25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 4756

Soal Honorer K2 Diangkat Jadi ASN, Peluang Semakin Tertutup

istimewa AKSI: Seorang honorer K2 melakukan unjuk rasa di Jakarta, beberapa waktu lalu.
AKSI: Seorang honorer K2 melakukan unjuk rasa di Jakarta, beberapa waktu lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Peluang honorer K2 menjadi aparatur sipil negara (ASN) baik CPNS maupun PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) makin kecil saja.

Untuk ikut tes CPNS ada syarat batasan usia maksimal 35 tahun. Sedangkan rekrutmen PPPK, masih terjadi pertentangan di kalangan para pejabat pengambil keputusan.

Di sisi lain, payung hukum yang menjadi landasan pengadaan PPPK hingga saat ini belum juga turun. Selain karena masih tarik menarik antara pejabat, anggaran penggajian belum diputuskan. Bisa dikata, pintu-pintu peluang honorer K2 menjadi ASN semakin tertutup.

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana mengatakan, belum ada kebijakan berkaitan dengan PPPK. Pemerintah masih menunggu persetujuan presiden penerbitan Perpres tentang jabatan PPPK.

“Belum bisa ambil kebijakan apa-apa. Tunggu Perpresnya dulu. Apalagi banyak pejabat yang enggak setuju PPPK untuk honorer K2,” kata Bima kepada JPNN.com (Grup Sumut Pos), Jumat (15/11).

Bila Perpres turun, lanjutnya, pemerintah akan memproses NIP 50 ribuan honorer K2 yang lulus PPPK tahap I. Sedangkan rekrutmen selanjutnya belum bisa digambarkan seperti apa modelnya.

Namun, dalam berbagai kesempatan Bima menegaskan, rekrutmen PPPK akan dilakukan lewat jalur umum.

Tidak ada lagi formasi khusus bagi honorer K2. Bagi honorer K2 yang ingin ikut tes harus beradu dengan pelamar umum lainnya.

“Sejatinya PPPK itu bukan untuk menampung honorer K2. PPPK isinya untuk orang-orang profesional yang ingin jadi ASN. Makanya tesnya sedikit berbeda dengan CPNS,” tandas Bima Haria Wibisana. (jpnn/ala)

Irlandia Utara vs Belanda, Seri Sudah Cukup

Cari SERI Virgil van Dijk dkk membutuhkan hasil seri untuk lolos ke putaran final EURO 2020 saat dijamu Irlandia Utara, Minggu (17/11) dini hari WIB.
Cari SERI 
Virgil van Dijk dkk membutuhkan hasil seri untuk lolos ke putaran final EURO 2020 saat dijamu Irlandia Utara, Minggu (17/11) dini hari WIB.
Cari SERI Virgil van Dijk dkk membutuhkan hasil seri untuk lolos ke putaran final EURO 2020 saat dijamu Irlandia Utara, Minggu (17/11) dini hari WIB.

SUMUTPOS.CO – Irlandia Utara dan Belanda akan memainkan laga yang sangat krusial. Irlandia Utara membutuhkan kemenangan, sedangkan hasil imbang saja sudah cukup untuk meloloskan Belanda ke EURO 2020 mendatang.

Irlandia Utara akan menjamu Belanda di Windsor Park, Belfast, pada pertandingan ke-7 mereka di Grup C Kualifikasi EURO 2020, Minggu (17/11) dini hari WIB. Di partai lainnya, Jerman akan menjamu Belarusia. Sementara itu, pada laga terakhir, tiga hari berselang, Belanda akan menjamu Estonia, dan Irlandia Utara akan main tandang melawan Jerman.

Belanda dan Jerman berada di posisi pertama dan kedua dengan poin, sama-sama 15. Sementara Irlandia Utara masih bisa mengancam posisi mereka. Tapi satu langkah saja salah, bisa membuat tim berjuluk Green and White Army ini kandas.

Belanda cuma butuh hasil imbang untuk memastikan diri finis di dua besar dan lolos otomatis ke EURO 2020. Sementara itu, peluang Irlandia Utara akan tertutup rapat jika imbang lawan Belanda dan Jerman mengalahkan Belarusia, atau jika mereka kalah dan Jerman imbang.

Pada pertemuan sebelumnya di kualifikasi ini, bulan Oktober lalu, Belanda menekuk Irlandia 3-1 di Rotterdam. Sempat tertinggal oleh gol Josh Magennis menit 75, Oranje berbalik menang lewat gol-gol Memphis Depay (2) dan Luuk de Jong di penghujung laga.

Menghadapi laga ini, pelatih tim nasional Belanda, Ronald Koeman memanggil sejumlah nama baru. Diantaranya Calvin Stengs dan Myron Boadu. Padahal sebelumnya, Koeman sempat mengatakan, terlalu dini untuk memanggil penyerang AZ Alkmaar yang baru berusia 18 tahun, Myron Boadu.

