26 C
Medan
Tuesday, December 30, 2025
Home Blog Page 15422

Berawal dari Pertemuan Janda dan Duda

Mengunjungi Ikon Kuliner Kota Medan (1)

Seperti kota lainnya, Kota Medan sebagai kota terbesar keempat di Indonesia juga memiliki ikon. Baik bangunan bersejarah, lokasi wisata, hingga kulinernya yang sudah tidak diragukan lagi.

INDRA JULI, Medan

Siapa yang tak kenal dengan rujak. Makanan tradisional yang dibuat dari buah-buahan seperti jambu air, jambu batu, nanas, mentimun, bengkuang, belimbing, dan kedondong. Sebagai pelengkap dibuat lah bumbu khas dari gula merah, kacang goreng, sambal belacan.

Nah, di Kota Medan, pusat kuliner untuk rujak ini salah satunya bisa ditemui di pertigaan Pasar VII Tembung dan Jalan Letda Sujono yang juga dikenal dengan Simpang Jodoh. Terletak di sisi kiri dimana terdapat gudang eks perkebunan PTPN IX yang kini menjadi PTPN II. Di situ kita akan melihat deretan lapak sepanjang 500 meter yang diisi oleh pedagang rujak. Ada yang menggunakan meja dari papan dan beberapa masih menggunakan gerobak sorong.

Pantauan Sumut Pos, mulai pukul 15.00 WIB, pedagang sudah menggelar dagangannya. Sejak itu pula pembeli seolah tak henti silih berganti membeli rujak yang terkenal karena rasa dan porsinya itu. “Memang saya baru kedua kali beli di sini. Jelas rasanya memang lebih kenak dan porsinya cukup banyaklah,” ucap Simorangkir (52), warga Mabar yang singgah untuk membeli rujak di Pasar Jodoh itu.

Ucapan Simorangkir pun dibenarkan Erna (19) yang merupakan pelanggan salah seorang pedagang rujak Simpang Jodoh. Bagi warga Pasar VII Tembung ini, rujak bahkan menjadi menu penutup makan siang dan makan malamnya. Dirinya bahkan mengaku tidak khawatir membeli rujak di Simpang Jodoh meskipun berada di jalan yang ramai dilalui kendaraan.

“Mereka (para pedagang rujak, Red) juga pastilah menjaga konsumennya. Kita pembeli juga bisa melihat langsung prosesnya, dan kerja mereka bersih, kok. Semua buahnya dicuci bersih terlebih dahulu. Jadi gak perlu khawatirlah,” ketus wanita berambut panjang ini.

Seperti yang disampaikan Erna, rujak Simpang Jodoh memiliki rasa yang khas yaitu pada bumbu yang terasa kelat di lidah. Sensasi itu sendiri ditimbulkan dari buah pisang batu yang ditumbuk bersamaan dengan bumbu-bumbu yang digunakan. Resep yang digunakan para pedagang rujak yang dulunya didominasi masyarakat Melayu itu.

Ya, selain terkenal dengan rasa dan porsinya yang cukup besar dimana satu porsi dapat dinikmati untuk dua orang. Semua itu memiliki sejarah yang juga berhubungan dengan sebutan Simpang Jodoh tadi. Menurut salah seorang pedagang, Nurliati (54), yang mendengar cerita dari buyut suaminya yaitu seorang petugas pos di PTPN IX sebelum beralih ke PTPN II, aktivitas pedagang rujak sudah dimulai 1950-an. “Saat itu lokasi ini gelap karena tidak ada penerangan. Jadi tempat ini menjadi pertemuan janda dan duda yang tinggal di daerah perkebunan,” kenangnya.
Karena tidak adanya penerangan tadi, para pedagang rujak yang menggunakan gerobak sorong hanya menggunakan penerangan dari lampu sentir (lampu yang dibuat dengan botol berisi minyak tanah ditaruh sumbu). Suasana temaram ini pun ditambah beberapa kursi yang disediakan pedagang seolah mendukung pertemuan dari pasangan tadi yang tak jarang berujung pada pernikahan. Kegiatan ini pun berlanjut hingga 1980-an meskipun pelakunya bukan janda dan duda lagi, tapi gadis dan lajang.

