25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 3602

Kuota Pupuk Bersubsidi Sebanyak 38.406 Ton, Petani Sudah Bisa Tebus dari Kios

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, Efendi Berutu.RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Kuota pupuk bersubsidi Kabupaten Dairi tahun 2021 seabnyak 38.406 ton. Alokasi pupuk subsidi itu saat ini sudah disalurkan ke kios pengecer.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, Efendi Berutu.RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Dairi, Efendi Berutu, mengatakan, alokasi pupuk bersubsidi Dairi tahun 2021 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Alokasi pupuk subsidi dimaksud antaralain, Urea sebanyak 16.140 ton, SP-36 sebanyak 4.299 ton, ZA sebanyak 5.560 ton, NPK sebanyak 9.777 ton dan pupuk organik sebanyak 2.630 ton.

“Distributor akan segera menyalurkan sesuai wilayah kerja di 15 kecamatan. Di Dairi ada 6 distributor pupuk bersubsidi yaitu PD Martadiguna, CV Mutiara Agro Lestari, CV Manik Pratama Jaya, CV Pratama Karya, CV Karya Gemilang, PT Prima Tani. Petani sudah bisa menebus pupuk bersubsidi dari kios pengecer. Apa lagi penyaluran sudah disosialisasikan sebelumnya,” ujarnya, Rabu (10/2).

Menurut Efendi, alokasi yang didapatkan Dairi, sudah mencukupi untuk kebutuhan petani, karena pengusulan melalui sistem eletronik rencana defenitif kebutuhan kelompak (E-RDKK).

“Alokasi itu sudah mencukupi kebutuhan pupuk di Dairi. Apa lagi ada penambahan dari tahun sebelumnya,” ucapnya.

Penyaluran pupuk bersubsidi membutuhkan pengawasan lebih ketat, agar penyalurannya tepat sasaran. Apa lagi, lanjut Efendi, harga eceran tertinggi (HET) sudah mengalami perubahan. HET pupuk Urea Rp2.250 per kilogram (Kg), SP-36 Rp2.450 per Kg, ZA Rp1.700 per Kg, NPK Rp2.300 per Kg dan pupuk organik Rp800 per Kg. HET diperuntukan pada petani yang bergabung pada kelompok tani, terdaftar pada e-RDKK, menunjukkan KTP pada saat penebusan dan mengisi form pupuk bersubsidi. (rud/ram)

Jurnalis Dapat Kejutan dari Kapolres Humbahas

HADIR : Kapolres Humbahas AKBP Ronny Nicolas Sidabutar bersama jajaran hadir saat perayaan HKN di Humbahas. gamael/SUMUT POS.

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Kepala Kepolisian Resort (Polres) Humbang Hasundutan, AKBP Ronny Nicolas Sidabutar bersama jajaran memberikan kejutan kepada insan pers pada perayaan HPN ke-75 di aula Mapolres Humbang Hasundutan.

HADIR : Kapolres Humbahas AKBP Ronny Nicolas Sidabutar bersama jajaran hadir saat perayaan HKN di Humbahas. gamael/SUMUT POS.

Kapolres beserta jajaran memberikan kue kepada para jurnlis dan berharap semua tetap solid sehingga dapat memberikan karya yang baik.

Porman Tobing mewakili rekan-rekan media yang meliput di kabupaten Humbahas mengatakan, bahwa acara perayaan ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Semoga, kita semua diberikan perlindungan oleh Tuhan saat menjalankan tugas peliputan dilapangan,” ujarnya.

Ketua Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Humbahas ini menambahkan, pers adalah media massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik dalam bentuk tulisan. Dimana, tugas peliputan, merupakan tugas yang berat karena bersinggungan langsung dengan berbagai karakter masyarakat.

Kapolres Humbang Hasundutan, AKBP Ronny Nicolas Sidabutar mengucapkan terimakasih kepada insan pers yang selama ini tetap solid menjadi mitra Polri. Dengan memberikan informasi kepada masyarakat, dengan sifat kritik maupun membangun.

“Kami tidak dapat bekerja semaksimal mungkin bila tidak ada peran pers. Karena kami tidak sempurna dalam bekerja,” ucap pria Akpol tahun 2002 ini.

Mantan Kasat Narkoba Polrestabes Medan menambahkan, HPN 2021 ini diketahui mengusung tema “Bangkit dari Pandemi, Jakarta Gerbang Pemulihan Ekonomi dengan Pers sebagai Akselerator Perubahan”.

Sehingga Kapolres berharap, dengan momentum HPN 2021 ini pers bisa menjadi akselerator perubahan dimasa pandemi virus corona. Selain itu, pers diharapkan menjadi corong bagi masyarakat agar selaku disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Harapan saya kedepan, tentunya pers dapat profesional dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik. Saya percaya bahwa komunikasi dapat bisa selaras dan seimbang,” pintanya.

Hadir pada saat itu, Wakapolres Kompol D Pinem, Kasat Reskrim AKP JH Tarigan, Kasat Narkoba AKP R Manalu, Kasat Intel AKP A Parhusip, Kasat Lantas AKP Danil Saragih, Kasat Binmas AKP Daryanto. (des/ram)

Jelang Imlek 2021: Poldasu Lakukan Pengamanan di 155 Vihara

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perayaan Tahun Baru Cina atau Tahun Baru Imlek tahun 2021 atau 2572 menandai masuknya tahun untuk shio Kerbau Logam. Imlek tahun ini akan jatuh pada hari Jumat (12/2) besok. Sedangkan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) akan melakukan patroli dan pengamanan di tempat-tempat ibadah Imlek di Sumut. Ada 155 Vihara atau klenteng akan menjadi obyek pengamanan. Hal itu dikatakan Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi kepada Sumut Pos di Medan, Rabu (10/2).

“Untuk perayaan Imlek, Poldasu dan stakeholder terkait akan melakukan pengamanan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) menjadi prioritas utama. Pengamanan dilakukan oleh seluruh pihak Kepolisian Resor (Polres) Jajaran. Sebanyak 155 Vihara atau klenteng akan menjadi obyek pengamanan dengan berbagai skala prioritas,” katanya.

