25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15160

Arab Bentuk Klub Para Raja

RIYADH- Demi mencegah meluasnya pemberontakan dan revolusi di Timur Tengah dan Afrika Utara, Arab Saudi menggunakan sarana keuangan dan diplomatiknya.

Berdasarkan laporan yang diterbitkan New York Times, Arab Saudi mengeluarkan dana US dolar 4 miliar membantu Mesir, dan membantu pelarian Presiden Yaman.

Riyadh mengundang kerajaan Maroko dan Yordania untuk bergabung dengan enam negara anggota Kerjasama Teluk Persia (PGCC) dalam upaya membentuk semacam ‘Klub Para Raja’. Upaya itu dilakukan untuk mencegah munculnya perubahan yang lebih ekstrim .

Analis politik, Riyadh khawatir gelombang pemberontakan bisa merambat ke Arab Saudi. (bbs/jpnn)
Oleh karena itu, kerajaan Saudi berjuang menggulirkan “kontrarevolusi.” (bbs/jpnn)

PRT Asal Indonesia Disebut Tewas Kelaparan

PETALING JAYA- Seorang pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia di Malaysia, Isti Komariyah diduga sengaja dibiarkan mati kelaparan oleh majikannya. Pemeriksa medis (medical examiner/ME) di University Malaya Medical Centre (UMMC) menyatakan, PRT berusia 26 tahun itu amat kurus saat meninggal.  “Sepertinya dia tak diberi makan selama beberapa bulan,” ujar seorang sumber yang dirahasiakan namanya, Kamis (9/6).

Sumber itu menyebutkan, Isti dinyatakan meninggal saat tiba di UMMC pada Minggu (5/6) pagi lalu. Pemeriksaan awal menunjukkan memar dan bekas luka di punggung, dahi serta tangan dan kakinya. Ia dibawa ke rumah sakit oleh salah satu majikannya.

Pasangan majikan berusia 50-an tahun langsung ditahan polisi saat mereka memberi tahu Isti meninggal. Mereka akan ditahan hingga 11 Juni mendatang untuk kepentingan penyelidikan pembunuhan. (bbs/jpnn)

Alpukat Thailand Tercemar E Coli

Bangkok – Wabah bakteri E Coli terus tak hanya melanda Jerman, tapi sudah masuk ke Asia. Buktinya ada alpukat di Thailand sudah tercemar bakteri tersebut dan di Jepang sebanyak 15 pengunjung rumah makan barbeque Korea di Tokyo, terinfeksi bakteri E Coli.

Kini, otoritas Thailand masih menyelidiki apakah bakteri E Coli tersebut merupakan strain yang sama dengan bakteri E Coli yang menewaskan puluhan orang di Eropa. Tapi, Pemerintah Thailand masih tetap mengimbau publik untuk tidak panik.

Menurut Kementerian Kesehatan Publik Thailand, bakteri enterohaemorrhagic E Coli strain O104 terdeteksi pada pengiriman alpukat dari sebuah negara Eropa yang tidak disebutkan namanya.

Sementara itu, bakteri E Coli tak hanya di Jerman. Sebanyak 15 pengunjung rumah makan barbeque Korea di Tokyo, Jepang terinfeksi bakteri E  Coli.  (bbs/jpnn)

Mantan Kadis Pariwisata Divonis 28 Bulan

MEDAN- Mantan Kadis Pariwisata Medan Syarifuddin divonis dua tahun empat bulan (28 bulan) penjara atas penggunaan dana APND 2008, kemarin (9/6) di PN Medan.

Sidang yang diketuai Junilawati SH mengungkapkan terdakwa terbukti bersalah tidak melakukan kegiatan jaka dara, Imlek Season, Ramadan Fair dan Crismas Season di Dinas Pariwisata, padahal anggarannya sudah tersedia. “Akibat tidak dilaksanakannya kegiatan ini maka negara dirugikan Rp1,7 miliar lebih. Maka terdakwa melanggar pasal 3 dan pasal 8 Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi,” ujar Junilawati majelis hakim persidangan. Selain itu, terdakwa juga dibebankan denda Rp50 juta. Apabila tidak dibayar, diganti dengan hukuman kurungan selama 1 bulan,” kata Junilawati. (sal/smg)

Tiga Kali Membeli Senjata dari Lampung

MEDAN- Sidang lanjutan dugaan perampokan Bank CIMB Niaga di PN Medan, Kamis (9/6) agendanya mendengarkan keterangan saksi dengan terdakwa Beben Khairul.