Kisah sejarah ini bahkan mendapat perhatian Gubernur Sumut di era 1970-an yang menyumbangkan uang sebesar Rp500.000,- untuk ke-24 pedagang rujak Simpang Jodoh. Namun kini keindahan cerita tadi sedikit terusik. Ketidakjelasan perkebunan di sekitarnya sedikit banyak mempengaruhi jumlah pengunjung. Begitu pula beberapa kios yang berdiri di depannya membuat lalu-lintas menjadi terlihat sempit.

“Kalau malam minggu dan minggu malam ramainya. Sampai jalan di sini pun susah sikit padatnya kendaraan. Kalau hari-hari biasa, ya tidak terlalu ramai lagi. Apalagi perkebunannya sudah mau tutup. Dulu kan di depan ini gudang tembakau jadi ramai karyawan yang beli,” ucap salah seorang pedagang yang enggan menyebut namanya.
Rujak Simpang Jodoh sendiri menawarkan dua kategori, yaitu Rujak Ulek dan Rujak Bebek (tumbuk, bahasa Jawa). Untuk satu porsi dipasang tarif Rp9.000,-. Dengan harga tadi, para pedagang pun dapat menghasilkan Rp700.000,- di hari biasa dan Rp900.000,- pada Sabtu malam dan Minggu malam.

Satu lagi pusat jajanan rujak yang tak kalah terkenal, yaitu Rujak Kolam. Terletak sedikit di tengah Kota tepatnya di seputaran kolam di depan Masjid Raya. Seperti Simpang Jodoh, Rujak Kolam juga sudah dimulai sejak 1950-an dengan enam kios yang berjejer di sekitar kolam yang diyakini pemandian keluarga Kesultanan Deli. Ketika itu para pedagang ini juga masih menggunakan gerobak sorong.

Salah satunya Erna (49), pemilik Rujak Takana Juo yang terletak di simpang Jalan Mahkamah Medan. Melanjutkan usaha sang abang, Erna mengaku mendapat penghasilan rata-rata Rp800.000,- per harinya. Satu porsi rujak sendiri ditawarkan seharga Rp10.000,-.

Namun keberadaan salah satu ikon kuliner Kota Medan ini sampai sekarang seolah terabaikan. Dengan alasan penataan kota, mereka kerap menjadi target penggusuran. Seperti yang dialami pedagang Rujak Simpang Jodoh, Februari lalu. Begitu juga dengan Rujak Kolam semasa pemerintahan Drs Abdillah AK sebagai Walikota Medan. Bukankah sudah kewajiban pemerintah untuk menjaga sejarah yang pernah ada di daerah tersebut? (*)

Berkas Mantan Kapolsekta Medan Kota Tetap Jalan

MEDAN-Meskipun hasil putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) No: 1760K/Pid/2010, tertanggal 16 Desember 2010 memvonis Zainal Abidin Nasution melakukan pembunuhan terhadap Komisaris PT Sewangi Sejati Luhur, Kesuma Wijaya dan diancam 12 tahun penjara, berkas penyidikan Mantan Kapolsek Medan Kota, AKP Darwin Ginting tetap jalan sampai ke persidangan. Pasalnya, AKP Darwin Ginting yang saat itu menjabat Kapolsek Medan Kota yang menangani kasus penembakan terhadap Zainal dengan tiga peluru divonis bebas di persidangan PN Medan.

”Untuk berkasnya tetap berjalan,” ujar Dir Reskrim Poldasu, Kombes Pol Agus Ardiyanto, Kamis (21/4). Dikatakan Agus, Berkas AKP Darwin dalam tahap pemberkasan dan masih menunggu permintaan dari Kejaksaan Negeri Medan.  “Kita menunggu permintaan dari jaksa, apakah berkas nantinya harus dilengkapi lagi,” ucap Agus.

