25 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 15143

Rumah PNS Disatroni Maling

TEBING TINGGI- Rumah Rumonda Sihombing (52) guru SMP, warga Jalan Kaskas, Lingkungan IV, Kota Tebing Tinggi, disatroni maling, Selasa (14/6) dinihari sekira pukul 03.00 WIB. Akibat pencurian tersebut, Romanda kehilangan barang-barang berharga miliknya senilai Rp20 juta.

Ketika ditemui di Mapolres Tebing Tinggi, Romonda menjelaskan, maling tersebut berhasil membawa kabur sebuah handphon, tiga buah rantai emas berlian, tiga buah cincin berlian, dua buah cincin emas belah rotan dan uang Rp3 juta.
Diterangkan dia, saat itu, Rumonda sedang mengantarkan sayuran ke pasar Inpres, Kota Tebing Tinggi untuk dijual. Sementara suaminya, sedang mengambil sayuran ke sejumlah petani. “Sewaktu meninggalkan rumah, saya meletakkan kunci rumah di bawah pot bunga di teras rumah,” katanya.

“Saat kembali, saya lihat ada orang berlari dari dalam rumah. Setelah masuk kedalam, isi kamar saya sudah berserakan dan sejumlah perhiasan dan uang telah raib,” jelas Rumonda.

Kanit Resum Polres Tebing Tinggi Iptu Topan HT mengatakan, pihaknya telah menerima laporan korban dan langsung melakukan olah TKP. Di lokasi kejadian, petugas menemukan sebuah cincin emas. Saat ini petugas masih memburu pelaku.(mag-3)

Oknum PNS Curi Lembu

BINJAI- Oknum PNS di Bagian Keuangan Pemko Binjai berinisial AG (27) warga Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Binjai Timur, ditangkap petugas Polsek Binjai Timur, karena mencuri lembu Sutoyo (43) warga yang sama, Selasa (14/6).

Keterangan diperoleh Sumut Pos, selain Andi, petugas terlebih dulu mengamankan Ali dan Roni.
Dari keterangan kedua temannya, petugas akhirnya menangkap Andi yang disebut-sebut anak staf ahli Wali Kota Binjai, berinisial MG.

Menurut Sutoyo, saat ditemui di rumahnya Selasa (14/6) menerangkan, peristiwa pencurian tersebut terjadi pada Mei 2011 lalu. Saat itu, dia mengembala dua ekor lembunya ke tengah sawah tak jauh dari rumahnya.
Karena hari begitu terik, Sutoyo pulang ke rumah untuk mengambil air minum. Begitu kembali, seekor lembunya sudah hilang. Kanit Reskrim Polsek Binjai Timur J Bangun, ketika dikonfirmasi menolak memberikan keterangan prihal penangkapan anak staf ahli Walikota tersebut.

“Saya tidak ada wewenang, tanya saja  Kapolsek,” ucapnya. (dan)

Melayani Secara Langsung

Wali Kota Binjai Pindah Kantor ke RSU Dr Djoelham

Banyak cara seorang pemimpin untuk mencari tahu masalah yang ada di wilayahnya. Namun, yang dilakukan Wali Kota Binjai HM Idaham SH MSi bisa dikatakan unik. Pasalnya, untuk melihat kinerja Rumah Sakit Umum (RSU) dr Djoelham Binjai, dia pun pindah kantor selama sepekan ke lokasi tersebut.

“Iya, saya memang berencana satu pekan di RSU ini. Kehadiran saya di sini bukan mencari masalah yang ada. Tetapi, mencari solusi terhadap masalah atau kendala yang dialami RSU dalam melayani pasiennya,” buka Idaham ketika ditemui Sumut Pos.

Apa yang dilakukan Idaham ternyata bukan tanpa alasan. Ide ini didasari oleh banyaknya laporan masyarakat yang kurang puas dengan pelayanan RSU dr Djoelham Binjai. Tak mau salah nilai, Idaham pun turun langsung guna meninjau pelayanan terhadap pasien di rumah sakit tersebut.

