25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 3809

Bantuan Sosial bagi Warga Miskin Sering Tak Tepat Sasaran

PROTES: Sejumlah warga Kota Medan saat memprotes ke Kantor Dinas Sosial Kota Medan karena tidak mendapat bantuan beras, beberapa waktu lalu.
PROTES: Sejumlah warga Kota Medan saat memprotes ke Kantor Dinas Sosial Kota Medan karena tidak mendapat bantuan beras, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Komisi II DPRD Medan menilai bantuan sosial kepada warga miskin sering tak tepat sasaran. Karena itu Komisi II DPRD Medan mendorong Dinas Sosial (Dinsos) Kota Medan agar benar-benar melakukan verifikasi data terhadap seluruh warga miskin di Kota Medan.

PROTES: Sejumlah warga Kota Medan saat  memprotes ke Kantor Dinas Sosial Kota Medan karena tidak mendapat bantuan beras, beberapa waktu lalu.
PROTES: Sejumlah warga Kota Medan saat memprotes ke Kantor Dinas Sosial Kota Medan karena tidak mendapat bantuan beras, beberapa waktu lalu.

Sehingga ke depannya, khususnya di tahun 2021, seluruh warga miskin di Kota Medan dapat terakomodir dengan mendapatkan segala jenis bantuan sosial yang ada, baik yang bersumber dari pemerintah pusat maupun daerah.

Pendataan itu dilakukan guna melengkapi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Diharapkan, pendataan sekaligus bentuk perbaharuan (update) agar perubahan data tentang warga miskin di Kota Medan dapat dilihat perubahannya dari tahun ke tahun. Sebab untuk proses pendataan melalui proses verifikasi dan validasi itu, Pemko Medan telah menyiapkan anggara yang tidak sedikit.

“Bantuan sering tak tepat sasaran. Kita harapkan dana yang dianggarkan sebesar Rp6,8 miliar di APBD Pemko Medan Tahun 2021 untuk biaya verifikasi dan validasi menuju Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dapat dimanfaatkan secara maksimal,” ucap Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari ST usai mengikuti rapat pembahasan R-APBD Pemko Medan TA 2021 di ruang Komisi II gedung dewan, Sabtu (14/11).

Disampaikan Sudari, pihaknya di Komisi II siap mendukung pengalokasian biaya pendataan kembali warga miskin di Kota Medan. Sebab mereka menilai, data warga miskin sebelumnya di Kota Medan sudah tidak valid dan tidak update.

Sebab tentu saja, ujar Ketua Fraksi PAN DPRD Medan itu, saat ini sudah cukup banyakwarga yang sebelumnya termasuk golongan warga miskin tetapi sekarang sudah tidak lagi miskin. Atau sebaliknya, ada warga miskin yang bertambah jumlahnya dan sudah masuk dalam kategori miskin.

“Karena masih menggunakan data lama, tentu saja penerima bantuan dinilai tidak tepat sasaran. Yang sudah tidak miskin lagi masih dapat bantuan, sedangkan yang miskin lainnya malah tidak dapat. Ini karena datanya tidak update. Mudah-mudahan dengan data terbaru, kedepannya tidak ada lagi warga miskin di Medan yang tidak mendapatkan segala jenis bantuan,” ujar Sudari.

Di sisi lain, dalam rapat pembahasan R-APBD 2021 antara Komisi II dengan Dinas Sosial, anggota Komisi II Afif Abdillah juga meminta kepada Dinas Sosial agar tidak menyia-nyiakan anggaran untuk melakukan proses verifikasi dan validasi data tersebut.

Dikatakan Afif, DPRD Medan siap membantu menggangarkan dana yang cukup besar tersebut, karena mengingat fungsi pendataan yang sangat vital bagi penyaluran bantuan kepada warga miskin di Kota Medan secara tepat sasaran.

“Anggaran Rp6,8 miliar itu cukup besar, bukan nilai yang kecil. Akan tetapi, mengingat masalah pendataan adalah masalah yang kerap terjadi dari tahun ke tahun sehingga sering menjadi alasan kenapa bantuan warga miskin sering tidak tepat sasaran, maka kami menilai soal pendataan memang harus dibenahi secara total. Kami harapkan anggaran itu dapat dimaksimalkan dan bisa diselesaikan tepat waktu,” tegas Afif.

Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Kota Medan, Endar Sutan Lubis pun menyampaikan, bahwa pihaknya akan melakukan verifikasi dan validasi terhadap data warga miskin di Kota Medan. Untuk biaya tersebut diajukan anggaran sekitar Rp 6,8 Miliar di RAPBD Pemko Medan 2021.

Disebutkannya, pendataan akan dilakukan dengan metode door to door di 17 Kecamatan dengan target merampungkan proses pendataan yang membutuhkan waktu sekitar 6 bulan. Sedangkan rincian jumlah upah pendataan dianggarkan sebesar Rp12 ribu per KK dengan sasaran sekitar 120.870 KK.

Dipaparkan Endar, untuk dinyatakan sebagai warga miskin, ada 14 kriteria yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Sosial (Kemensos). “Tapi dari 14 kriteria tersebut, jika telah memenuhi 9 kriteria saja, maka sudah layak untuk masuk kategori warga miskin,” pungkasnya.

Adapun ke-14 kriteria tersebut, yakni : Luas Lantai Bangunan Tempat Tinggal Kurang dari 8 M2 per Orang, Jenis Lantai Tempat Tinggal Terbuat dari Tanah/Bambu/Kayu Murahan, Jenis Dinding Tempat Tinggal dari Bambu/Rumbia/Kayu Berkualitas Rendah/Tembok Tanpa Diplester.

Kemudian, Tidak Memiliki Fasilitas Buang Air Besar/Bersama-sama dengan Rumah Tangga Lain, Sumber Penerangan Rumah Tangga tidak Menggunakan Listrik, umber Air Minum berasal dari Sumur/Mata Air tidak terlindung/Sungai/Air Hujan, Bahan Bakar untuk Memasak sehari-hari adalah Kayu Bakar/Arang/Minyak Tanah, Hanya Mengkonsumsi Daging/Susu/Ayam dalam satu kali Seminggu.

Kemudian, hanya Membeli Satu Stel Pakaian Baru dalam Setahun.

Hanya Sanggup Makan Sebanyak Satu/Dua Kali dalam Sehari, Tidak Sanggup Membayar Biaya Pengobatan di Puskesmas/Poliklinik, Sumber Penghasilan Kepala Rumah Tangga adalah: Petani dengan Luas Lahan 500 M2, Buruh Tani, Nelayan, Buruh Bangunan, Buruh Perkebunan dan atau Pekerjaan Lainnya dengan Pendapatan dibawah Rp. 600.000, per Bulan.

Pendidikan Tertinggi Kepala Rumah Tangga : Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD/Tamat SD, Tidak Memiliki Tabungan/Barang yang Mudah dijual dengan Minimal Rp500.000,- seperti Sepeda Motor Kredit/Non Kredit, Emas, Ternak, Kapal Motor, atau Barang Modal Lainnya. (map/ila)

Silaturahim dengan Organisasi Kepemudaan Al Washliyah Sumut, Ketua KNPI Sumut Minta Kadispora Peduli Pemuda

BERSAMA:Ketua KNPI Sumut, El Adrian Shah foto bersama saat silaturahmi dengan Organisasi Kepemudaan Al Washliyah di Kantor DPW Al Washliyah, Jalan Sisingamangaraja, Rabu (11/11) lalu.
BERSAMA:Ketua KNPI Sumut, El Adrian Shah foto bersama saat silaturahmi dengan Organisasi Kepemudaan Al Washliyah di Kantor DPW Al Washliyah, Jalan Sisingamangaraja, Rabu (11/11) lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua KNPI Sumut, El Adrian Shah berharap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Sumut nantinya diisi oleh sosok yang benar-benar peduli dengan pemuda. Hal ini dikatakan El saat silaturahmi dengan Organisasi Kepemudaan Al Washliyah di Kantor DPW Al Washliyah, Jalan Sisingamangaraja, Rabu (11/11).