Terpisah, Dirlantas Polda Sumut Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda menambahkan, perayaan Imlek tahun ini sesuai perintah dari Ro Ops Polda tidak ada Ops Liong. “Jadi Poldasu dan jajaran tetap melaksanakan pengamanan, tetapi tidak dikemas dalam bentuk Operasi, karena masih dalam situasi dan kondisi pandemi Covid-19. Memang semua dihimbau untuk melaksanakan kegiatan lebih banyak di rumah atau sesuai prokes,” ujarnya.

Namun, kata Valentino, Poldasu tetap melakukan pengamanan tempat ibadah atau Vihara dan semua giat masyarakat, namun sambil mengimbau agar 5M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas lebih diutamakan,” pungkasnya.

Jumlah Umat Beribadah Dibatasi 50 Persen

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Imlek tahun ini diimbau untuk dilakukan secara sederhana, mengingat tahun ini merupakan Imlek Pertama di Indonesia yang dirayakan ditengah pandemi Covid-19. “Makna perayaan Imlek tidak akan berkurang hanya karena dilakukan secara sederhana. Untuk itu, saya mengimbau kepada warga Kota Medan, khususnya bagi yang merayakan Imlek untuk merayakan Imlek di tahun ini secara sederhana dengan mengikuti protokol kesehatan,” ucap Ketua DPRD Kota Medan Hasyim SE, kepada Sumut Pos, Rabu (10/2).

Dikatakan Hasyim, hal itu harus dilakukan untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19 di Kota Medan. Sebab pertanyaan identik dengan kerumunan, dan hak itu jelas melanggar protokol kesehatan. 

“Kalau bisa cukup dirayakan di rumah masing-masing saja, pagi-pagi tidak harus ke Vihara seperti biasanya, kita harus bisa saling menjaga, ini demi kebaikan kita bersama. Saya sendiri dan Keluarga, tahun ini akan beribadah dan merayakan Imlek di rumah saja,” ujarnya.

Apalagi untuk perayaan Imlek tahun ini, pemerintah sudah memberikan banyak imbauan kepada Instansi terkait agar perayaan Imlek dapat dilakukan secara sederhana saja.

“Untuk Imlek tahun ini agar dilakukan secara sederhana juga dikeluarkan anjuran dari pemerintah ,termasuk imbauan para tokoh Tionghoa hingga Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Paguyuban Sosial Marga Tinghoa Indonesia (PSTMI), Indonesia Tionghoa (Inti) ,” ucap Hasyim.

Hasyim juga mengaku, jika ia dan keluarga kecilnya tidak akan melakukan kunjungan ke rumah-rumah keluarga di tahun ini. Hal itu dilakukan karena semata-mata ingin saling menjaga satu sama lain.

“Alat komunikasi saat ini sudah cukup canggih, kita bisa tetap berkomunikasi dengan keluarga walaupun tidak tatap muka dan berjabat tangan,” katanya.

Namun begitu, Ketua DPC PDIP Kota Medan itu menegaskan, dirinya bukan melarang warga Kota Medan untuk beribadah ke Vihara di saat Imlek. Hanya saja saat ini, beribadah di rumah masing-masing adalah hal yang paling baik.”Kalau mau tetap ke Vihara, silahkan. Kita imbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan dengan menerapkan 5M,” tuturnya.

Menurut Hasyim, kebiasaan saling mengunjungi keluarga dan kerabat sebaiknya ditunda dulu. Ia pun mengajak semua pihak untuk saling mendoakan agar semuanya mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan walaupun masih berada ditengah pandemi Covid-19.

“Mari bersama kita saling mendoakan, serta dengan bijak saling menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri maupun keluarga di rumah. Semoga kita semua diberi selalu kesehatan dan penyertaan Tuhan dalam melewati pandemi ini,” ungkapan.

Menurut Hasyim, Imlek memang harus dilaksanakan secara sederhana. Apalagi saat ini, banyak terjadi bencana. Jika ada masyarakat yang punya rejeki berlebih, akan lebih baik bila disalurkan untuk membantu sesama yang membutuhkan.

“Sehingga bisa bermanfaat untuk saudara kita. Covid -19 juga bisa diambil hikmahnya, untuk lebih fokus pada keluarga inti. Bisa membantu tetangga yang membutuhkan, dan belajar membantu tanpa harus membedakan agama dan etnis, artinya rasa solidaritas bernegara kita juga ditingkatkan lagi ,” katanya.

Dijelaskan Hasyim, secara tradisi biasanya sebelum adanya pandemi, untuk kegiatan saat perayaan tahun baru Imlek yang utama pada 11 Februari 2021 yaitu, mendoakan leluhur keluarga. Kemudian, pada malam harinya makan bersama keluarga.

Sedangkan tanggal 12 Februari 2021, atau saat hari Imleknya, biasanya dimanfaatkan untuk ajang silahturahmi, saling berkunjung antara saudara, dan berlangsung selama satu pekan. “Dan malam harinya, makan bersama biasanya bertempat di rumah keluarga yang dituakan. Jadi ini sebuah tradisi yang sudah turun temurun,” jelas Hasyim .

Hasyim juga tak lupa menyampaikan ucapan Imlek kepada seluruh masyarakat Tionghoa, khususnya warga Kota Medan yang merayakannya. “Go Xi Fat Chai kepada seluruh saudaraku,” pungkasnya. (mag-1/map/ila)

Terpisah, Kepala Badan Penangulangan Becana Daerah (BPBD) Kota Medan, Arjuna Sembiring, mengatakan pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran tentang tata cara beribadah di rumah-rumah ibadah.

“Tak cuma di Vihara, di semua rumah ibadah sudah diatur tentang taya cara. beribadah ditengah pandemi, sala satunya bahwa maksimal yang masuk ke rumah ibadah hanya 50 persen dari total kapasitas rumah ibadah itu. Alhamdulillah, semua rumah ibadah kooperatif. Dan kita yakin, vihara-vihara di Kota Medan juga akan menerapkan hal itu,” kata Arjuna kepada Sumut Pos, Rabu (10/2).

Arjuna juga mengaku, sejauh ini, pihaknya juga belum ada menerima permintaan penyemprotan disinfektan ke vihara-vihara di Kota Medan.

“Karena rata-rata mereka sudah punya alat sendiri dan saat ini sudah tidak sulit untuk mendapatkan disinfektan. Tapi begitu pun, kalau dibutuhkan, kita siap menyemprotkannya,” pungkasnya.

