29 C
Medan
Friday, December 19, 2025
Home Blog Page 3302

Tips Touring Irit Menunggunakan Maxi Yamaha

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banyak cara bagi para biker Maxi Yamaha dalam menikmati aktivitas berkendara bersama motornya. Salah satunya dengan melakukan touring baik secara sendiri ataupun bersama rekan-rekan komunitas. 

BERKENDARA: Para biker Maxi Yamaha perlu mengetahui cara berkendara dengan irit. (ist).

Saat melakukan touring, biasanya tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan terutama jika perjalanannya jauh dan memakan waktu berhari-hari. Namun jangan khawatir, pengeluaran biaya tersebut dapat diminimalisir dengan cara berkendara yang irit bahan bakar.

“Bagi para biker Maxi Yamaha yang doyan melakukan touring dalam menikmati kenyamanan maksimal motornya, dirasa perlu mengetahui tips terkait tata cara berkendara yang irit bahan bakar karena cukup efektif dalam menghemat pengeluaran biaya saat perjalanan. Terlebih hampir seluruh produk Maxi Yamaha telah dilengkapi teknologi serta fitur pendukung yang membuat konsumsi bahan bakar motor menjadi lebih efisien namun performa mesin tetap bertenaga,” ungkap Antonius Widiantoro, Manager Public Relation, YRA & Community, PT Yamaha Indonesia Motor Mfg  dalam pers rilisnya, Kamis (10/06/2021).

Agar bisa berkendara dengan kondisi irit bahan bakar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengendara baik dari segi kondisi motor, pengoperasian motor, hingga pemanfaatan fitur-fitur yang dimiliki motor-motor Maxi Yamaha.

Untuk lebih jelasnya mari simak tips berkendara irit berikut ini. 

1.Kondisi Motor Prima
Kondisi motor yang prima menjadi salah satu faktor penting dalam menunjang keiritan berkendara. Sebelum berkendara pastikan motor dalam kondisi baik. Cek tekanan ban dalam kondisi normal. Karena apabila ban kekurangan angin, maka tarikan motor menjadi berat dan ini membuat konsumsi bensin menjadi lebih boros. 

Tidak hanya itu, perawatan berkala seperti penggantian oli dan membersihkan filter udara juga perlu dilakukan untuk menjaga tarikan motor tetap optimal sehingga konsumsi bahan bakar tidak boros.

  1. Pengoperasian Motor 
    Selain kondisi motor yang prima, hal lain yang perlu diperhatikan dalam menjaga ke iritan bensin adalah cara berkendara. Semakin agresif gaya berkendara dengan bukaan gas dan pengoperasian rem yang tidak teratur akan membuat bensin motor mejadi sangat boros. 

Oleh karena itu, perlu cara berkendara yang smooth atau halus dalam hal pengoperasian motor. seperti membuka gas perlahan dan menjaga kecepatan konstan. Lalu, tidak melakukan pengereman secara mendadak (terkecuali emergency) sehingga suplai bensin yang dialirkan ke ruang bakar menjadi lebih terukur dan irit.

  1. Pemanfaatan Fitur Motor
    Produk Maxi Yamaha telah dilengkapi teknologi dan beberapa fitur fungsional terbaik yang mendukung terciptanya efisiensi bahan bakar. Seperti penggunaan mesin Blue Core Yamaha yang irit, fitur Stop & Start System yang mengurangi konsumsi bahan bakar yang tidak perlu saat motor sedang berhenti, hingga adanya Eco Riding indicator pada speedometer atau aplikasi Y-Connect untuk memberitahu bahwa pengendara sedang mengoperasikan motor dalam kondisi irit bahan bakar.  Untuk Eco Riding Indicator pada aplikasi Y-Connect, fitur satu ini dapat ditemukan pada All New NMAX 155 Connected dan All New Aerox 155 Connected.
  2. Membawa Barang Seperlunya
    Satu hal lain yang perlu diperhatikan untuk menjaga keiritan bensin adalah dengan tidak membawa barang yang melebihi kapasitas (overload) daya angkut motor. Biasanya saat hendak touring, motor kerap dipasangi dengan touring box pada sisi kanan, kiri dan belakang body motor untuk menaruh barang tanpa mengindahkan kemampuan daya angkut motor yang berujung pada kelebih beban. 

