HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO -Kasus kematian Covid 19 di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) kembali bertambah. Kini, total pasien yang terkonfirmasi positif Covid 19 yang meninggal berjumlah 15 orang, yang sebelumnya, 14 orang.
“ Hari ini, Selasa (27/7) bertambah satu lagi sesuai hasil PCR pasien dengan inisial RM (54) alamat Jalan Pemuda Kelurahaan/Desa Pasar Dolok Sanggul yang meninggal dunia pada 25 Juli 2021 di RSUD Dolok Sanggul, positif Covid 19,” beber Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Humbang Hasundutan Hotman Hutasoit yang juga Satgas Penanganan Covid 19 Kabupaten Humbang Hasundutan, Selasa (27/7) melalui sambungan telepon.
Dijelaskan Hotman, terkait kronologi pasien yang berjenis perempuan ini, pada tanggal 25 Juli 2021, RM masuk ke RSUD Dolok Sanggul dengan mengalami gejala demam, batuk, sesak napas, pilek, dan pneumonia.
Namun, tidak sempat mendapatkan perawatan dalam beberapa hari. Di hari yang sama, sekitar pukul 14.10 WIB, RM meninggal dunia. “Berdasarkan hasil pemeriksaan swab, RM terkonfirmasi positif Covid-19, Selasa 27 Juli 2021,” ungkap Hotman.
Lebih lanjut dikatakannya, dengan bertambahnya satu pasien lagi yang meninggal dunia tersebut, maka jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Humbang Hasundutan hingga saat ini menjadi 15 orang.
Untuk itu, Hotman kembali mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan, agar tetap menaati dan disiplin menjalankan protokoler kesehatan. “Jaga orang-orang yang kita cintai mulai dari diri kita dengan disiplin jalankan protokol kesehatan 5M,” imbaunya.
Perlu diketahui, tercatat per tanggal 27 Juli 2021, sudah sebanyak 15 orang meninggal dunia. Dengan rincian, warga Dolok Sanggul 7 orang, warga Lintong Nihuta 5 orang, Pakkat 1 orang, Onanganjang 1 orang, Parlilitan 1 orang. (des/azw)
RSUD SIDIKALANG: Gerbang pintu masuk menuju RSU Sidikalang Jalan Rumah Sakit No 19, Sidikalang.
DAIRI, SUMUTPOS.CO – BUPATI Dairi, Eddy Keleng Ate Betutu mengaku, sudah menginstruksikan Inspektorat untuk mengaudit keuangan rumah sakit umum (RSU) Sidikalang.
RSUD SIDIKALANG: Gerbang pintu masuk menuju RSU Sidikalang Jalan Rumah Sakit No 19, Sidikalang.
Selain menyuruh Inspektorat untuk audit, Bupati Dairi itu juga memerintahkan manajemen RSU untuk segera membagikan jasa pelayanan para tenaga kesehatan (Nakes) di RSU Sidikalang.
Hal itu disampaikan Bupati Eddy KA Berutu menjawab wartawan terkait desakan anggota DPRD dari fraksi Demokrat, Bona Tindaon terkait puluhan miliar jasa layanan para tenga kesehatan (nakes) yang hingga kini tertahan direkening badan layanan umum (BLU) RSU Sidikalang di depan Pendopo Bupati, Selasa (27/7).
Bupati Eddy mengaku, sudah memerintahkan inspektorat, asisten serta kepala dinas untuk menyelesaikan permasalahan itu. Termasuk menyegerakan membayar jasa pelayanan nakes. “Saya juga sudah minta manajemen untuk bekerja efektif,” imbuhnya.
Eddy juga menyebut sudah menginstruksikan, agar insiden-insiden yang kekurangan cakapan managemen harus segera diperbaiki.
Menurutnya, keterlambatan pembagian jasa nakes ini terjadi karena kekurang cakapan managemen.
Terkait isu kekurang harmonisan antara fungsional dan manajemen, Eddy memgatakan, agar segera diakhiri. Bupati mengaku sudah pernah memanggil para kepala bidang dan direktur untuk mencarikan solusi supaya permasalahan di rumah sakit bisa terselesaikan sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa maksimal.