Keberadaan wali kota Binjai itu sudah berlangsung sejak Senin (13/6) lalu dan rencananya, akan menetap atau ngantor di rumah sakit itu selama satu pekan. Bukan itu saja, demi menciptakan pelayaan yang lebih baik. Wali Kota Binjai mencoba memberikan solusi kepada Direktur Utama (Dirut) RSU dr Djoelham Binjai, Drg Susyanto, terhadap sejumlah persoalan yang ada di rumah sakit itu.

Setelah dua hari di rumah sakit itu, Idaham mengaku kalau pelayanan di RSU dr Djoelham sudah lebih baik dari sebelumnya. Selain itu, Idaham juga mengaku, kalau ia sudah mengusulkan beberapa solusi untuk dokter yang bekerja di RSU tersebut. “Dokter inikan pekerjaannya dapat dikatakan lelah. Makanya, di setiap unit yang ada ruangan dokternya, akan dipersiapakan air panas, gula, teh, dan kopi agar setiap dokter dapat bersantai setelah usai mengerjakan tugasnya,” kata Idaham.

Hari pertama berkantor di RSU dr Djoelham, Idaham mengadakan rapat staf didampingi Wakil Wali Kota Timbas Tarigan AMD dan Dirut RSU Binjai drg Susyanto. Rapat staf dihadiri jajaran direktur, kabag umum, Kepala Perawatan, Ka Kepegawaian, dokter spesialis dan penjabat eselon lainnya di lantai III. “Kita ingin memperoleh keluhan masyarakat, hingga bisa dicari solusi terbaik guna meningkatkan pelayanan kesehatan masyaraskat,” ujarnya.
Rapat staf berlangsung tiga jam, kemudian wali kota menuju ruang Dirut di lantai IV. Walikota mengemukakan, selama menunaikan tugas di RSU dr Djoelham, aktivitas pelayanan rumah sakit tetap dilaksanakan.

Sementara itu, Drg Susyanto, saat dikonfirmasi wartawan koran ini terkait kehadiran wali kota di rumah sakit yang dipimpinnya itu, mengakui sangat bangga. “Saya bangga, dan inilah salah satu motivasi kami untuk membangun RSU Djoelham secara bersama,”ujar Drg Susyanto.

Apa yang dilakukan wali kota Binjai, kata Susyanto, adalah suatu sikap seorang pemimpin yang baik kepada seluruh Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) yang dipimpinnya. “Saya menjadi puas, wali kota memilih rumah sakit ini untuk dibenahi secara bersama. Selain itu, anggota saya tidak dapat berpikiran buruk lagi kepada saya atas apa yang telah saya lakukan selama ini. Sebab, sudah terlihat dengan jelas, apa yang saya lakukan selama ini  adalah kemauan dari wali kota,” paparnya.

Susyanto juga mengakui, kalau kedatangan Wali Kota Binjai ke rumah sakit, didasari laporan masyarakat yang mengaku kurang terlayani dengan baik. “Iya, semua itu memang dari laporan masyarakat, yang mengaku kurang mendapat layanan yang baik. Meskipun begitu, semua itu dapat kita uubah secara bersama. Seperti yang sudah disampaikan Pak Wali sebelumnya, ia ke rumah sakit ini bukan mencari masalah, tetapi mencari solusi dari setiap masalah,” ungkapnya.

Sebelumnya, pada Februari lalu, rumah sakit yang beda di Jalan Sultan Hasanuddin No 9 Binjai itu telah mempersolek diri dengan melakukan banyak perubahan di setiap ruangan. Semua ruangan pasien inap dan juga ruangan Insalasi Gawat Darurat (IGD)  yang ada di rumah sakit milik Pemerintah Kota Binjai tersebut di cat ulang dindingnya. Selain itu, tempat tidur pasien yang sudah tak layak pakai lagi diganti, begitu juga dengan tilam mau pun selimut yang sudah robek dan kusam semua diperbaharui. Selain ruangan pasien inap dan ruangan IGD di cat ulang, di dalam rumah sakit itu pun saat ini sedang di bangun ruangan untuk Informasi. Sementara itu, wajah bangunan luar tak luput dari renovasi. (dan)

Salahi Izin, Bangunan Koki Sunda Dibongkar

MEDAN- Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) bersama tim terpadu Pemko Medan membongkar paksa bangunan yang rencananya akan dijadikan Rumah Makan Koki Sunda yang sedang dalam pengerjaan di Jalan Cik Di Tiro Medan, Selasa (14/6) siang. Pembongkaran tersebut dilakukan karena bangunan tersebut melanggar jalur hijau.