Saat disinggung permintaan pihak Kejari Medan yang akan menggelar rekontruksi penembakan terhadap Zainal, Agus masih melakukan tahap pemberkasan. “ Masuh banyak petunjuk lain yang masih harus dilengkapi,” cetus Agus.
Sementara itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan tidak akan tinggal diam terkait putusan kasasi MA yang menyatakan kliennya M Zainal Abidin, bersalah melakukan pembunuhan terhadap Komisaris PT Sewangi Sejati Luhur Kesuma Wijaya, warga Jalan Bandung Medan, 26 Mei 2009 lalu. Karenanya, LBH Medan akan mengajukan bukti baru untuk mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke MA.

“Kami akan melakukan peninjauan kembali (PK) atas putusan MA,” tegas Wakil Direktur LBH Medan, Muslim Muis, kemarin (20/4). Muslim mengakui, pihaknya sudah menerima salinan putusan MA yang disampaikan jurusita pengganti PN Medan, dengan nomor 158/Akta Pid/2010/PN.Mdn.

“Ditandatangani jurusita pengganti Elisa Barnardus Sihotang SH, Selasa 12 April 2011 lalu,” tegas Muis.
Dalam surat putusan tersebut, sambung Muis, tertera bahwa putusan Mahkamah Agung RI tanggal 16 Desember 2010 No 1760K/PID/2010, yang berbunyi mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Medan dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan No 188/Pid B/2010/PN Mdn tanggal 8 Juni 2010, menyatakan terdakwa M Zainal Abidin Nasution telah sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana menghilangkan nyawa orang lain dan penganiayaan berat, dan menghukum 12 tahun penjara serta membayar biaya perkara semua tingkat peradilan tingkat kasasi sebesar Rp2.500.

“Putusan 12 tahun oleh MA, pada Zainal Abidin, itu menunjukkan rasa ketidakadilan pada masyarakat kecil, atas pembunuhan Kusuma Wijaya. Yang kalah ini bukan Zainal tapi penegakan hukum di Republik ini,” tegas Muis. Untuk melawan putusan itu, sambung Muis, maka LBH Medan akan mengambil langkah untuk Peninjauan Kembali (PK).
Sekadar mengingatkan, peristiwa penembakan Zainal Abidin terjadi 25 Mei 2009, saat itu korban ditangkap di rumahnya dan mengalami penyiksaan dari oknum personel Polsekta Medan Kota. Dia dipaksa mengaku sebagai pelaku pembunuhan Kesuma Wijaya. Metode penangkapan mirip penculikan. Polisi membawa Zainal dengan mobil keliling Kota Medan, di sebuah tempat Zainal dieksekusi tembak.(adl)

Rahudman Siap Mundur

Umbar Janji Tata Pasar Tradisional

MEDAN-Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, kembali memberi janji akan menyelesaikan penataan terhadap 52 pasar tradisional di Medan pada Tahun 2012 mendatang.

Tidak tanggung-tanggung, Rahudman menyatakan, jika janji tersebut tidak ditepati maka dirinya akan mundur jadi Wali Kota Medan.

Pernyataan Rahudman tersebut diungkapkannya saat memberikan kata sambutan pada acara Seminar Nasional Dengan Tema Peluang dan Tantangan Masa Depan Pasar Tradisional, di Aula Martabe Lantai II Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan, Kamis (21/4).

“Dari berdirinya Kota Medan ini tidak pernah memiliki pasar induk. Dan kita telah menganggarkan dana tambahan Rp40 miliar untuk pembuatan dan penyelesaian Pasar Induk di Medan Tuntungan. Untuk pasar tradisional, sekarang kita memiliki 52 pasar tradisional. Dan pasar tradisional harus ditata dan selesai penataan pada Tahun 2012. Kalau tidak selesai, lebih baik berhenti saja jadi wali kota,” tegasnya dalam acara seminar tersebut.
Selain itu, pada kesempatan tersebut pula Rahudman menegaskan, untuk kontrak Medan Mal oleh pihak ketiga dengan Pemerintah Kota (Pemko) Medan, dipastikan di Tahun 2012 mendatang telah selesai.(ari)

Hakim tak Datang, Sidang CIMB Niaga Ditunda

MEDAN-Gara-gara anggota majelis hakim tak lengkap, sidang lanjutan kasus perampokan CIMB Niaga kembali tertunda, Kamis (21/4). Padahal, sejumlah saksi dari pegawai CIMB Niaga telah hadir semenjak pukul 08.30 WIB.

