25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 4098

Pertimbangan Pemahaman Masyarakat & Perkembangan Keilmuan, Pemerintah Ubah Istilah-istilah

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah merevisi sejumlah istilah yang selama ini telah dikenal di tengah masyarakat. Seperti istilah untuk kebijakan nasional di tengah pandemi Covid-19, serta istilah kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian Covid-19. Tak ada perbedaan mendasar dalam perubahan istilah tersebut. Hanya saja, istilah-istilah lama tak lagi digunakan.

ISTILAH yang berubah salahsatunya diksi new normal yang diubah menjadi istilah adaptasi kebiasaan baru (AKB). Alasan perubahan, istilah new normal kerap salah dipahami masyarakat sebagai kembali normal pada kebiasaan lama sebelum pandemi. Alhasil, langkah menjaga diri dari Covid-19 menjadi kendur.

Dengan mengubah istilah, masyarakat diharapkan tetap produktif melakukan kegiatan ekonomi, sosial, budaya pendidikan dan agama, namun tetap aman dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

“Adaptasi kebiasaan baru berarti kebiasaan baru dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari. Seperti menggunakan masker, jaga jarak 1-2 meter, dan cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir, menjadi kebiasaan baru kita. Ini semua hal-hal kecil dan mudah kita lakukan, namun memiliki dampak yang besar dalam memutus rantai penularan Covid-19. Inilah adaptasi kebiasaan baru yang diharapkan pemerintah kepada masyarakat pada saat pandemi korona ini,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Whiko Irwan, Selasa (14/7).

Ia mengakui, banyak masyarakat, instansi, dan pelaku usaha yang telah disiplin melaksanakan protokol kesehatan dalam kegiatan aktifitas sehari-hari. “Untuk itu GTPP Covid-19 Sumut mengucapkan banyak terimakasih,” ujar dia.

Namun untuk memutus rantai penularan Covid-19, diperlukan peran seluruh masyarakat tanpa kecuali. Untuk itu, Whiko berpesan agar orang-orang muda senantiasa memakai masker dan menjalankan protokol kesehatan lainnya. Meski mungkin memiliki imun yang kuat, tetapi orang di sekitarnya bisa saja rentan terpapar.

“Kita sebagai orang-orang muda yang kuat, produktif, memiliki imunitas yang kuat, kita mungkin tidak akan sakit akibat Covid. Tetapi janganlah kita menjadi carrier atau pengidap Covid yang tanpa gejala, dan menularkannya kepada orang-orang disekitar kita,” harapnya.

Jika terdeteksi positif Covid-19, lanjutnya, seluruh keluarga dan diri sendiri akan diisolasi, baik secara mandiri maupun rumah sakit. “Dengan isolasi, berarti kita tidak bisa bekerja di kantor maupun tempat kerja kita di luar rumah. Penghasilan menurun dan beban keluarga menjadi meningkat. Kita akan diisolasi sampai dinyatakan sembuh dengan bukti swab PCR negatif 2 kali berturut-turut,” katanya.

Whiko juga menyampaikan kabar baik, di mana laboratorium PCR RSUD Deliserdang telah dibuka dan beroperasi. Pembukaan lab tersebut sangat membantu pemerintah provinsi dan kabupaten dalam melakukan deteksi Covid-19 di masyarakat.

“Sehingga penderita Covid tadi dapat segera diisolasi dan dipisahkan dari masyarakat, untuk memutus rantai penularannya. Angka covid yang kita dapatkan akan menjadi bahan masukan dalam evaluasi dan tindak lanjut kebijakan pemerintah daerah ke depan,” katanya.

Definisi Status Pasien Berubah

Tak hanya mengubah diksi new normal, istilah kesehatan juga berubah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI resmi merevisi pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19. Revisi ini membuat istilah yang selama ini dikenal diubah.

Juru Bicara Pemerintah untuk Pencegahan Covid-19 Achmad Yurianto, Selasa (14/7) mengumumkan bahwa Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah meneken Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) nomor HK.01.07/MENKES/413/2020. Ini merupakan revisi kelima. Menurut Yuri, dalam revisi ini wajib digunakan oleh pemerintah pusat dan daerah hingga tenaga kesehatan.

Dalam KMK anyar itu menyebutkan alasan kenapa harus diubah. Salah satu pertimbangannya adalah perlu ada penyesuaian dengan perkembangan keilmuan dan teknis kebutuhan pelayanan.

Menurutnya, tak ada perbedaan mendasar dalam aturan ini. Hanya saja, istilah-istilah yang kerap digunakan tak lagi digunakan. Istilah itu adalah orang dalam pemantauan (ODP) pasien dalam pengawasan (PDP), orang tanpa gejala (OTG), dan kasus konfirmasi. “Kami ubah menjadi kasus suspect, kasus probable, kasus konfirmasi, kontak erat, pelaku perjalanan selesai isolasi, dan kematian,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes itu.

Relawan Tim Komunikasi GTPP Covid-19 Sumut, dr Putri Mentari Sitanggang, dalam keterangan pers melalui video streaming YouTube, Selasa (14/7) sore, menjelaskan suspect adalah pertama, orang yang dengan ISPA dan pada hari 14 terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara atau di wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.

Kedua, adalah orang dengan salah satu gejala atau tanda ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi Covid-19.

Ketiga, orang dengan ISPA atau pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di RS dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Selanjutnya, sambung dia, kasus probable adalah kasus suspect dengan ISPA berat atau meninggal dunia dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dan belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kemudian, kasus konfirmasi yaitu seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 yang dibuktikan dengan laboratorium RT PCR.

“Konfirmasi ini dibagi menjadi dua, yaitu kasus konfirmasi dengan gejala dan kasus konfirmasi tanpa gejala,” terangnya.

Berikutnya, adalah kontak erat. Kontak erat ini yaitu orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi Covid-19. Di mana riwayat kontak yang dimaksud antara lain, kontak tatap muka atau berdekatan dengan kasus konfirmasi dalam radius satu meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.

Putri melanjutkan, kontak erat ini kemudian adalah sentuhan fisik langsung dengan kasus probable, seperti bersalaman, berpegangan dan lain-lain. Selanjutnya orang yang memberikan perawatan langsung kepada kasus probable tanpa menggunakan APD sesuai standar.

“Keempat adalah situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian resiko lokal yang ditetapkan tim penyelidikan epidemiologi setempat pada kasus probable yang bergejala untuk menemukan kontak erat. Periode kontak dihitung dari dua hari sebelum dan 14 hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi,” jabarnya.