Karena dengan kondisi overload, selain membuat kinerja mesin menjadi berat yang berimbas pada borosnya bensin, kondisi ini turut pula membahayakan bagi pengendara karena dapat menghilangkan keseimbangan motor terutama saat sedang bermanuver. (rel/dek)

Periksa Kedisiplinan dan Ketidakpatuhan Personel, Propam Mabes Polri Sidak ke Polda Sumut

Kasubbid Penmas Bidang Humas Poldasu AKBP MP Nainggolan.
Kasubbid Penmas Bidang Humas Poldasu AKBP MP Nainggolan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Divisi Propam Mabes Polri melakukan inspeksi mendadak (sidak) secara bergiliran ke Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda Sumut), Rabu (9/6). Sidak tersebut terkait pemeriksaan disiplin dan ketidakpatuhan personel jajaran.

Kasubbid Penmas Bidang Humas Poldasu AKBP MP Nainggolan.
Kasubbid Penmas Bidang Humas Poldasu AKBP MP Nainggolan.

Pemeriksaan dipimpin Kabag Gaktiblin Biro Provos Divisi Propam Mabes Polri, Kombes Pol Jamaluddin Party. Kegiatan itu juga melibatkan Pusdokkes Mabes Polri.

Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan menyebutkan, kegiatan itu dilakukan sebagai upaya pencegahan pelanggaran dan kejahatan disiplin serta kode etik personel.

“Arahannya kira-kira, semua peristiwa pelanggaran disiplin dan kode etik maupun pidana yang dilakukan anggota Polri itu, biasanya didahului karena ketidakdisiplinan dan ketidakpatuhan,” ungkap Nainggolan.

Nainggolan menjelaskan, pelaksanaan pengecekan yang dibantu personel Subbid Provos Polda Sumut dan Bid Dokkes Polda Sumut itu, juga dilakukan terhadap Kapolda Sumut, Waka Polda Sumut, Irwasda, dan para pejabat utama, serta seluruh personel dan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Pengecekan dan pengawasan itu, lanjut Nainggolan, wajib dilakukan ke semua pimpinan sampai tingkat perwira pertama (Pama), agar tidak terjadi pelanggaran dan kejahatan personel.

“Mereka melakukan pengecekan ke seluruh personel dan ASN, seperti administrasi identitas berupa KTA, kartu kepemilikan senjata, KTP, SIM, kerapian, dilanjutkan dengan pemeriksaan tes urine,” bebernya, seraya mengatakan, tes urine ini diikuti 480 personel.

Kegiatan pengecekan sebelumnya juga sudah dilakukan Divisi Propam dan Pusdokkes Mabes Polri di Polrestabes Medan, Polres Pelabuhan Belawan, Polres Sergai, Polresta Deliserdang, Direktorat (Dit) Polair, dan Dit Samapta.

Menurut Nainggolan, pelanggaran dan tindak kejahatan itu lebih sering terjadi atau dilakukan personel karena tidak disiplin dan tidak patuh.

“Tujuan kegiatan ini, memperbaiki kedisiplinan dan kepatuhan, yang diawali oleh seluruh pimpinan sampai tingkat Pama,” pungkasnya. (mag-1/saz)

Viral Video Bayi Diduga Dicovidkan, Pelayanan RSUD dr Pirngadi Dinilai Buruk

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Viralnya video berdurasi satu menit 59 detik, yang menunjukkan adanya protes keluarga bayi yang merupakan pasien di RSUD dr Pirngadi Medan, atas buruknya pelayanan di rumah sakit pelat merah tersebut, langsung mendapat respon dari berbagai pihak, termasuk DPRD Medan.

Hebohnya lagi, dalam video itu, bayi tersebut diduga dicovidkan oleh pihak rumah sakit. Untuk itu, DPRD Medan berencana memanggil Manajemen RSUD dr Pirngadi Medan, terkait buruknya pelayanan yang diberikan tersebut. “Kami akan menggelar rapat dengar pendapat, kenapa kejadian seperti itu bisa terjadi.

Buruknya pelayanan RSUD dr Pirngadi Medan ini, bukan kali ini saja, tapi sudah berkali-kali. Sebelumnya, kita juga sama-sama tahu, ada persoalan tabung oksigen kosong yang diduga menyebabkan meninggalnya seorang pasien,” ungkap Wakil Ketua DPRD Medan, Rajuddin Sagala, Rabu (9/6).