Di lokasi, sudah berdiri lima tiang yang dicor oleh pemilik bangunan. Namun yang dibongkar oleh petugas hanya dua tiang.

“Sebelum pembongkaran, Dinas TRTB sudah menyurati pemilik bangunan untuk menghentikan pembangunan dan melakukan pembongkaran sendiri serta mengosongkan lokasi. Tapi tidak diindahkan,” ujar Kabid Pengawasan dan Pengendalian Dinas TRTB Medan, Ali Tohar.

Ketika Tim Terpadu Pemko Medan tiba di lokasi, para pekerja bangunan tidak dapat berbuat apa-apa. Tim langsung melakukan perubuhan bangunan yang sesuai dengan peraturan tidak diizinkan berdiri di atas jalur hijau yang merupakan daya resap air.

“Seharusnya jangan mendirikan bangunan di pinggir sungai yang merupakan daya resap air yang tinggi. Mereka juga sudah mengambil delapan meter dari izin yang berlaku,” ungkapnya.

Kemudian, kata Ali Tohar, tim terpadunya juga melakukan pembongkaran tiga unit bangunan tempat tinggal di Jalan Bromo, karena tidak memiliki IMB. “Tidak hanya itu, Senin (13/6) lalu, Tim Terpadu juga melakukan pembongkaran terhadap 54 unit rumah di Jalan Pancing II, Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan, perumahan tersebut belum mendapatkan IMB dari Dinas TRTB Kota Medan,” ucapnya.

Dilanjutkan dengan dua unit gudang tanpa IMB di Jalan Pulau Bunaken, Kelurahan Tangkahan, Medan Labuhan, yang juga tidak luput dari sasaran petugas Tim. Gudang tersebut dibongkar hannya dibagian dinding samping dan depannya saja. “Seluruh bangunan yang di bongkar keadaan stanvas, pelaksanaan pembangunan tidak dapat dilanjutkan sebelum memiliki IMB terlebih dahulu,” bebernya menambahi kalau pembongkaran akan dilakukan secara terus menerus terhadap bangunan-bangunan yang tidak memenuhi ketentuan yang berlaku sesuai penegakan Perda Kota Medan No 9 Tahun 2002 tentang retribusi Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan.(adl)

Ruang Rekreasi Keluarga Kian Minim

Kota Medan sebagai kota metropolitan semakin kehilangan ruang terbuka hijau atau ruang untuk rekreasi bagi masyarakatnya. Sarana dan prasarana yang dibuat lebih ke arah pembentukan karakter yang individu.

Hal ini disampaikan Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Drs Fadlin kepada wartawann Sumut Pos Indra Juli Hutapea, kemarin. Berikut petikan wawancaranya.

Sudah sejauh mana pencapaian Kota Medan menuju kota metropolitan dalam sudut pandang Anda?
Pembangunan pastinya membutuhkan proses untuk bisa benar-benar dinikmati masyarakat. Begitu juga untuk Kota Medan menuju kota metropolitan, pastinya belum sepenuhnya tercapai. Begitu pun kita sebagai masyarakat juga harus yakin dan mendukung untuk mewujudkannya.

Sejauh ini, bidang apa yang sudah dan belum tercapai?
Untuk modernisasi, menurut saya sudah bisa ya. Bisa kita lihat bagaimana pembangunan pusat-pusat perbelanjaan, hiburan dan hotel terus berkembang. Namun semua itu justru membentuk pada satu karakter individu bagi masyarakat. Pembangunan di bidang mental untuk bekerja sama dan sama-sama bekerja justru masih jauh kalau tidak bisa dibilang diacuhkan.