BERSAMA:Ketua KNPI Sumut, El Adrian Shah foto bersama saat silaturahmi dengan Organisasi Kepemudaan Al Washliyah di Kantor DPW Al Washliyah, Jalan Sisingamangaraja, Rabu (11/11) lalu.
BERSAMA:Ketua KNPI Sumut, El Adrian Shah foto bersama saat silaturahmi dengan Organisasi Kepemudaan Al Washliyah di Kantor DPW Al Washliyah, Jalan Sisingamangaraja, Rabu (11/11) lalu.

Hadir dalam kegiatan itu Ketua PW Gerakan Pemuda Al Washliyah Sumut Zulham Efendi Siregar Sekretaris PW Angkatan Putri Al Washliyah (APA) Sumut Rabiatul Adawiyah, dan Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) Sumut, Putra Chairul Hadi Siregar. El mengatakan, saat ini Pemrovsu sedang melakukan asessment lelang jabatan untuk pimpinan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) termasuk Dispora. Karenanya, siapa sosok yang akan menjadi Kadispora Sumut, lanjut El menjadi penting bagi KNPI Sumut.

“Kadispora harus memiliki program yang jelas khususnya dalam bidang kepemudaan. Lewat program-program tersebut Dispora bisa bersinergi dengan pemuda untuk mewujudkan Provinsi Sumut yang bermartabat. Terutama selama masa pandemi Covid-19 ini. Banyak pemuda kesulitan melewati situasi krisis. Kita berharap Bapak Gubernur memperhatikan hal ini demi kebaikan dan kemajuan Pemuda Sumatera Utara,” ujar El.

Lebih lanjut El menyampaikan kegiatan roadshow KNPI Sumut ke sejumlah organisasi kepemudaan selama masa Pandemi ini juga dalam rangka konsolidasi sehingga tercipta suasana kondusif di Sumatera Utara. “Kita tidak ingin Pemuda Sumatera Utara terbelah hanya karena persoalan yang tidak substantif. Kita harus solid rekan-rekan sekalian,” ajak El.

Dalam Pertemuan tersebut, El juga menyampaikan dukungan terhadap tokoh pendiri Al Washliyah Syeikh HM. Arysad Thalib Lubis agar pemerintah segera menetapkannya sebagai pahlawan nasional. “Saya Ketua DPD KNPI Sumut mendukung tokoh pendiri Al Washliyah Syeikh HM. Arysad Thalib Lubis menjadi pahlawan nasional. Saya berharap pemerintah segera menetapkan beliau sebagai pahlawan nasional,” pungkasnya.

El Keluarga Besar Al Washliyah

Ketua PW Gerakan Pemuda Al Washliyah Sumut, Zulham Efendi Siregar mengatakan, El Adiran Shah merupakan bagian keluarga besar Al Washliyah. Karena tokoh–tokoh dan guru-guru Al Washliyah merupakan murid dan pernah berguru kepada Tuan Syeikh Gulram Shah yang merupakan dari kakek dari El Adrian Shah. “Jadi beliau ini bukan orang lain bagi Al Washliyah. Makanya kita sangat berterima kasih atas kehadiran DPD KNPI Sumut ke Rumah Besar Al Washliyah ini,” ujarnya.

Zulham juga mengatakan, pemuda Sumut harus berkontribusi terhadap kemajuan pembangunan Sumatera Utara. Sosok pemuda harus berani tampil di segala lini dan menunjukkan prestasi kinerjanya. Dan KNPI Sumut harus menjadi etalase kepemimpinan di Sumatera Utara.

“Dan kita yakin KNPI Sumut di bawah kepemimpinan Bung El mampu membawa Pemuda Sumatera Utara menuju Sumut Bermartabat. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh potensi kepemudaan, organisasi kepemudaan, organisasi mahasiswa, organisasi pelajar di Sumatera Utara mendukung Ketua DPD KNPI Sumatera Utara, Bung El Adrian Shah menjalankan amanah mewujudkan visi misinya sebagai Ketua DPD KNPI Sumatera Utara,” tegasnya.

Sekretaris PW APA Sumut Rabiatul Adawiyah menyampaikan, setiap organisasi kepemudaan harus mampu menunjukkan kinerja di tengah masyarakat. Dalam kesempatan itu, Rabiatul menyampaikan bahwa waktu dekat ini PW APA Sumut akan melaksanakan Kegiatan Khitanan Massal di Belawan dan Kabupaten Tanah Karo. “Kami berharap DPD KNPI Sumut bisa ikut berpartisipasi dalam ini, karena mereka sangat menanti uluran tangan kita,” ujarnya.

Sementara itu Putra Chairul Hadi Siregar PW IPA Sumut mengatakan KNPI Sumut memiliki trobosan untuk para pelajar Sumut saat masa pandemi ini. “Kami berharap KNPI Sumut bisa membuat pelatihan pembuatan aplikasi untuk mendukung pelajar dalam menghadapi era teknologi komunikasi 4.0 yang memang sudah ada didepan mata,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, El menyampaikan, setiap pemuda memiliki tanggungjawabnya masing-masing. Namun jika dikelola secara Bersama–sama maka tanggungjawab tersebut akan mudah terlaksana. “Oleh karena itu, kami berharap kepada rekan–rekan sekalian untuk Bersama- sama ikut berpartisipasi dalam pembangunan di Sumatera Utara,” pungkasnya. (adz)

Satgas Covid-19 Beri Peringatan Keras kepada Beer Corner, Mega Park, dan Super Discotheque

BUBARKAN: Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Mebidang membubarkan pengunjung di salah satu tempat hiburan malam di Kota Medan, Sabtu (14/11).prans/sumutpos.
BUBARKAN: Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Mebidang membubarkan pengunjung di salah satu tempat hiburan malam di Kota Medan, Sabtu (14/11).prans/sumutpos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Medan – Binjai – Deli Serdang (Mebidang) memberi peringatan keras kepada beberapa pengelola usaha hiburan malam di Kota Medan. Pasalnya pengelola usaha hiburan malam tersebut kembali melanggar protokol kesehatan (Prokes).

BUBARKAN: Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Mebidang membubarkan pengunjung di salah satu tempat hiburan malam di Kota Medan, Sabtu (14/11).prans/sumutpos.
BUBARKAN: Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Mebidang membubarkan pengunjung di salah satu tempat hiburan malam di Kota Medan, Sabtu (14/11).prans/sumutpos.

Ada dua tempat hiburan malam yang mendapat peringatan keras dari Satgas Covid-19 Mebidang, yakni Beer Corner di Kawasan Mega Park dan Super Hotel Discotheque and Karaoke di Jalan Nibung II. Wakil Ketua Tim Satgas Covid-19 Mebidang Kol Inf Azhar Muliyadi kesal karena dua tempat ini sudah beberapa kali didatangi timnya untuk razia Prokesn

Beer Corner misalnya, tempat ini sebelumnya pernah ditutup paksa Satgas Covid-19 Mebidang karena pelanggaran keras Prokes 3 Oktober lalu. Melihat pelanggaran yang terjadi, Tim Satgas Covid-19 Mebidang membubarkan acara dan pengunjung di Beer Corner.