Lebih lanjut Rajuddin mengatakan, dia ingin mendengar langsung masalah ini dari Direktur Utama (Dirut) RSUD dr Pirngadi Medan. Sebab, apa yang dilakukan petugas medis ini, sangat tidak layak dan sangat mencederai dunia kesehatan. “Jadi saat itu, saya telepon Dirut RSUD dr Pringadi Medan, agar (pasien bayi) dilayani dengan bagus. Katanya iya, dan langsung dimasukkan ke IGD,” cerita Rajuddin.

Saat datang ke rumah sakit, bayi itu rencananya akan dioperasi. Tapi kenyataannya, niat untuk operasi tak kunjung dilakukan, karena berbagai alasan, termasuk karena kurangnya alat medis. “Pasien mau dioperasi, rupanya sampai pukul 12.30 WIB tidak jadi-jadi. Makanya nanti dalam waktu dekat atau secepatnya, akan kami panggil Direktur RSUD dr Pirngadi Medan. Kemungkinan minggu depan,” tegas Rajuddin lagi.

Rajuddin pun menceritakan kronologi kejadian terkait video tersebut secara gamblang. “Bayi tersebut masuk ke rumah sakit pada Senin (7/6) malam. Jadi karena mereka ini orang tidak mampu, kemudian mereka pun menelepon saya, untuk meminta bantuan agar anaknya bisa dirawat. Tapi saya bilang, akan saya usahakan untuk komunikasi terkait persoalan itu dengan Dirut RSUD dr Pringadi Medan,” bebernya.

Menurutnya, tak hanya Dirut RSUD dr Pringadi Medan saja yang dihubunginya, tapi kepala ruangan rumah sakit tersebut, Risma, juga dihubunginya. Setelah itu, pihak RSUD dr Pirngadi Medan pun menyuruh agar pasien tersebut segara dibawa ke rumah sakit yang berada di Jalan HM Yamin Medan itu, untuk dirawat.

Dijekaskan Rajuddin, pasien sudah masuk RSUD dr Pringadi Medan pada Senin itu. Pasien pun ditangani oleh pihak rumah sakit. Selasa (8/6) pagi, dia pun menjenguk pasien untuk memastikan, apakah sudah dilayani dengan baik atau tidak. Tapi, pasien sudah di ruang ICU, dan ketika Rajuddin datang, dia tidak memperkenalkan diri sebagai Anggota DPRD Medan kepada perawat yang berjaga.

“Itu pun ketika saya permisi dan bilang ingin menjenguk kepada petugas, jawaban mereka sudah tidak bersahabat. Jadi petugas yang berjaga bilang ke saya, ‘tidak bisa bapak menjenguk, bapak siapa? tidak bisa menjenguk di sini’, itu kata mereka ke saya,” ujarnya.

Karena tidak diberi izin menjenguk dan disambut dengan bahasa tubuh yang tak bersahabat oleh petugas atau perawat yang berjaga di RSUD dr Pirngadi Medan, Rajuddin pun menjelaskan kepada petugas tersebut, dia adalah Wakil Ketua DPRD Medan. Setelah itu, barulah petugas tersebut langsung memberikan izin kepada Rajuddin, untuk menjenguk pasien bayi berusia 3 pekan yang dilantarkan pihak rumah sakit tersebut.

“Di sana mereka (petugas rumah sakit) bercerita ke saya, perut bayi tersebut membesar karena apa yang dikosumsi bayi itu tidak bisa keluar. Lalu pengakuan mereka kepada saya, nanti akan diusahakan supaya pasien dioperasi. Kemudian saya bilang lakukan yang terbaik,” katanya.

Rajuddin pun menceritakan, pihak rumah sakit menjadwalkan untuk mengoperasi pasien di Selasa (8/6) malam. Maka, pasien dimasukkan ke ruangan operasi dari pukul 22.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB dini hari. Ternyata, pasien tak kunjung dioperasi.

“Tak jadi dioperasi, alasannya karena si bayi ini terpapar Covid-19. Sementara orangtuanya cerita kepada saya, anaknya itu tak pernah ditest swab atau dirapid test. Jadi orangtuanya merasa keberatan dengan pernyataan serta laporan petugas rumah sakit itu,” tuturnya.

Dia pun menjelaskan, sebelum dirawat di RSUD dr Pringadi Medan, pasien pertama kali dirawat di RS Stella Maris. Bahkan, hasil swab test di RS Stella Maris, pasien tersebut negatif terpapar Covid-19.