Sedangkan untuk pelaku perjalanan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam dan luar negeri dalam 14 hari terakhir. Dinyatakan discurt apabila seseorang yang status suspect dengan RT PCR dua kali negatif selama dua hari berturut-turut dengan selang waktu lebih 24 jam.

“Selanjutnya seseorang yang melakukan kontak erat yang telah melakukan masa karantina selama 14 hari,” ucapnya.

Sementara itu, untuk definisi selesai isolasi adalah apabila kasus konfirmasi tanpa gejala yang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi. Kedua, kasus konfirmasi dengan gejala yang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT PCR dihitung 10 hari sejak tanggal muncul gejala dengan ditambah minimal tiga hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.

Ketiga, kasus konfirmasi dengan gejala yang mendapat hasil pemeriksaan follow up RT PCR satu kali negatif dengan ditambah minimal tiga hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan. “Terakhir pada kematian Covid-19 untuk kepentingan survailens adalah kasus konfirmasi yang meninggal dunia,” pungkasnya.

Positif Capai 2.497 Kasus

Mengenai peningkatan jumlah pasien dengan konfirmasi positif Covid-19 di Sumut, dr Putri Mentari menyampaikan, bertambah sebanyak 130 kasus positif. Dengan penambahan tersebut, jumlahnya kini menjadi 2.497 kasus.

“Pasien dengan konfirmasi positif terus bertambah dan saat ini jumlahnya mencapai 2.497 orang,” ungkap Putri, Selasa (14/7).

Selain itu, penambahan juga terjadi pada angka pasien dalam pengawasan (PDP) dari 284 menjadi 293 orang. Kemudian, orang dalam pemantauan (ODP) dari 2.212 menjadi 2.262 orang. “Pasien meninggal akibat Covid-19 juga bertambah menjadi 131 orang dan pasien sembuh bertambah menjadi 597 orang,” jelasnya.

Pengamat: Rakyat Bingung

Pengamat sosial dari UMSU, Shohibul Ansor Siregar, mengatakan perubahan diksi atau istilah dari new normal menjadi AKB, menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

“Pemerintah kurang konsepsional dalam melahirkan terminologi. Seperti istilah social distancing yang diperkenalkan. Rakyat belum paham, sudah diperkenalkan lagi terminologi baru, yakni physical distancing. Dalam keadaan semua konsep dan terminologi itu, muncul lagi istilah new normal yang dibayang-bayangi istilah tatanan normal baru dan adaptasi kebiasaan baru,” terangnya.

Melihat data lonjakan kasus positif setiap hari, sebut dia, ada tanda-tanda serius kekhawatiran secara nasional. Jika ditelaah lebih parsial, terdapat daerah-daerah tertentu yang sangat mencemaskan. Karena itu sukar membuat prediksi dan berharap kurva melandai ke depan.

“Meskipun tak dinyatakan secara tegas, kelihatannya kondisi aktual di Indonesia sangat mirip dengan konsep herd immunity. Saya tidak setuju dengan konsep itu. Namun jika itulah yang akan dipilih, maka program untuk menumbuhkan imunitas rakyat harus dikedepankan. Di antaranya, bagikan secara teratur vitamin B, D, E, C atau yang direkomendasikan ahli kesehatan kepada seluruh rakyat. Pastikan tak seorang pun yang tak kebagian sambil mengintensifkan program pencegahan lainnya termasuk pengetatan protokol, kualitas perawatan medis termasuk strategi isolasi,” katanya.

Dua Warga Dairi Positif Covid-19

Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Dairi terus bertambah. Sebanyak 2 orang warga di kabupaten itu terkonfirmasi positif Covid-19, Selasa (14/7).

Ketua Pokja Humas GTPP Covid-19 Dairi, Rahmatsyah Munthe, membenarkan penambahan warga positif Covid-19 dimaksud. Ia menjelaskan, pasien pertama adalah yakni warga Kecamatan Sumbul berusia 24 tahun, dan kedua warga Kecamatan Gunung Sitember berusia 63 tahun. “Keduanya berjenis kelamin laki-laki,” sebut Rahmatsyah yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Dairi ini.

Warga Sumbul saat ini dirawat di rumah sakit Bina Kasih Medan, sedangkan warga Gunung Sitember dirawat di rumah sakit Elisabet Medan.

“Warga Gunung Sitember sebelumnya masuk daftar Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di rumah sakit Elisabet. Riwayat medis lansia itu yakni mengeluhkan batuk, sesak, meriang, gula, serta TB paru. Saat dilakukan test swab, dia dinyatakan positif Covid-19,” ungkapnya.

Sementara warga Sumbul diketahui positif Covid-19 saat mengurus dokumen bebas Covid-19, karena yang bersangkutan akan merantau ke Kalimantan.

Data hingga Senin (13/7), jumlah penyebaran Covid-19 di Dairi yakni positif 2 orang, orang tanpa gejala (OTG) 32 orang, dan yang menjalani isolasi dirumah singgah di Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo sebanyak 34 orang.

Akumulasi penyebaran Covid-19 sampai saat ini, positif 4 orang, PDP meninggal 4 orang, serta pasien sembuh 7 orang.

“Saat ini di Dairi, ada 2 kecamatan yang berstatus zona merah. Yakni Kecamatan Sumbul dan Gunung Sitember. Status kuning di Kecamatan Tanah Pinem dan Siempat Nempu Hilir. Dan 11 kecamatan lainya berstatus zona Hijau,” jelasnya.

Ditanya, soal penutupan 2 posko pemeriksaan di perbatasan Dairi dengan Pakpak Bharat yakni posko di Lae Mbulan dan perbatasan Dairi dengan Aceh Selatan berlokasi di Sidiangkat, Rahmatsyah mengatakan, penutupan terkait efisiensi anggaran.

Di samping itu, Gustu berasumsi kedua daerah itu kini sudah zona hijau penyebaran Covid-19. “Begitupun, Gustu Covid-19 Dairi tetap mengajak masyarakat waspada dan selalu mengikuti protokol kesehatan. Hindari keramaian, tetap memakai masker bila keluar dari rumah, rajin mencuci tangan, serta jaga kesehatan dengan mengomsumsi makanan bergizi,” pungkasnya. (prn/ris/rud)

Fakar Suhartami Pratama, Anak Penjual Lontong Sukses Jadi Pengusaha

BERSAMA: Fakar Suhartami Pratama didampingi ibunda bersama karyawan dan koleganya saat perayaan HUT ke-29, sekaligus launching media online Pakarberita Online di Hotel Cambridge Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengusaha Muda, Fakar Suhartami Pratama menjadi trend setter di kalangan milenial. Dia juga merupakan selebgram di media sosial Instagram (IG), yang digandrungi anak-anak muda zaman sekarang. Tak tanggung-tanggung, akunnya @fakarayu1325 memiliki 23 ribu followers.