Apakah hal itu berhubungan dengan pasar-pasar tradisional yang kian tergerus?
Itu salah satunya. Padahal kita sama-sama tahu bagaimana peranan pasar tradisional dalam mempertahankan komunikasi dan solidaritas di antara masyarakat kita. Antara pedagang dan pembeli yang melakoni proses tawar menawar sebelum kesepakatan dibuat. Begitu juga dengan ruang rekreasi keluarga bagi masyarakat yang kian menghilang. Ini sangat memprihatinkan terlebih kepada anak sebagai generasi penerus.

Bahaya apa yang mungkin terjadi dari hilangnya ruang rekreasi tersebut?
Bagi masyarakat pada umumnya yaitu jiwa sosial, dimana di situ selain membangun komunikasi dengan anggota keluarga juga anggota masyarakat lainnya. Terlebih kepada hilangnya ruang bagi anak untuk berimajinasi yang sangat dibutuhkan untuk menentukan tujuan dan cita-cita di masa mendatang.

Dalam hal ini, siapa yang paling bertanggungjawab?
Tentunya pemerintah Kota Medan yang menangani tata ruang mulai berpikir untuk menyiapkan ruang rekreasi bagi masyarakat Kota Medan. Bagaimanapun sebagai kota metropolis masyarakat sangat membutuhkan ruang untuk bersantai di tengah rutinitas yang padat. Apalagi pembangunan pusat perbelanjaan hanya melahirkan ketidakpedulian di antara warga dan menutup ruang bagi perkembangan daya pikir juga imajinasi anak. Apa kita mau anak-anak di masa mendatang tanpa daya imajinasi dan individu?

Menurut Anda, kenapa ruang rekreasi tadi menjadi teranaktirikan?
Ya, karena manfaatnya sebagai pembangunan mental tidak ada keuntungan materi yang bisa didapat langsung. Berbeda dengan pembangunan pusat perbelanjaan yang menyiapkan komisi di depan. Tapi kalau memang itu yang dicari, ruang rekreasi tadi juga bila diolah dengan professional dapat menjadi basis ekonomi yang menjanjikan. (jul)

Tukang Becak Jual Ganja

Alih-alih ingin menambah penghasilan, malah apes yang didapat. Itulah yang dialami Ang Cing Huat alias Amat (53), warga Jalan Mandala By Pass Gang Pribadi yang ditangkap petugas Polsekta Medan Kota, Senin (13/6) malam.
Pria kurus bertato yang bekerja sebagai penarik becak ini diduga sebagai pengedar ganja. Sebab saat diringkus, tak jauh dari rumahnya, polisi menemukan 43 amplop ganja dan uang Rp173 ribu hasil penjualan serta satu batang rokok yang telah dicampur ganja.

Pria yang mengaku baru satu bulan menjadi pengedar ganja ini, dirinya mendapatkan barang haram tersebut dari seorang tetangganya berinisial LS. Dia membeli ganja tersebut Rp3.500 per amplopnya dari LS. Kemudian, setiap amplop dijual Rp5 ribu. Setiap hari dirinya bisa menjual antara 60 sampai 70 amplop ganja, dengan nominal uang yang diperoleh antara Rp90 ribu sampai Rp100 ribu.

“Narik becak nggak cukup Bang. Paling penghasilannya rata-rata Rp40 sampai Rp50 ribu. Tapi bersihnya sekitar Rp30 ribu saja. Kalau jual ganja, rata-rata bersih per harinya bisa mencapai Rp90 sampai Rp100 ribu. Ini pun baru sebulan Bang, eh rupanya ketangkap,” akunya saat ditanyai Sumut Pos, Selasa (14/6).

Sementara itu, Kapolsek Medan Kota Kompol Sandy Sinurat SIK yang dikonfirmasi di Polsek Medan Kota menjelaskan, pengedar akan dijerat dengan Pasal 111, 114 ayat 1 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman 20 tahun penjara.(ari)

Dewan Curiga Ada Kongkalikong

Merdeka Walk Menunggak Retribusi

MEDAN-Wakil rakyat di DPRD Medan mulai berang dengan tindakan PT Orange Indonesia Mandiri (OIM) sebagai pengelola Merdeka Walk, yang menunggak retribusi. Anggota DPRD Medan meminta Pemko Medan untuk bertindak tegas dan jangan percaya dengan alasan-alasan pengusaha untuk mengulur-ulur membayar kewajiban.