Ditanya tentang buruknya pelayanan dan kekurang harmonisan para pekerja di RSU Sidikalang, Eddy KA Berutu mengatakan, evaluasi aka dilakukan terhadap semua pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).
“Jika ada yang agak lambat akan kita geser dulu supaya bisa lebih cepat kerja,” ucap Eddy.
Seperti diberitakan sebelumnya, anggota DPRD Dairi dari fraksi Demokrat, Bona Tindaon, mengungkap puluhan miliar jasa layanan nakes RSU Sidikalang belum dibagikan. Bona menyebut, jasa nakes itu yakni untuk jasa pelayanan umum, jasa jampersal serta jasa klaim BPJS untuk tahun 2020-2021. (rud/azw)
PAPARKAN: Koordinator KontraS Sumut, Amin Multazam (tengah) memaparkan terkait isu HAM saat mengelar diskusi dengan jurnalis Dairi di Sidikalang, Selasa (27/7).RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.
DAIRI, SUMUTPOS.CO – Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara menggelar diskusi dengan jurnalis terkait isu pelanggaran hak azasi manusia (HAM) di Kabupaten Dairi di Sidikalang, Selasa (27/7).
PAPARKAN: Koordinator KontraS Sumut, Amin Multazam (tengah) memaparkan terkait isu HAM saat mengelar diskusi dengan jurnalis Dairi di Sidikalang, Selasa (27/7).RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.
Koordinator KontraS Sumut, Amin Multazam menyampaikan, forum diskusi terbatas ini dimaksudkan mendorong jurnalis mengangkat isu HAM didaerahnya. Amin menyebut, jurnalis memiliki dua peran dalam konteks HAM.
Pertama, peran pendidikan melalui tulisan dan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat. Kedua, peran monitoring melalui pemantauan kinerja negara dalam melaksanakan kewajibannya.
Menurut Amin, kedua peran penting tersebut menjadikan jurnalis tidak ubahnya sebagai pembela HAM, atau dalam istilah nya disebut Human Rights Defenders (HRDs).
Sebagai pembela HAM, maka sudah semestinya para jurnalis memiliki pemahaman yang baik soal isu HAM.
Seorang pembela HAM setidaknya harus memahami beberapa konsep dasar dari HAM itu sendiri. Salah satunya seperti nilai, instrumen (nasional maupun internasional), mekanisme pengawasan serta penyelesaian kasus-kasus HAM. Sehingga kegiatan/diskusi ini sangat berharga supaya saling memahami.
Amin menjelaskan, pelanggaran HAM berbeda dari pelanggaran pidana biasa. Dalam konteks pelanggaran HAM, selalu ada kaitan dengan peran Negara yang gagal dalam menjalankan tugasnya untuk melindungi, menghormati dan memenuhi HAM.
Dalam Negara, melekat wewang dan kekuasaan. Sehingga dalam konteks HAM, Negara merupakan pemangku kewajiban. Adapun individu/masyarakat merupakan pemangku hak. Itulah mengapa pelanggaran HAM hanya dapat dilekatkan pada Negara, ucapnya.
Terkait pelanggaran HAM terhadap jurnalis, lanjut Amin, catatan KontraS, dalam tiga bulan terakhir setidaknya mencatat 6 kasus kekerasan terhadap jurnalis. Bahkan, belum lama ini seorang jurnalis / wartawan online di Siantar, meninggal karena ditembak.
Menurutnya, angka kekerasan terhadap jurnalis di Sumatera Utara tergolong tinggi, itu menunjukan ada yang salah dalam pers kita, sebut Amin. Sementara itu, dalam diskusi itu, KontraS banyak menggali informasi dari rekan jurnalis.
Dalam kesempatan itu, jurnalis mengajak KontraS Sumut untuk bersama-sama mengadvokasi kasus HAM di Dairi, komitmen itu yang kami perlu, ucap salah seorang jurnalis. Selain itu, jurnalis di daerah juga memberikan masukan pada KontraS dalam berbagai aspek yang perlu dikuatkan.