Dalam kesaksiannya, Abdul Haris mengatakan sejata api yang digunakan untuk merampok uang di Bank CIMB Niaga Medan, dibeli dari oknum petugas di Bandar Lampung.

“Saya tiga kali membeli senjata api. Saya bertemu dengan terdakwa Beben Khairul pada saat membeli senjata dari oknum petugas di Lampung. Saya hanya sebagai perantara saja,” katanya di hadapan majelis hakim.

Senjata itu dibeli dengan harga Rp8 juta. “Awalnya saya sama sekali tidak tahu apa kegunaan senjata itu dibawa ke Medan dan setelah tiba di Medan baru tahu kegunaannya,” tambahnya.(jon)

Jejaring Sosial Itu Kejam

Marzuki Alie

Ketua DPR Marzuki Alie akhirnya aktif di twitter dan facebook. Melalui jejaring sosial dia ingin memberikan informasi yang benar tentang dirinya. Karena dia tahu potensi yang dimiliki jejaring sosial. “Twitter baru beberapa bulan inilah. Waktu saya kena kasus TKW dihujat, Mentawai, saya harus buat pelurusan. Karena jejaring sosial ini luar biasa kejamnya. Di situ saya mulai buka twitter dan FB,” kata Marzuki. Politisi Partai Demokat ini mengamini betapa dahsyatnya kekuatan jejaring sosial. Cuma yang dia sayangkan di ranah twitter misalnya, banyak yang memakai akun palsu.

“Banyak yang di twitter itu namanya palsu, tidak terbuka, tidak ada keberanian. Makanya kalau anu saya bilang Anda pengecut tidak punya keberanian, kalau berani tampil seperti saya Marzuki Alie DPR, @MA_DPR apa adanya,” imbuhnya.(net/jpnn)

Idrus Marham Pamit

JAKARTA- Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham memilih untuk mundur dari posisinya sebagai anggota DPR. Mantan Ketua Pansus Angket Century itu ingin berkonsentrasi penuh menjalankan tugasnya di partai berlambang beringin.

Idrus merasa dirinya tidak bisa setengahsetengah di DPR sekaligus menjalankan tugas sebagai sekjen partai. “Saya ingin menjalankan tugas sekjen dengan lebih fokus, konsentrasi dan serius lagi,” kata Idrus usai menyampaikan surat pengunduran dirinya sekaligus pamit kepada Ketua DPR Marzuki Alie di Gedung DPR, kemarin (9/6). Turut mendampingi Sekretaris Fraksi Partai Golkar Ade Komaruddin. Idrus yang terpilih dari dapil Sulawesi Selatan III di DPR, duduk di Komisi II.

Dalam keterangan pers, Idrus menuturkan sekjen parpol merupakan posisi yang sangat penting dalam manajemen partai politik. Sekjen, jelas Idrus, harus memastikan parpol dapat berfungsi baik sebagai mesin politik. Ini dasar, Idrus keluar dari dewan.(pri/jpnn)

Keluarga Fadel Dituding Main Proyek

JAKARTA- Ketegangan politik kembali mencuat antara Partai Demokrat dan Partai Golkar. Ini dipicu oleh tudingan anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Demokrat Rosyid Hidayat kepada Menteri Kelautan dan Perikanan yang juga Ketua DPP Partai Golkar Fadel Muhammad. Rosyid menyebut keluarga Fadel ikut bermain dalam sejumlah proyek di Kementerian tersebut.

“Kalau Pak Fadel merasa saya serang, ayo buka-bukaan, saya juga bisa,” kata Rosyid saat ditemui di Gedung DPR, kemarin (9/6).

Selentingan dari Rosyid itu awalnya mencuat dalam rapat kerja Komisi IV dengan Fadel Muhammad di gedung dewan, Rabu malam, lalu. Dia menuturkan dalam raker itu menyampaikan informasi mengenai keterlibatan sejumlah anggota keluarga Fadel Muhammad dalam kegiatan proyek kementerian.

“Dalam implementasi proyek saya dengar ada orang yang mengaku adiknya menteri, istrinya menteri, bisa memangil pejabat di kementerian Pak Fadel. Mulai eselon I dan eselon II, bahkan memangil direksi BUMN yang mau terlibat dalam proyek,” kata Rosyid.