“Nah, pengakuan si ibu pasien kepada saya, dia sempat mendengar ada perawat saling berbisik, untuk mengcovidkan pasien tersebut. Kemudian, saya telepon Direktur RSUD dr Pirngadi Medan, dan dilakukan swab test ulang. Dan hasilnya negatif,” ujar Rajuddin.

Rajuddin juga menceritakan alasan lain pasien tersebut tidak jadi dioperasi, yakni karena tidak ada selang infusnya. Hal itu pun menjadi hal yang ganjil bagi seorang Rajuddin. Dia mengatakan, jika pihak RSUD dr Pirngadi Medan memang tak memiliki alat yang lengkap, seharusnya langsung dirujuk ke rumah sakit lain. Dalam hal ini, Rajuddin mengaku sangat menyayangkan pelayanan medis di rumah sakit milik Pemko Medan itu, termasuk kepada bayi bernama Khayra Hanifa Al Maghfirah tersebut.

“Oknum-oknum petugas medis yang merusak citra RSUD dr Pirngadi Medan, tidak perlu dipertahankan. Jika ini dibiarkan, tentu akan terjadi lagi pada pasien lain. Kalau dipertahankan oknum-oknum itu, maka bukan hanya akan memperburuk citra RSUD dr Pirngadi Medan di mata masyarakat, tapi juga membuat buruk citra Pemko Medan,” jelasnya.

Sementara itu, Kasubbag Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin mengaku, belum bisa memberikan keterangan secara rinci soal kasus ini.

“Nanti ya, belum ada sama saya kronologisnya. Mungkin besok (hari ini, red) diberikan ke saya. Baru bisa dijawab,” katanya, saat dikonfirmasi via telepon selular, Rabu (9/6) siang. Saat dikonfirmasi kembali pada Rabu malam, Edison tak bersedia mengangkat sambungan telepon selularnya.(map/saz)

Standar Tinggi PTAR Menjaga Lingkungan, Risiko Asam Batu Buangan Dikendalikan Secara Alami

ANGKUT: Lalu lintas truk pengangkut buangan (dump truk) yang memuat biji (ore) dari Plt Purnama menuju pabrik pengolahaan.

SUMUTPOS.CO – Di Tambang Emas Martabe, pembangunan tanggul Tailing Storage Facility (TSF) dan fasilitas tailing kedua bertujuan untuk menampung hampir semua batu buangan yang dihasilkan selama umur tambang.

ANGKUT: Lalu lintas truk pengangkut buangan (dump truk) yang memuat biji (ore) dari Plt Purnama menuju pabrik pengolahaan.

“Dengan demikian, tidak seperti kebanyakan wilayah operasi tambang lain, Perusahaan tidak perlu menempatkan batu buangan di tempat penimbunan batu buangan yang besar,” kata Presiden Direktur PT Agincourt Resources (PTAR), Muliady Sutio, seperti dikutip dari Annual Report 2020 PT Agincourt Resources, kemarin.

Seperti tipikal tambang logam, sebagian batuan sisa hasil penambangan di Martabe mengandung mineral sulfide, yang jika terpapar ke atmosfer akan menghasilkan asam. Jika tidak terkontrol, ini dapat menghasilkan lindi asam tinggi logam setelah hujan. Proses ini menghasilkan air asam tambang.

“Di Tambang Emas Martabe, risiko air asam tambang berhasil dikelola dengan pencegahan bahan yang berpotensi membentuk asam di dalam tanggul TSF melalui lapisan batuan yang dipadatkan untuk meminimalkan masuknya oksigen,” jelas Muliady.

Metode pengendalian ini mencerminkan praktik kerja unggulan Perusahaan. Pengukuran yang dilakukan Perusahaan pada tahun 2020 memverifikasi keefektifan metode ini.

Selain itu, semua limbah industri Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan di Tambang Emas Martabe dikirim ke fasilitas pengolahan limbah yang telah memiliki izin. Pada tahun 2020, 419 ton limbah dikelola sesuai dengan peraturan dan tanpa adanya insiden.

Perlindungan Keanekaragaman Hayati

Muliady juga menjelaskan, bahwa Tambang Emas Martabe terletak di perbatasan Hutan Batangtoru, memiliki ekosistem dengan nilai keanekaragaman hayati yang tinggi. Lokasi ini merupakan habitat dari sejumlah spesies yang terancam punah termasuk Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) dan Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae).