Tapi, ternyata Koeman memasukkan nama Boadu untuk pertandingan kualifikasi melawan Irlandia Utara dan Estonia, bersama rekan satu timnya di AZ, Calvin Stengs. “Keduanya akan merasakan tensi pertandingan yang tinggi di sini. Pemanggilan ini sebenarnya begitu cepat untuk mereka. Apalagi, mereka tahu berasal dari tim junior,” kata Koeman dalam konferensi pers Stengs.

Namun begitu, kata Koeman, Boadu dan Stengs merasa gembira dapat bergabung dengan Timnas senior. “Boadu sudah siap dan ia juga bisa bermain dari sayap. Saya sempat bilang, terlalu awal memanggil dia. Tapi, (Donyell) Malen, Memphis (Depay), dan (Steven) Bergwijn lagi drop (kondisinya). Jadi kami melihat lebih jauh,” jelas Koeman.

Sejauh ini, Boadu sudah mencetak 14 gol dan 10 umpan akurat musim ini untuk AZ Alkmaar. Sedangkan Stengs mencetak sembilan gol dan 10 umpan matang. Keduanya disiapkan Koeman untuk mengisi pos lini depan dan lini tengah Belanda. Sementara di skuad Irlandia Utara, Conor Washington dipastikan tak memperkuat tim, karena dibekap cedera. (bln/saz)

Peternak Tak Punya Lahan untuk Mengubur

SEMPROT: Petugas menyemprotkan disinfektan di kandang babi milik warga Kabupaten Serdangbedagai, belum lama ini.
SEMPROT: Petugas menyemprotkan disinfektan di kandang babi milik warga Kabupaten Serdangbedagai, belum lama ini.

SUMUTPOS.CO – MARAKNYA aksi buang bangkai babi ke sungai dan tepi jalan di Kota Medan, sudah cukup meresahkan masyarakat. Namun begitu, para peternak tidak bisa disalahkan begitu saja. Pasalnya, mereka terpaksa membuang bangkai ternaknya ke sungai dan lokasi lainnya, karena tidak memiliki lahan yang cukup untuk menguburnya.

Anggota DPRD Medan dari Fraksi PDIP, Hendri Duin mengatakan, membuang bangkai babi ke sungai ataupun ke jalanan, bisa jadi merupakan bentuk keputus-asaan para peternak yang melihat hewan ternaknya banyak yang mati akibat virus hog cholera. “Menurut nalar saya, mereka pasti putus asa melihat ternak babinya habis bermatian karena virus ini. Khusus mereka peternak kecil dengan modal yang sangat minim, tentu kerugian yang mereka alami sangat terasa. Di sisi lain, peternak justru merasakan perhatian dari pemerintah untuk mereka sangat minim,” kata Hendri Duin yang juga Ketua Asosiasi Peternak Babi (Asperba) Sumut kepada Sumut Pos, Jumat (15/11).

Pemerintah provinsi yang memiliki wewenang dalam hal ini, dan pemerintah kota yang bertugas melakukan pengawasan, pun disebut Hendri seperti tidak memperhatikan nasib para peternak. “Tahu tidak mereka (pemerintah) apa yang menjadi kendala para peternak kecil itu, hingga membuang bangkai babinya ke Sungai.

Kebanyakan dari peternak kecil itu menyewa lahan, bukan lahan mereka sendiri. Di saat ternaknya banyak yang mati dan mengalami kerugian, justru di saat itulah mereka harus mencari lahan untuk menanam bangkai babinya. Tentu itu sulit, bisa saja akhirnya itu hang membuat mereka berfikir pendek dan memilih membuangnya ke sungai,” ujar Hendri.

Disebutkan Hendri, belum lagi kondisi cara menanam bangkai yang harus sesuai standar, khususnya kedalaman lubang. “Dalamnya lubang itu sekitar 1,5 hingga 2 meter. Dari mana lahannya, kalau ternyata ada babinya yang mati sampai belasan ekor? Repotnya menanam bangkai karena tidak tersedianya lahan, ditambah lagi kalutnya pikiran sehingga mereka mengambil jalan pintas,” sebutnya.

Itu sebabnya, ia mendesak agar pemerintah kota maupun provinsi untuk menanggulangi langsung masalah ini. Bukan hanya sekadar membangun posko, tapi lebih kepada memberi perhatian langsung kepada para peternak. “Datangi para peternak itu, lihat ada yang sakit atau tidak hewan ternaknya.

Bila ada hewan ternaknya yang mati, siapkan petugas yang bisa di telepon kapan saja untuk datang dan mengambil serta menguburkan bangkai babinya. Jadi pemerintah jangan terus menyalahkan peternak, tapi rangkul para peternak itu, beri sosialisasi dan bantu mereka untuk membereskan hewan ternaknya,” pintanya.