Hiburan malam lainnya adalah Super Hotel di Jalan Nibung II. Hiburan malam ini belum mendapat sanksi tutup, tetapi sebelumnya sempat diberi teguran keras. Pada operasi Sabtu (14/11) malam, Tim Satgas Covid-19 Mebidang menemukan sekitar 350 orang di ruangan diskotik Super Hotel yang berukuran sekitar 20 x 15 meter. Satgas Covid-19 Mebidang kemudian membuat surat perjanjian dengan pengelola Super Hotel.

“Kita tentu kecewa, tempat usaha yang sebelumnya sudah kena sanksi masih melanggar juga, jadi kita bubarkan dan kita beri peringatan lagi. Dan untuk Super Hotel itu sudah kelewatan, tempat sekecil itu dipenuhi lebih 350 orang. Bila tempat usaha ini melanggar, kita terpaksa memberi sanksi tutup,” kata Azhar, usai operasi di Posko Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan.

Selain dua tempat hiburan malam tersebut, Tim Satgas juga memberikan peringatan keras pada Pasar Raya Raya (Marelan Night Market) dan Mas Coffee di Jalan Marelan Raya. Kedua tempat ini juga sudah beberapa kali mendapat teguran dari Tim Satgas Covid-19 Mebidang, tetapi masih melakukan pelanggaran Prokes.

Kedua tempat ini sudah mengurangi jumlah kursi dan meja, tetapi masih ada beberapa pelanggaran jarak yang terjadi.

“Kita minta kepada pengelola Pasar Raya agar satu meja dua kursi karena meja mereka kecil. Ini kita temukan 1 meja ada yang 3 sampai 5 orang. Jadi, kita beri peringatan lagi,” kata Azhar.

Penanggung jawab Pasar Raya Marelan Jiwi mengatakan, sebelumnya mereka sudah menyusun 2 kursi setiap meja dan telah mengurangi setengah dari kapasitas awal. Namun menurutnya, pengunjung enggan datang bila hanya dua satu meja karena kebanyakan yang datang keluarga. “Kita akui kita salah, kita minta maaf dan akan menyusun kursi dan meja sesuai dengan protokol kesehatan,” kata Jiwi.

Tempat-tempat lain yang dirazia Tim Satgas Covid-19 Mebidang kali ini antara lain Fritlo Chiken, Warung Pak Mutho (Marelan), The Bunes di Kapten Muslim, dan Ring Rood Point.

Selain merazia tempat usaha, Tim Satgas Covid-19 Mebidang yang terbagi dua tim juga melakukan operasi yustisi Prokes disekitaran Marelan dan beberapa tempat lain. Lebih dari 183 orang mendapat sanksi fisik dan 47 orang non fisik, tim juga membagikan 1.000 masker selama operasi. (prn/ila)

Program Keringanan PKB dan BBNKB Diperpanjang hingga 15 Desmber

RAMAI: Kondisi Samsat Medan Utara, ramai didatangi warga untuk membayar pajak kendaraan bermotor, Selasa (20/10).
RAMAI: Kondisi Samsat Medan Utara, ramai didatangi warga untuk membayar pajak kendaraan bermotor, Selasa (20/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dikarenakan belum capai target pendapatan, program keringanan atas sanksi administratif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) atas penyerahan kedua dan seterusnya oleh Pemprov Sumut, diperpanjang hingga 15 Desember 2020.

RAMAI: Kondisi Samsat Medan Utara, ramai didatangi warga untuk membayar pajak kendaraan bermotor, Selasa (20/10).
RAMAI: Kondisi Samsat Medan Utara, ramai didatangi warga untuk membayar pajak kendaraan bermotor, Selasa (20/10).

“Aturan yang tertuang di Pergub 45 tahun 2020 tentang keringanan denda PKB dan BBNKB ini diperpanjang. Pendaftaran mulai 16 November dan pembayaran sampai tanggal 15 Desember 2020. Salah satunya karena itu (target pendapatan belum tercapai),” kata Kepala Bidang PKB dan BBNKB pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Sumut, Syaiful Bahri menjawab Sumut Pos, Minggu (15/11).

Adapun pendapatan yang berhasil dihimpun pihaknya sampai Sabtu, 14 November kemarin melalui program pemutihan PKB dan BBNKB ini, masih terealisasi 85% atau Rp170 miliar. Sedangkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menginginkan, target yang mesti dicapai dari sektor dimaksud yakni Rp200 miliar.

“Kita yakin dan optimis target penerimaan akan tercapai. Kita upayakan meningkatkan pelayanan melalui penambahan 11 bus Samsat Keliling yang mobile setiap hari Senin sampai Sabtun

kemudian menambah jam pelayanan mulai pukul 09.00 s-d 16.00 WIB, serta melakukan sosialisasi secara masif melalui spanduk, brosur, media massa, dan ITE,” terangnya.

Di samping belum memenuhi target pendapatan, perpanjangan pemutihan denda ini juga karena masa berlakunya di tahap pertama yakni 15 Oktober-14 November 2020, dinilai terlalu sempit. Sebab dampak Covid-19 membuat wajib pajak berhati-hati dalam pergerakan karena harus menerapkan protokol kesehatan. Selain itu juga karena kesulitan ekonomi wajib pajak akibat terdampak Covid-19.

“Sehingga Pak Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menilai perlu diperpanjang masa berlaku pemutihan denda pajak kendaraan ke tahap II hingga 15 Desember,” ujar ujar Syaiful lagi.

Ia mengimbau agar wajib pajak memanfaatkan keringanan pembayaran pajak kendaraan itu sesegera mungkin. “Karena bila tidak sekarang, tentu menjadi utang yang membebani si wajib pajak itu sendiri,” imbaunya.

Pihaknya menilai, pemerintah sangat membutuhkan penerimaan dari pajak kendaraan tersebut. Sebab, akan digunakan dalam pelaksanaan program pembangunan di Sumut, termasuk dalam penanganan Covid-19 Sumut saat ini dan ke depannya. “Dan karena itu, kami terus mengoptimalkan pertambahan penerimaan dari keringanan pajak kendaraan ini,” tuturnya.

Adapun syarat pengurusan pemutihan denda ini, kata dia, yakni wajib pajak terlebih dahulu menyampaikan permohonan secara tertulis kepada gubernur Sumut. Kemudian menunjukkan KTP asli, identitas kepemilikan kendaraan yang sah, dan menunjukkan surat atau bukti yang diperlukan sesuai ketentuan yang berlaku.

Sementara untuk jam pelayanan di kantor-kantor Samsat setiap hari kerja (Senin-Sabtu) mulai pukul 09.00 WIB. Dari Senin-Kamis, akan dibuka pelayanan hingga pukul 16.00 WIB, Jumat hingga pukul 14.00 WIB dan Sabtu hingga 15.00 WIB, untuk jenis Samsat Induk, bisa keliling dan Samsat Gerai. Pemutihan denda itu dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. (prn/ila)

HUT Korps Brimob ke-75 Digelar Secara Sederhana

NASI TUMPENG: Kapoldasu Irjen Pol Drs Martuani Sormin MSi bersama Wakapoldasu dan jajaran, foto bersama sambil memajang nasi tumpeng dalam kegiatan HUT Korps Brimob ke-75 yang digelar secara virtual, Sabtu(14/11).
NASI TUMPENG: Kapoldasu Irjen Pol Drs Martuani Sormin MSi bersama Wakapoldasu dan jajaran, foto bersama sambil memajang nasi tumpeng dalam kegiatan HUT Korps Brimob ke-75 yang digelar secara virtual, Sabtu(14/11).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut), Irjen Pol Drs Martuani Sormin MSi menghadiri upacara HUT Korps Brimob ke-75 secara virtual. Acara ini digelar dengan sederhana, di Aula Pesat Gatra Mako Sat Brimob Polda Sumut Jl KH Wahid Hasyim Medan, Sabtu (14/11).