Ketua Majelis Hakim, Karto Sirait, yang memimpin persidangan terhadap dua terdakwa, Abdul Ghani Siregar dan Pautan alias Robbi, hanya membuka persidangan selama 10 menit saja. Karto sempat meminta maaf kepada sembilan saksi dari pegawai CIMB Niaga Medan.(rud)

Kader PP Harus Bebas Narkoba

MEDAN-Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila (MPW PP) Sumut melalui surat edaran No. 721/F1/MPW-PP/SU/IV/2011 tertanggal 20 April 2011 menyampaikan instruksi kepada seluruh Majelis Pimpinan Cabang (MPC) se-Sumut agar kader yang ingin mencalonkan diri sebagai ketua, harus bebas dari interaksi terhadap penggunaan narkoba.

Hal itu juga harus dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan resmi dari rumah sakit setempat yang disertai dengan hasil pemeriksaan laboratorium medis. Dalam surat yang ditandatangani Anuar Shah sebagai ketua dan Dahroel Thamin sebagai Sekretaris itu. “Calon yang terindikasi dan berinteraksi dalam penggunaan narkoba, dilarang mencalonkan diri,” tulisnya di dalam surat edaran.

Lebih lanjut, Anuar Shah yang biasa disapa Aweng menyatakan, pembekuan empat kepengurusan Majelis Pimpinan Cabang (MPC), Kota Medan, Tapanuli Utara,  Humbang Hasundutan dan Padang Lawas Selatan, dilakukan karena para pimpinan MPC tersebut tidak mampu memenuhi target agenda nasional, yakni program Back to Zero. Dia menyebutkan, program tersebut mengharuskan masing-masing MPC PP melaksanakan rapat pemilihan pengurus pimpinan ranting dan anak cabang. Ternyata, hingga program tersebut berakhir 28 Februari 2011, keempat MPC tersebut tidak dapat memenuhinya.

Tapi, pihaknya masih berupaya meminta penjelasan dari masing-masing pimpinan MPC tersebut, sesuai dengan keputusan rapat pleno MPW PP Sumut. Tapi, masing-masing pimpinan MPC tersebut tidak bisa mempertanggungjawabkannya. Makanya MPW Sumut membekukan MPC tersebut tertanggal 9 Maret lalu.
“Dengan ditunjuknya karetaker, maka pengurus yang lama tidak aktif lagi,” ujarnya telah dibentuk kareteker untuk  empat MPC. Untuk karetaker MPC Medan  ketuanya dijabat, Drs Firdaus Nasution, Sekretarisnya,  Sastra SH MKn, MPC Padang Lawas Selatan, Ketuanya Ir  Endar Sutan Lubis, Sekretaris Iskandar Z Sembiring, karetaker di MPC Tapanuli Utara Ir Edison Sianturi sebagai  ketua, Sekretaris  Ir Yusmansyah MBA, Humbang Hasundutan Ketua H M Junaidi Pangaribuan, Sekretaris Ansyarudin Amir.  MPW memberi waktu selama tiga bulan kepada masing-masing karetaker untuk menyelesaikan program Back to Zero itu. Selanjutnya, karateker  yakni menyelenggarakan rapat pemilihan pengurus ranting, PAC dan MPC yang masih bermasalah. Anuar Shah mengimbau PP di Sumut agar tetap disiplin dan mematuhi aturan yang ada di AD/ART organisasi. “Bila ada kader yang tak mematuhinya maka karetaker mengambil tindakan sesuai AD/ART,” paparnya.

Sementara itu, Korwil I Sumatera, Syakhyan Asmara menyatakan, pembekuan dan pembentukan karetaker adalah hak MPW PP Sumut. (ade)

Rahudman: Nggak Usah Wawancara…

Wajah Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, tampak kusam, sepertinya dia sedang dirundung masalah. Sikapnya pun berubah kepada sejumlah wartawan yang menunggunya di Balai Kota untuk wawancara.
Biasanya Rahudman tampak ramah dan bersedia menjawab semua pertanyaan wartawan. Namun, Kamis (21/4), hanya keketusan yang ditunjukkannya.

