30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Sukses Berteman, Sukses Berbisnis

H Ajie Karim

Hidup di dunia usaha membuat H Ajie Karim memahami betul pentingnya membangun jaringan dengan berbagai lapisan masyarakat. Dari jaringan tadi, berbagai pengetahuan diperoleh untuk mengatasi krisis yang ada.

Ya, pemilik perusahaan advertising terkenal di Kota Medan inipun memanfaatkan hobi yang diminati untuk memperluas jaringan. Cara itu pun terbukti efektif mengingat Ajie memiliki ketertarikan di berbagai bidang. Salah satu hobi yang masih dilakoni yaitu otomotif.

Saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (26/4), Ajie yang mengenakan kemeja dan celana berwarna gelap mengaku sudah menyukai otomotif sejak kecil. Hanya saja, minimnya sarana khususnya even dan sirkuit membuatnya sempat terlibat dalam aksi balap liar. Sepeda motor sport seperti Kawasaki Ninja dan Yamaha RX King menjadi favorit putra dari H Surya Sutrisno (Alm) dan Hj Muriati ini. Termasuk motor trail yang diandalkan untuk menaklukkan lintasan offroad.

Pada 1998 Ajie mulai merambah roda empat. Mobil Subaru Impressa STi silver pun menjadi andalannya saat turun di even-even dragrace. Meskipun terjadi kelesuan usai krisis ekonomi, Ajie tetap menjaga ketertarikan tadi dengan menyimpan semua kendaraannya. Ketika geliat otomotif kembali terlihat, Ajie pun seolah tak mau tertinggal dan turun untuk meramaikan.

Pria kelahiran Medan, 3 Januari 1976 ini pun kembali membeli satu unit mobil Subaru Impressa STi untuk even rally di Langkat belum lama ini. Sayang, trouble yang dialami membuatnya tidak dapat melanjutkan lomba dan hanya menjadi saksi ketangguhan pereli-pereli Sumatera Utara. Bahkan kepada Sumut Pos, Ajie mengaku berencana untuk menambah koleksi mobil balapnya dengan mobil Subaru terbaru.

“Ya namanya hobi, selain sebagai ajang refreshing dari kepenatan sehari-hari, kita juga bisa menambah wawasan. Dari cabang otomotif ini saya banyak mendapat pelajaran yang relevan untuk kehidupan sehari-hari dan menjalankan roda perusahaan. Tapi dibalik itu semua, kita bisa mendapat banyak teman. Itu yang lebih penting,” tuturnya.

Dengan pertemanan yang dijalin, Ajie mengaku banyak mendapat pengetahuan yang tidak akan pernah diperoleh dari bangku kuliah. Untuk itu dalam menjalin pertemanan sendiri suami dari Hariati Sari ini tidak memandang latar belakang seseorang.

“Siapapun itu, dari lapisan apa pun, pasti punya arti bagi saya. Tidak sekarang, mungkin di masa depan dia yang menjadi pengantar saya ke liang lahat. Saya juga suka mencangkul dan menangkap lele kok,” aku pria yang murah tersenyum ini.

Tidak hanya di kalangan otomotif, Ajie juga terjun di bidang politik dengan bergabung sebagai Pengurus DPD Gerindra Sumut. Pertemanan yang didapat di bidang ini diakui memberinya satu pelajaran pentingnya sistem yang kuat. Karena pertemanan yang baik tadi pula pemilik gelar Doktor Honoris Causa (DR HC) di Universitas Padjajaran 2003 silam ini tetap tersenyum pascakekalahan pada Pilkada Legislatif 2009.

Seperti pentingnya sebuah jaringan dan beragam sistem yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Semua itu memberinya banyak peluang dalam pengembangan usaha maupun untuk mengawali usaha yang baru di masa yang akan datang. Seperti saat menghadapi krisis ekonomi 1998 dan 2010 lalu ketika Ajie berhasil mempertahankan perusahaan yang dirintis untuk terus melebarkan sayapnya. Hingga kini Ajie menangani banyak proyek di Sumut.

Ajie sendiri mengawali karir sebagai pengusaha advertising di usia 17 tahun. Pengetahuan manajemen yang didapat secara otodidak diterapkan dalam pemasaran karya-karya sang ayah yang juga pelukis dan pekerja seni. Dari menjual lukisan dan mecetak spanduk, Ajie kini memiliki usaha di berbagai bidang. Selain advertising, ayah dari tiga anak ini juga mengelola perkebunan di daerah Langkat dan Serdang Bedagai.

Prinsip menjaga pertemanan itu pula yang memberinya kesempatan untuk melakoni peran sebagai kontraktor yang belakangan ini dilakoni.