NASI TUMPENG: Kapoldasu Irjen Pol Drs Martuani Sormin MSi bersama Wakapoldasu dan jajaran, foto bersama sambil memajang nasi tumpeng dalam kegiatan HUT Korps Brimob ke-75 yang digelar secara virtual, Sabtu(14/11).
NASI TUMPENG: Kapoldasu Irjen Pol Drs Martuani Sormin MSi bersama Wakapoldasu dan jajaran, foto bersama sambil memajang nasi tumpeng dalam kegiatan HUT Korps Brimob ke-75 yang digelar secara virtual, Sabtu(14/11).

Turut hadir Wakapolda Sumut Brigjen Pol Dr Dadang Hartanto SH SIK MSi Irwasda Polda Sumut, PJU Polda Sumut serta seluruh personel Sat Brimob Polda Sumut. Upacara yang dipimpin langsung oleh, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis secara virtual dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Upacara ini merupakan kegiatan rutin tahunan dalam memperingati HUT Korps Elite Bhayangkara Brimob Polri yang menjadi kebanggaan institusi Polri khususnya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan memelihara Kamtibmas di wilayah Sumut.

Adapun rangkaian kegiatan upacara, yakni Kapolri siap di posisi upacara, membacakan testimoni dari Presiden RI, menyanyikan lagu Mars Brimob, mengheningkan Cipta, pengucap Tri Brata, amanat Kapolri, Andhika Bhayangkari, pembacaan surat Keputusan Dankor Brimob, tanda warga Kehormatan dari Dankor Brimob serta interaksi Kapolri dengan Brimob dalam dan luar Negeri.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolri Idham dengan rasa bangga mengucapkan selamat HUT Brimob Polri dan terima kasih atas pengabdian personel Brimob Polri yang selama ini telah diberikan dan tetap terus ditingkatkan.

“Dengan momentum ini, mari kita mendoakan kepada personel Brimob Polri yang telah gugur saat melaksanakan tugas, semoga arwahnya diterima Tuhan Yang Maha Kuasa dan ditempatkan disisi yang terbaik,” ujarnya.

Dikatakannya, Korps Brimob lahir sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini, Korps Brimob Polri diakui kesetiaannya dalam mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui berbagai penugasan, pasukan Brimob Polri telah menunjukan eksistesinya di setiap pelaksanaan tugas.

“Saya sebagai Kapolri memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh personel Brimob Polri yang telah sigap dalam penugasan, khususnya dalam hal pencegahan pandemi Covid-19, dengan kegiatan penyemprotan cairan desinfektan hingga sampai saat ini dan tetap mematuhi Protokol Kesehatan,” katanya.

Beberapa penekanan Idham, di antaranya untuk meningkatkan keimanan kepada Tuhan serta niatkan keikhlasan di setiap tugas, tingkatkan kebanggaan sebagai anggota Brimob Polri, perkuat sinergitas kepada TNI, terus belajar dan berlatih, jadilah teladan bagi keluarga, rekan dan masyarakat dalam menerapkan Protokol Kesehatan, terapkan pola hidup sehat serta tetap memegang teguh panji-panji Tri Brata, Brimob untuk indonesia.

Usai upacara HUT korps Brimob ke-75, dilanjutkan dengan acara kegiatan Syukuran HUT Brimob dan pemotongan tumpeng. (mag-1/ila)

Dandim 0208/AS Ajak Warga: Yuk, Manfaatkan Lahan Tidur!

BERI MAKAN IKAN: Dandim 0208/AS, Letkol Inf Sri Marantika Beruh memberi makan ikan lele yang ada di belakang Makodim, Minggu (15/11).
BERI MAKAN IKAN: Dandim 0208/AS, Letkol Inf Sri Marantika Beruh memberi makan ikan lele yang ada di belakang Makodim, Minggu (15/11).

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan semua lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Banyak sekali masyarakat yang kehilangan pendapatannya dan tidak memiliki cara untuk menghidupi dirinya.

BERI MAKAN IKAN:  Dandim 0208/AS, Letkol Inf Sri Marantika Beruh memberi makan ikan lele yang ada di belakang Makodim, Minggu (15/11).
BERI MAKAN IKAN: Dandim 0208/AS, Letkol Inf Sri Marantika Beruh memberi makan ikan lele yang ada di belakang Makodim, Minggu (15/11).

Ketidakjelasan kapan masa pandemi akan berakhir, tentunya berpotensi mengganggu ketersediaan, stabilitas, dan akses pangan serta perekonomian. Oleh karena itu menjaga ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19 menjadi salah satu program prioritas pemerintah Indonesia.

“Selain berdampak pada kesehatan, pandemi Covid 19 ini juga berdampak pada ketahanan pangan masyarakat, khususnya mengganggu upaya kita untuk menangani ketahanan pangan,” kata Komandan Kodim 0208/AS, Letkol Inf Sri Marantika Beruh, Ssos, kepada wartawan, Minggu (15/11).

Untuk itu, Dandim Sri Marantika Beruh mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur, untuk dioptimalkan sebagai ajang penambahan perekonomian rumah tangga. Dan untuk suatu lembaga tertentu, juga bisa menambah pemasukan atau pendapatan.

“Kodim 0208/AS saat ini sudah membuat kolam ikan lele di areal belakang Makodim ini. Tujuan pembuatan kolam ikan lele ini, selain untuk mengisi waktu luang, ikannya juga bisa menambah pendapatan, dijual kepada pembeli,” sebut Letkol Inf Sri Marantika Beruh.

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan Kodim 0208/Asahan dalam hal ketahanan pangan ini sebagai upaya mengatasi dampak pandemi Covid-19. “Kegiatan ini juga sebagai apresiasi atas kepedulian Pangdam I/BB Mayjen TNI Irwansyah ke masyarakat. Serta membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan perekonomian masyarakat di masa pandemi Covid-19,” ujarnya.

Disebutnya, Pangdam I/BB memberikan perintah secara tidak langsung ke jajarannya untuk membantu pemerintah dalam mengatasi kesulitan perekonomian masyarakat. “Maka oleh Pangdam I/BB membuat Lomba Karya Jurnalis (LKJ) Penanganan Covid 19, bertujuan agar seluruh Komando Distrik Militer (Kodim) di bawah Kodam I/BB, agar berpikir untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” ungkapnya.

Sebagai upaya memacu semangat satuan jajaran dan masyarakat untuk tetap berinovasi dalam  meningkatkan perekonomian di masa pandemi Covid 19 dan akibat yang ditimbulkan, Kodim 0208/AS saat ini memanfaatkan lahan tidur di halaman belakang untuk beternak ikan lele. “Hal ini dapat dicontoh dan diterapkan masyarakat di halaman rumah mereka. Setidaknya, lahan tersebut bisa mengurangi beban ekonomi keluarga di masa pandemi,” tandasnya. (rel)

MTQN XXVIII: Kafilah Sumut Targetkan 3 Besar

PEMBUKAAN: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, didampingi Ketua TP PKK Provinsi Sumut, Nawal Edy Rahmayadi, menghadiri pembukaan MTQN XXVIII di Padang, Sumbar di Stadion Utama Sikabu, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, Sabtu (14/11/2020) malam. MTQ ini resmi dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo, secara virtual dan dihadiri langsung Menteri Agama RI, Fachrul Razi. Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut/Veri Ardian .