Mulai dari pelatihan teknis peliputan kasus HAM hingga menguatkan perlindungan keamanan digital yang saat ini penting dikuatkan. Ketua DPC GMNI Dairi, Firman Lingga mengapresiasi Kontras Sumut, telah mengadakan diskusi untuk memperkuat peran jurnalis dalam isu HAM. Diskusi dengan jurnalis, kerjasama KontraS Sumut dengan DPC GMNI Dairi. (rud/azw)
DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) memanggil Ketua DPRD Deliserdang Zakky Shahri. Zakky dimintai klarifikasi soal dugaan surat kunjungan kerja (kunker) palsu yang diduga dilakukan salah satu pimpinan DPRD.
POLDA: Kantor Polda Sumut beberapa waktu lalu.
Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan, mengatakan Zakky dimintai klarifikasi soal administrasi di DPRD Deliserdang.
“Klarifikasi tentang administrasi surat menyurat di lembaga itu, jadi belum ada sidik menyidik,” kata Nainggolan, Selasa (27/7).
Nainggolan mengatakan pihaknya akan mempelajari dulu kasus ini. Dia mengatakan kasus ini berawal dari laporan masyarakat.
“Dipelajari dulu. Adanya laporan orang tentang administrasi di lembaga itu yang tidak beres,” ucapnya.
Ketua DPRD Deliserdang, Zakky Shahri, mengatakan dirinya memang diminta datang ke Polda Sumut. Zakky mengatakan dia datang terkait surat yang ditandatangani Wakil Ketua DPRD Deliserdang, Nusantara Tarigan.
“Bukan surat kunker yang saya buat. Ternyata laporan terhadap Bapak Nusantara Tarigan,” kata Zakky.
Dia menyebut ada yang melaporkan Nusantara terkait surat itu. Selain surat kunker, kata Zakky, dia juga ditanya soal surat rapat dengar pendapat (RDP).
“Yang dilaporkan beliau, awak (saya) yang dipanggil klarifikasi. Terkait surat RDP, kunker dugaannya di luar kewenangan,” jelasnya. (ddc/azw)
VONIS: Sidang korupsi pembangunan jembatan Salabulan digelar virtual di PN Medan.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mantan Kepala Desa (Kades) Salabulan, Lebih Tarigan dan Bendahara Desa, Fransiskus Valentinus dihukum masing-masing selama 4 tahun penjara. Keduanya terbukti bersalah korupsi pembangunan jembatan, dalam sidang virtual di Ruang Cakra 8 Pengadilan Tipikor Medan, Selasa (27/7).
VONIS: Sidang korupsi pembangunan jembatan Salabulan digelar virtual di PN Medan.
Majelis hakim diketuai Mohammad Yusafrihadi Girsang dalam amar putusannya, kedua terdakwa memenuhi unsur bersalah sebagaimana Pasal 2 Ayat (1) Jo Pasal 18 Ayat (1) huruf a, b Undang Undang (UU) RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU RI No 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU RI No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.
“Menjatuhkan kedua terdakwa masing-masing oleh karena itu dengan pidana penjara selama selama 4 tahun denda Rp200 juta subsidar 3 bulan kurungan,” ujarnya.
Selain itu, terdakwa Lebih Tarigan diharuskan membayar uang pengganti Rp187 juta. Dengan ketentuan apabila tidak sanggup mengembalikan maka harta bendanya disita dan dilelang.
“Jika tidak punya harta yang cukup untuk mengganti kerugian tersebut, maka diganti pidana penjara selama 1 tahun dan 6 bulan penjara,” kata Hakim.
Sementara itu, terdakwa Fransiskus Valentino kata hakim, juga dihukum membayar uang engganti kerugian negara sebesar Rp55 juta lebih subsider penjara 1 tahun 6 bulan.
Vonis tersebut, lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Resky Pradhana Romli yang meminta supaya kedua terdakwa dihukum 4 tahun 10 bulan penjara.
Sementara itu, dalam sidang sebelumnya JPU Resky Pradhana Romli menghadirkan Rukiyati, selaku pendamping warga Dusun II dan III. Dalam kesaksiannya, Rukiyati mengatakan warga mengusulkan agar dibangun jembatan untuk menghubungkan antar dusun dengan panjang 12 meter dan lebar 3 meter.