(Map)

Nakes RS Pirngadi Gelar Demo, Tuntut Uang Insentif Covid 9 Bulan

ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tenaga Kesehatan (Nakes) RSUD dr Pirngadi yang melayani pasien Covid-19, menggelar unjukrasa di RS milik Pemko Medan tersebut, Rabu (10/2).Mereka menuntut uang insentif melayani pasien Covi-19 yang belum dibayar selama 9 bulan.

ilustrasi

Dengan memakai alat pelindung diri lengkap, para nakes mengelilingi seluruh akses rumah sakit. Mereka berkeliling sambil membawa spanduk yang bertuliskan Tolong Bayar Gaji Covid-19. Spontan, aksi tersebut sempat mengundang kehebohan pasien dan keluarga pasien yang keluar dari kamar untuk menyaksikan.

Menurut salah seorang perawat, B Zendrato, insentif mereka yang belum dibayar sejak bulan Mei hingga sekarang. Kata dia, seharusnya setiap bulan menerima penghasilan sekitar Rp7 juta.

“Kami sudah 9 bulan tidak dibayarkan intensif yang seharusnya sudah kami terima, seperti kabupaten lain yang sudah cair. Bahkan, SK (Surat Keputusan) kami juga tidak ada di tangan kami. Mana hati nurani, kami garda terdepan,” ungkapnya sambil berteriak di depan ruangan Direktur Utama RSUD Pirngadi Medan.

Ia menyatakan, sejauh ini pihak manajemen rumah sakit hanya memberikan janji akan dibayarkan insentif para perawat. Namun, kali ini sudah habis kesabaran. “Kami semua lakukan dengan tulus, tapi apa yang kami dapatkan? Kami sudah berkorban tidak bertemu dengan keluarga selama bertugas, kalau telat satu atau dua bulan masih kami maklumi. Tapi, ini sudah 9 bulan,” keluhnya.

Setelah hampir 1 jam berunjuk rasa, keluhan para perawat ditanggapi pihak rumah sakit. Kabid Pelayanan Medis RSUD dr Pirngadi Medan, dr Risma Sinaga mengaku, terkait insentif Covid-19 bukan ranah pihaknya, melainkan Dinas Kesehatan Kota Medan. “Tidak ranah kami, kami sudah usahakan bahkan sudah ke anggota dewan,” katanya.

Sementara, Kasubag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin menyatakan, sudah disampaikan berkas insentif para perawat Covid-19 ke Dinkes Medan. Karena itu, Edison mempersilahkan untuk menanyakan langsung. “Sudah kita kirimkan berkasnya ke Dinkes Medan, tanyakanlah ke dinas,” ucapnya dikonfirmasi wartawan.

Dia membantah kalau berkas insentif yang dikirimkan tidak lengkap. “Jangan mendahului, tanyakan dulu ke Dinas Kesehatan Medan. Sebelumnya sudah dibilang sama mereka, tanyakan ke dinas,” cetusnya.

Menurut Edison, pihak rumah sakit sudah mengusulkan ke Dinkes Medan. “Coba dipertanyakan di sana dimana kendalanya. Uangnya dikirim ke rekening masing masing itu. Petugas yang diusulkan ada 100 -an lebih,” paparnya.

Terpisah, Kepala Dinkes Medan, dr Edwin Effendi mengaku, persoalan insentif perawat yang belum dibayarkan merupakan permasalahan internal. “Itu urusan internal Pirngadi. Harusnya manajemen Pirngadi lah yang menjelaskan semua,” kata Edwin.

Dikatakan Edwin, manajemen rumah sakit tahu persis bagaimana prosedurnya. Mulai dari kelengkapan berkas, pengusulan, hingga kesiapan untuk insentif bagi nakes tersebut. “Kalau kita tinggal meneruskan saja. Jadi mengenai kelengkapan itu, pengaturan dan siapa-siapa saja (penerima) kan internal Pirngadi,” tegasnya saat dihubungi wartawan.

Terpisah, Sekretaris Dinkes Kota Medan, drg. Irma Suryani mengatakan, Dinkes Kota Medan mengaku segera membayarkan gaji para Nakes di RSUD dr Pirngadi Medan yang sudah menunggu selama 9 bulan.

Menurut Irma, uang jasa Covid-19 untuk Nakes akan segera dibayarkan di 2021 ini. Sedangkan keterlambatan pembayaran honorarium/insentif nakes bukan hal yang disengaja, melainkan disebabkan oleh info penambahan anggaran honorarium/insentif dari Kementerian Keuangan yang baru datang di menit-menit terakhir. “Kita mau tutup buku, enggak mungkin dibayarkan di menit-menit terakhir. Intinya Insyaallah dibayarkan. Mohon bersabar,” ucapnya.

Disebutkannya juga, proses pengajuan uang jasa Covid-19 untuk Nakes juga berubah-ubah. Awalnya, Dinas Kesehatan Medan mengajukan berkas Nakes penerima honorarium yang menangani Covid-19 ke Kementerian Kesehatan.

“Awalnya usulan disampaikan ke Kemenkes untuk diverifikasi kembali oleh mereka. Lama tidak ada kabar tentang hasil verifikasi. Belakangan baru dapat info bahwa aturannya berubah, verifikasi dikembalikan ke daerah masing-masing,” ujarnya.

Selanjutnya, kata Irma, Dinas Kesehatan Medan melakukan verifikasi sesuai aturan yang baru. Setelah selesai verifikasi, pihaknya baru akan melakukan pembayaran ke Nakes RS Pirngadi untuk bulan Maret dan April melalui sistem transfer bank ke rekening masing-masing Nakes.

“Sedangkan untuk pembayaran bulan Mei dan bulan berikutnya, kita minta RSUD untuk melengkapi berkas usulan untuk kita proses pembayaran sesuai dengan anggaran yang tersedia. Namun pada akhir Desember 2020, kita mendapat info ada penambahan anggaran untuk honorarium/insentif Nakes yang menangani COVID yang ditransfer langsung ke kas daerah oleh pusat,” jelasnya.