PADANG, SUMUTPOS.CO – Setelah resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo secara virtual, satu demi satu cabang perlombaan pada Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXVIII di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), mulai dipertandingkan. Dari 13 cabang yang diikuti, ada beberapa cabang yang diyakini mampu memberikan hasil yang terbaik bagi Kafilah Sumatera Utara (Sumut), dengan target posisi tiga besar.

PEMBUKAAN: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, didampingi Ketua TP PKK Provinsi Sumut, Nawal Edy Rahmayadi, menghadiri pembukaan MTQN XXVIII di Padang, Sumbar di Stadion Utama Sikabu, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, Sabtu (14/11/2020) malam. MTQ ini resmi dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo, secara virtual dan dihadiri langsung Menteri Agama RI, Fachrul Razi. Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut/Veri Ardian .
PEMBUKAAN: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, didampingi Ketua TP PKK Provinsi Sumut, Nawal Edy Rahmayadi, menghadiri pembukaan MTQN XXVIII di Padang, Sumbar di Stadion Utama Sikabu, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, Sabtu (14/11/2020) malam. MTQ ini resmi dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo, secara virtual dan dihadiri langsung Menteri Agama RI, Fachrul Razi. Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut/Veri Ardian .

“Penyiaran Alquran tidak boleh ditargetkan. Kita sudah berupaya sekuat tenaga, persiapan yang matang sudah dilakukan, tinggal lakukan yang terbaik.

Namun di beberapa cabang memang kita punya beberapa kafilah yang sudah punya prestasi dan mungkin bisa meraih emas pada MTQN kali ini,” ujar Ketua II LPTQ Sumut, Palit Muda Harahap, saat ditemui di Pemondokan Kafilah Sumut, Hotel Ibis Padang, Jalan Taman Siswa Kota Padang, Minggu (15/11).

Cabang perlombaan yang saat ini bisa diandalkan antara lain, hafalan 10 juz putra dan hafalan 20 juz putra. “As’ad Saifullah saat ini menjadi peserta hafalan Alquran 10 Juz Putra MTQN XXVII mewakili Sumut dan Rizki Maulana menjadi peserta hafalan Alquran 20 Juz Putra. Jadi mereka ini sudah pernah menjadi juara internasional Asia Pasifik tahun 2019, As’ad Juara II cabang hafalan 10 juz, dan Rizki menjadi juara satu cabang hafalan 20 juz,” ujarnya.

Palit menambahkan, Tilawah Remaja Putra-Putri juga berpeluang menjadi juara. Sumut mengandalkan Ahmad Khairi Novandra dan Sri Wahyuningsih yang menjadi juara ‘Indonesia Mengaji’ pada program salahsatu stasiun televisi nasional, mendapatkan kesempatan mewakili Indonesia ke MTQ Internasional.

“Andra dan Sri adalah juara satu di Program Indonesia Mengaji, dan Sri itu sudah menjadi juara II pada saat pelaksanaan MTQ Nasional tahun 2018 lalu. Mudah-mudahan mereka kembali sukses pada pergelaran MTQ Nasional kali ini,” terang Palit.

Disampaikan juga, persiapan matang sudah dilakukan mulai dari MTQ Provinsi Sumut yang dilaksanakan di Kota Tebingtinggi. “Sudah kita upayakan untuk mencari perwakilan yang terbaik. Hampir 50% tilawah kita orang baru, selebihnya adalah orang lama yang sudah pernah mengikuti MTQ Nasional,” tambahnya.

Terakhir, Palit pun memohon doa dari segenap warga Sumut agar kafilah Sumut diberikan hasil yang terbaik. “Kepada kafilah lakukan saja yang terbaik. Minimal dapat dipertahankan untuk posisi tiga besar. Sebab kita sudah masuk tiga besar di MTQ Nasional 2018 di Sumut, dan juga tiga besar STQ Nasional ke-25 di Pontianak. Kita doakan bersama mudah-mudahan tahun ini bisa lebih baik lagi,” harap Palit.

Kafilah Sumut yang mengikuti perlombaan Cabang Tilawah Remaja di MTQ kali ini, Ahmad Khairi Novandra, mengaku perlu perjuangan keras dan persiapan yang matang untuk mewujudkan apa yang diharapkan.

“Alhamdulliah, bila saya diberikan kepercayaan lebih untuk memberikan yang terbaik pada MTQN kali ini. Tapi itu pun saya tak mau terlalu jumawa, karena untuk menjadi yang terbaik harus didukung dengan kerja keras dan latihan keras,” ujarnya, saat diwawancarai lewat telepon.

Andra pun mengharapkan dukungan penuh dari warga Sumut, agar dia dan yang lainnya bisa memberikan hasil maksimal. “Pelatihan yang sudah lama dilaksanakan akan menjadi bekal terbaik untuk kafilah. Saat ini yang kami harapkan adalah doa dan dukungan dari warga Sumut, yang akan menguatkan kami untuk berjuang mengharumkan tanah kelahiran kami,” tambahnya.

Lahirkan Generasi Pecinta Alquran

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi bersama Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sumut, Nawal Edy Rahmayadi, ikut menghadiri MTQN XXVIII, Sabtu (14/11) malam, di Stadion Utama Sumatera Barat (Sumbar), Sikabu, Padang Pariaman.

“Semoga acara ini tidak hanya menjadi sekedar event, melainkan harus menjadi pendorong semangat untuk membentuk generasi yang cinta Alquran,” harap Edy Rahmayadi.

Terkait pandemi Covid-19, Edy pun memuji penerapan protokol kesehatan pada pelaksanaan pembukaan MTQ, di mana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar tidak menyarankan warganya untuk menyaksikan acara pembukaan secara langsung dan dianjurkan untuk menonton secara virtual.

“MTQN XXVIII kali ini berlangsung di tengah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Saya kagum dengan penerapan protokol kesehatan yang sudah dilakukan Pemprov Sumbar. Acara dibuat singkat dan padat. Untuk menghindari kerumunan warganya pun dianjurkan untuk menyaksikan pembukaan secara virtual,” tambah Gubernur.

Selain Gubernur Edy Rahmayadi, juga hadir pada malam pembukaan tersebut, Menteri Agama RI Fachrul Rozi, Gubernur Sumbar Iwan Prayitno, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman, Gubernur Maluku Murad Ismail dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo yang membuka MTQ secara virtual, juga mengharapkan penyelenggaraan MTQ tersebut merupakan wujud keinginan kuat untuk membumikan ajaran Alquran, serta menegakkan syiar Islam untuk memperkokoh nilai-nilai agama dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat dan berbangsa.

“Alquran merupakan sumber petunjuk dan pedoman hidup yang aktual sepanjang masa, berisi nilai-nilai luhur universal yang sejalan dengan fitrah manusia yang hanif. Alquran mengajak semua manusia untuk bekerja sama dalam ketaqwaan dalam kebaikan,” ujarnya.

Menteri Agama Fachrul Rozi mengatakan, tindak lanjut dari MTQ Nasional ini, pemenang akan diikutsertakan pada ajang MTQ Internasional. “Ada sebanyak 15 negara yang sudah mengundang Indonesia untuk mengikuti ajang MTQ Internasional dan tidak sedikit pula qori dan qoriah kita yang telah berprestasi,” terangnya.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam laporannya selaku Ketua Umum Panitia MTQ mengatakan bahwa MTQ kali ini merupakan MTQ yang kedua bagi Provinsi Sumbar menjadi tuan rumah, setelah terakhir dilaksanakan pada 37 tahun silam, tepatnya pada tahun 1983.