Seperti biasa, sekira pukul 15.00 WIB sejumlah wartawan menunggunya di lobi lantai I Balai Kota. Begitu orang nomor satu di Pemko Medan itu turun melalui tangga utama, wartawan pun mendekatinya. Beberapa pertanyaan sempat dilontarkan. Namun jawaban yang keluar dari mulut Rahudman sama sekali tak sesuai dengan pertanyaan.
“Nggak usah wawancaralah. Saya sudah ditunggu-tunggu di bandara,” jawab Rahudman.

Setelah mengatakan itu, Rahudman pun tergopoh-gopoh memasuki mobil dinasnya. Tak lama berselang, mobil dinas tersebut meluncur meninggalkan Balai Kota. Kejadian ini, spontan membuat sejumlah wartawan terkejut. “Bukan kayak gitu yang namanya pemimpin. Masak memberi waktu lima menit saja untuk wawancara tidak mau. Pemimpin apa itu,” ujar seorang wartawati.

Keengganan Rahudman terhadap wartawan sudah terlihat sejak pagi.  Sekira pukul 11.00 WIB dia menghadiri Seminar Nasional Peluang dan Tantangan Masa Depan Pasar Tradisional di  Aula Martabe, Kantor Gubsu.
Seusai menyampaikan pidato, Rahudman langsung meninggalkan ruangan acara. Wartawan yang  menunggunya di pintu depan terus mengejarnya, tapi Rahudman pergi melalui pintu lain. Sejumlah wartawan langsung menuju Balai Kota. Ternyata terparkir mobil dinasnya. (ari)

Perbaiki Jalan Kami

081370631xxx
Yth Bapak Wali Kota Medan tolong perbaiki Jalan Syafrudin Kelurahan Sitirejo III, Medan Amplas. Keadaannya sudah rusak parah hingga tak layak lagi disebut jalan tolong diperbaiki masyarakat sangat mengharap.

Tunggu Juni 2011

Setiap pembangunan jalan di Kota Medan ini sudah didata dan telah dianggarkan. Pembangunan yang dilakukan tetap saja melalui prosedural peraturan yang ada.

Khusus kepada jalan yang dilaporkan, kami telah menyediakan anggarannya. Hanya saja, untuk pelaksanaan pembangunannya masih dalam proses lelang barang dan jasa. Rencananya, awal Juni tahun ini kami baru bisa melaksanakan pembangunan jalan di sejumlah ruas di Kota Medan.

Gunawan Surya Lubis
Kepala Dinas Bina Marga
Kota Medan

Jangan Ditunda-tunda

Pembangunan jalan rusak di Kota Medan sebenarnya tidak mesti ditunda-tunda, bila dilihat sekarang ini dari jadwal pengesahan anggaran pada akhir tahun lalu. Tidak ada problem dari sisi anggaran.

Selanjutnya, bila Dinas Bina Marga disebutkan Juni 2011 baru bisa melaksanakan pembangunan, sebenarnya ada hal yang aneh. Sebab, bila dilihat dari jadwal pengesahan anggaran hingga pada masa pelaksaan anggaran baru Juni 2011, tentunya ada hal yang perlu dikroscek.

Wali Kota bisa mengeceknya melalui kinerja yang dilakukan stafnya, buktinya selama enam bulan ini para staf bekerja apa. Pasalnya, program kerja di Pemerintahan yang sepenuhnya didukung APBD, baru bisa dilaksanakan Juni 2011. Hal ini harus segera diperbaiki.

Ahmad Arif SE MM
Ketua Fraksi PAN DPRD Medan

Parkir Pasar Melati
Timbulkan Macet
081397741xxx
Parkiran di Pasar Melati Kelurahan Tanjung Selamat membuat lalu lintas macet tolong dinas terkait mentertibkan.
Kami Bimbing Petugas Parkir
Terimakasih informasinya, kami akan cek parkir tersebut. Kami akan bimbing petugas parkir di lapangan untuk lebih tertib mengaturparkirnya. 