Jaksa menyebutkan bahwa perbuatan para terdakwa diperkirakan telah merugikan keuangan negara sebesar Rp258.604.923. (man/azw)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Persada Bhayangkara Sembiring (25), wartawan sekaligus pimpinan media online di Medan yang disiram air keras hingga mengenai wajahnya. Hingga kini korban masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik (HAM). Akibat siraman air kimia tersebut, indra penglihatan korban mengalami masalah.
Persada Bhayangkara Sembiring.
Kasubbag Humas RSUP HAM, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) mengatakan, mata pasien yang terkena siraman air keras mengalami peradangan. Akan tetapi, ketajaman mata korban masih dalam batas normal. “Saat ini matanya ada peradangan, tapi tajam penglihatan masih dalam batas normal. Namun, pasien tetap dalam pemantauan dokter spesialis mata,” kata Rosa, Selasa (27/7).
Rosa menyebutkan, korban telah selesai menjalani operasi debridemen atau membersihkan luka bakar yang dideritanya. Kondisi pasien saat ini sudah stabil. “Setelah dioperasi kemarin, kondisinya sudah stabil dan sadarkan diri. Kemudian, hemodinamik saat ini bagus,” sebutnya.
Meski kondisinya stabil, lanjut Rosa, pasien masih sulit berbicara lantaran wajahnya dipenuhi perban. “Pasien sekarang dirawat di ruang rawat intensif unit luka bakar,” tandas dia.
Terpisah, Wakasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Rafles Langgak Putra mengatakan, pihaknya terus menyelidiki pelaku di balik penyiraman yang diduga air keras terhadap korban. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan mendalami CCTV yang berada di sekitar lokasi kejadian. “Masih kami lidik (selidiki) pelakunya. Saksi-saksi sudah diperiksa, CCTV sedang dianalisis,” ujarnya.
Diketahui, Persada disiram air keras oleh dua pria berboncengan mengendarai sepeda motor Vixion di Jalan Jamin Ginting, Simpang Selayang, Medan Tuntungan, Minggu (25/7) malam. Beredar kabar, motif penyiraman air keras terhadap Persada diduga ada kaitan dengan pemberitaan kasus judi di media onlinenya. (ris/azw)
DITANGKAP: Pelaku pemalakan sopir pengangkut bawang saat diboyong oleh petugas ke Mapolsek Medan Timur, Selasa (27/7).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaku pungutan liar (pungli) sopir pengangkut bawang ditangkap di Jalan Bulan/Pasar Sambu Medan oleh Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor (Reskrim Polsek) Medan Timur, Selasa (27/7). Aksi tersangka Gardan Sianturi (33) itu sempat viral di media sosial (medsos).
DITANGKAP: Pelaku pemalakan sopir pengangkut bawang saat diboyong oleh petugas ke Mapolsek Medan Timur, Selasa (27/7).
Di hadapan penyidik, pelaku tersebut mengakui perbuatannya melakukan pemalakan. “Iya pak, perbuatan saya salah,” sesal Gardan.
Ia mengakui, dengan sengaja meminta uang kepada sopir yang sedang memuat bawang di Jalan Vetaran/Pasar Sambu Medan. “Saya minta uang Rp5 ribu untuk administrasi ormas (organisasi masyarakat),” ujarnya.
Aksi pengutipan uang terhadap para sopir di sepanjang Jalan Veteran itu sudah dilakukannya selama dua hari sebelum video pemalakan itu viral. “Baru dua hari pak. Itu uangnya saya setor untuk ormas,” akunya.
Saat melakukan pemalakan terhadap sopir pengangkut bawang yang identiasnya tak mau disebutkan, dirinya tidak sadar kalau direkam melalaui ponsel. “Saya tidak tahu direkam oleh toke bawang,” ujarnya.
Setelah video pemalakan itu viral di medsos pada Selasa (20/7), personel Unit Reskrim Polsek Medan Timur langsung melakukan pengejaran. Setelah beberapa hari, akhirnya petugas menangkap pelaku di Jalan Bulan/Pasar Sambu Medan.