BUKAN tanpa alasan, Fakar disebut pengusaha sukses di usianya yang masih terbilang muda ini. Dia merupakan pemilik e-sport, seperti mobil legend yang berkantor di Jakarta, pemilik Perusahaan dan Sekolah Founder Pakarsitek dan Fakar Trading. Terbaru, dia mendirikan media Pakarberita Online.

Media online tersebut dilaunching bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT)-nya yang ke-29 pada 13 Juli 2020. Acara itu digelar di Hotel Cambridge Medan, dengan dihadiri para koleganya dan para karyawan nya.

Fakar bercerita, media tersebut sesuai dengan namanya. “Hanya berbeda di huruf pertama saja. Harapan media ini menjadi yang paling ahlinya. Segmennya adalah milenial, sehingga gayanya milenial tetapi tetap memegang kode etik jurnaliatik. Saya juga berharap dapat berpartner dengan media-media lainnya,” kata Fakar didampingi karyawannya, Khairul Umam dan Buyung Habibi Harahap kepada Sumut Pos.

Selama ini, Fakar kerap melakukan gerakan sosial, yakni memberikan sembako kepada warga Medan. Dan pada HUT ke-29 ini, dia memberikan uang secara cuma-cuma atau give away, untuk masyarakat seluruh Indonesia melalui Instagram (IG), sebesar Rp7 juta. Dia juga membagikan beras 5kg sebanyak 200 karung kepada masyarakat Kota Medan.

Setelah sukses, Fakar juga berniat ingin mencalonkan diri menjadi Wali Kota Medan di masa mendatang. Untuk itu, dia terus berupaya memperkaya dirinya terlebih dahulu dari usaha sendiri, agar jika nanti terpilih menjadi Medan 1, tidak lagi tergiur untuk korupsi.

“Bahkan saya berniat jika nanti menjadi Wali Kota Medan, gaji saya akan disumbangkan untuk masyarakat Kota Medan,” ungkapnya dengan antusias.

IBUNDA: Fakar Suhartami Pratama didukung ibunda, Ambar Anggriati.

Dia tertarik membangun Kota Medan dari segi infrastruktur. Fakar membandingkannya dengan Kota Bandung yang jauh lebih bagus infrastrukturnýa dibandingkan Medan, padahal Kota Medan adalah kota metropolitan. “Saya melihat Medan ini hancur sekali, infrastruktur, tata kotanya, kedisiplinan masyarakatnya, hingga birokrasinya,” beber Fakar.

Kesukseskan Fakar ini berkat perjuangan keras. Dia mengisahkan bagaimana menjalani hidup susah semasa sekolah dulu. Sewaktu duduk di bangku SMA, orang tuanya bercerai, ibunya adalah seorang penjual lontong, yang sehari saja untuk mendapatkan Rp50 ribu sangatlah sulit.

“Saya juga pernah mengalami selama 3 bulan hanya makan mie instan dalam sehari dibagi dua, sepotong untuk makan siang, sepotongnya lagi untuk makan malam,” kisahnya.

Kemudian, dia berdoa, dengan memohon kepada Allah agar diberikan kesejahteraan. Dia berniat akan memberikan sebagian uangnya untuk membantu masyarakat. Ia pun kemudian bangkit, bermula dari tukang cuci piring, menjadi office boy hingga jual keripik setelah tamat sekolah.

Lalu Fakar, berupaya keluar dari zona nyamannya. Ia berteman dengan etnis Tionghoa, karena menurutnya, mereka bermental bisnis. Dia tetap mengingat pesan teman-temannya itu, yakni bukan salah seseorang terlahir miskin, tetapi menjadi salah diri sendiri jika mati dalam keadaan miskin. “Inilah didikan mereka yang membuat saya termotivasi,” tegasnya.

Dari sini Fakar berangsur bangkit, hingga menjadi pengusaha muda dengan banyak usaha. Fakar juga sangat peduli dengan pendidikan. Ia kerap memberikan sumbangan gratis ke sekolah-sekolah di Medan. Menurutnya, mencari uang tanpa ilmu, maka akan sia-sia dan tidak akan maju. “Pentingnya ilmu agar dapat memanagemen keuangan yang kita miliki. Itulah prinsip saya, karena itu saya akan selalu membantu dalam hal ini,” ungkapnya.

Selain itu, Fakar juga berniat membuat gerakan sosial dengan memberikan jasa membersihkan masjid gratis dan ambulance gratis.

Sementara itu, Ibu kandung Fakar, Ambar Anggriati mengaku bangga memiliki anak yang sangat tangguh dan termotivasi untuk menjadi sukses. Padahal ia sukses tanpa dukungan materi dari orang tuanya.

“Alhamdulillah, saya mendidiknya selayaknya ibu terhadap anak. Saya selalu mendoakannya agar menjadi sukses. Ia anak yang paling hebat, percaya diri, menerima kenyataan dan mampu bangkit serya berdiri di kakinya sendiri. Cita-cita dan impian saya terwujud. Saya ingat kata-kata anak saya, bahwa ia harus sukses, sukses dan sukses. Semoga segala impiannya itu, termasuk ingin menjadi Walikota Medan terwujud,” ungkap Ambar. (mag-1/dek)

Perampok Komisioner Panwascam Belawan Ditembak

Korban saat membuat laporan.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Dalam waktu 3 hari, perampok Komisioner Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam) Medan Belawan berhasil ditangkap.

Pelakunya Arjun (27), warga Jalan Slebes, Gang 15, Kecamatan Medan Belawan. Pelaku terpaksa ditembak, karena melakukan perlawanan saat ditangkap Unit Reskrim Polsek Belawan, Senin (13/7) malam.

Kanit Reskrim, Iptu AR Riza mengatakan, tersangka Arjun merupakan residivis kasus pencurian dengan kekerasan yang sudah 2 kali ditembak, dan 2 kali dihukum dalam kasus yang sama.

“Tersangka ini terbilang bandel dan sudah 2 kali kena tembak pada kaki kiri dan kanannya pada 2017 dan 2019. Namun tersangka tidak tobat juga, bahkan semakin bringas,” jelas Riza.