“Pemko Medan harus tegas, jangan percaya dengan perusahaan yang menunggak. Kecuali ada musibah, seperti kebakaran baru ada batas toleransi,” ujar Sekretaris Komisi A DPRD Medan, Burhanuddin Sitepu, Selasa (14/6).
Dikatakannya, bila suatu perusahaan menunggak harus dikenakan sanksi sesuai dengan isi perjanjian antara pengembang dengan Pemko Medan. “Harus diberikan sanksi sesuai perjanjian. Sekali lagi, Pemko harus tegas,” ucapnya.

Dijelaskannya, retribusi yang dibayarkan pihak perusahaan ke anggaran masuk ke anggaran kas daerah sehingga kalau menunggak bisa jadi dibebankan ke APBD 2011.

“ Jadi tidak ada alasan perusahaan menunggak retribusi,” cetusnya.
Burhanuddin mengharapkan penunggak pajak jangan dibiarkan. Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) harus turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan anggaran keuangan. “Bila perlu bekerjasama dengan BPK untuk mengaudit keuangannya, “ bebernya.

Kenapa Pemko Medan belum mengambil tindakan? Burhanuddin menuturkan, takutnya ada hubungan timbal-balik antara pejabat Pemko Medan dan pihak perusahaan. “Bisa saja kongkalikong antara oknum pejabat Pemko,” ungkapnya.

Sementara Ketua Komisi C DPRD Kota Medan H Juumadi SPd, mengungkapkan, Jumat (17/6) mendatang, akan digelar rapar dengar pendapat dengan Dinas Pertamanan, Bagian Umum Setda Medan dan pengelola Merdeka Walk di gedung dewan. Menurut Jumadi, Komisi C DPRD Medan akan mempertanyakan dan mencari solusi terkait tunggakan retribusi yang belum dibayar pihak pengelola Merdeka Walk. “Kita mau masalah ini clear. Jika pemko serius, masalah ini tidak perlu berlarut-larut. Ada apa sebenarnya dengan pemko?” kata Jumadi.(adl)

Poldasu Belum Deteksi JI di Sumut

MEDAN- Poldasu tidak memiliki deteksi terhadap anggota Jamaah Islamiyah (JI) di Medan dan Sumatera Utara, meskipun sudah ada warga Medan yang ditangkap Polisi Diraja Malaysia.

“Kita belum mendeteksi adanya jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Sumatera Utara dan Medan. Jadi belum bisa memastikan apakah berdasarkan berita itu ada jaringan JI di Sumatera Utara dan Medan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Poldasu, AKBP Heru Prakoso yang dikonfirmasi Sumut Pos di ruang kerjanya, Selasa (14/6).

Heru juga menuturkan, dalam persoalan teroris saat ini patut diwaspadai metode baru jaringan teroris yakni, dengan pemberian racun pada makanan.

Dijelaskannya, hal tersebut berdasarkan rapat satuan kerja (Satker) di Kantor Polda Sumut, kemarin (14/6) dimana salah satu pembahasannya adalah terkait kelompok teroris yang berencana akan meracuni polisi melalui makanan dan minuman.

Sebagai langkah antisipatif, katanya, Kapolda telah mengeluarkan instruksi kepada seluruh jajaran dan seluruh anggota kepolisian Sumut, untuk waspada dan hati-hati dalam memilih makanan dan minuman.
“Iya, Kapolda sudah mengintsruksikan kepada seluruh jajaran untuk hati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Mako-mako pun diminta untuk diperketat pengamanannya,” ujar Heru.

Langkah itu diambil, karena adanya indikasi perubahan pola serang kelompok teroris terhadap polisi, kini tidak lagi secara langsung melainkan dengan trik lain, yakni serangan tidak tampak. Salah satunya dengan pemberian racun di makanan.