Kapolsek Medan Timur Kompol M Arifin melalui Kanit Reskrim Iptu Jefri Simamora mengatakan, kalau pelaku saat ini sedang dimintai keterangan. “Sudah kita amankan. Saat ini pelaku sedang diperiksa,” kata Arifin.
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, pria bernama Gardan ini diduga sudah sering memintai uang para sopir di sepanjang Jalan Veteran Medan. “Kita duga bukan hanya sekali saja, tapi sudah sering,” ujarnya.
Rencananya, pihak Polsek Medan Timur akan melakukan pemanggilan terhadap korban. “Sudah kita panggil, nanti akan dibuat surat pernyataan tidak berbuat lagi,” tegasnya.
Diketahui, video seorang pria yang sengaja direkam sedang melakukan pungli terhadap mobil pengangkut bawang viral di medsos Instagram, pada Selasa (20/7) lalu.
Dalam video yang beredar, aksi pungli itu disebut terjadi di Jalan Veteran Medan. Tiba-tiba pelaku yang mengaku dari salah satu ormas meminta uang.
Pelaku yang mengenakan topi itu tiba-tiba mendatangi orang yang sedang melakukan bongkar muat. Salah seorang pria yang ada di sekitar kemudian merekam aksi itu dan sempat menginterogasi pelaku. (mag-1/azw)
ASAHAN, SUMUTPOS.CO—Menjadi orangtua atau parenting di zaman milenial dewasa ini, sungguh berat. Tantangannya juga begitu kompleks. Karenanya dibutuhkan kemampuan untuk memahami kebutuhan anak, sembari selalu mengajarkan pentingnya berinteraksi sosial di tengah-tengah masyarakat.
WEBINAR: Webinar Literasi Digital diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika di Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, 16 Juli 2021. IST
Salah satu poin ini terungkap dalam Webinar Literasi Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika di Kabupaten Asahan, 16 Juli 2021. Adalah Tiarma Intan Marpuang, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan, pada sesi Kecakapan Digital memaparkan tema “Welcoming Gen Alpha: Change and Challenge in Digital Skills”.
Dalam pemaparannya, Tiarma menjabarkan karakteristik gen alpha antara lain dikelilingi oleh teknologi khususnya internet, keturunan dari generasi milenial, cenderung bersifat pengambil keputusan, serta berkembangnya teknologi artificial intelligency.
“Karakter yang harus dimiliki anak generasi alpha meliputi eksplorasi, berjiwa kritis, jiwa kepemimpinan, serta memiliki empati. Tantangan generasi alpha ialah terbiasa dengan teknologi, memiliki kecerdasan tinggi, perilaku bermain yang berubah, jauh dari buku dan majalah, serta menciptakan teknologi sendiri,” katanya.
Menyikapi karakter generasi alpha, menurut dia, dapat dilakukan dengan cara akrab dengan sesuatu yang instan, berarti orangtua harus menekankan pentingnya proses dalam mencapai tujuan. Generasi yang suka bersosialisasi namun kurang suka berbagi, orangtua harus mengajarkan konsep bersyukur dan memberi contoh keterlibatan dalam bersosialisasi.
“Serta mudah beradaptasi sehingga kurang konsisten, maka penekanan bahwa sesuatu yang dimulai harus diselesaikan terlebih dahulu diperlukan. Solusi dari semuanya ialah, pahami kebutuhan anak, mengajarkan kemampuan sosial, dan sadari potensi anak,” pungkasnya.
Sesi Keamanan Digital disampaikan I Gede Putu Krisna Juliharta. Ketua Relawan TIK Provinsi Bali dan Wakil Ketua III STMIK Primakara ini, mengangkat tema “Main Aman Saat Belanja Online” Dalam paparannya.
Putu menjabarkan risiko dalam belanja online antara lain, kiriman salah alamat, kualitas barang yang tidak sesuai, barang rusak saat perjalanan pengiriman, data konsumen disalahgunakan, barang dikirim terlalu lama, permainan harga, dan penipuan.
“Ciri-ciri toko penipuan pada online shop ialah, tidak memiliki lambang star di pojok kiri atas, tidak memiliki review positif, biasanya menghubungi melalui jaringan pribadi, serta pelaku meminta dana awal atau DP sebelum barang dikirim atau meminta bayaran penuh setelah menunjukan resi pengiriman palsu,” katanya.