Saat ini, kata Irma, uang honorarium/insentif Nakes yang menangani COVID-19 sudah tersedia, tinggal mekanismenya saja yang masih berproses. Karena saat ini sudah masuk Tahun 2021, maka pihaknya menunggu proses DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) selesai.

“Uangnya sudah ada. Tapi mana mungkin kita kerja tanpa DPA. Jadi intinya, uangnya ada, hanya proses pencairannya harus sesuai dengan mekanisme pencairan keuangan daerah. Jadi tolong bersabar,” pungkasnya.

Menanggapi hal ini, Ketua Fraksi Golkar DPRD Medan, M Afri Rizki Lubis meminta Pemko Medan, dalam hal ini Dinas Kesehatan untuk segera membayarkan insentif atau uang jasa Covid-19 bagi par Nakes di RSUD Pirngadi Medan. Ia menilai, bahwa keterlambatan pembayaran sampai 9 bulan bukanlah hal yang bisa ditoleransi lagi.

“Saya rasa kalau terlambat 2 atau 3 bulan saja, itu sudah terlalu lama. Apalagi kalau terlambatnya itu sampai 9 bulan, bagaimana Nakes bisa memberikan toleransi? Saya saja secara pribadi menilai ini sangat miris, sungguh memprihatinkan,” kata Rizki Lubis kepada Sumut Pos, Rabu (10/2).

Dijelaskan Rizki, gaji para Nakes di Kota Medan masih terbilang sangat kecil. Untuk itu, pemerintah pusat memberikan insentif atau uang jasa Covid-19 kepada para Nakes. Insentif tersebut diharapkan dapat menambah semangat para Nakes dalam melayani pasien Covid-19.

Terkait alasan mekanisme yang membuat proses pencairan uang insentif menjadi lama terbayarkan, Ketua Komisi III ini menyebutkan jika pernyataan itu tidak bisa dibenarkan sepenuhnya. “Ya itu tadi, kalau telat satu sampai tiga bulan, masih boleh lah kita bicara mekanisme. Tapi kalau telatnya sampai 9 bulan, saya rasa itu bukan soal mekanisme saja, tapi itu bukti buruknya koordinasi Pemko dengan pemerintah pusat,” tegasnya.

Fraksi Golkar DPRD Medan pun menentang mekanisme yang dijadikan alasan agar para Nakes bersabar untuk dibayarkan insentifnya. “Sebab mekanisme itu urusannya pemerintah, jangan malah nakes dibebankan dengan urusan mekanisme. Segera bayar insentif mereka, hargai perjuangan mereka. Kita mau pandemi ini segera berakhir, maka Pemko wajib memperhatikan nasib para nakes di Kota Medan, khususnya dalam kondisi Covid seperti saat ini, supaya pandemi ini bisa segera berakhir,” pungkasnya. (map/ila)

Polsek Medan Baru Apresiasi Media sebagai Mitra

RUANG KERJA: Kapolsek Medan Baru Kompol Aris Wibowo SIK, saat di ruangan kerjanya, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Medan Baru Kompol Aris Wibowo SIK memberikan ucapan selamat Hari Pers Nasional (HPN) 2021 kepada segenap insan pers yang diperingati setiap tanggal 9 Februari.

RUANG KERJA: Kapolsek Medan Baru Kompol Aris Wibowo SIK, saat di ruangan kerjanya, beberapa waktu lalu.

“Atas atas nama seluruh jajaran Polsek Medan Baru mengucapkan selamat Hari Pers Nasional 2021 untuk seluruh insan pers yang bertugas di Sumatera Utara (Sumut), dan khususnya di wilayah Kota Medan ini,” ujar Aris didampingi Kanit Reskrim Iptu Irwansyah Sitorus SH MH, di Medan, Selasa (10/2)n

Aris mengaku, keberadaan insan pers telah banyak berperan dalam menyampaikan informasi-informasi kegiatan di jajaran Polsek Medan Baru. Sehingga, ada rasa bangga dan merupakan satu kehormatan dapat bekerja sama dengan awak media khususnya di wilayah hukum Polsek Medan Baru yang bersama-sama memberikan pendidikan kepada masyarakat dengan memberikan informasi yang positif dan tidak propokatif.

“Sebagai mitra strategis, kami berharap kepada segenap insan pers hendaknya dapat selalu bersinergi dan senantiasa memberikan kontribusi positif dalam pemberitaan. Mari bersama-sama kita kawal dan bangun Kota Medan agar terbebas dari berita hoax dan informasi yang tidak bertanggung jawab,” imbaunya.

Aris berharap agar insan pers semakin mengedepankan integritas dan netralitas, sehingga dapat bermanfaat bagi khalayak. “Semoga insan pers semakin sejahtera dan terlindungi serta bisa saling kompak dan solid dalam hal pemberitaan kepada masyarakat, khususnya di wilayah hukum Polsek Medan Baru,” harap Aris.

Pers Harus Ikut Kawal Revisi UU Pilkada

Masih terkait HPN, Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut, Hendro Susanto meminta Pers dan media ikut mengawal wacana pemerintah dan DPR merevisi Undang-undang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2022 dan 2023 menjadi serentak dengan Pileg dan Pilpres 2024.

“Insan pers memiliki peranan vital dalam mendorong Pak Jokowi agar Pilkada tetap berjalan di tahun tersebut,” kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut, Hendro Susanto kepada Sumut Pos, Rabu (10/2).

Harapan ini ia sampaikan bertepatan pada momen Hari Pers Nasional (HPN) 2021, bahwa pers sebagai pilar keempat demokrasi di Indonesia sangat strategis bahkan vital peran dan fungsinya mengawal seluruh kebijakan penyelenggara negara.

“Sikap PKS jelas dan tegas, bahwa proses Pilkada yang sudah dijadwalkan kiranya bisa terlaksana dengan baik. Pilkada 2020 aja berhasil, Pilkada di era pandemi, dan Provinsi Sumut menjadi role model demokrasi di Indonesia, karena 23 Pilkada di tahun 2020 berjalan dengan aman, damai dan sukses,” katanya.

Menurut dia, insan pers perlu memiliki sumber daya manusia (SDM) yang andal. Karenanya wartawan harus meningkatkan kualitas diri dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan UU pers dan kode etik jurnalistik. “Prestasi dan loyalitas wartawan sebagai pilar demokrasi selama ini sudah baik, pada HPN ini semoga lebih baik. Sekali lagi selamat Hari Pers Nasional,” kata Ketua Komisi A DPRD Sumut ini.