Saat diinterogasi petugas, tersangka Arjun mengaku, sejak keluar dari rumah tahanan negara karena asimilasi virus corona pada awal 2020, dia sudah melakukan perampokan dengan kekerasan sebanyak 10 kali di wilayah hukum Polres Pelabuhan Belawan.

“Tapi laporan polisi yang kami terima hanya 3, terakhir perampokan terhadap seorang Komisioner Panwascam Medan Belawan,” imbuh Riza.

Penangkapan tersangka ber-kat informasi dari korban, setelah diketahui ciri-cirinya, pihak kepolisian melakukan penyelidikan di lapangan. Saat itu, tersangka sedang membawa truk trado di kawasan Tanjungmulia. Kemudian, petugas di lapangan melakukan pengejaran.

“Pada saat ditangkap, dia (pelaku) berusaha kabur sambil melawan petugas. Setelah dilakukan tembakan peringatan, dia tetap kabur. Akhrinya kami tindak secara tegas dan terukur,” jelas Riza.

Pihaknya juga masih melakukan pengembangan terhadap 2 temannya yang terlibat dalam kasus perampokan itu.

“Untuk 2 temannya berstatus DPO, anggota di lapangan sedang melakukan penyelidikan. Kami meminta kepada warga yang pernah menjadi korban perampokan dari pelaku, agar membuat laporan ke kantor polisi,” imbau Riza.

Menanggapi hal itu, Ketua Bawaslu Kota Medan Payung Harahap, mengapresiasi kinerja Polsek Belawan dengan cepat mengungkap kasus perampokan tersebut.

“Kami sangat berterima kasih, dalam waktu 3 hari pelaku sudah ditangkap. Ini telah membuktikan keseriusan dan cepat tanggapnya Polsek Belawan atas kejadian yang dialami Panwascam Medan Belawan,” katanya, didampingi Korwil Medan Utara, M Fadly.

Perlu dijelaskan, perampokan yang dialami Komisioner Panwascam Medan Belawan, Ade Irawan (42), terjadi di Kampung Salam, Kecamatan Medan Belawan, Jumat (10/7). Akibat perampokan itu, tas mi-lik warga Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan itu, dibawa kabur para pelaku. (fac/saz)

Sat Reskrim Polrestabes Medan Tangkap Empat Kurir Sabu-sabu

PAPARAN: Waka Polrestabes Medan, AKBP Irsan Sinuhaji, menyampaikan keterangan terkait penangkapan 4 kurir dengan barang bukti 1,6 kilogram sabu-sabu pada konferensi pers di Mapolrestabes Medan, Selasa (14/7).DEWI syahruni LUBIS/sumut pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Medan kembali menangkap 4 kurir narkotika jenis sabu-sabu dari berbagai tempat di Kota Medan. Seorang pelaku terpaksa ditembak petugas, karena melakukan perlawanan.

Dari para pelaku, petugas berhasil menyita barang bukti sabu-sabu seberat 1,6 kilogram. Adapun keempat kurir tersebut, masing-masing Sutan Majedi Efendi alias Mahadi (45) warga Jalan Pancasila, Dusun IX, Rambutan II, Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Seituan.

Selanjutnya, Susal alias Mina (21) warga Kabupaten Aceh Utara. Kemudian Ridho Syahputra (26) warga Jalan Yos Sudarso Medan (ditembak), dan Abdul Hanan (37) warga Aceh Utara.

Waka Polrestabes Medan, AKBP Irsan Sinuhaji mengatakan, penangakapan para pelaku itu dilakukan pada 12, 18, dan 25 Juni.

“Penangkapan dilakukan di daerah Jalan Pancasila, Kecamatan Percut Seituan, Jalan Karya, Namorambe, dan Tanah Seribu Kota Binjai,” papar Irsan, saat menggelar Konferensi Pers di Mapolrestabes Medan, Selasa (14/7).

Dari Pelaku Mahadi, petugas berhasil menyita sabu-sabu seberat 300 gram. Sementara dari Ridho dan Abdul Manan, berhasil disita barang bukti sabu-sabu masing-masing seberat 100 gram. Dan dari Mina petugas berhasil menyita sabu-sabu seberat 328 gram.

“Keempat pelaku itu masih ditetapkan sebagai kurir, dan berhasil disergap oleh petugas Polrestabes Medan,” imbuh Irsan. Irsan juga berharap kepada masyarakat agar terus berperan aktif dalam melakukan pemberantasan narkoba di Kota Medan. Sebab, tanpa peran nyata dari masyarakat, petugas bakal sulit melakukan pemberantasan narkoba.

“Kami tidak akan pernah berhenti memburu para bandar narkoba, dan akan menembak mati pelakunya,” tegasnya. (mag-1/saz)

Kasus Top Up LinkAja BRI: Uang untuk Foya-foya dan Beli Rumah

SIDANG: Sebanyak 3 terdakwa pembobolan Top Up LinkAja BRI (layar monitor), saat menjalani sidang beragendakan keterangan terdakwa  di Ruang Cakra 8 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (14/7).AGUSMAN/SUMUT POS.
SIDANG: Sebanyak 3 terdakwa pembobolan Top Up LinkAja BRI (layar monitor), saat menjalani sidang beragendakan keterangan terdakwa di Ruang Cakra 8 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (14/7).AGUSMAN/SUMUT POS.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 3 terdakwa pembobolan Top Up LinkAja BRI yang mencapai Rp1,1 miliar, mengaku menggunakan uang hasil kejatan tersebut untuk foya-foya. Hal itu terungkap dalam sidang virtual beragendakan keterangan terdakwa di Ruang Cakra 8 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (14/7).

Terdakwa Riky alias Ridwan (30), Jhonny Chermy (33), dan Alianto (29), dalam keterangannya, mengaku mendapatkan pembagian yang berbeda. Riky mendapat Rp600 juta, Jhonny Chermy Rp210 juta, dan Alianto Rp205 juta. Keterangan ketiganya terungkap, saat hakim mengkonfrontir terdakwa, yang menanyakan tentang uang tersebut. Riky mengaku, uang itu digunakan untuk membooking renovasi rumah.

“Saya gunakan untuk bayar uang muka pembelian rumah, sekaligus merenofasi pak,” ungkap Riky di hadapan Hakim Ketua, Immanuel Tarigan.