Tips belanja online dengan aman, sebut Putu, diantaranya cari tau reputasi penjual, cek ulasan produk, baca deskripsi produk, cermati syarat dan ketentuan, hindari transfer langsung, simpan bukti pembayaran, pastikan keamanan perangkat, serta cek paket dan hilangkan jejak data.
“Jika masih terkena penipuan belanja online, diharapkan untuk melapor melalui email cybercrime@polri.go.id, blokir rekening penipu online, serta lewat SMS dengan cara ketik penipuan#nomorpenipu#keterangan penipuan, kirim ke 1116,” pungkasnya.
M Rizky Ramadhan Rambe, Dewan Penasihat Kam Rabbani Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, menyampaikan masyarakat Indonesia lebih memanfaatkan internet untuk mengunjungi situs jejaring sosial dibandingkan menggunakan mesin pencari dan mengunjungi situs portal untuk melihat email.
“Perilaku berbagi masyarakat dunia di media sosial meliputi, 6% masyarakat dunia melakukan perilaku berbagai semua hal, 18% hal-hal penting, 57% melakukan perilaku berbagai beberapa hal saja, serta 19% tidak melakukan berbagi sama sekali di media sosial. Indonesia berada diperingkat keempat negara yang paling banyak melakukan berbagai semua hal di media sosial,” katanya dalam Sesi Etika Digital dengan materi bertema “Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial”.
Menurutnya, bijak sebelum mengunggah di media sosial dengan menerapkan, unggah tidak sekadar memeroleh berapa banyak likes, tetap menjaga kehormatan diri, tidak mengunggah data pribadi, pastikan berita yang diunggah valid kebenarannya, unggah bermanfaat bagi orang lain, serta tidak menghina dan menjatuhkan pihak lain.
Narasumber terakhir pada sesi Budaya Digital dibawakan Jhonson Efendi Hutagalung. Dosen STMIK Royal Kisaran ini mengangkat tema “Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”.
Jhonson membahas literasi digital merupakan memiliki keterampilan yang seseorang butuhkan untuk hidup, belajar, dan bekerja dalam masyarakat, di mana komunikasi dan akses informasi semakin meningkat melalui teknologi digital seperti platform internet, media sosial, dan perangkat seluler.
“Tenaga pendidik harus memberikan materi sebaik mungkin sehingga nanti anak didik dapat mencerna dari pelajaran yang telah diberikan. Materi yang mudah dipahami ini merupakan tanggungjawab moral yang dituntut bagi tenaga pendidik terhadap tujuan dari pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya.
Ia menyebut, dibutuhkan pihak manajemen di sekolah atau di kampus untuk berperan aktif dalam mengevaluasi dan memonitoring kegiatan yang dicapai oleh tenaga pendidik tersebut. Serta perlu adanya perubahan kurikulum yang menunjang pembelajaran secara daring.
“Sistem kurikulum yang berbasis tatap muka sebelum dikerjakan secara daring, maka kompetensi tidak akan tercapai,” imbuhnya.
Webinar diakhiri Rifqy Alfiyahsari, selaku Beauty Enthusiast, Duta Wisata Belitung, dan Influencer, yakni menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat para narasumber.
Menurutnya, menyikapi karakter generasi alpha dapat dilakukan dengan cara akrab dengan sesuatu yang instan, berarti orang tua harus menekankan pentingnya proses dalam mencapai tujuan. Tips belanja online dengan aman diantaranya, cari tau reputasi penjual, cek ulasan produk, baca deskripsi produk, cermati syarat dan ketentuan, hindari transfer langsung, simpan bukti pembayaran, pastikan keamanan perangkat, serta cek paket dan hilangkan jejak data.
Adapun bijak sebelum mengunggah di media sosial dengan menerapkan, unggah tidak sekadar memeroleh berapa banyak likes, tetap menjaga kehormatan diri, tidak mengunggah data pribadi, dan pastikan berita yang diunggah valid kebenarannya. Serta, Tenaga pendidik harus memberikan materi sebaik mungkin sehingga nanti anak didik dapat mencerna dari pelajaran yang telah diberikan. Materi yang mudah dipahami ini merupakan tanggungjawab moral yang dituntut bagi tenaga pendidik terhadap tujuan dari pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Program ini bertujuan mewujudkan untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan literasi digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 kota/kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI/Polri, orangtua, pelajar, penggiat usaha, pendakwah dan sebagainya.