Acara pembukaan pun ditutup dengan parade pawai kafilah dari masing-masing provinsi, yang dibatasi hanya 10 orang peserta dari tiap provinsi. Pada pembukaan tersebut juga ditampilkan pertunjukan kesenian yang berjudul ‘Syahadat Mengangkat Harkat’. Di antara penampilan itu, disajikan cerita turunnya salah satu surah dalam Alquran dan sejarah masuknya Islam di Minangkabau di Bukit Marapalam. (rel/prn)

Peningkatan Kasus Covid-19 Sumut, Medan & Gunungsitoli Terbanyak

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tren penambahan angka kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) masih terus terjadi. Hingga Minggu (15/11) sore, penambahan kasus baru positif sebanyak 85 orang. Penambahan paling banyak dari Kota Medan 35 orang dan Gunungsitoli 15 orang.

“Secara keseluruhan di Sumut, kasus baru positif bertambah 85 orang. Paling banyak disumbang dari Medan 35 orang dan Gunungsitoli 15. Sedangkan sisanya dari Simalungun 9 orang, Tebingtinggi dan Deliserdang 5 orang, Karo 3 orang, Toba dan Batubara 2 orang. Kemudian Siantar, Sibolga, Sidimpuan, Langkat, Tapteng, Madina, Sergai, Labura, dan Labusel, masing-masing 1 orang,” ungkap Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah.

Dengan penambahan 85 orang, sambung Aris, kini akumulasi kasus positif menjadi 14.293. Dari jumlah tersebut, Kota Medan masih tertinggi dengan total sementara 7.206 kasus. Disusul Deliserdang 1.756 kasus, Simalungun 452 kasus, Siantar 390 kasus, dan Binjai 304 kasus.

Sedangkan kabupaten/kota terendah akumulasi kasus positif, yaitu Nias 7 kasus, Nias Utara 9 kasus, Nias Barat 16 kasus, Pakpak Bharat 23 kasus, dan Humbahas 33 kasus.

“Meski kasus baru positif Covid-19 terus bertambah, angka kesembuhan juga meningkat yang bertambah 65 kasus. Saat ini, total sementara angka kesembuhan menjadi 11.698 kasus. Paling banyak Medan 6.202 kasus, Deliserdang 1.431 kasus, Simalungun 379 kasus, Siantar 331 kasus, dan Binjai 238 kasus,” papar Aris.

Ia menambahkan, untuk kasus suspek bertambah 2 orang sehingga jumlahnya menjadi 685 orang. Sedangkan kasus meninggal dunia karena Covid-19 tidak ada penambahan, sehingga jumlahnya tetap 578 orang.

Menurut Aris, pandemi Covid-19 di Sumut masih terus terjadi. Untuk itu masyarakat diminta konsisten dalam memutus rantai penularan corona, dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Tetap menerapkan perilaku 3M yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, serta menjaga jarak dan hindari kerumunan. Selain itu, tingkatkan imunitas tubuh dengan olahraga teratur, istirahat yang cukup, makan makanan bergizi serta konsumsi vitamin.

“Masyarakat diharapkan menjadikan protokol kesehatan sebagai bagian dari kebutuhan hidup. Dengan menerapkan protokol kesehatan, berarti kita telah menjaga diri kita dan keluarga kita dari virus corona,” imbuhnya.

Biaya Ditanggung Negara

Sebelumnya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Delia Pratiwi br Sitepu, menggelar sosialisasi protokol pelayanan kesehatan rujukan dalam rangka pencegahan Covid-19, kepada 200-an masyarakat di Jambur Rudang Mayang, Sei Bingai, Langkat, akhir pekan lalu.

“Belakangan ini, saya sering mendapat informasi bahwa sistem rujukan seringkali dianggap sebagai faktor yang menghambat pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai kebutuhan. Tak sedikit waktu yang dibutuhkan dalam proses rujukan. Buntutnya, terjadi peningkatan biaya kesehatan namun pelayanan kesehatan tidak sesuai. Selain itu, pasien berkumpul pada beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang akhirnya menurunkan kepuasan pasien,” kata anggota Komisi IX DPR RI ini, Minggu (15/11).

Menurut mengakui, pelayanan rujukan kesehatan berjenjang mengalami sejumlah hambatan, seperti faktor geografis, jarak, transportasi dan keterbatasan fasilitas pelayanan kesehatan di daerah.

“DPR RI saat ini sedang melakukan penataan sistem rujukan pelayanan kesehatan. Ke depannya, dirancang agar diarahkan melalui regionalisasi rujukan secara berjenjang, dan juga menggunakan sistem rujukan berbasis kompetensi fasilitas pelayanan kesehatan,” urai putri sulung Bupati Langkat periode 2009-2019, H Ngogesa Sitepu yang mewakili Daerah Pemilihan Sumut 3 ini.

Untuk itu, Delia menyosialisasikan Program Germas. Yakni sebuah gerakan yang bertujuan memasyarakatkan masyarakat dengan budaya hidup sehat, dan meninggalkan kebiasaan atau perilaku yang kurang sehat.

“Fokus kami terkait rujukan untuk pasien Covid-19. Negara hadir dalam hal ini, baik itu peserta dari program BPJS maupun pasien umum. Jaga iman, jaga aman dan jaga imun,” kata Delia didampingi perwakilan dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Sumut.

Ia menegaskan, petugas rumah sakit atau pemerintah tidak boleh memungut biaya dari pasieen Covid-19. “Para pasien harus mendapatkan pelayanan dari rumah sakit secara gratis. Biaya untuk pasien Covid-19 ditanggung oleh negara,” sambung Delia. Hal tersebut berlaku di seluruh rumah sakit di Indonesia, baik milik pemerintah maupun swasta.

“Ketentuan pembiayaan pengobatan dan perawatan untuk pasien Covid-19 ini harus disosialisasikan kepada masyarakat. Rakyat berhak tahu, bahwa negara membayar biaya untuk penyembuhan pasien Covid-19. Saya berharap, tidak ada lagi masyarakat yang kesulitan saat mau melakukan rujukan kesehatan,” pungkasnya.

Pada kesempatan ini, Delia menyerahkan perangkat cuci tangan untuk masyarakat.

Kades Emplasmen Kwala Bingai, Christian yang menerima secara simbolis bantuan tersebut. Di akhir sosialisasi, Delia juga memberikan cinderamata yang berisi handsanitizer, madu, kacang hijau dan sabun cuci tangan kepada masyarakat yang ikut pada kesempatan tersebut. (ris/ted)

Dunia Alami Gelombang Kedua Covid-19

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gelombang kedua Covid-19 menerpa banyak negara. Prancis memberlakukan jam malam pada Oktober lalu demi menekan angka penularan Covid-19 yang kembali melesat pesat. Tak cuma Prancis, Belgia juga memberlakukan jam malam nasional karena terjadi lonjakan kasus Covid-19.

Selain dua negara itu, gelombang kedua Covid-19 muncul di Swiss dan Italia yang mulai terasa sejak Oktober lalu.

Melihat kondisi di luar negeri, Presiden Joko Widodo mewanti-wanti jajaran menterinya untuk mewaspadai munculnya gelombang kedua Covid-19. Jokowi meminta para menteri untuk berwaspada agar kejadian tersebut tak terjadi di Indonesia.

“Saya ingin menekankan sekali lagi, hati-hati karena di Eropa sudah muncul gelombang kedua yang naiknya sangat drastis sekali,” kata Jokowi.

“Jadi, jangan sampai kita teledor, jangan kita kehilangan kewaspadaan sehingga kejadian itu terjadi di negara kita,” kata Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna dari Istana Negara Jakarta, awal November 2020.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 juga kembali mengingatkan agar masyarakat Indonesia waspada terhadap fenomena gelombang kedua dari berbagai negara di banyak belahan dunia.