Selain ada yang prosesnya dipanggil, lanjut dia, ada juga pejabat atau direksi BUMN yang berinisiatif mendatangi sendiri. “Mereka tahu jalurnya begitu,” ujarnya. Istri Fadel Muhammad adalah Hana Hasanah yang kini juga duduk sebagai anggota DPD dari Gorontalo.

Saat diminta menyebut proyek proyek apa saja yang dimaksud, Rosyid tidak bersedia membukanya. “Saya punya data lengkap, cuma nggak etislah di sebut satu persatu di sini,” ujar Rosyid yang terpilih dari dapil Jawa Tengah VI, yakni Purworejo, Wonosobo, Magelang, Temanggung, dan Magelang.

Usai raker tersebut, menurut Rosyid, banyak kalangan yang mengapresiasi langkahnya dengan membuka hal tersebut. “Malah ada beberapa eselon I yang ketemu saya, bilang bagus Mas, memang harus ada yang mengingatkan. Ini fakta ada keresahan di sana,” katanya.

Rosyid mengaku tidak punya motivasi politik apapun. Apalagi, sampai ingin mendorong tercungkilnya Fadel dari kursi menteri. “Seharusnya dia (Fadel) berterimakasih. Kalau saya mau menyerang, saya akan membuka semuanya. Kita menjalankan fungsi pengawasan kok,” ujar Rosyid.
Dia juga memastikan ini bukan counter terkait silang sengkarut isu Mr A yang dituding memiliki agenda untuk mengacak -acak internal Partai Demokrat. Sebagaimana diketahui, salah satu spekulasi yang muncul menyebut Mr A itu adalah tokoh politisi senior Partai Golkar Akbar Tandjung. Akbar sendiri telah membantahnya.
Saat dikonfirmasi, Fadel Muhammad membantah semua tuduhan dari Rosyid Hidayat. “Itu tidak benar. Saudara Rosyid mau cari gara -gara. Tapi, saya tidak mau menanggapi,” kata mantan Gubernur Gorontalo, itu.  Dia memastikan kementerian yang dipimpinnya bersih. Menurut Fadel, kementeriannya terkenal sangat anti korupsi. Bahkan laporan anggarannya mendapatkan penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).(pri/jpnn)
“Jadi, saya acuhin saja orang pengecut yang menebar fitnah itu,” sindirnya.  Disentil soal motivasi politik di balik tuduhan ini, Fadel menolak untuk berspekulasi. “Biar mereka orang politik yang saling menyerang. Saya orang kerja ekonomi rakyat. Jadi, biar sajalah. Tuhan tidak buta,” tutur Fadel.
Secara terpisah, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso juga yakin Fadel Muhammad sangat profesional di kementeriannya. “Saya kira tuduhan itu terlalu jauh. Saya yakin, keluarga Pak Fadel tidak ada urusan dengan itu,” katanya.
Dengan nada menyindir, dia berharap informasi tersebut bukan “fitnah” untuk merongrong citra partai beringin. Melainkan benar -benar demi perbaikan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Kalau arahnya menyerang Golkar jadi tidak indah, tidak sehat, dan yang rugi Partai Demokrat sendiri,” ujar Wakil Ketua DPR, itu.  Priyo mengatakan DPP Partai Golkar akan segera mengecek persoalan ini kepada kadernya yang menjadi Wakil Ketua Komisi IV Firman Soebagyo. “Apakah memang ada kesengajaan, politis, atau murni tugas mengontrol sebagai anggota DPR,” kata Priyo. (pri/jpnn)

Biaya Perawatan Malinda Dee Ditanggung Jamkesmas

JAKARTA- Malinda Dee seperti mendapat durian runtuh. Untuk mengobati radang di payudaranya, tersangka penggelapan dan pencucian dana nasabah sebesar Rp16 miliar itu dijatah bantuan sosial pembiayaan untuk masyarakat miskin dalam bentuk Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Mabes Polri panen kritik. “Dana pengobatannya ditanggung pemerintah. Kan ada itu yang namanya Jamkesmas,” kata Kabareskrim Komjen Pol Ito Sumardi di gedung Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) kemarin (9/6). Ito menambahkan, apabila ongkos pengobatan Malinda lebih dari plafon Jamkesmas, keluarga yang akan menambal kekurangannya.