Selain itu, terdakwa Jhonny mengaku, uang hasil kejahatan itu, digunakannya untuk membeli emas batangan.

“Untuk ditabung pak, sebagian ada yang saya pakai,” bebernya.

Sedangkan Alianto, menyatakan, uang tersebut digunakan untuk berfoya-foya.

“Uangnya sudah habis pak, saya gunakan untuk berfoya-foya,” ujarnya.

Diketahui dari pembagian tersebut, Riky yang membagikan uang tersebut. Selanjutnya dicerca hakim soal dari mana mereka mendapatkan informasi link sedang error, mereka menjawabnya dari satu media sosial.

“Dari Telegram pak, saya mendapatkan dari teman saya,” aku Jhonny.

Selanjutnya, Alianto juga mengatakan, seluruh akun yang digunakan mereka adalah miliknya. Dia sudah memiliki akun tersebut sejak 6 bulan terakhir.

“Saya gunakan itu untuk mentransfer pulsa, dan saya miliki sejak 6 bulan lalu,” jelasnya.

Setelah mendengarkan keterangan para terdakwa, majelis hakim menunda persidangan hingga 2 pekan mendatang, untuk agenda tuntutan penuntut umum.

Mengutip surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nurhayati Ulfia, berawal pada 12 Desember 2019, nasabah yang bertransaksi Top Up LinkAja melalui BRIVA BRI di ATM/CRM BRI, dana di rekeningnya tidak berkurang.

Dan pada hari itu juga, terdakwa Jhonny menerima informasi dari akun Telegram atas nama Jojo, di grup Telegram, menginformasikan BRI Top Up ke link, saldo tidak berkurang. Dari informasi itu, terdakwa Jhonny mengajak terdakwa Riky untuk mencobanya, karena mempunyai rekening BRI atas nama Suyadi dan berhasil. Adapun yang terdakwa Jhonny dan Riky lakukan, yakni top up ke akun LinkAja di mesin ATM BRI, pada layar mesin ATM tertulis transaksi gagal, dan saldo pada Kartu ATM BRI yang digunakan untuk melakukan top up, saldonya tidak berkurang, tapi pada akun LinkAja saldonya bertambah.

Selanjutnya, terdakwa Riky meminta bantuan terhadap terdakwa Alianto untuk dicarikan nomor-nomor handphone yang terdaftar di aplikasi LinkAja, memanfaatkan kelemahan sistem pada BRI tersebut. Kemudian terdakwa Alianto memberikan lebih dari 50 nomor handphone yang terdaftar di aplikasi LinkAja. Kemudian, terdakwa Riky dan Jhonny melakukan top up berulang-ulang kali secara bergantian dengan menggunakan rekening BRI atas nama Suyadi ke nomor-nomor handphone yang terdaftar sebagai akun LinkAja, yang diberikan terdakwa Alianto. Perbuatan tersebut para terdakwa lakukan di beberapa ATM BRI, yakni ATM BRI Medan Putri Hijau, ATM BRI Alfamart Titipapan, ATM BRI unit Titipapan, ATM BRI Alfamidi Platina, ATM BRI RSU Eshmun, ATM BRI Suzuya Plaza.

Terdakwa Riky melakukan sebanyak 81 kali transaksi, yang berhasil sebanyak 10 kali, dengan keuntungan Rp682 juta. Sedangkan terdakwa Jhonny melakukan transaksi sebanyak 53 kali, dan berhasil 47 kali, dengan keuntungan Rp470 juta. Total keseluruhan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp1.152.000.000. Akibat perbuatan para terdakwa tersebut, BRI mengalami kerugian kurang lebih sebesar Rp1.152.000.000.

Perbuatan para terdakwa merupakan tindak pidana, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 48 ayat (1) jo Pasal 32 ayat (1) dan Pasal 46 ayat(1) jo Pasal 30 ayat (1) UU No 19 Tahun 2016, tentang Perubahan Atas UU No 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Kemudian, diancam Pasal 85, 82 UU No 3 Tahun 2011, tentang Transfer Dana juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP. (man/saz)

The NextDev Bersama Huawei Konsisten Rangkul Penggiat Digital di Indonesia

The NextDev Hub X Huawei Webinar Series yang merupakan hasil kolaborasi Telkomsel bersama Huawei telah memasuki edisi keempat yang mengambil tema “Roads to Cloud Business”. Penyelenggaraan keempat dari “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series” diikuti oleh para talenta muda dan penggiat ekosistem digital di Tanah Air yang berasal dari berbagai inisiatif Telkomsel, mulai dari The NextDev, IndonesiNEXT, dan Telkomsel Innovation Center (TINC). “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series” dijadwalkan akan mengadakan tujuh seminar daring lagi selama periode penyelenggaraannya. Informasi lebih lanjut mengenai “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series” dapat diakses melalui akun sosial media The NextDev di InstagramTwitter, dan Facebook.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Telkomsel berkomitmen untuk terus bergerak maju memperkuat peran The NextDev Hub sebagai pusat inovasi digital bagi para penggiat industri kreatif digital di Indonesia. Komitmen tersebut kini diwujudkan dengan secara konsisten menggelar “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series” yang merupakan hasil kolaborasi Telkomsel bersama Huawei. Rangkaian seminar daring tersebut telah menyelenggarakan sesi keempatnya yang mengambil tema “Roads to Cloud Business” pada Selasa, 7 Juli 2020.

Manager Cloud Solution Portfolio Management Telkomsel Ficky Y. P. Sagala dalam sambutannya pada webinar tersebut mengatakan, “Kita sudah menghadapi Revolusi Industri 4.0, dan transformasi digital menjadi hal yang perlu untuk dilakukan oleh para pelaku industri, termasuk salah satunya adalah pemanfaatan teknologi cloud. Maka dari itu, melalui kegiatan The NextDev Hub ini, kita semua perlu bergandengan tangan untuk bersama-sama mengatasi permasalahan implementasi cloud di Indonesia, mulai dari belum banyaknya talenta yang tersedia hingga keterbatasan pengetahuan akan cloud.”

Senior Consultant Huawei Simon Tsang yang turut hadir dalam seminar daring tersebut mengatakan, “Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menerapkan cloud karena sifat geografisnya sebagai negara kepulauan. Maka dari itu, teknologi cloud menjadi perlu untuk diangkat oleh The NextDev Hub dalam memberikan pengetahuan lebih lanjut mengenai manfaat implementasi komputasi awan, baik itu bagi perusahaan maupun pemerintahan, sehingga ekosistem cloud akan terbentuk di Indonesia, sekaligus mendorong terbentuknya ekosistem digital secara menyeluruh dan berkelanjutan.”