“Secara umum, jejak luas Tambang Emas Martabe tidak signifikan jika dibandingkan dengan total luas ekosistem ini. Namun demikian, dampak terhadap keanekaragaman hayati akibat pembukaan hutan dan kegiatan tambang lainnya, diakui oleh Perusahaan sebagai aspek lingkungan yang signifikan dari operasi tambang, yang memerlukan pengelolaan yang cermat.

Untuk itu, PTAR membuat kode etik Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dengan mengatur kewajiban operasional perlindungan keanekaragaman hayati. Seperti minimalisasi pembukaan lahan yang tidak perlu, dan pemulihan habitat hutan sebagai bagian dari penutupan tambang.

Adapun hasil kegiatan dukungan perusahaan terhadap keanekaragaman hayati di tahun 2020 adalah antara lain tidak adanya pembukaan lahan tanpa izin di lapangan .

Kemudian, PTAR berhasil melakukan rehabilitasi area yang rusak seluas 3,8 hektar di tahun 2020 dan menjadikan total area rehabilitasi di site menjadi seluas 23,8 hektar.

Selanjutnya pelaksanaan kegiatan rehabilitasi melalui penanaman 3.640 bibit pohon. Juga ada Pembaruan Kode Praktik – Manajemen Keanekaragaman Hayati, yang mendukung kontrol yang lebih ketat, terutama dalam tahap perencanaan proyek baru.

Selanjutnya, survei keanekaragaman hayati dilakukan secara detail di area fasilitas tailing kedua yang sedang direncanakan, termasuk partisipasi tiga universitas di Indonesia dengan keahlian di bidang ekologi hutan.

PTAR juga member dukungan berkelanjutan untuk Scorpion Foundation, sebuah organisasi non-pemerintah berbasis di Medan yang menargetkan penangkapan ilegal dan perdagangan spesies yang terancam.

“Kemudian dukungan terhadap program yang dipimpin oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk pelepasan Harimau Sumatera ke Taman Nasional Gunung Leuser,” tutupnya. (mea)

9.632 Warga Kota Tebingtinggi Sudah Divaksin Covid

VAKSINASI: Petugas kesehatan Dinkes Tebingtinggi saat memberikan suntikan vaksin kepada masyarakat.istimewa/sumutpos.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Dalam meningkatkan dan mengantisipasi penyebaran Covid-19, sebanyak 9.632 masyarakat Kota Tebingtinggi telah mendapat suntikan vaksin Covid-19 sampai tahap 2.

VAKSINASI: Petugas kesehatan Dinkes Tebingtinggi saat memberikan suntikan vaksin kepada masyarakat.istimewa/sumutpos.

“Sampai saat ini sudah 9.632 orang dari berbagai golongan yang sudah melakukan vaksin tahap I dan II di Kota Tebingtinggi. Mereka yang sudah di vaksin kondisi baik, diharapkan terus warga untuk melakukan vaksin dengan kesadaran sendiri terutama yang sudah lansia agar tidak mudah terpapar,” bilang Kadis Kesehatan, dr Nanang Fitra Aulia yang juga juru bicara Covid-19 Kota Tebingtinggi, Rabu (9/6).

Dijelaskan Nanang, vaksinasi Sinovac Covid-19 terus dilanjutkan dan kali ini dilakukan di Kecamatan Padang Hilir dan mendatang di Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi. Sebab, tim masih melakukan pendataan dengan sasaran Lurah, Kepling, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan lansia umur 50 tahun keatas.

“Ini dilakukan secara bergiliran di lima kecamatan yang ada di Kota Tebingtinggi. Kita berharap dukungan masyarakat sepenuhnya dalam pelaksanaan vaksin Sinovac Covid-19 terus bisa dilakukan agar kedepan masyarakat Kota Tebingtinggi terhindar dari paparan virus corona,” bilang Nanang.

Secara kumulatif, warga Tebingtinggi yang sudah di vaksin Sinovac Covid-19 tahap 1 dan tahap 2 adalah terdiri dari tenaga kesehatan sebanyak 3.201 orang, publik sebanyak 4.906 orang, masyarakat umum 179 dan Lansia sebanyak 1.076 orang. (ian/han)

Ombudsman Sumut Panggil Direktur RSUD Rantaurapat, Insentif Covid Tenaga Nakes Setahun Belum Dibayar