Pahmi Harahap
Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan Kota MedanPerbaiki Jalan Kami

Satu Jam Belajar Ngaji

SERGAI- Camat Teluk Mengkudu, Zulfikar SSos mencanangkan program satu jam, mengaji Al Quran bagi remaja dan anak setingkat SD di setiap dusun dan desa.

Munculnya gagasan mewajibkan satu jam mengaji bagi setiap remaja muslim yang ada di seluruh desa, dilatarbelakangi oleh kenyataan pergeseran akhlak ataupun moral serta perilaku remaja yang menjurus kepada sikap tidak peduli dengan pelajaran agama, khususnya membaca kitab suci Al-Quran.

“Sekarang para remaja lebih suka menonton siaran TV dengan menampilkan aneka hiburan dan tontonan. Jika ini tidak kita lakukan, akan mengakibatkan krisis generasi yang memahami agama,” bilang Zulfikar kepada jamaah perwiritan Yasin, Dusun II, Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai.

Dalam program satu jam mengaji, Zulfikar berjanji akan menghadirkan guru yang mampu mengajarkan membaca Al Quran sesuai ilmu tajwid dan seni membaca lainnya. ”Siapa yang mau belajar tidak dipungut biaya, mereka tinggal mengikuti pelajaran membaca Al Quran. Kedepan kita tidak sulit mencari orang dalam mengikuti kegiatan MTQ di tingkat desa, dan kalau bisa menjuarai sampai tingkat nasional,” harap Zulfikar.

Program yang disampaikan Zulfikar, didukung seluruh jamaah yang dihadiri Kepala Desa Pematang Setrak, Irwansyah Lubis, Anggota DPRD Sergai, Muhammad Idris, tokoh agama, masyarakat dan pemuda. Dalam kesempatan itu Zulfikar berjanji akan mengikuti perwitan ke setiap dusun di seluruh kecamatan sembari bersilaturahmi. “Saya pelayan, bukan yang dilayani,”kata Zulfikar.(mag-15)

Ajarkan Hukum Agama

TEBING TINGGI- Lomba cerdas cermat seputar pengetahuan Hukum Keluarga secara Islam yang digelar Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tebing Tinggi, secara resmi ditutup Pj Wali Kota Tebing Tinggi, Drs  Eddy Syofian, Senin (18/4) sekira pukul 21.00 WIB di Gedung Pertemuan Kartini Jalan Imam Bonjol Tebing Tinggi.
Tampil sebagai Juara I, II dan III masing-masing, Kelurahan Bajenis, Pasar Baru dan Kelurahan Lubuk Baru Kota Tebing Tinggi.

Tampak hadir dalam penutupan cerdas cermat yang diikuti oleh ibu-ibu Majelis Taklim se-Kota Tebing Tinggi itu antara lain, Ketua Pengadilan Agama Tebing Tinggi Drs H Nandang Hasanuddin, Ketua MUI Tebing Tinggi Drs H Ahmad Dahlil Harahap, para pimpinan SKPD sejajaran Pemko Tebing Tinggi serta undangan lainnya.
Eddy Syofian mengatakan, melalui lomba cerdas cermat itu diharapkan ibu-ibu majelis taklim dapat meningkatkan kualitas dan sumber daya dalam mengisi pembangunan Kota Tebing Tinggi, khususnya bidang rohani guna terciptanya generasi yang mengerti hukum keluarga secara Islami.

“Masyarakat saat ini bersifat dinamis yang mempunyai pemikiran ke arah kemajuan, tidak statis dan menunggu. Kondisi itu sangat relevan dengan lomba cerdas cermat ini, sebab belajar ilmu pengetahuan dan agama tidak hanya terbatas pada anak-anak atau remaja, semua orang mempunyai kewajiban untuk melakukannya,” jelas Eddy.
Sementara itu Ketua Pengadilan Agama Tebing Tinggi, H Nandang Hasanuddin mengatakan, BKMT yang mayoritas anggotanya adalah kaum hawa memiliki peran yang strategis, terutama dalam mengembangkan akhlakul karimah. Apalagi dalam setiap kegiatannya BKMT selalu bersubstansi dalam peningkatan pengetahuan keagamaan.
“Kita tahu jika pengetahuan keagamaan merupakan basis dalam pembentukan moral masyarakat kita.
Yang lebih utama adalah para generasi muda, sebagai penerus bangsa serta dapat menekan angka perceraian di daerah ini,” ungkap Nandang.