Penyelenggaraan keempat dari “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series” diikuti oleh para talenta muda dan penggiat ekosistem digital di Tanah Air yang berasal dari berbagai inisiatif Telkomsel, mulai dari The NextDev, IndonesiNEXT, dan Telkomsel Innovation Center (TINC). Mereka berbagi pengetahuan dengan para pembicara yang telah berpengalaman di bidang cloud untuk mengetahui manfaat dari penerapan komputasi awan hingga peluang dan tantangan yang ada di Indonesia.

Teknologi cloud sendiri belum banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan di Tanah Air karena Indonesia masih kekurangan talenta yang memiliki keahlian dalam menjalankan implementasi cloud. Hal tersebut ditambah dengan minimnya pengetahuan akan teknologi cloud yang bisa berdampak pada proses pengambilan keputusan di perusahaan, termasuk kesulitan yang berpotensi dialami oleh korporasi dalam menjalankan manajemen perubahan.

Maka dari itu, fokus implementasi cloud perlu diarahkan ke segmen enterprise dan institusi pemerintahan. Pada segmen enterprise, cloud menjadi salah satu elemen yang mampu memperkuat digitalisasi infrastruktur dan operasional perusahaan. Bahkan, teknologi tersebut juga bisa memberikan peluang bisnis baru bagi korporasi, baik itu secara B2B maupun B2C. Sedangkan implementasi cloud di institusi pemerintahan diperlukan untuk mendorong percepatan penerapan teknologi itu sendiri.

Teknologi cloud sendiri memiliki sejumlah manfaat yang membuatnya perlu untuk dimaksimalkan oleh perusahaan maupun lembaga pemerintahan di Indonesia. Pertama, cloud dapat membantu penggunanya untuk menghemat biaya karena tidak lagi harus memiliki data center dan seluruh infrastruktur disediakan oleh penyedia layanan cloud. Kemudian, ongkos penggunaan layanan cloud tidak akan membebani capital expenditure (CAPEX), namun dialihkan ke operational expenditure (OPEX) sehingga membantu mengakselerasi transformasi digital secara internal dan operasional.

Lebih lanjut, biaya kegagalan (failure costcloud yang lebih rendah dibandingkan dengan data center dapat membantu perusahaan untuk mengembangkan bisnis dan melahirkan lebih banyak inovasi. Sedangkan manfaat berikutnya adalah memungkinkan proses pengembangan produk maupun layanan dilakukan secara virtual karena seluruh kegiatan komputasi dilakukan di ‘awan’.

“Telkomsel berharap inisiatif ini mampu memberikan manfaat bagi para peserta untuk memperkuat kontribusi positif bagi kemajuan ekosistem digital di Indonesia, khususnya dalam mendorong implementasi cloud di negeri ini. Kami pun mengajak para pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengoptimalkan teknologi digital untuk menghadirkan cara-cara baru yang memberikan dampak ekonomis dan sosial positif bagi masyarakat luas. Semoga, ke depannya akan semakin banyak inovasi yang mampu membantu kita menghadapi kenormalan baru ini dengan baik,” tutup Ficky.

“The NextDev Hub X Huawei Webinar Series” dijadwalkan akan mengadakan tujuh seminar daring lagi selama periode penyelenggaraannya. Informasi lebih lanjut mengenai “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series” dapat diakses melalui akun sosial media The NextDev di InstagramTwitter, dan Facebook.

PGN Komitmen Laksanakan Penugasan Pasokan Gas untuk Pembangkit listrik PLN sesuai Target Pemerintah

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebagai langkah lebih lanjut mengenai penugasan dari PT Pertamina untuk melaksanakan penugasan Kepmen ESDM 13/ 2020 mulai dari penyediaan pasokan LNG hingga pelaksanaan pembangunan infrastruktur LNG untuk pembangkit listrik, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan melaksanakan penugasan tersebut melalui pembangunan clusterisasi infrastruktur LNG

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Syahrial Mukhtar mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur LNG terbagi menjadi tiga area yaitu Area Barat, Area Tengah, dan Area Timur.

“Kami akan membangun tiga HUB, yang pertama Area Barat akan bangun HUB di Terminal Arun, untuk bisa menyuplai kebutuhan gas di Nias, Krueng, dan sekitarnya. Kemudian Area Tengah, kami sudah memiliki FSRU Lampung, dengan sistem breakbulking ke kapal-kapal kecil untuk menyuplai small LNG carrier. Jadi, nanti FSRU Lampung bisa dibawa ke Kalimantan, Bali, NTT, dan NTB,” jelas Syahrial, (13/07/2020).

Lebih lanjut, pada Area Timur akan dibangun HUB perkiraan di Ambon untuk melayani Indonesia Tengah dan Timur seperti Sulawesi, Maluku dan Papua.

Pelaksanaan pembangunan Infrastruktur LNG dilakukan secara stimulan untuk pembangkit yang sudah dibangun dan dibagi menjadi delapan cluster yaitu sebagai berikut.

  1. Cluster Sumatera
  2. Cluster Kalimantan Barat
  3. Cluster Bali Nusra 1
  4. Cluster Bali Nusra 2
  5. Cluster Sulawesi
  6. Cluster Maluku
  7. Cluster Papua Utara
  8. Cluster Papua Selatan

“Tahap Quick Win akan dilaksanakan dengan menggunakan pola operasi follower di lokasi PLTMG Nias, PLTMG Tanjung Selor, dan PLTMG Sorong. Tahun ini ditargetkan selesai. Pada tahap ini ditargetkan dapat menyediakan harga yang lebih rendah dari HSD di plant gate pembangkit PLN. Perkiraan penghematan atas konversi penggunaan HSD ke PLN pertahun pada tahap quick win ini estimasi sebesar Rp 200 Milyar,” ungkap Syahrial.

“Kami telah bersama sama dengan PLN menyepakati skema logistik yang paling optimal. Untuk lokasi Quick Win Nias menggunakan skema transportasi laut dengan LCT dan isotank, Tanjung Selor menggunakan transportasi darat dengan trucking dan isotank, sedangkan Sorong menggunakan pipa gas,” lanjut Syahrial.