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ombudsman RI Perwakilan Sumut melakukan pemanggilan kepada direktur RSUD Rantaurapat terkait belum dibayarkan uang insentif tenaga kesehatan (Nakes) penanganan Covid-19 yang bertugas di rumah sakit tersebut. Tak tanggung-tanggung, sudah setahun lebih atau sejak Maret 2020, nakes yang menangani pasien Covid di rumah sakit milik Pemkab Labuhanbatu tersebut tak menerima dana insentif.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, mengatakan pihaknya sudah menjadwalkan untuk meminta keterangan direktur RSUD Rantauprapat pada Kamis (10/6). “Kita sudah kirim surat undangan kepada direktur RSUD Rantauprapat untuk hadir di Kantor Ombudsman RI Perwakilan Sumut pada tanggal 10 Juni 2021 pukul 10.00 WIB,” kata Abyadi, Rabu (9/6).

Abyadi berharap Direktur RSUD Rantauprapat dapat hadir untuk memberi klarifikasi terkait belum dicairkannya hak-hak para Nakes Covid-19 tersebut. “Saya berharap pak direktur RSUD Rantauprapat koperatif dan hadir di kantor Ombudsman Sumut,” ucapnya.

Menurut Abyadi, ada beberapa poin penting yang akan diminta klarifikasi. Misalnya, apakah Pemkab Labuhanbatu mendapatkan alokasi anggaran dari Kemenkes untuk insentif Nakes Covid-19? “Nah, kalau misalnya Kemenkes sudah mengalokasikan anggarannya, lalu kenapa belum diberikan kepada para nakes? Lalu, dikemanakan anggaran digunakan,” ujar Abyadi.

Dia melanjutkan, atau justru Pemkab Labuhanbatu tidak mendapatkan anggaran untuk insentif Nakes dari Kemenkes? Kalau anggarannya memang tidak ada, sebaiknya harus dijelaskan kepada para Nakes, sehingga mereka tidak berharap-harap. “Saya kira banyak pertanyaan yang perlu diklarifikasi oleh pihak RSUD Rantauprapat, “kata Abdi.(ris)

Wakil Ketua DPRD Dairi Reses di Desa Pegagan Julu 4, Warga Usulkan Air Minum & Infrastruktur

RESES: Wakil Ketua DPRD Dairi, Wanseptember Situmorang melaksanakan kunjungan reses di Desa Pegagan Julu IV, Kecamatan Sumbul, Selasa (8/6).istimewa/sumu tpos.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Wakil Ketua DPRD Dairi, Wanseptember Situmorang SH laksanakan kunjungan reses di Desa Pegagan Julu 4, Kecamatan Sumbul, Selasa (8/6). Kunjungan reses untuk menampung aspirasi dari konstituen/masyarakat di wilayah pemilihannya.

RESES: Wakil Ketua DPRD Dairi, Wanseptember Situmorang melaksanakan kunjungan reses di Desa Pegagan Julu IV, Kecamatan Sumbul, Selasa (8/6).istimewa/sumu tpos.

Wanseptember Situmorang yang terpilih dari daerah pemilihan (Dapil) IV meliputi kecamatan Sumbul, Pegagan Hilir serta Silahisabungan kepada wartawan, Rabu (9/6) mengatakan, saat reses banyak menerimaaspirasi disampaikan masyarakat, dan sudah ditampung untuk selanjutnya disampaikan ke instansi terkait.

Legislator dari fraksi Demokrat itu mengaku, senang bisa berkesempatan reses di daerah basis yang menjadi kampung kelahiran orangtuanya tersebut. Warga sangat antusias hadir mengikuti reses Wakil Ketua DPRD Dairi itu yang dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat.

Wanspetember mengatakan, masyarakat banyak menyampaikan aspirasi terhadap pembangunan di Desa tersebut. Adapun prioritas usulan masyarakat antaralain, perbaikan jalan penghubung antar Desa Pegagan Julu 4 ke Desa Pargambiran yang juga pusat pasar.

Perbaikan jalan Pegagan Julu 2, merupakan pintu masuk ke Pegagan Julu 4, perbaikan saluran air minum di Dusun 1 dan 2, perbaikan drainase ke saluran pertanian yang lama sudah harus diperbaiki, perbaikan bahu jalan yang longsor.

Masyarakat juga mengusulkan perbaikan ruang kelas sekolah dasar (SD) Tumpak Debata yang sudah rusak parah, dan 70% mobiler sekolah itu yakni meja dan kursi sudah tidak layak pakai. Masyarakat mengharapkan perbaikan jalan menuju pasar Desa Pargambiran, kondisi jalan sudah rusak parah sehingga setiap hari pekan, warga sangat kesulitan mengangkut saat mau menjual hasil panen ke pasar dimaksud.