Peringatan HPN 2021, kata Hendro, harus dimaknai media massa dan pers agar konsisten menyampaikan informasi yang objektif, membangun, dan mengedukasi masyarakat. Selain itu bisa menjawab persoalan yang dihadapi oleh para wartawan. Salah satunya adalah kemampuan untuk menyajikan informasi berkualitas dan mampu menangkal hoaks.

Diakuinya, tantangan terberat jurnalis saat ini antara lain melakukan transformasi dari data menjadi knowledge, di mana kecepatan tanpa mengesampingkan kaidah jurnalistik yang ada. “Media-media kita bisa diperbarui dengan terus mewaspadai konvergensi dari teman-teman medsos yang main kecepatan. Kalau fungsi kecepatan diambilalih oleh kawan-kawan jurnalis yang berpegang teguh pada kaidah etik jurnalistik, maka saya yakin bangsa ini akan dapat sesuatu yang luar biasa,” katanya.

Menurutnya, media yang sehat harus terdepan dalam menjaga demokrasi dan menangkal hoaks. Sebab, hoaks bisa berdampak luas dan bisa memecah-belah masyarakat dan mengganggu suasana kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pihaknya juga menyoroti masih tingginya kasus kekerasan terhadap jurnalis saat melaksanakan tugas atau liputan di lapangan. Padahal HPN telah ditetapkan sebagai momen perjuangan kebebasan pers dan kebebasan ekspresi menuju pemerintahan yang demokratis.

“Negara harus hadir untuk melindungi insan pers, demi sehatnya demokrasi di republik ini, lebih khususnya di Provinsi Sumut. HPN harus menjadi bentuk koreksi dan evaluasi, baik untuk jurnalis itu sendiri maupun perusahaan media. Kita berharap, di HPN ini juga tidak ada lagi bentuk kekerasan kepada para jurnalis di lapangan saat melakukan peliputan sesuai dengan kode etik jurnalistik,” pungkas politikus Dapil Sumut 12 (Kota binjai dan Kabupaten Langkat) tersebut. (mag-1/prn/ila)

Bahas 48 PHL di DPP Kota Medan, Pemko Bersikukuh Menolak 48 PHL

RAPAT: Ketua Komisi IV DPRD Medan, Paul Mei Anton saat mengikuti rapat, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembayaran gaji 48 Pegawai Harian Lepas (PHL) di Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kota Medan masih belum menemui kejelasan. Meski begitu, Pemerintah Kota (Pemko) Medan menegaskan tidak akan melakukan penambahan 48 PHL di Dinas yag terletak di Jalan Selambo, Kelurahan Amplas, Kecamatan Medan Amplas tersebut.

RAPAT: Ketua Komisi IV DPRD Medan, Paul Mei Anton saat mengikuti rapat, beberapa waktu lalu.

Permasalahan tersebut dibahas dalam Rapat Koordinasi antara Komisi IV DPRD Medan dengan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kota Medan Ikhsar Risyad Marbun, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Irwan Ritonga dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan SDM (BKDPSDM) Kota Medan Muslim Harahap serta Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Medan T Ahmad Syofyan, Senin (8/2) sore di gedung DPRD Medan.

Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi IV DPRD Medan, Paul Mei Anton Simanjuntak di ruang rapat Komisi IV DPRD Medan, Irwan Ritonga, mengatakan jika pengusulan penambahan PHL yang telah disahkan dalam Paripurna APBD 2021 telah disampaikan kepada Gubernur Sumatera Utara. “Tapi usulan itu ditolak Gubernur (Sumut). Artinya sejauh ini, belum ada rekomendasi penambahan PHL di DPP Kota Medan,” ucap Irwan saat RDP.

Mendengar jawaban tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Medan, Antonius Tumanggor justru mengaku bingung. Pasalnya yang dibahas dalam rapat tersebut bukan masalah penambahan PHL, tetapi solusi pembayaran gaji ke-48 PHL. Karena sebelumnya, masalah ini telah disetujui pada 2018 lalu.”Bukan penambahan PHL yang kita bahas. Tetapi pembayaran gaji yang belum dibayarkan sejak mereka (48 PHL) yang diangkat” tegas Antonius.

Tidak hanya Antonius, anggota Komisi IV lainnya, Edwin Sugesti dan Renville Napitupulu pun menanyakan, perihal apakah pembayaran gaji itu nantinya bisa dimasukkan ke dalam P-APBD dengan catatan gaji tersebut dirapel. “Atau apakah bisa dilakukan pergeseran anggaran PHL dari dinas yang PHL kurang produktif seperti di Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Dinas Perhubungan Kota Medan?” tanya Renville.

Menyikapi hal ini, Kepala Bapedda Kota Medan Irwan Ritonga dengan tegas mengatakan tidak bisa. “Sebab kalau terjadi penambahan pembayaran, maka sudah otomatis ada penambahan orang. Mana mungkin anggarannya bertambah, tapi PHL-nya tidak bertambah, sedangkan besaran gaji setia PHL sudah ditentukan nominalnya,” jawab Irwan.

Senada dengan Irwan, Kepala BPKAD Kota Medan, T Ahmad Syofyan, mengatakan jika usulan DPRD Medan tersebut tidak bisa dilakukan. Bila tetap dipaksakan, maka nantinya akan menjadi temuan.

“Pemko Medan hanya mengakui 103 dari 151 PHL (di DPP Kota Medan), sedangkan untuk yang 48 lagi tidak (diakui),” kata Syofyan.

Sindiran halus juga disampaikan Kepala BKDPSDM Kota Medan, Muslim Harahap. Ia menyatakan, bahwa setiap PHL berada di bawah kewenangan OPD. Dan mengenai subsidi gaji ke-48 PHL yang diambil dari 103 PHL lainnya, hal itu jelas tidak dibenarkan. Sebab 103 PHL resmi terpaksa harus mendapatkan gaji yang tidak sesuai dengan besaran yang seharusnya diterima karena harus berbagai gaji dengan 48 PHL yang tidak diakui Pemko Medan.