“Ada pola baru kelompok teroris menyerang polisi, yang mungkin penyerangan tidak lagi menyerang secara langsung melainkan melalui perantara. Untuk itu, Kapolda mengimbau seluruh jajaran, untuk hati-hati,” jelasnya.
Langkah langsung yang telah diambil adalah Kapoldasu memerintahkan, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Poldasu untuk memeriksa seluruh makanan dan minuman di kantin dan katering Polda Sumut untuk dilakukan uji laboratorium.

“Bidokkes sudah diperintahkan untuk mengambil sample makanan di kantin dan memeriksakannya ke laboratorium. Ini sebagai langkah antisipasi saja,” ujar Heru.(ari)

Nilai UN Tertinggi se-Indonesia Tiap Sekolah Miliki BLK Sendiri

Tiga SMK Yapim Masuk 10 Besar

Dari data Kemendiknas, enam SMK di Sumut masuk dalam daftar 10 besar sekolah dengan nilai UN tertinggi se-Indonesia. Tiga dari enam SMK tersebut yakni SMK Yapim Sei Bamban Sergai, SMK Yapim Sei Glugur 1 Deli Serdang dan SMK Yapim Tebing Syahbandar Tebing Tinggi.

Rahmat Sazaly, Medan

Mewakili ketiga SMK Yapim tersebut, SMK 1 Yapim Medan Jalan Air Bersih No 59 Medan turut memeriahkan Gebyar SMK Sumut 2011 di Lapangan Benteng Medan, pada Jum’at (10/6) hingga Senin (13/6) lalu. Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMK 1 Yapim Medan Jamin Purba yang ditemui di sela-sela kegiatan tersebut menjelaskan, yang membuat SMK-SMK Yapim berbeda dengan SMK lain adalah durasi pelaksanaan praktik yang sangat mencukupin
“Selain waktu jam belajar mengajar, kita menambahkan lagi dua jam untuk praktik. Dan itu diterapkan di seluruh sekolah di bawah Yapim,” katanya.

Selain itu, kurikulum Kemendiknas juga diimprovisasi dengan menambahkan sesuai kebutuhan pasar kerja saat ini. “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu wajib diterapkan di sekolah. Nah untuk memenuhi pasar kerja, kita juga harus mengimprovisasi kurikulum tersebut. Kalau KTSP-nya tetap dipakai, namun ditambah dengan muatan lokal berbasis kompetensi sesuai pasar kerja,” papar Jamin.

Jamin menerangkan, SMK Yapim mempersiapkan siswanya sesuai kemauan siswa itu sendiri. “Tapi secara kontekstual, kita mempersiapkan siswa untuk bisa bersaing dengan lulusan-lulusan sekolah lain dalam memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dan industri. Tapi kami juga tetap mempersiapkan siswa dengan kondisi sebaik mungkin jika siswa ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” ujarnya.

Untuk relasi perusahaan, pihak SMK Yapim juga telah bekerjasama dengan Perkebunan DL Sitorus dalam perekrutan tenaga kerja. “Sangat banyak lulusan kita yang bekerja di sana. Namun, kita tak memaksakan siswa untuk bekerja di sana. Di perkebunan itu mereka dipekerjakan di bagian perpabrikan dan perbengkelan,” jelas Jamin.

Yang menariknya lagi, ternyata ke-24 sekolah yang ada di Sumut masing-masing memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) yang cukup lengkap. “BLK kita berukuran setengah hektar. Dan itu sangat memfasilitasi siswa melakukan peraktik. Bangunan tersebut khusus untuk praktik dan bukan termasuk bangunan sekolah,” kata Jamin lagi.
Saat ini, sambung Jamin, tak sedikit siswa SMK Yapim yang mampu merakit mobil dengan waktu yang cukup singkat, yakni tujuh hari. “Dan perakitan ini dilakukan di luar jam belajar-mengajar,” katanya.