“Di banyak belahan dunia saat ini, kasus Covid-19 menurun, dan di saat bersamaan, ada yang mengalami lonjakan bahkan muncul fenomena second wave (gelombang kedua),” kata Juru Bicara dan Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers pada Kamis, 12 November 2020.

Gelombang kedua adalah suatu kondisi ketika ada tren kenaikan kasus konfirmasi positif yang kembali memuncak setelah sebelumnya sempat melandai.

“Di negara lain pernah tinggi, terus turun terus merendah. Lalu, tiba-tiba loncat lagi (jumlah kasus meningkat), loncatnya cepat,” kata Wiku menjelaskan mengenai arti gelombang kedua.

Menurut Wiku, ada beberapa faktor yang membuat terjadi gelombang kedua Covid-19 di beberapa negara. Mulai dari kendornya perilaku menjalankan protokol kesehatan hingga kasus impor.

“Kita lihat itu pasti ada trigger-nya, apa? Dugaan saya prilaku masyarakat tak terkendali dalam menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan). Lalu, ada imported case yang menular cepat, yang mau direm susah,” kata Wiku.

Wiku mengingatkan bahaya Covid-19 tanpa gejala dalam fenomena second wave yang tengah melanda dunia.

Wiku menjelaskan tiga penelitian, yaitu dari Kronbichler et al pada 506 pasien dari 36 studi (2020), He et al pada 50 pasien dari 114 studi (2020), dan Yu et al pada 79 pasien dari 3 Rumah Sakit di Wuhan China tahun 2020. Ketiga penelitian itu menyatakan, kebanyakan penderita Covid-19 yang tidak bergejala adalah populasi berusia muda dan berpotensi menularkan orang-orang sekitarnya.

“Hal ini fenomenanya juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil riset itu, apabila seseorang terlihat sehat, bukan berarti mereka terbebas atau tidak berada dalam kondisi sakit,” tambahnya.

Wiku mengingatkan, menurut World Health Organization (WHO), gejala Covid-19 akan muncul atau dapat dirasakan setelah 5 atau 6 hari dari terpapar virus Covid-19. Atau juga, paling lama dapat dirasakan setelah 14 hari, bahkan terkadang tidak tampak sakit. Pada umumnya, ada dua istilah untuk membedakan pasien Covid-19.

Pertama, ialah asimtomatik yang berarti dapat menularkan tanpa menunjukkan gejala apa pun. Kedua, presimptomatik yang berarti orang yang masih dalam tahap pengembangan gejala atau berada dalam masa inkubasi.

Terlebih, masyarakat di berbagai belahan dunia saat ini tengah mengalami fenomena second wave atau lonjakan kedua. Tren ini menunjukkan kenaikan kasus Covid-19 kembali memuncak setelah mengalami kurva penambahan kasus yang melandai.

“Lonjakan kasus merefleksikan kenaikan kasus aktif atau orang yang sakit, baik yang tengah menjalani isolasi atau dirawat akibat Covid-19,” ujarnya.

Untuk itu, Wiku pun mengimbau masyarakat tidak lengah karena pandemi Covid-19 masih berlangsung dan mengajak untuk terus menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan. Sebab, efektivitas penekanan risiko penularan akan lebih maksimal dengan menerapkan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

“Saya apresiasi seluruh elemen, baik tenaga kesehatan, komunitas, pemerintah dan masyarakat karena kerjasamanya bisa bertahan di masa pandemi Covid-19 sampai sekarang,” jelasnya.

Teori lain tentang kemungkinan beberapa negara Eropa alami gelombang kedua, salahsatu faktornya adalah kelelahan menghadapi gelombang pertama Covid-19 seperti disampaikan Direktur Penyakit Menular WHO Regional Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama.

“Kelelahan menanggulangi gelombang pertama, sehingga protokol kesehatan tidak dilanjutkan atau tidak seketat di gelombang pertama,” kata Tjandra dihubungi Jumat (13/11). (kps)

Vaksin Covid-19 Aman & Halal

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memastikan vaksin Covid-19 yang akan diberikan kepada masyarakat aman, efektif, dan halal. Saat ini berbagai jenis vaksin dari luar negeri dan vaksin yang dikembangkan di Indonesia masih diteliti BPOM. Namun karena efektivitas vaksin Covid-19 ini tebatas –antara 6 bulan sampai 2 tahun-, Satgas menilai vaksin terbaik tetap 3M.

“KITA AKAN memastikan bahwa vaksin yang akan digunakan di Indonesia atas kerja sama internasional atau pengembangan dalam negeri, itu aman dan efektif. Tentunya karena kita adalah negara Muslim.

vaksin-vaksin tersebut juga harus halal,” kata Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, seperti dikutip dari situs resmi Satgas COVID-19, Minggu (15/11).

Wiku mengatakan, pemerintah melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendampingi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk meneliti vaksin Covid-19 yang akan dipakai.

“Pada saat ini MUI bersama dengan Badan POM dan kementerian lembaga lainnya juga sudah me-review beberapa kandidat vaksin tentang aspek kehalalannya. Tentunya nanti akan berkembang juga dengan produk-produk lainnya yang akan diakses oleh pemerintah Indonesia,” kata dia.

Wiku menegaskan, vaksin Covid-19 dibuat dengan berlandaskan pada prinsip utama yakni aman dan efektif. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan bersabar menunggu. Karena pembuatan vaksin membutuhkan waktu. Mulai untuk pengujian klinis hingga tahap persetujuan. Tujuannya yakni untuk memastikan keselamatan dan kesehatan masyarakat yang akan menerima vaksin.

Saat ini, ujarnya, virus Sars-Cov2 sedang diteliti oleh para ilmuwan. Para ilmuwan juga menemukan strain virus yang baru dan belum diteliti sebelumnya. Oleh karena itu, vaksin akan tergantung karakteristik virus.

“Prinsip utama produksi vaksin sesuai arahan Presiden Joko Widodo, di antaranya memastikan pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi betul-betul aman dan efektif melalui dan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah berdasarkan data sains dan standar kesehatan,” ungkap Wiku.

Wiku menambahkan, pengembangan vaksin harus melalui beberapa tahap. Pertama-tama dimulai dari tahapan eksplorasi, tahapan preklinis, pengembangan klinis fase 1 yang diujicobakan kepada sekelompok kecil orang.

Pengembangan klinis fase 2 diujicobakan pada karakteristik masyarakat tertentu seperti umur dan kondisi kesehatan sesuai sasaran vaksin. Pengembangan klinis fase 3 diujicobakan kepada orang dengan jumlah banyak demi menjamin efektivitas dan keamanan.

Setelah selesai uji klinis fase 3, tahapan selanjutnya yakni review dan proses persetujuan. Kemudian, tahapan dilanjutkan dengan manufaktur atau produksi secara massal. Terakhir, barulah kontrol kualitas atau evaluasi.

Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (POM) sebagai regulator obat nasional memiliki kewenangan dan akan mengawal produksi obat maupun vaksin baik di dalam negeri dan dari luar negeri.

“Di masa kedaruratan kesehatan masyarakat seperti saat ini, peran Badan POM sangat strategis untuk menjaga serta mengakselerasi proses pengembangan vaksin sampai pada tahap evaluasi, registrasi dan pengawasan dengan tetap mengawasi bermutu, aman dan efektif,” ujar Wiku.(

Ke depannya, ujar Wiku, pemerintah akan membuat dua skema vaksinasi bersubsidi dan mandiri.

Pemerintah akan mempersiapkan dengan cermat aturan dan kalkulasi biaya pelaksanaan vaksinasi secara mandiri, sehingga harga terjangkau dan dapat diakses masyarakat secara luas.