“Mengenai kabar bahwa 103 PHL secara sukarela membagikan gajinya untuk 48 PHL, itu juga tidak dibenarkan. Sebab standar gaji mereka sudah sesuai dengan UMK, gak boleh sebenarnya di bagi untuk (PHL) yang lain, akhirnya gaji 103 PHK itu yang jadi berkurang,” tegas Muslim.

Menanggapi pernyataan rekan sejawatnya di pimpinan OPD Pemko Medan, Kadis Pertanian dan Perikanan Kota Medan, Ikhsar Risyad Marbun, menegaskan bahwa masalah pembagian gaji itu merupakan kesepakatan dan inisiatif dari para PHL iti sendiri dan bukan dari dirinya ataupun DPP Kota Medan. “Lalu, apakah mereka harus diberhentikan? Apa dasarnya? Selama ini mereka bekerja dan kinerja mereka sangat dibutuhkan. Selain itu, mereka juga sudah berpengalaman,” kata Ikhsar.

Setelah sekian lama berdebat dan belum ada titik temu, akhirnya ada usulan dan rekemondasi agar ke-48 PHL bisa mendapatkan hak-hak mereka. Yakni, pihaknya akan berkoordinasi kepada BPK Perwakilan Sumut. “Untuk gaji, kita harapkan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Medan bersama Bapedda, BPKAD untuk berkoordinasi ke BPK atau BPKP,” ucapnya Ketua Komisi IV, Paul.

Kepada Sumut Pos, Kepala Bapedda Kota Medan, Irwan Ritonga, mengatakan jika pihaknya akan mengecek kembali kabar pengajuan 155 PHL di DPP Kota Medan yang telah disetujui DPRD dalam Rapat Paripurna pada 2018 lalu.

“Kita cek dulu kabar itu. Karena saya belum menjabat selaku Kepala Bapedda saat itu. Informasinya, dari 155 PHL, 4 di antaranya sudah diangkat jadi PNS, jadi jumlahnya tinggal 151 orang tapi katanya Pemko Medan hanya membayarkan gaji untuk 103 PHL,” terangnya kepada Sumut Pos, Selasa (9/1).

Tetapi di sisi lain, Irwan dapat memastikan jika Pemko Medan memang tidak akan menambah jumlah PHL di DPP Kota Medan. Pasalnya, usulan penambahan ke-48 PHL telah ditolak akomodirnya oleh Pemprovsu. (map/ila)

Forwat Bersama BenihBaik.com & Tokopedia Buka Donasi untuk Jurnalis dan Pekerja Informal Terdampak Covid-19

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Selain tenaga kesehatan dan profesi lain yang berada di garis depan, jurnalis dan pekerja di sektor informal juga berisiko tinggi terinfeksi Covid-19. Mereka sering bertemu dan bersinggungan dengan banyak orang saat menjalankan tugas jurnalistik.

Penyebaran virus corona pun masih belum terbendung dan kini kasus positif Covid-19 telah menembus lebih dari satu juta kasus. Bed occupancy rate (BOR) atau tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 juga masih menunjukkan angka tinggi, meskipun mulai ada tren penurunan.

Menurut data di laman eis.dinkes.jakarta.go.id, beberapa provinsi mencatatkan keterisian lebih dari 70 persen. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) anjuran keterisian di rumah sakit idealnya adalah di bawah 60 persen.

Kondisi tersebut membuat pasien Covid-19 kian sulit untuk mendapatkan akses perawatan di rumah sakit rujukan. Maka dari itu, tak sedikit pula dari mereka yang terpaksa melakukan isolasi mandiri di rumah dengan fasilitas sekadarnya.

Angka positivity rate di Indonesia juga masih jauh lebih besar dari standar Badan Kesehatan Dunia (WHO). Pada 3 Januari 2021, positivity rate Covid-19 Indonesia bahkan mencapai 29,46 persen, padahal WHO menetapkan standar 5 persen. Artinya, satu dari tiga orang yang diperiksa terkonfirmasi Covid-19. Namun, angka itu turun pada 6 Januari menjadi 15,4 persen.

Memahami situasi yang kian tak menentu ini, Forum Wartawan Teknologi (Forwat) bersama BenihBaik.com dan Tokopedia membuka donasi untuk jurnalis dan para pekerja di sektor informal yang terdampak Covid-19. Penggalangan donasi ini memiliki tujuan untuk meringankan beban para wartawan dan para pekerja sektor informal yang terpapar Covid-19.

Wakil Ketua Umum Forwat, Insaf Albert Tarigan mengatakan sejak awal pandemi Covid-19, Forwat bersama teman-teman jurnalis yang lain sudah beberapa kali menggalang dana saat ada rekan-rekan yang terdampak Covid-19.

“Meski begitu, kami menyadari bahwa masih banyak rekan jurnalis lain di berbagai daerah yang juga membutuhkan bantuan, Forwat bekerja sama dengan Tokopedia untuk menggalang dana dari masyarakat. Penyaluran bantuan ini nantinya akan melalui BenihBaik.com. Bentuknya berupa biaya pengobatan, biaya akomodasi, biaya kebutuhan pangan selama masa perawatan, dan penggantian biaya hidup keluarga yang perlu ditanggung selama pasien menjalani isolasi ataupun rawat inap. Selain rekan-rekan jurnalis, bantuan ini nantinya juga ditujukan untuk pekerja sektor informal,” ujar Insaf.

Insaf menambahkan, “Kami berterima kasih atas kesediaan Tokopedia dan juga BenihBaik.com untuk bekerja sama dengan Forwat. Semoga inisiatif yang baik ini akan memunculkan pula hal serupa dari pihak lain agar saudara-saudara kita yang terdampak Covid-19 bisa teringankan beban sesama yang mengalami kesulitan,” tambahnya.

Sementara Ekhel Chandra Wijaya, External Communications Senior Lead Tokopedia, menuturkan kolaborasi Tokopedia bersama Forwat dan BenihBaik.com merupakan salah satu wujud dari komitmen perusahaan untuk #SelaluAdaSelaluBisa dalam membantu masyarakat di tengah pandemi, termasuk rekan-rekan jurnalis dan pekerja sektor informal lainnya yang terdampak COVID-19. “Lewat Top Donasi, Tokopedia memfasilitasi seluruh pengguna untuk bisa berpartisipasi dalam aksi sosial, dengan berdonasi sebesar Rp 5.000 untuk setiap transaksi ketika berbelanja di Tokopedia,” ucapnya menambahkan. 