Di SMK 1 Yapim Medan terdapat tiga program studi, untuk STM yakni Elektro, Otomotif dan Teknik Komputer Jaringan. Selain itu ada pula SMK Pariwisata dan SMK Ekonomi. Ke-24 sekolah tersebut terletak di beberapa daerah di Sumut, yakni Medan, Deli Serdang, Langkat, Sergai, Indrapura, Asahan, Rantau Parapat, Cikampak Labura dan Merek Karo. (*)

Taufik Juga Otak Penyerangan Polsek Hamparan Perak

Sidang Perampokan CIMB Niaga

MEDAN- Sidang perampokan Bank CIMB Niaga Aksara dan penyerangan Mapolsek Hamparan Perak kembali digelar di Pengadilan Negeri Medan, Selasa (14/6). Sidang pertama menghadirkan terdakwa Abdul Ghani dengan majelis hakim yang diketuai Karto Sirait SH. Sementara pada sidang kedua, menghadirkan terdakwa Fautan dengan majelis hakim yang juga diketuai Karto Sirait SH.

Abdul Ghani mengakui kalau dirinya ikut melakukan penyerangan Polsek Hamparan Perak. Sementara Fautan mengaku, turut dalam perampokan Bank CIMB Niaga dan penyerangan Polsek Hamparan Perak.
Abdul Ghani mengungkapkan, sebelum mereka melakukan penyerangan ke Mapolsek Hamparan Perak, dirinya dijemput Zoel atas perintah Taufik Hidayat. “Kami berkumpul di lapangan sepak bola Hamparan Perak untuk menyusun rencana penyerangan. Di tanah lapang itu juga Taufik mengintruksikan peyerangan ke Polsek Hamparan Perak dilakukan pada malam hari,’’ ungkapnya.

Abdul Ghani juga mengatakan, dalam penyerangan itu, selain dirinya, Taufik, Safrul dan Asrul juga ikut melakukan penyerangan dan langsung menembaki petugas Polsek Hamparan Perak dengan senjata api laras panjang yang telah dipersiapkan sebelumnya.

“Saya diperintahkan Taufik untuk membawa tempat minyak berisi bensin. Tempat minyak itu direbut Zoel dan langsung menyiramkan bensin itu ke bangunan Polsek Hamparan Perak. Sementara saya diperintahkan Zoel untuk berjaga di halaman mapolsek,’’ ucapnya lagi.

Usai melakukan penyerangan, sambung Abdul Ghani, malam itu juga Taufik memerintahkan agar meraka segera melarikan diri ke Tebing Tinggi dengan mengendarai sepeda motor.  Usai mendengarkan keterangan Abdul Ghani, menjelis hakim menunda persidangan hingga pekan depan dengan agenda, mendengarkan keterangan saksi.
Sementara pada sidang kedua, Fautan mengakui turut serta dalam penyerangan Polsek Hamparan Perak. Fautan mengaku kalau dirinya dijemput Abah Daman atas perintah Taufik Hidayat. Di Polsek Hamparan Perak, terdakwa hanya menunggu di halaman Mapolsek Hamparan Perak. “Taufik, Safrul dan Asrul yang membawa senjata dan menembaki Polsek Hamparan Perak. Senjata itu telah dipersiapkan sebelumnya. Usai melakukan penyerangan, Taufik bersama yang lainnya juga turut melarikan ke Tebing Tinggi juga berdasarkan perintah Taufik dengan mengendarai lima sepeda motor,’’ ucap Fautan.

Dalam persidangan ini, turut dihadirkan Jaja Miharja sebagai saksi. Jaja Miharja mengaku, dirinya ditangkap pada 19 September 2010 lalu di rumah Ridwan atas tuduhan membantu perampokan Bank CIMB Niaga.
Jaja Miharja mengaku mengenal terdakwa Fautan dan Abdul Ghani. Jaja Miharja mengenal mereka di Mako Brimob Jakarta. Namun, Jaja Miharja tidak mengetahui keterlibatan kedua terdakwa dalam hal perampokan Bank CIMB Niaga Medan.

Jaja Miharja juga mengakui, kalau dirinya menerima uang Rp3 juta dari hasil perampokan Bank Cimb Niaga yang diberikan Taufik. Uang tersebut, aku Jaja Miharja sebagai sumbangan untuk berobat kakinya yang patah.(rud)