Selain itu, lanjut Hendri, pemerintah juga harus memberikan sosialisasi kepada masyarakat sebagai konsumen daging babi untuk tidak takut mengkonsumsi daging babi, karena tidak semua daging babi terjangkit virus hog cholera. “Apalagi kita ketahui bersama, virus hog cholera tidak berdampak ke manusia,” tegasnya.

Polisi Cari Pembuang Bangkai Babi di Gedung Arca

Sementara, terkait temuan bangkai babi di tepi Jalan Gedung Arca, Medan Area, pihak Kepolisian dari Satreskrim Polrestabes Medan dan Polsek Medan Area masih melakukan penyelidikan. Kasatreskim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto mengatakan, pihaknya bersama Polsek terkait telah menurunkan tim untuk menyelidiki pelaku yang diduga kuat sengaja membuang bangkai babi tersebut di pinggir jalan. “Masih kita lidik (selidiki) pelakunya, tapi belum dapat. Selain tim kita (Satreskrim), ada juga dari Polsek (Medan Kota),” ujar Eko yang dikonfirmasi, Jumat (15/11).

Kata Eko, tim gabungan masih terus bekerja menyelidiki siapa pelakunya. Ia mengaku, sejauh ini belum teridentifikasi. “Belum (teridentifikasi), masih kita lidik,” ucapnya.

Mantan Kapolsek Medan Sunggal ini mengimbau, kepada masyarakat diminta ikut berperan memberikan informasi, apabila menemui pelaku pembuang bangkai babi. “Masyarakat juga harus berperan memberikan informasi dan pastinya akan kita tindak lanjuti. Selain itu, informasikan juga jika melihat orang dengan sengaja membuang bangkai babi ke pinggir jalan maupun ke sungai,” tukasnya.

Di sisi lain, pengamat hukum, Andi Lumban Gaol mengatakan, pembuangan bangkai babi ke sungai sudah sepantasnya diusut pemerintah dan aparat Kepolisian hingga tuntas. Diharapkan, petugas segera menangkap pelaku dan dalangnya.

Namun, selain mempermasalahkan efek dari pembuangan bangkai babi ke sungai, bahkan ada yang membuang ke jalan, ada yang lebih penting lagi yaitu menelusuri permasalahan penyakit yang menyebabkan kematian banyak ternak ini. “Penting mencari pelaku dan mengantisipasi akibatnya. Namun lebih penting lagi menyelesaikan akar permasalahannya, sehingga peristiwa yang sama tidak terulang lagi,” ucap mantan Anggota DPRD Medan periode 2014-2019 itu.

Disebutnya, pemerintah khususnya OPD terkait baik Medan maupun Sumut hendaknya mencari tahu penyebab matinya ternak babi itu. Setelah tahu penyebabnya, diharapkan juga segera mencari solusinya agar masyarakat khususnya peternak merasa terbantu. Apalagi dalam situasi sekarang ini, kemungkinan para peternak kebingungan dengan hewan ternaknya yang banyak mati dalam skala besar akibat penyakit atau lainnya.

“Jadi dinas terkait diharapkan bisa memberi solusi agar bisa juga mengurangi beban para peternak ini. Saat ini saja, para peternak banyak merugi karena harga pakan tetap, namun penjualan sangat menurun drastis,” tutupnya. (map/ris)

Kementerian Pertanian Beri Bantuan 10 Ribu Dosis, Obat Kolera Babi Masih Kurang

SEMPROT: Petugas menyemprotkan disinfektan di kandang babi milik warga Kabupaten Serdangbedagai, belum lama ini.
SEMPROT: Petugas menyemprotkan disinfektan di kandang babi milik warga Kabupaten Serdangbedagai, belum lama ini.
SEMPROT: Petugas menyemprotkan disinfektan di kandang babi milik warga Kabupaten Serdangbedagai, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pertanian sudah memberikan bantuan sebanyak 10 ribu dosis untuk obat kolera babi di Sumatera Utara. Namun jumlah tersebut diyakini masih sangat kurang jika melihat perkembangan wabah tersebut terjadi di Sumut saat ini.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Mulkan Harahap mengatakan, sebelum meledaknya kasus kematian karena kolera babi di 11 kabupaten/kota di Sumut, pemerintah pusat sudah menyerahkan 10 ribu dosis kepada daerah-daerah. “Baik itu dari pusat maupun provinsi sudah ada. Jumlahnya 10 ribu dosis, tetapi itukan belum cukup,” katanya menjawab Sumut Pos, Jumat (15/11).