Empat kerangka digital yang diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.
Sebagai pembicara kehormatan atau keynote speaker, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, menyambut positif tentang program dimaksud. Literasi digital ini menurutnya sangat penting agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. (rel/dek)
LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Memasuki hari keempat, Prajurit 08 Marinir masih melakukan pencarian terhadap korban yang jilang di Perairan Laut Kwala Lepan, Langkat, sejak Sabtu (24/7). Komandan Batalyion Infantri 08 Marinir, Letkol Mar Farick M Tr Opsla hadir meninjau dan memantau pencarian korban, Senin (26/7).
ARAHAN: Danyon 08 Marinir Letkol Mar. Farick M.Tr.Opsla memberikan aragan kepada tim yang melakukan pencarian nelayan hilang di Perairan Laut Kwala Lepan, Langkat. (ist)
Korban yang tenggelam tersebut bernama gafaruddin Nasution (55) warga Jalan Pompa Air Lingkungan VII Desa Sei Bilah Timur kecamatan Sei Lepan, Langkat yang berprofesi sebagai nelayan.
Kehadiran Danyonif 8 Marinir tersebut didampingi Kasat Pol Airut P.Brandan Iptu Heru Ediyanto, tim Rupanpur Yonif 8 Marinir, dan tim SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kabupaten Langkat. Tim terus melakukan pencaharian maksimal dengan mengerahkan seluruh potensi dan kemampuan yang ada.
Dayon atas nama pribadi dan Bataliyon 08 Marinir mengaku sangat prihatin dan merasakan duka yang sedalam-dalam atas musibah yang menimpa keluarga korban tersebut. Dan Yon juga berpesan, kepada keluarga yang ditinggalkan, kiranya tabah dalam menghadapi musibah dari Allah SWT.
“Saya minta kejadian seperti ini tidak akan pernah terulang kembali dan kepada para petugas yang hingga kini terus melakukan pencarian korban, semoga menemukan hasil yang maksimal. Yang perlu diperhatikan, jagalah keselamatan kalian semua” pinta Danyonif 8 Marinir. (yas)
MANDAILINGNATAL, SUMUTPOS.CO—Masyarakat sangat perlu memahami sejumlah etika dalam dunia digital. Terutama saat berselancar di dunia maya yang telah menjadi gaya hidup era milenial.
WEBINAR: Webinar Kegiatan Literasi Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika di Kabupaten Mandailing Natal, Jumat, 16 Juli 2021. IST
Demikian disampaikan Founder Kayabhumu Institute, Bobby Nopandry, kala menjadi narasumber sesi digital dengan mengangkat tema “Jangan Asal Klik di Internet” melalui Webinar Kegiatan Literasi Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika di Kabupaten Mandailing Natal, Jumat, 16 Juli 2021.
“Tidak asal klik di internet dengan memerhatikan sebagai berikut, hati-hati dengan klikbait, ketentuan yang harus disadari dapat merugikan waktu dan membuat emosi, waspada phishing dengan memerhatikan nama domain, kelola rasa penasaran dengan memahami tautan yang benar-benar penting, serta selalu cek dan ricek,” katanya.
Bobby menjelaskan komoditas di internet meliputi komoditas tradisonal produk maupun jasa, data, hiburan, dan jasa digital. “Konten krator dapat dikatakan sebagai produsen, penjual, ada yang beretika dan ada yang tidak beretika, ada scamer atau penipu berkedok penjual, serta bias digital,” ujarnya.
Dr Marlina, Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Mandailing Natal, dalam sesi budaya digital, menjabarkan jenis-jenis media sosial antara lain, media jejaring sosial, jurnal online, jurnal online sederhana, media berbagi, penanda sosial, dan media konten bersama atau wiki.