Selain itu, pemerintah juga akan mempersiapkan lini masa pelaksanaan vaksinasi dengan memperhatikan infrastruktur pendukung, jalur distribusi, dan interval pemberian vaksin yang akan digunakan per wilayah. Lalu, melakukan pelatihan dan simulasi kepada tenaga kesehatan, tenaga keamanan dan relawan yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi.

“Kami imbau kepada masyarakat, di samping vaksin, adaptasi perilaku bersih dan sehat seperti menerapkan protokol kesehatan yang diikuti olahraga yang cukup, makan makanan bergizi secara seimbang, serta tidak lupa menjaga kesehatan mental dengan meminimalisir sumber stres dengan cara beribadah,” ujarnya.

Prokes 3 M Tetap Terbaik

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyampaikan pesan bahwa Covid-19 adalah wabah yang berbahaya dan telah merenggut korban jiwa. “Di Tanah Air sendiri telah lebih dari 15.000 orang wafat termasuk para tenaga kesehatan khususnya dokter,” ujarnya.

Oleh karena itu, Ia meminta kerja sama dari seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dengan baik. “Kita semuanya harus saling bahu membahu, saling membantu dalam mengendalikan Covid-19 ini,” katanya.

Namun vaksin Covid-19 memiliki jangka waktu terbatas untuk menciptakan sistem imun di tubuh seseorang. Masa berlaku efektivitas vaksin saat ini diperkirakan hanya bertahan 6 bulan hingga 2 tahun. Menyadari hal ini, protokol kesehatan 3M perlu untuk terus menjadi kebiasaan baru di tengah masyarakat.

Karena itu, kata Doni Monardo, vaksin yang paling penting itu adalah patuh pada protokol kesehatan yakni mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, memakai masker, dan menjaga jarak.

Berdasarkan pemberitaan media, diketahui ada 10 kandidat vaksin Covid-19 di dunia: vaksin dari Pfizer, vaksin Universitas Oxford, Sinovac, Sinopharm (Wuhan Institute & Beijing Institute), Moderna, Gameleya Research Institute, CanSino Biologics, Janssen Pharma, BioNtech, & Novavax. Kandidat paling menjanjikan dikabarkan vaksin Pfizer, diklaim 90% efektif.

Adapun Kemenkeu mencadangkan anggaran Rp 34,32 triliun untuk pengadaan vaksin, terdiri dari Rp 5 triliun untuk tahun ini dan Rp 29,23 triliun untuk pengadaan pada 2021.

Rencana vaksinasi akan dilakukan pada akhir November 2020, dengan syarat vaksin sudah tersedia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelesaikan pemeriksaan keamanan dan kehalalan vaksin. Pemerintah akan menanggung biaya vaksinasi tahap pertama untuk 9,1 juta orang.

Senada, pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani, meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan meski vaksin nanti sudah disebarluaskan. Ia mengatakan, uji keampuhan vaksin tidak bisa diukur dalam waktu singkat.

“Hasil dari vaksin atau kekebalan ini akan bisa dirasakan setelah 2 tahun atau 4 tahun ke depan. Kita membuktikan keampuhan vaksin atau kekebalan yang ditimbulkan dari vaksin … tidak bisa diukur dalam waktu singkat,” kata Laura, Minggu (15/11).

Karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat tidak abai dengan kondisi pandemi Covid-19 yang sudah berjalan lebih dari 8 bulan di Indonesia.

Dia berharap semua pihak bisa melakukan adaptasi kebiasaan baru dengan cara menerapkan protokol kesehatan. “Sebisa mungkin menghindari atau tidak melakukan kegiatan yang rawan timbul kerumunan,” ucapnya.

Jadwal Vaksinasi Belum Berubah

Terkait rencana vaksinasi atau imunisasi Covid-19 di Sumatera Utara, Kepala Dinkes (Kadinkes) Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, mengatakan sejauh ini jadwalnya masih tetap akhir November ini. Pemerintah Pusat melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes belum mengeluarkan pemberitahuan soal perubahan jadwal.

“Jadwalnya masih November ini, tapi belum tahu kapan. Sejauh ini belum ada pemberitahuan jadwalnya berubah,” ujar Alwi dihubungi wartawan, akhir pekan lalu.

Karena itu, kata Alwi, pihaknya tengah melakukan rangkaian pelatihan terhadap para tenaga kesehatan yang bertugas dalam mengaplikasikan vaksinasi nanti. Saat ini, sudah mau memasuki pelatihan angkatan kedua dan untuk semua kabupaten/kota. “Kapan vaksinnya akan masuk, kita juga belum tahu dan masih kita tunggu,” ujarnya lagi.

Pun begitu, Alwi menyebutkan, pihaknya tetap bersiap-siap sesuai petunjuk dari Pemerintah Pusat. Kemudian melakukan sosialisasi terkait pelaksanaan vaksin kepada masyarakat. “Yang jelas vaksin ini memang sudah direncanakan pemerintah, dan pemerintah tentu tidak mungkin mencelakakan rakyatnya. Jadi kalau ada berita-berita miring soal vaksin itu, rasanya tidak masuk di akal dan enggak perlu terlalu didengarkan. Carilah informasi yang benar,” sebutnya.

Untuk itu, dia berharap kepada masyarakat yang mendapat vaksin nantinya supaya bisa diterima dengan baik. Masyarakat tidak usah khawatir apalagi sampai berpikiran pemerintah akan zholim kepada rakyatnya dan tidak mungkin mencelakakan rakyatnya. “Kalau misalnya ada orang yang berbeda pandangan politik, itu memang ada kepentingannya. Tapi, ini (pemerintah) dengan rakyat sendiri apa kepentingannya? Justru harus menjadi tanggung jawab pemerintah,” tandasnya.

Sebelumnya, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut yang juga Sekretaris Dinkes Sumut dr Aris Yudhariansyah menyampaikan, imunisasi Covid-19 nantinya akan diberikan kepada kelompok rentan, mulai usia 18-59 tahun terutama terdiri dari para tenaga kesehatan (nakes), asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Kelompok prioritas lain yang ditetapkan berdasarkan kajian epidemiologi dan kebijakan operasional imunisasi Covid-19, diberikan kepada petugas pelayanan publik, yakni petugas yang berhadapan langsung dengan masyarkat, seperti TNI-Polri, petugas bandara, petugas stasiun kereta api, petugas pelabuhan, pemadam kebakaran, petugas PLN dan PAM yang bertugas di lapangan.

“Kemudian, untuk kelompok risiko tinggi lainnya, yaitu kelompok pekerja yang merupakan kelompok usia produktif dan berkontrobusi pada sektor perekonomian dan pendidikan, serta penduduk yang tinggal di tempat berisiko seperti kawasan padat penduduk. Lalu, para kontak erat Covid-19, yaitu orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi. Berikutnya, administrator pemerintahan dalam bidang pelayanan publik,” ujar Aris.

Untuk estimasi sasaran imunisasi Covid-19 di Sumut berjumlah 8.232.718 jiwa. Jumlah ini terdiri dari tenaga kesehatan dan petugas pendukung lainnya yang bekerja di Fasyankes, yakni sipil 31.634 orang, TNI 582 orang, dan Polri 448 orang.

Selanjutnya, petugas pelayanan publik terdiri dari Satpol PP 7.335 orang, TNI 19.631 orang, Polri 19.598 orang, dan lainnya 775.704 orang. Beirkutnya, anggota BPJS PBI 4.951.731 orang, serta masyarkat dan pelaku ekonomi lainnya sebanyak 2.426.054 orang. (cnn/kps/mea/ris)