Masyarakat juga mempertanyakan masalah Kartu tani yang tidak berfungsi dengan baik serta kelangkaan pupuk subsidi. Dalam kesempatan itu, Wanseptember menampung semua aspirasi disampaikan masyarakat.

Wanseptember menyebutkan, dalam reses hadir Kepala Dinas PUTR, Anggara Sinurat, Kepala Dinas Pendidikan, Jonny Waslin Purba serta mewakili Kepala Bappeda, Leo Sianturi, Camat Sumbul, Rimson Sinamora serta Kepala Desa Pegagan Julu IV. Wanseptember mendorong Pemkab Dairi atau kepada pimpinan OPD yang berhadir, supaya mengakomodir usulan masyarakat.

Ini sudah usulan prioritas masyarakat, sehingga OPD terkait harus mengakomodir, tegas Wanseptember.

Kadis PUTR Anggara Sinurat, mengakui anggaran untuk pembangunan fisik sangat minim. Anggaran saat ini diprioritaskan untuk penanganan Covid-19. Namun lanjut Anggara, aspirasi masyarakat Desa Pegagan Julu 4 akan kami respon secepatnya.(rud).

Kontrak Kerja Diputus Sepihak, Tenaga Honorer Demo Bupati Labura

UNJUKRASA: Puluhan tenaga honorer jajaran Pemkab Labura berunjukrasa di depan kantor Bupati Labura, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Aek Kanopan Timur, Kecamatan Kualuh Hulu, Rabu (9/6).

LABURA, SUMUTPOS.CO – Puluhan tenaga honorer di sejumlah kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Labubanbatu Utara (Labura) melakukan aksi demo di Kantor Bupati, Rabu (9/6). Mereka mempertanyakan kontrak kerja mereka yang diputus secara sepihak tanpa ada alasan yang jelas.

UNJUKRASA: Puluhan tenaga honorer jajaran Pemkab Labura berunjukrasa di depan kantor Bupati Labura, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Aek Kanopan Timur, Kecamatan Kualuh Hulu, Rabu (9/6).

Di depan Kantor Bupati Labura, para honorer berorasi dan membentangkan spanduk berbagai tuntutan mereka.

“Apa salah kami pak Bupati, kenapa kami dipecat,”teriak para honorer.

Dalam orasi mereka, pemutusan kontrak kerja itu dilakukan pasca Pilkada tahun 2020, dan dilaksanakan secara bergantian. Apalagi mereka yang suda 12 tahun menjadi honorer, sama sekali tidak dihargai dan menjadi perhatian Pemkab Labura.

“Sejak berdirinya Pemkab Labura ini, kami sudah jadi honorer. Pak Bupati apa salah kami, tolong beri kami penjelasan, tolong temui kami. 12 tahun kami mengabdi, sesudah Pilkada kami dipecat, mana keadilan buat kami,” sebut para honorer secara bergantian.

Hal senada yang disampaikan honorer tenaga kesehatan yang selama ini ikhlas bekerja di situasi mencekam akibat pandemi Covid-19. Namun begitu, mereka tidak pernah kendur mengabdi demi sebuah tanggungjawab.

“Kami tenaga kesehatan saat pandemi kenapa tidak dipakai lagi, walaupun Covid, kami masih tetap bekerja ikhlas, tapi kenapa diberhentikan tanpa alasan yang jelas. Pak Bupati, tolonglah temui kami,”pinta mereka. Masih kata para tenaga honorer, sebelum kontrak mereka diputus, tenaga honorer baru semakin bertambah.

“Sebelum kami diputus kontraknya, sudah datang honor baru, bagaimana ini,” teriak mereka.

Usai menyampaikan aspirasi mereka, tiga perwakilan honorer ditemui Pelaksana Tugas Sekda Labura, Suryaman. Mereka pun diminta untuk menyampaikan aspirasi kepada Bupati Hendri Yanto Sitorus.

Perwakilan dari honorer pun diterima langsung Bupati Labuhanbatu Utara Hendriyanto Sitorus bersama Wakil Bupati, Samsul Tanjung di ruang rapat Kantor Bupati. Di depan Bupati, perwakilan pendemo menyampaikan keluhan dan tuntutannya serta menanyakan alasan tidak diperpanjang kontrak.