Setelah penandatanganan HoA yang dilakukan Pertamina dan PLN dengan salah satu isinya Pertamina telah menunjuk dan menugaskan PGN sebagai Sub Holding Gas untuk melaksanakan penyediaan pasokan dan infrastruktur, maka PGN telah melakukan koordinasi secara intensif dengan PLN untuk menyelesaikan perjanjian komersial untuk jangka waktu 20 tahun untuk tahap quick win. Sejauh ini para pihak berkerja sama dengan baik dan menghasilkan progres yang positif.

Syahrial berharap bahwa dalam waktu tidak lebih dari dua sampai tiga tahun, program konversi pembangkit listrik BBM ke gas alam sudah terealisasi. Proyek ini juga termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan membutuhkan investasi yang sangat besar.

“Langkah strategis ini sebagai wujud komitmen kami dalam melaksanakan program yang ditujukan untuk memperkuat struktur usaha Subholding gas dan meraih peluang pertumbuhan usaha dari meningkatnya kebutuhan dalam negeri akan pasokan gas untuk mendukung pembangunan pembangkit listrik. Selain itu, menjadi respon PGN dalam mendukung program pemerintah menargetkan perbaikan bauran energi primer bagi pembangkit listrik PLN, sekaligus menurunkan emisi gas rumah kaca,” imbuh Suko Hartono, Direktur Utama PGN.

PGN berkomitmen untuk bersinergi dengan PLN untuk meningkatkan utilisasi gas di sektor kelistrikan supaya dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Pemanfaatan gas bumi untuk sektor kelistrikan juga membantu mengurangi ketergantungan pada energi impor dan subsidi BBM. Optimalisasi pemanfaatan gas bumi ini juga merupakan upaya PGN menyediakan energi dalam negeri untuk kesejahteraan masyarakat. (rel/ram)

17 Juli, PDIP Umumkan 15 Calon Kada di Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Djarot Saiful Hidayat mengatakan, DPP PDI Perjuangan segera mengumumkan calon yang akan diusung pada Pilkada serentak 2020.

“Insya Allah, Jumat, 17 Juli nanti ada 15 calon kepala daerah yang akan diusung PDI Perjuangan akan diumumkan secara virtual,” kata Djarot saat menutup rangkaian peringatan Bulan Bung Karno secara virtual, Senin (13/7/2020) malam.

Dalam kesempatan itu, Djarot mengingatkan kepada DPC untuk segera menyelesaikan konsolidasi pengurus, anak cabang, ranting dan anak ranting agar kader solid menghadapi Pilkada serentak 2020. “Konsolidasi harus segera dituntaskan agar kita siap dan solid dalam menghadapi Pilkada Serentak nantinya,” ungkap Djarot.

Dia juga berpesan agar kader tetap solid dan tegak lurus terhadap Keputusan DPP. “Tidak ada tawar-menawar, semua kader harus siap dan patuh terhadap keputusan partai. Siapapun yang akan di rekomendasi sebagai calon harus didukung,” Anggota Komisi II DPR RI ini.

Diketahui, akan ada 23 kabupaten/kota di Sumut yang akan mengikuti Pilkada Serentak pada Desember 2020, dan sampai saat ini baru 4 kabupaten/kota yang sudah diputuskan DPP untuk diusung PDI Perjuangan. (adz)

Langkat Buka Empat Destinasi Wisata

DIABADIKAN: Kadis Konfinfo dan Pariwisata bersama para Kabid dan Camat diabadikan saat berada di Destinasi Wisata Langkat yang telah dibuka sejak 4 juli 2020 lalu.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat melakukan pemantauan sekaligus uji coba pembukaan empat destinasi wisata di Langkat. Masing-masing objek wisata Bukit Lawang, Batu Katak, Tangkahan, dan Namo Sirasira. Uji coba ini dilakukan Pemkab secara bertahap.

Pemantaun dimulai dari Tangkahan, dilakukan oleh Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Hj Nur Elly Herliana Rambe, Kadis Kominfo H Syahmadi beserta jajaran dan pihak terkait, Minggu (12/7).

Kadis Kominfo di lokasi Wisata Tangkahan mengatakan, dilakukannya pemantauan objek wisata ini atas instruksi Bupati Langkat Terbit Rencana PA agar pelaku wisata dan pengujung benar-benar menerapkan protokol kesehatan. Tujuannya, agar tidak terjadi penyebaran Covid 19 di lokasi wisata.

H Syahmadi juga menerangkan, bahwa pembukaan empat objek wisata berdasarkan surat edaran bupati langkat NO 430-1028/DISPARBUT-LKT/2020. Jadi, ini merupakan masa uji coba selama 1 bulan penuh. Di mulai 4 juli 2020 lalu.

“Sembari menambahkan, jika pada masa uji coba berjalan lancar, artinya tidak terjadinya peningkatan jumlah kasus Covid-19, maka akan dibuka kembali objek wisata yang lain secara bertahap,” imbuhnya

Sementara Kadis Pariwisata Hj Nur Elly Herliana Rambe memaparkan, penerapan protokol di lokasi wisata, melakukan cek suhu tubuh di pintu masuk objek wisata, serta wajib menggunakan masker bagi pelaku maupun pengujung. Selain itu, pengunjung yang masuk ke lokasi wisata untuk sementara hanya diperbolehkan warga Langkat.

Kadis Peristiwa juga menerangkan, tujuan pembukaan objek wisata ini, untuk menggerakan perekonomian di sekitaran objek wisata, serta meningkatkan pendapatan asli darah (PAD) Pemkab Langkat ditengah pandemi.

“Alhamdulillah, sejauh ini terlihat dari pantauan kami, baik pengujung maupun pelaku usaha menerapkan protokol kesehatan, sembari menyampaikan, terlihat lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan tempat penangkaran gajah yang memang menjadi maskot ekowisata Tangkahan,” kata Hj Nur Elly.

Ikut mendampingi Kadis Kominfo dan Pariwiata antara lain Kabid Wisata Sabarita, Kabid Budaya Muslihin, Camat Batangserangan Ari Rahmadani.