Sementara itu, Ketua MUI Kota Tebing Tinggi, Drs H Ahmad Dahlil Harahap mengatakan, kita menyadari tantangan dan ancaman terhadap keluarga kita makin hari semakin meningkat, salah satu faktor adalah perekonomian.
”Mudah-mudahan BKMT akan dapat memberikan kontribusi yang terbaik dalam mewujudkan Agama yang madani,” cetus Ahmad Dalil. (mag-3)

Sudahkah Anda Merasakan Nikmatnya Ibadah?

Sesungguhnya ibadah itu memiliki rasa nikmat, kebahagiaan dan ketentraman yang hanya bisa diketahui oleh orang yang merasakannya. Bahkan, kesempurnaan ibadah seseorang ditandai kalau dia bisa merasakan bahwa ibadah itu nikmat. Karenanya, ia akan mengesampingkan segala kenikmatan dunia untuk mencapai kenikmatan tersebut.

Kenikmatan ibadah merupakan buah dari keimanan yang menancap kuat dalam diri seorang hamba lalu dibuktikannya dengan melaksanakan ibadah dan beramal shalih. Maka dalam ibadah dan amal shalih yang didasari iman dan muncul dari keimanan yang bisa melahirkan kenikmatan dan kelezatan serta kebahagiaan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda berkaitan dengan kenikmatan ibadah ini yang artinya,“Pasti akan merasakan manisnya iman orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai dien/aturan hidup, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai rasul.” (HR. Muslim dari Al Abbas bin Abdil Muthalib).

Kenikmatan ibadah merupakan buah dari keimanan yang menancap kuat dalam diri seorang hamba lalu dibuktikannya dengan melaksanakan ibadah dan beramal shalih.

Menurut Ibnul Qayyim rahimahullah, kalau tiga keridlaan ini ada dalam diri seseorang maka dia menjadi orang yang benar-benar jujur dalam beriman. Hal ini sesuai dengan firman Allah, yang artinya.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu lagi, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al Hujurat: 15)

Dalam Shahihain, dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “tiga hal yang terdapat dalam diri seseorang, maka ia akan merasakan manisnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, tidaklah ia mencintai seseorang kecuali karena Allah, dan ia benci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.”

Dalam riwayat Imam Ahmad, dari Abu Razin al ‘Uqaili rahimahullah, “apabila kamu seperti itu maka benar-benar iman sudah masuk ke dalam hatimu sebagaimana masuknya kecintaan kepada air bagi orang yang kehausan di tengah hari yang terik.”

Makna manisnya iman adalah nikmatnya melaksanakan ketaatan dan menanggung beban berat dalam melaksanakan sesuatu yang diridlai Allah an Rasul-Nya serta mengutamakan hal tersebut atas tawaran dunia.
Makna manisnya iman adalah nikmatnya melaksanakan ketaatan dan menanggung beban berat dalam melaksanakan sesuatu yang diridlai Allah ‘Azza wa Jala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam serta mengutamakan hal tersebut atas tawaran dunia.

Ibnul Qayim bercerita tentang gurunya, Ibnu Taimiyah: “Sungguh aku pernah mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “sesungguhnya di dalam dunia ada sebuah surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka ia tidak akan bisa memasuki surga akhirat.

“Sesungguhnya di dalam dunia ada sebuah surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka ia tidak akan bisa memasuki surga akhirat.” Ibnu Taimiyah.

Pada suatu hari ia juga bercerita kepadaku, “apa yang yang akan dilakukan oleh musuh-musuhku terhadapku? Sesungguhnya surgaku dan tamanku ada di dalam dadaku. Kemanapun aku pergi ia selalu bersamaku. Sungguh penjaraku adalah khalwat (menyepi)ku bersama Allah, kematianku adalah kesyahidan, dan pengusiran diriku dari negeriku adalah tamasya.”

