkan sikap Gatot yang tidak melihat terlebih dahulu siapa pejabat yang akan digeser tersebut.
”Saya berani bilang, rugi Sumatera Utara tidak memakai kita. Kami punya kompetensi. Silakan cek ke pemerintah pusat bagaimana kinerja kita sebagai penghubung pemprov ke pusat. Kalau soal kinerja, ayo kita diadu. Tanya atasan kami masing-masing,” ujar pejabat tersebut. Adakah angenda terselubung menuju 2014

di balik pencopotan ini? “saya tidak tahu. Kalaupun ada, Gatot rugi besar melepas kita yang nyata-nyata sebagai ujung tombak SKPB,” tegasnya.

Sedangkan Rosmawaty Nadeak mengaku pasrah dicopot dari Kepala BLPT Disdik Sumut. “Waktu pencopoan itu saya masih menemani DPRD Sumut membentuk Pansus Pendidikan di Kabupaten Karo. Sepulangnya dari sana, saya mendapati saya telah dicopot dari jabatan,” ujarnya.

Rosmawaty menegaskan, selama menjabat pada posisi tersebut, ia tak pernah melakukan tindakan indisipliner. “Saya terus mengikuti perintah pimpinan, mengikuti rapat, apel pagi dan sebagainya. Tapi pada saat pencopotan itu juga saya tak tahu ada dilakukan pelantikan. Saya hanya bisa pasrah, biar orang saja yang menilai tindakan tersebut,” ungkapnya.

Rosmawaty mengaku tak tahu menahu tentang scenario dibalik pencopotannya dan pejabat lain. “Kalau saya mengerti, saya akan bersuara,” katanya.

Selain Roemawaty, Ilyas Sitorus juga dicopot dari Kabid Dikdas dan Pendidikan Khusus Disdik Sumut.

Kebijakan mutasi yang dianggap tidak professional ini menuai kecaman dari para anggota dewan di DPRD Sumut. Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Golkar Mulkan Ritonga mengatakan, kebijakan ini perlu dikritisi dan dievaluasi ulang.
“Menurut informasi, ada pejabat yang baru menjabat sebulan, lantas dicopot dengan alasan yang tak diketahui. Tak hanya itu, seharusnya pencopotan tersebut didasari satu alasan yang cukup kuat seperti melakukan tindakan indisipliner. Tapi, setelah ditelusuri ternyata pejabat tersebut sedikit pun tak melakukan tindakan kesalahan mengenai pekerjaannya. Ini yang perlu dikritisi dan dipertanyakan dengan tegas,” ujarnya, kemarin.

Mulkan menjelaskan, promosi dan mutasi pejabat harus sesuai sistem dan peraturan yang berlaku dan telah melalui pertimbangan Baperjakat. Bila tidak, pasti akan mengganggu program kerja dan pembiayaan pembangunan seperti yang tertuang dalam APBD 2011. “Sangat menyayangkan kejadian ini. Kita menyangsikan Pemprovsu bisa mensosialisasikan anggaran 2011 ini tanpa memperbesar silpa (sisa lebih penggunaan anggaran) pada akhir tahun anggaran,” katanya.

Ia mengingatkan agar buruknya penggunaan anggaran pada 2010 lalu tidak terulang di tahun ini. “Silpa 2010 lalu saja sudah besar. Jangan lagi ada kemerosotan penggunaan anggaran, kapan mau maju provinsi ini jika serapan anggaran terus tak digunakan sebaik-baiknya,” jelasnya.

Apakah pencopotan mayoritas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (PKPA) di masing-masing SKPD ini bermotif penguasaan proyek anggaran 2011 oleh ‘orang-orang’ Gatot? “Jika prosesnya benar, kita tidak akan mengkritisi hal ini. Dan mengenai pengalihan proyek anggaran, saya rasa tak sejauh itu,” kata Mulkan.

Namun, saat ditanya apakah pencopotan tersebut mengarah ke penguasaan proyek anggaran 2011, oleh orang-orang tempahan PLt Gubsu Gatot Pujo Nugroho, mereka hanya mengatakan tak berpikir sejauh itu.

Anggota dewan dari Fraksi PDI Perjuangan, Syamsul Hilal melihat, kebijakan bongkar pasang ala Gatot tersebut melanggar dua sistem. “Yakni prosedur yang tak melewati baperjakat dan tindakan tersebut sama sekali tak diketahui kepala SKPD selaku pimpinan pejabat yang dicopot,” jelasnya.

Untuk itu, Komisi A akan membuat pertemuan bersama PLt Gubsu, Baperjakat dan Kepala-kepala SKPD untuk membahas hal tersebut. “Kita sudah mengagendakan hal ini melalui Badan Musayawarah (Banmus),” jelas Syamsul.
Sama seperti Mulkan, Syamsul juga mengatakan, tak berpikir hal ini mengenai pengalihan proyek anggaran 2011 kepada orang-orang pilihan PLt Gubsu. “Saya kira tak sejauh itu tujuannya,” jelasnya.(saz)