Di sisi lain, Andy F Noya, CEO dan founder BenihBaik.com, mengaku sangat senang dengan keterlibatan teman-teman jurnalis yang tergabung dalam Forwat dan juga Tokopedia untuk menggalang dana. “Ini adalah sebuah bentuk kepedulian pada sesama, kita tidak akan meninggalkan orang-orang di sekeliling kita yang mengalami kesulitan. Terima kasih kepada FORWAT dan Tokopedia, semoga kita selalu diberi kekuatan untuk menjadi jembatan kebaikan,” kata Andy F Noya.

Untuk proses donasi, pengguna Tokopedia dapat melakukannya saat checkout pembayaran berbelanja. Pengguna dapat memberi centang pada kotak donasi. Setelah itu, nominal akan langsung ditambahkan ke total belanja untuk dibayarkan. Periode penggalangan dana ini akan berakhir pada bulan Mei 2021. Di Tokopedia, penggalangan dana akan dibuka dari 10 Februari hingga 24 Februari 2021, sedangkan di BenihBaik akan dibuka mulai 10 Februari sampai 10 Mei 2021.

Adapun untuk informasi selengkapnya mengenai tata cara bantuan yang dapat disalurkan khusus terkait jurnalis, dapat dilihat di website www.forwat.id. (rel/adz)

Kanwil BRI Bandung Gelar Forum Komunikasi Apresiasi Para ‘Mantri’

BANDUNG, SUMUTPOS.CO – Kantor Wilayah (Kanwil) BRI Bandung menggelar forum untuk mendorong inisiatif strategi guna menghadapi tantangan di tahun 2021. BRI terus fokus untuk melakukan pendampingan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tengah berjuang untuk bangkit di tengah pandemi.

SINERGI: BRI menerjunkan para ‘mantri’ ke berbagai daerah di Indonesia. Selain sebagai tenaga pemasar, tugas mereka memberikan pendampingan bagi para pelaku wirausaha kecil. Para mantri ini juga membantu dan mendukung pelaku usaha mikro mengembangkan bisnisnya.

Selain fokus untuk membangkitkan UMKM, BRI juga dikenal sebagai partner strategis pemerintah dalam kaitannya penyaluran berbagai stimulus dengan tujuan untuk meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat.

Dalam salah satu upayanya membantu para pelaku usaha mikro, BRI menerjunkan para ‘mantri’ ke berbagai daerah di Indonesia. Tugas mereka adalah untuk memberikan pendampingan bagi para pelaku wirausaha kecil.

Mantri BRI tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Mantri berperan sebagai tenaga pemasar BRI yang kerap membantu dan mendukung pelaku usaha Mikro mengembangkan bisnisnya. Sekarang tugas mantri bukan hanya berjualan produk, tetapi pemberdayaan pada masyarakat. Sehingga nilainya sudah semakin bermakna, dan menjadi orang yang dikenal di masyarakat. Mantri menjadi rujukan untuk bertanya terkait masalah perbankan.

Selain itu, Mantri juga menjadi ujung tombak inklusi dan literasi perbankan kepada masyarakat Indonesia hingga ke penjuru negeri.
Mantri BRI juga memiliki peranan penting dalam kaitannya akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hingga akhir Desember 2020 tercatat BRI telah melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp 186,6 triliun kepada lebih dari 2,83 juta debitur.

Selain itu BRI juga BRI tercatat sudah menyalurkan Rp18,6 triliun dana Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) kepada 7,7 juta debitur di seluruh Indonesia. Dana BPUM yang disalurkan BRI setara 65,2 persen dari total pagu BPUM yang disediakan yakni Rp28,3 triliun untuk 11,8 juta debitur.

Dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) terkait COVID, sepanjang 2020 BRI telah membantu penyaluran insentif untuk 3,86 juta Keluarga Penerima Manfaat. Nilai bantuan yang difasilitasi penyalurannya oleh BRI mencapai Rp3,1 triliun. Ada pula penyaluran BLT dana desa senilai Rp 1,9 triliun kepada 879 ribu rekening penerima.

BRI juga terus menyalurkan bantuan sosial reguler seperti program sembako senilai Rp 14,5 triliun kepada 7,1 juta Keluarga Penerima Manfaat dan penyaluran Program Keluarga Harapan senilai Rp 15,1 triliun kepada 3,8 juta Keluarga Penerima Manfaat. (adv/rel)

Diduga Mengandung Senyawa Kimia MCPD dan GE, Migor Kelapa Sawit Berbahaya Dikonsumsi

FGD: Geraham Sumut saat menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Grandhika Hotel, Me-dan, Rabu (10/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Diduga mengandung zat berbahaya seperti MCPD dan GE, minyak goreng (migor) kelapa sawit mengandung zat berbahaya sehingga berdampak buruk pada kesehatan.

FGD: Geraham Sumut saat menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Grandhika Hotel, Me-dan, Rabu (10/2).

Hal ini terungkap pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Perlindungan Hukum Warga dari Dampak Negatif Minyak Goreng Kelapa Sawit: Tantangan dan Solusinya di Indonesia, yang diselenggarakan Gerakan Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (Geraham) Sumatera Utara, di Grandhika Hotel, Me-dan, Rabu (10/2).

Ketua Badan Pengurus Geraham Sumut, Eddy Suryanto mengatakan, minyak goreng kelapa sawit yang selama ini dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Indonesia, diduga mengandung zat berbahaya seperti MCPD dan GE. Senyawa kimia ini terbentuk akibat proses penyiapan bahan pangan yang menggunakan suhu pemanasan tinggi (diatas 200o C). Kontaminan MCPD umumnya ditemukan dalam bentuk 3-monochloropropane-1,2-diol (3-MCPD), 2-monochloropropane-1,2-diol (2-MCPD) dan esternya (2- dan 3-MCPD Ester.

“Zat pencemar tersebut, yakni 3-MCPD dan Ester asam lemak lainnya, diketahui bersifat karsinogenik atau dapat memicu terjadinya penyakit kanker hingga memicu kerusakan DNA manusia. Peraturan Perudang-undangan saat ini, belum mampu memberikan perlindungan hukum yang maksimal akibat dampak buruk minyak goreng kelapa sawit,” ujar Eddy.