Dalam penjaranya di sebuah benteng, Ibnu Taimiyah berkata, “jika benteng bersama isinya ini diganti dengan emas, tentu itu tidak imbang dengan nilai syukurku kepada Allah atas nikmat ini.” Atau dengan ungkapan lain, pahala kebaikan dari ibadah yang dilakukannya di dalam benteng penjaranya tidak bisa diukur dengan banyaknya kemewahan dunia.

Dalam sujud di tempat penjaranya, beliau berdoa, “Ya Allah mudahkanlah diriku untuk berdzikir kepadamu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbagus ibadah kepada-Mu.” Kemudian beliau berkata kepadaku, “penjara adalah untuk orang yang ingin memenjarakan hatinya hanya buntuk Allah, sedangkan istana adalah untuk orang yang ingin mengumbar nafsunya.”

Ketika Ibnu Taimiyaha sudah ke dalam benteng penjara dan ia melihar pagar tembok tinggi yang memagarinya, maka ia membaca ayat Al Qur’an yang artinya “lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di bagian dalamnya ada rahmat dan di bagian luarnya ada adzab.” (QS. Al Hadid: 13)

Demi ilmu Allah, dan aku tidak melihat seseorang pun yang hidupnya lebih bahagia daripada Ibnu Taimiyah, walaupun ia berada pada sempitnya penghidupan, tiadanya kesejahteraan dan kenikmatan. Justru aku melihat kebalikannya. Memang ia berada dalam penjara, intimidasi dan siksaan, namun ia adalah manusia yang paling bahagia hidupnya, paling lapang dadanya, paling kuat hatinya dan paling tenang jiwanya sampai kebahagiaan dan kedamaiannya memancarkan cahaya di wajahnya.

Demi ilmu Allah, dan aku tidak melihat seseorang pun yang hidupnya lebih bahagia daripada Ibnu Taimiyah, walaupun ia berada pada sempitnya penghidupan, tiadanya kesejahteraan dan kenikmatan.
Jika kami dihantui ketakutan dan dihimpit urusan dunia, maka kami datang kepadanya.

Tatkala kami melihatnya dan mendengarnya petuahnya, maka hilanglah segala ketakutan dan kehinaan. Setelah itu kami menjadi bahagia, kuat, yakin, dan tenang. Mahasuci Allah yang telah menunjukkan surga kepada hamba-hamba-Nya sebelum mereka bertemu dengan-Nya.

Maha Suci Allah yang telah membukakan pintu-pintu surga di dunia sehingga mereka merasakan kedamaian, kebahagiaan, dan kebaikan selama mereka terus berusaha dan berlomba-lomba untuk mendapatkannya.” (Al Wabilush Shayyib, karya Ibnul Qayim, hal. 63)

Sebagian ulama mengatakan, “orang miskin di dunia yang sebenarnya adalah orang yang meninggalkan dunia, sementara mereka belum pernah merasakan yang paling indah di dalamnya, yaitu cinta kepada Allah dan beribadah kepada-Nya.”

Orang miskin di dunia adalah orang yang belum pernah merasakan cinta kepada Allah dan nikmatnya beribadah kepada-Nya.

Orang-orang shaleh merasakan kebahagiaan hidup dengan shalat, ibadah dan dzikir malam. Karena itu ada ada salah seorang dari mereka sampai mengatakan, “selama empat puluh tahun aku tidak meras sedih melainkan sedih atas datangnya waktu siang.”

Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, “ketika matahari terbenam, aku akan menjadi bahagia. Karena dalam kegelapan malam aku bermunajat kepada Allah.”

Kenikmatan yang dirasakan orang-orang yang beribadah pada malam hari lebih terasa nikmat daripada hiburan orang-orang yang berfoya-foya di siang hari.

Abu Sulaiman Ad Darani Rahimahullah berkata, “kenikmatan yang dirasakan orang-orang yang beribadah pada malam hari lebih terasa nikmat daripada hiburan orang-orang yang berfoya-foya di siang hari. Jika bukan karena waktu malam, maka aku tidak suka berlama-lama hidup di dunia.” (net/jpnn)