Sayang, lagi-lagi Ito enggan menyebut besaran dana operasi untuk mantan senior relation manager Citibank itu. Rekan seangkatan Komjen Pol Susno Duadji itu beralasan, pembiayaan tahanan harus ditanggung negara. “Setiap tahanan di-cover oleh Jamkesmas,  tapi yang jelas semua tahanan menjadi tanggung jawab Dirjen Lapas,” katanya.
Seperti diwartakan, wanita bernama asli Inong Malinda itu mengalami jatuh sakit sejak dua minggu lalu. Selain tekanan darahnya melonjak tinggi, sosialita 47 tahun itu mengeluhkan pegal-pegal dan demam. Tim dokter RS Polri menduga Malinda mengalami peradangan akibat silikon yang menyangga payudaranya. Pekan depan, tim dokter merencanakan mengoperasi istri siri Andhika Gumilang itu.

Ongkos pengobatan Malinda yang dijatah Jamkesmas menuai kritikan. Salah satunya dari anggota Panja RUU BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Rieke Dyah Pitaloka. Dia menyesalkan kebijakan tersebut.

Menurut dia, keputusan meng-cover biaya pengobatan Jamkesmas mencederai keadilan publik. “Ya kalau sakit memang harus diobati, tapi di sisi lain ini mencederai keadilan publik,” kata Rieke saat ditemui di gedung MK kemarin (9/6). Dia menuding reaksi yang terlalu cepat dari Mabes Polri. Padahal, masih banyak masyarakat miskin yang menderita penyakit  parah, kerap mengalami kesulitan dalam mengakses fasilitas bantuan sosial.

Rieke menuntut perlakuan setara antara Malinda dan masyarakat miskin terkait fasilitas Jamkesmas. “Seharusnya yang namanya mekanisme pelayanan kesehatan terutama untuk rakyat miskin itu diperlakukan sama seperti negara memperlakukan Malinda,” tegasnya. (aga/ken/jpnn)

KIM Star Diteror Bom

LUBUK PAKAM- Kawasan Industri Medan Star (KIM Star) di Jalun Lintas Sumatera (Jalinsum) Km 19, mendapat kiriman  tas ransel berwarna hitam diduga bom, Kamis (9/6) sekitar pukul 15.00 WIB.

Keterangan diperoleh Sumut Pos dilokasi menyebutkan, tas hitam mencurigakan itu, ditemukan pertama kali oleh Dwi Fitriwan, petugas keamanan KIM Star.

Saat itu, Dwi panggilan akrab Dwi Fitriwan melihat seorang pria mengenakan kaos hitam dan sepatu putih datang ke lokasi KIM Star, Tanjung Morawa dengan menumpangi angkutan umum.

Pria misterius itu duduk diantara pohon yang berada di depan gerbang KIM Star, sebelum meninggalkan tas warna hitam mencurigakan tersebut.

Curiga dengan isi tas yang ditinggal pria tadi, Dwi pun memberitahukan temuannya ke warga sekitar, untuk selanjutnya dilaporkan ke petugas kepolisian. Sebelum petugas kepolisian datang, Dwi bersama warga sempat mengangkat tas mencurigakan itu dengan sebatang kayu. Tapi tas ransel tersebut cukup berat dan tidak dapat diketahui isinya.

“Gerak gerik pria yang meninggalkan tas itu sangat mencurigakan. Karena saat ditegur, dia tidak menjuawab. Saya takut, tas itu berisi bom,” kata Dwi.

Tak lama berselang, petugas kepolisian datang dan memasang garis polisi dilokasi penemuan tas diduga bom, sembari menunggu kedatangan tim Jihandak Poldasu yang telah dihubungi.

Begitu tiba dilokasi, tim Jihandak Satuan Brimob Polda Sumatera Utara (Sumut) dipimpin Ipda Daud Pelawi, langsung mengangkat dan membawa tas ransel itu untuk diledakan.

Begitu diledakan, ternyata tas yang sempat membuat heboh warga ini, berisi beberapa potong pakaian basah, 2 kaos oblong warna biru dan hijau, serta jeans biru yang sudah rusak.

Kabag Ops Polres Deliserdang Kompol Pati Oloan Siahaan, saat ditemui dilokasi kejadian menyatakan, tas mencurigakan itu, bukan berisi bahan peledak atau sejenisnya.

”Kepolisian masih mencari tahu identitas pria pembawa tas ransel hitam itu,” ungkapnya.  Dijelaskan Pati, meski tidak berisi bahan peledak, namun pihaknya tetap melakukan pengamanan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. (btr)