Dari Dinas Kesehatan, Kasi Yankes Rujukan Dahlia Rosa, Kasi Yankes Primer Dr Lambok E Sitohang, Kapus Sei Bamban Dr Endang Toto Kaban, dan lainnya.(yas/azw)

Geopark Kaldera Toba Sah Anggota UGG: 6 Rekomendasi Unesco Mesti Dikerjakan Selama 4 Tahun

LOMBA SOLU: Lomba Solu Bolon di Danau Toba. Geopark Kaldera Toba sudah sah terdaftar sebagai anggota UNESCO Global Geopark. Untuk menjaga keanggotaan itu, 6 rekomendasi UNESCO harus dikerjakan pemerintah.
LOMBA SOLU: Lomba Solu Bolon di Danau Toba. Geopark Kaldera Toba sudah sah terdaftar sebagai anggota UNESCO Global Geopark. Untuk menjaga keanggotaan itu, 6 rekomendasi UNESCO harus dikerjakan pemerintah.
LOMBA SOLU: Lomba Solu Bolon di Danau Toba. Geopark Kaldera Toba sudah sah terdaftar sebagai anggota UNESCO Global Geopark. Untuk menjaga keanggotaan itu, 6 rekomendasi UNESCO harus dikerjakan pemerintah.
LOMBA SOLU: Lomba Solu Bolon di Danau Toba. Geopark Kaldera Toba sudah sah terdaftar sebagai anggota UNESCO Global Geopark. Untuk menjaga keanggotaan itu, 6 rekomendasi UNESCO harus dikerjakan pemerintah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah Geopark Kaldera Toba (GKT) masuk sebagai salah satu warisan atau keajaiban dunia, UNESCO Global Geopark (UGG) memberikan enam rekomendasi yang mesti dilakukan Indonesia, selama empat tahun GKT menjadi anggota UGG.

General Manager BPGKT, Dr Ir Hj Wan Hidayati MSi, memaparkan keenam rekomendasi dimaksud. Pertama, mengembangkan hubungan antara warisan geologis dan warisan teritorial lainnya seperti biotik alami, budaya, tidak berwujud melalui interpretasi, pendidikan dan wisata. Termasuk melatih pemandu lokal, pariwisatan

operator dan masyarakat setempat dan lainnya. Kemudian tentang tautan antara geologi dan ekologi, untuk diaktifkan berbagi pengetahuan dengan pengunjung.

Kedua, mengembangkan strategi kemitraan yang mencakup metodologi dan kriteria yang jelas untuk menjadi mitra. Hal itu berlaku untuk akomodasi, katering, penyedia transportasi, penyedia aktivitas dan produsen produk lokal.

Ketiga, memperkuat keterlibatan dalam aktivitas Global Geoparks Network dan Asia Pasifik Jaringan Geoparks untuk mempromosikan nilai internasional wilayah melalui kemitraan dengan Global Geoparks di bawah payung UGG.

Keempat, mengembangkan strategi pendidikan dengan bekerja dalam kemitraan dengan UGG lainnya.

Kelima, meningkatkan strategi dan kegiatan pendidikan untuk memfasilitasi mitigasi bahaya alam dan perubahan iklim di sekolah-sekolah untuk populasi lokal.

Terakhir, memperkuat keterlibatan UGG dalam studi penelitian, konservasi dan promosi penduduk asli setempat dan budaya serta bahasa mereka.

“Enam rekomendasi itu akan segera dijalankan BP-GKT. Masuknya GKT menjadi UGG sangat membanggakan dan akan menguntungkan Sumut dalam banyak hal, khususnya di sektor pariwisata,” kata Wan Hidayati, akhir pekan lalu.

Sejalan dengan rekomendasi UGG ini, Komisi E DPRD Sumut yang membidangi aspek pendidikan dan kebudayaan, berharap keenam poin dimaksud dapat dijalankan maksimal oleh pemerintah provinsi dan pemda se kawasan Danau Toba.

“Pertama kami tentu menyambut gembira bahwa Danau Toba atau GKT ditetapkan sebagai anggota UGG. Seharusnya ini menjadi peluang bagi pemprov dan pemkab sekawasan, mengejar syarat-syarat (rekomendasi) yang ditetapkan UNESCO. Termasuk persoalan budaya dan pendidikan. Komisi E yang membidangi kedua aspek ini, siap mendorong agar budaya lokal di sekitar Danau Toba, tetap harus dipelihara masyarakat setempat dan didukung oleh pemprov dan pemda,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Sumut, Hendra Cipta menjawab Sumut Pos, Senin (13/7).

Begitupun pada aspek pendidikan, menurutnya, mesti mendukung agar budaya lokal di kawasan Danau Toba terjaga kelestariannya, dan kalau bisa masuk ke kurikulum tambahan dalam pembelajaran semua sekolah di Sumut. “Sehingga masyarakat atau anak didik bisa memahami budaya lokalnya, dengan demikian dia menjadi lestari dan pasti jika itu terjaga dengan baik, dapat mendukung pariwisata Danau Toba,” katanya.

Selain itu, pihaknya siap memfasilitasi pertemuan dengan stakeholder terkait termasuk mengundang kepala daerah sekawasan Danau Toba, guna menyeragamkan visi setelah penetapan GKT sebagai UGG serta bagaimana langkah ke depan mewujudkan enam rekomendasi dimaksud.

“Kami nanti coba fasilitasi pemda sekawasan itu untuk bisa sama-sama menyusun agenda-agenda kelestarian budaya lokal di kawasan Danau Toba. Bersama juga dengan Dinas Pendidikan Sumut dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, serta BPGKT dan BPODT,” pungkasnya.

Mengenai rekomendasi UGG tersebut, Gubsu Edy Rahmayadi, mengatakan siap menindaklanjuti dan mengimplementasikan dalam kurun waktu penilaian empat tahun ke depan, sehingga status GKT sebagai anggota UNESCO tetap terjaga. Namun Edy menyebut, masyarakat mesti memahami ada aturan main dan kewenangan yang dimiliki masing-masing pemerintah.

“Kalian harus tau keramba itu wewenang siapa. Kita hanya bisa menyarankan, memohon, dan merekomendasi kepada pusat. Jika wewenang provinsi, pasti akan saya tindak,” katanya menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, kemarin.

Edy mengajak semua pihak termasuk elemen masyarakat menjaga kelestarian alam dan lingkungan di kawasan Danau Toba, pasca GKT bagian dari keluarga besar UGG. “Alhamdulillah, kita bersyukur dan kita jaga keindahan dan kehebatan Danau Toba yang sudah diakui dunia sekarang. Ayo kita hijaukan kembali kita pulihkan kembali lingkungannya,” ajaknya.

Diketahui, Selasa (7/7) lalu, bertempat di Paris, dalam Sidang ke-209, Dewan Eksekutif UNESCO menyepakati Kaldera Toba sebagai UGG. UNESCO pun memberikan enam rekomendasi dalam waktu empat tahun ke depan, untuk dijalankan Pemerintah Indonesia. (prn)