Keluhan itu ditampung Bupati, seraya mengatakan sampai saat ini tidak ada pemutusan kontrak pegawai honor Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Dikutip dari laman website resmi Pemkab Labura, Bupati Hendri memastikan tidak ada pemecatan tenaga honorer. Apalagi putus kontrak. Tapi kontrak tidak diperpanjang.

“Perpanjangan kontrak di tangan Kepala OPD masing-masing dinas. Nanti saya tanyakan langsung kepada para kepala OPD,” ucap Bupati.

Disampaikan Bupati, setelah ini dirinya akan berkordinasi dengan seluruh Kepala OPD untuk menanyakan perihal pemutusan kontrak para tenaga honorer. Dan segera akan menghubungi kembali melalui Kordinator Lapangan Amiruddin. “Setelah ini akan saya rapatkan bersama OPD, dan hasilnya akan kita beritahukan kepada koordinator aksi,” tegas Bupati. (fdh)

Kasus Korupsi Pengadaan CCTV Dishub Binjai: Oknum Panitia Pengadaan Tidak Masuk Kantor

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Oknum panitia pengadaan CCTV yang bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen berinisial JP, diduga telah melarikan diri atau kabur. Terkait kasus dugaan korupsi tersebut, JP sudah tak masuk kantor lagi. Bahkan, Dinas Perhubungan Kota Binjai pun terkesan menutupi keberadaan JP.

Sumut Pos beberapa kali berupaya melakukan konfirmasi langsung ke Dishub Kota Binjai, JP yang diketahui sebagai staf dengan golongan II ini tak berada di kantor. Kadishub Binjai, Syahrial pun diduga menutupi keberadaan JP.

Kendaraan dinas Syahrial yang terparkir di Kantor Dishub terlihat. Namun, staf yang piket menyatakan tidak ada Kadishub dan JP. “Pak Kadis keluar tadi sama temannya, enggak bawa mobil. Kalau itu (JP) enggak nampak, sudah lama tidak kelihatan,” kata salah staf, Rabu (9/6).

Dugaan JP kabur semakin menguat dengan dibuktikan ketika penyidik melakukan penggeledahan di kediaman pribadinya yang berlantai dua di Ridho Residence, Jalan T Amir Hamzah, Kelurahan Jati Makmur, Binjai Utara. Bahkan informasi juga berembus kencang kalau JP sudah melakukan pengurusan pindah status kepegawaian atau berencana angkat koper dari ASN di lingkungan Pemerintah Kota Binjai.

Absennya JP ke kantor telah melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Menejemen ASN. Pada aturan tersebut, dimaksud juga di dalamnya mengenai kehadiran ASN dalam bekerja. Jika kedapatan bolos dengan batas dan alasan tidak tepat, akan dikenakan sanksi tegas.

Menyikapi hal ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Binjai, Rahmad Fauzi Salim mengaku masih bertugas di luar kota. Dia juga belum dapat memastikan soal perpindahan JP dan teguran apa yang sudah dilayangkan BKD kepada oknum tersebut.

“Saya masih tugas di luar kota, belum tahu apakah surat tersebut sudah masuk ke BKD atau belum,” ungkapnya.

Menurut dia, dalam aturan tidak diperbolehkan ASN melanggar peraturan tersebut. Jika melanggar, bukan tidak mungkin akan dipecat dari PNS, sesuai pelanggaran yang dilakukan.

Adapun sanksi tegas yang tertuang dalam PP 53, yakni penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun, kemudian pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah. Selanjutnya, pembebasan dari jabatan, hingga pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS dan pmberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. (ted)

Gubsu Salurkan Bantuan Korban Kebakaran di Sei Bilah

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Usai meresmikan Rumah Sakit Mahkota Bidadari di Kecamatan Gebang, Langkat. Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memberikan bantuan kepada korban kebakaran di Sei Bilah, Kecamatan Sei Lepan, Selasa (8/6).

Kepada keluarga korban kebakaran, Gubsu menyerahkan bantuan sembako berupa beras, minyak goreng dan gula putih serta tali asih uang tunai.

Sementara Camat Sei Lepan, M.Iqbal, mengatakan untuk warga yang rumahnya korban kebakaran menerima tali asih berupa uang bervariasi.

Mewakili para keluarga korban kebakaran, Camat Sei Lepan juga mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan oleh Gubernur Sumut, Bupati Langkat dan para donatur yang telah memberikan bantuan baik berupa material dan tenaga.(yas)