Undang-undang dan peraturan di bawahnya belum menentukan batas aman kandungan bahan pencemar berupa 3-MCPD dan Ester asam lemak untuk minyak nabati di Indonesia termasuk minyak goreng kelapa sawit. Padahal Uni Eropa menerapkan batas maksimum kandungan 3-MCPD dalam minyak sawit maksimal 2.500 µg/kg atau 2,5 ppm.

“Geraham Sumut siap untuk melakukan advokasi mengenai dampak negatif kandungan bahan berbahaya pada minyak goreng Kelapa Sawit sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan,” tegasnya.

Geraham Sumut juga akan terus mengkampanyekan mengenai dampak negatif minyak goreng kelapa sawit kepada publik dan menyiapkan langkah hukum. “Bentuknya bisa class action atau gugatan organisasi. Upaya hukum ditujukan kepada negara dan pihak terkait, untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat,” pungkas Eddy.

Sementara itu, akademisi dari Fakultas Hukum USU, Dr. Rosmalinda, SH, LLM, yang tampil sebagai salah satu narasumber, mengatakan semestinya negara memberikan perlindungan hukum, termasuk menjamin produk pangan olahan yang aman dikonsumi. Sebab, selain minyak goreng banyak produk pangan olahan yang terkandung minyak kelapa sawit di dalamnya, dan ini dikonsumsi oleh anak-anak. “Negara harus memberikan jaminan perlindungan bagi generasi penerus bangsa, termasuk keamanan produk pangan.Karena ini adalah bagian dari pemenuhan hak asasi manusia, khususnya hak anak. Hukum adalah salah satu sarana yang dibutuhkan,” tegas Doktor Ilmu Hukum di bidang perlindungan HAM Anak ini. (tri/ila)

Rumah Tahfidz As Sakinah Kembali Lahirkan Penghafal Alquran, Anak Wartawan Senior Tahfidz 30 Juz

BERSAMA: Para santri foto bersama orangtua dan pengurus Rumah Tahfidz As Sakinah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Tahfidz As Sakinah Komplek Citra Garden, Jalan Jamin Ginting Medan, kembali melahirkan generasi muda penghafal Alquran. Kali ini, dua santrinya Budi Agung dan Muhammad Hanafi Ibadurrahman sukses menyelesaikan hapalan 30 Juz, Rabu (10/2). 

BERSAMA: Para santri foto bersama orangtua dan pengurus Rumah Tahfidz As Sakinah.

Budi Agung merupakan warga Buntu Pane Kabupaten Asahan sukses menyelesaikan hafalan 30 Juz selama enam bulan 24 hari. Sedangkan Muhammad Hanafi Ibadurarrahman, selama enam bulan 26 hari.

Keduanya merupakan santri Rumah Tahfidz As Sakinah angkatan ketiga program 1 tahun. Namun belum satu tahun keduanya telah berhasil menuntaskan hafalan 30 Juz. “Alhamdulillah belum 7 bulan keduanya selesai menghafal 30 Juz,” kata Ketua Yayasan Rumah Tahfidz As Sakinah, Wahdi M Pd usai acara khataman 30 Juz. Hadir dalam kegiatan khataman tersebut Pembina Rumah Tahfidz As Sakinah, H Fikri Andi Akbar Ginting Suka

pengawas Rumah Tahfidz H Zulkarnain ST dan orang tua santri Muhammad Hanafi Ibadurrahman bernama Dr Puji Santoso. Puji Santoso merupakan dosen sekaligus Jurnalis senior di Sumatera Utara. Selain itu, tampak hadir koordinator Rumah Tahfidz Ustadz Rizki dan pengasuh santri Doa Rizki Ananda Saragih.

Lebih lanjut dikatakan Wahdi, dalam angkatan ketiga terdapat 10 santri dan dua orang telah berhasil menyelesaikan hafalan 30 Juz. Sedangkan delapan santri lainnya Riski Nasution telah hafal 26 Juz, Ridwan Azzawawi 24 Juz, Rizky Amaluddin 24 Juz, Ardhi Nasution 22 Juz, Jalaluddin Nasution 22 Juz, Rahmad Fernanda 22 Juz, Teguh Fernanda 22 Juz dan Viki Nasution 21 Juz.

“Kepada santri yang telah hafal jaga hafalan nya dan teruslah meningkatkan kualitas hafalan nya dan bagi yang belum hafal segera menyusul karena tidak ada yang mustahil karena bukti nyata telah di depan mata kita bersama,” harapnya.

Sementara itu Pembina Rumah Tahfidz As Sakinah H Fikri Andi Akbar mengapresiasi pencapaian para santri yang sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran yang diberikan para Ustadz pembimbing. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua santri yang sukses menghafal 30 Juz dalam waktu enam bulan saja. Owner dari PT Samudera Lautan Luas (SLL) yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang itu berharap langkah yang sama diikuti para santri lainnya.

“Kepada dua santri yang baru diwisuda saya berpesan ilmu yang didapat harus diamalkan. Hafalannya terus ditingkatkan lagi. Untuk santri lainnya tetap semangat tingkatkan hafalannya hingga 30 Juz,”ujar pria yang akrab disapa H Romi itu.

Senada pengawas Rumah Tahfidz H Zulkarnain berharap para santri yang telah menyelsaiakan hafalan 30 Juz tidak jumawa dan senantiasa meningkatkan kualitas hafalannya. Begitu juga sengan delapan santri lainnya yang masih menjalani pendidikan juga harus tetap semangat menyelesaikan hafalannya.

Sementara itu Puji Santoso berterimakasih kepada Yayasan Rumah Tahfidz As Sakinah yang telah menempa putranya menjadi seorang hafidz. Puji Santoso pun berharap Rumah Tahfidz As Sakinah terus berkembang dan eksis melahirkan para santri penghafal Al Quran.

“Semoga seluruh perbuatan baik ini menjadi amal jariah bagi para donatur, ustadz pengajar dan semua pihak yang mendukung kegiatan mulia ini. Sekali saya ucapkan terimakasih semoga Allah membalas segala kebaikan ini,” ujar Puji.