“Seperti persahabatan, bisnis juga khususnya di bidang jasa sangat menjaga kepercayaan. Jadi tetaplah melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan jujur. Sekali tidak dipercaya, kesuksesan pun menjadi hal yang mustahil,” tegasnya. (jul)

H Ajie Karim

Hidup di dunia usaha membuat H Ajie Karim memahami betul pentingnya membangun jaringan dengan berbagai lapisan masyarakat. Dari jaringan tadi, berbagai pengetahuan diperoleh untuk mengatasi krisis yang ada.

Ya, pemilik perusahaan advertising terkenal di Kota Medan inipun memanfaatkan hobi yang diminati untuk memperluas jaringan. Cara itu pun terbukti efektif mengingat Ajie memiliki ketertarikan di berbagai bidang. Salah satu hobi yang masih dilakoni yaitu otomotif.

Saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (26/4), Ajie yang mengenakan kemeja dan celana berwarna gelap mengaku sudah menyukai otomotif sejak kecil. Hanya saja, minimnya sarana khususnya even dan sirkuit membuatnya sempat terlibat dalam aksi balap liar. Sepeda motor sport seperti Kawasaki Ninja dan Yamaha RX King menjadi favorit putra dari H Surya Sutrisno (Alm) dan Hj Muriati ini. Termasuk motor trail yang diandalkan untuk menaklukkan lintasan offroad.

Pada 1998 Ajie mulai merambah roda empat. Mobil Subaru Impressa STi silver pun menjadi andalannya saat turun di even-even dragrace. Meskipun terjadi kelesuan usai krisis ekonomi, Ajie tetap menjaga ketertarikan tadi dengan menyimpan semua kendaraannya. Ketika geliat otomotif kembali terlihat, Ajie pun seolah tak mau tertinggal dan turun untuk meramaikan.

Pria kelahiran Medan, 3 Januari 1976 ini pun kembali membeli satu unit mobil Subaru Impressa STi untuk even rally di Langkat belum lama ini. Sayang, trouble yang dialami membuatnya tidak dapat melanjutkan lomba dan hanya menjadi saksi ketangguhan pereli-pereli Sumatera Utara. Bahkan kepada Sumut Pos, Ajie mengaku berencana untuk menambah koleksi mobil balapnya dengan mobil Subaru terbaru.

“Ya namanya hobi, selain sebagai ajang refreshing dari kepenatan sehari-hari, kita juga bisa menambah wawasan. Dari cabang otomotif ini saya banyak mendapat pelajaran yang relevan untuk kehidupan sehari-hari dan menjalankan roda perusahaan. Tapi dibalik itu semua, kita bisa mendapat banyak teman. Itu yang lebih penting,” tuturnya.

Dengan pertemanan yang dijalin, Ajie mengaku banyak mendapat pengetahuan yang tidak akan pernah diperoleh dari bangku kuliah. Untuk itu dalam menjalin pertemanan sendiri suami dari Hariati Sari ini tidak memandang latar belakang seseorang.

“Siapapun itu, dari lapisan apa pun, pasti punya arti bagi saya. Tidak sekarang, mungkin di masa depan dia yang menjadi pengantar saya ke liang lahat. Saya juga suka mencangkul dan menangkap lele kok,” aku pria yang murah tersenyum ini.

Tidak hanya di kalangan otomotif, Ajie juga terjun di bidang politik dengan bergabung sebagai Pengurus DPD Gerindra Sumut. Pertemanan yang didapat di bidang ini diakui memberinya satu pelajaran pentingnya sistem yang kuat. Karena pertemanan yang baik tadi pula pemilik gelar Doktor Honoris Causa (DR HC) di Universitas Padjajaran 2003 silam ini tetap tersenyum pascakekalahan pada Pilkada Legislatif 2009.

Seperti pentingnya sebuah jaringan dan beragam sistem yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Semua itu memberinya banyak peluang dalam pengembangan usaha maupun untuk mengawali usaha yang baru di masa yang akan datang. Seperti saat menghadapi krisis ekonomi 1998 dan 2010 lalu ketika Ajie berhasil mempertahankan perusahaan yang dirintis untuk terus melebarkan sayapnya. Hingga kini Ajie menangani banyak proyek di Sumut.

Ajie sendiri mengawali karir sebagai pengusaha advertising di usia 17 tahun. Pengetahuan manajemen yang didapat secara otodidak diterapkan dalam pemasaran karya-karya sang ayah yang juga pelukis dan pekerja seni. Dari menjual lukisan dan mecetak spanduk, Ajie kini memiliki usaha di berbagai bidang. Selain advertising, ayah dari tiga anak ini juga mengelola perkebunan di daerah Langkat dan Serdang Bedagai.

Prinsip menjaga pertemanan itu pula yang memberinya kesempatan untuk melakoni peran sebagai kontraktor yang belakangan ini dilakoni.

“Seperti persahabatan, bisnis juga khususnya di bidang jasa sangat menjaga kepercayaan. Jadi tetaplah melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan jujur. Sekali tidak dipercaya, kesuksesan pun menjadi hal yang mustahil,” tegasnya. (jul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/