“Fungsi media sosial meliputi individual, budaya, dan sosial. Individual meliputi, branding diri, pengakuan, ekonomi, dan silaturahmi. Budaya meliputi, pelestarian, penguatan, dan pertukaran nilai. Sosial meliputi, politik, pemerintahan, informasi publik, kebijaksanaan, dan pelayanan,” terangnya memberikan materi dengan tema “Memahami Batasan Dalam Kebebasan Berekspresi di Dunia Digital”.
Adapun respon masyarakat terhadap media sosial, sebut Marlina, meliputi keranjingan, lupa diri, abnormal, dan ketergantungan. Hal yang mesti diperbuat dalam beraktivitas di media sosial mencakup, meredam ego, tabayyun, stop provokasi, rawat toleransi, pluralitas warganet, dan siberkreasi.
“Hal yang tidak boleh sembarang unggah di media sosial antara lain, semua data yang bersifat pribadi, foto, pernyataan terhadap topik sensitif, sebuah berita yang belum tentu benar, serta tidak unggah masalah keuangan,” jelasnya.
Pengurus Wilayah RTIK Indonesia, Dwi Wahyudi, pada sesi Kecakapan Digital menyampaikan beberapa jenis pekerjaan yang banyak dibutuhkan di era digital antara lain, content writer, social media specialist, desain grafis, data analyst, video creator, dan desain website.
“Sumber penghasilan baru seperti blogger, youtuber, podcaster, influencer, KOL, dan selebgram,” sebutnya memaparkan tema “Tren Pekerjaan dan Usaha di Era Digital”.
Karennaya ia beri tips anti nganggur di era digital. Yakni dengan cara tingkatkan niat dan selalu berdoa, belajar dan berlatih mengembangkan diri sesuai keahlian dasar dan hobi, memelajari potensi dari berbagai referensi dan literasi, belajar bahasa asing minimal pasif, memelajari keterampilan public speaking, membangun personal branding, serta rajin bersosialisasi dan mencari jejaring atau relasi.
Sementara di sesi Keamanan Digital, Muhammad Ridwan Arif selaku praktisi Digital Parenting dan RTIK Indonesia, membahas manfaat media digital untuk anak mencakup memudahkan komunikasi, membangun jejaring sosial, media untuk belajar dan mencari sarana informasi dan memudahkan transaksi atau pembayaran.
“Ancaman media digital dan internet untuk anak meliputi kesehatan dan perkembangan fisik anak, perkembangan bahasa dan sosial anak, cyber bullying, konsentrasi dan perilaku anak, serta peretasan dan pencurian data pribadi,” katanya mengangkat tema “Menjaga Keamanan Digital Bagi Anak-anak di Dunia Maya”.
Hal yang harus dilakukan orangtua saat anak menggunakan internet, menurut dia, seperti melakukan kerjasama yang baik dalam mendidik anak, pinjamkan sesuai kebutuhan, jaga komunikasi yang baik dengan anak, pilihkan aplikasi yang sesuai dengan usia anak ajak anak untuk berinteraksi di dunia nyata dan buatlah kesepakatan dengan anak terkait penggunaan perangkat dan media digital.
Webinar diakhiri Nathasya Esterita selaku Ketua PKK Sobat Cyber Indonesia dan Influencer, dengan menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat para narasumber. Bahwa masyarakat semakin mengalami keresahan akibat maraknya pelanggaran di dunia siber, mulai dari ancaman berita palsu, ujaran kebencian, perundungan.
“Potensi kerugian pun semakin besar karena tidak seluruh lapisan masyarakat memiliki proteksi yang baik dan pengetahuan yang sama mengenai perlindungan data pribadi dan privasi. Pemaparan kali ini sangat berkaitan satu dengan yang lain, karena secara kompleks menjabarkan pentingnya pembentukan budaya cakap digital sebagai upaya pencegahan kerugian akibat perilaku tidak bertanggungjawab di sosial media,” terang dia.
Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 kota/kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI/Polri, orangtua, pelajar, penggiat usaha, pendakwah dan sebagainya.
Empat kerangka digital yang diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture di mana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.
Sebagai pembicara kehormatan atau keynote speaker, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi memberikan sambutan tujuan literasi digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. (rel/dek)