Kendati begitu, pemberian dosis terhadap ternak yang terpapar hog cholera untuk gelombang berikutnya, saat ini belum akan diberikan lagi. Karena mesti melihat perkembangan dan situasi yang berkembang kedepan. “Tergantung perkembangan kedepan, kita lihat dulu. Nanti kalau berlanjut lagi masalah ini, pemerintah pusat tentu akan menindaklanjuti dan ada kebijakan lebih konkrit kepada para peternak babi yang sudah kena musibah ini,” katanya.

Mengenai vaksin diakui dia sekarang ini sudah tidak dianjurkan lagi. Sebab hal tersebut sudah tidak efektif lagi. “Tetapi yang namanya difektan tetap kita lakukan, termasuk yang obat dosis tersebut. Untuk vaksin ini memang tidak lagi,” katanya.

Justru sambung Mulkan, langkah konkrit sesuai instruksi Gubsu yang saat ini tengah pihaknya lakukan, ialah meminta 11 kabupaten dan kota yang terpapar hog cholera persiapkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) khususnya untuk operasional. “Ada tujuh poin sesuai instruksi gubernur. Antara lain mengenai pergerakan lalu lintas pada babi, dibutuhkan juga petugas yang menjaga itu sekaligus honorarium bagi mereka. Selanjutnya anggaran untuk membantu penguburan babi yang mati,” katanya.

Air PDAM Tirtanadi Tak Tercemar

Secara terpisah, Gubsu Edy Rahmayadi menyatakan saat ini pihak kepolisian sedang menelusuri para pelaku pembuangan limbah babi, baik ke sungai maupun ke jalan. “Sekarang sedang ditangani pihak kepolisian dan Satpol PP, kemudian dicari siapa yang melakukan pembuangan babi ke sungai itu,” katanya.

Edy juga menegaskan bahwa pengelolaan air PDAM tidak melalui sungai yang tercemar bangkai babi. “Tidak, aliran PDAM pengambilan airnya tidak pada sungai dan danau yang ditemukan bangkai itu,” ujarnya.

Menurutnya air bersih yang disalurkan PDAM Tirtanadi tidak mengelolanya dari sungai Badera yang sudah tercemar limbah babi. “Pengambilan air PDAM tidak dari sungai Badera. Yang dipakai PDAM untuk mengambil air adalah sungai Deli,” jelasnya.

Dirinya meminta masyarakat jangan khawatir untuk menggunakan air bersih dari PDAM Tirtanadi. Ia pun akan segera memerintahkan jajarannya untuk menyosialisasikan kepada masyarakat, bahwa air bersih PDAM Tirtanadi aman. “Masyarakat jangan khawatir, nanti akan kita sosialisasikan ini,” ujarnya.

Bisa Sebabkan Penyakit Infeksi

Dosen Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU dr Restuti Hidayani Saragih SpPD Finasim, MHKes menilai, bangkai babi yang dibuang ke sungai, selain mencemari lingkungan juga dikhawatirkan akan berpotensi memicu berbagai penyakit infeksi yang bisa menjangkit manusia.

“Meskipun hog cholera tidak menular dari babi ke manusia, namun tindakan pembuangan bangkai babi terinfeksi tersebut akan menyebabkan pencemaran air yang dapat menimbulkan atau berpotensi mengakibatkan gejala penyakit infeksi lainnya pada manusia seperti diare, demam, penyakit kulit, dan lainnya terutama pada warga di sekitar aliran sungai,” kata dr Restuti Hidayani Saragih SpPD Finasim, MHKes kepada wartawan, kemarin.

Restuti menjelaskan, hog cholera ini sendiri merupakan penyakit infeksi pada babi yang hanya menjangkit hewan tersebut. Tingkat kesakitannya (morbiditas) dan kematiannya (mortalitas), hampir mencapai 100 persen. “Penyebabnya adalah infeksi Pestivirus yang masuk dalam famili Flaviviridae. Terdapat bermacam-macam strain virus ini dengan tingkat virulensi mulai dari rendah, sedang sampai virulensi tinggi yang dapat menyebabkan wabah,” jelasnya.

Diutarakan Restuti, upaya-upaya kontrol penyakit ini yang umumnya dilakukan oleh berbagai negara adalah dengan melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak babi dengan virus yang dilemahkan (attenuated vaccine). Kemudian, melarang atau mengontrol dengan sangat ketat impor hewan babi yang hidup, impor daging segarnya, impor yang tidak diproses dengan pemanasan yang kuat, juga impor bahan-bahan biologi terkait babi misalnya embrio dan cairan semen babi.

Selain itu, melarang peternak memberi makan babi dengan makanan sisa, sampah makanan yang tidak dimasak, pembuangan sampah yang dilakukan melalui kapal di pelabuhan. Dalam tahap eradikasi di tempat terjangkit wabah, hewan babi yang terpapar dan yang terinfeksi harus dimusnahkan dan dikuburkan atau dibakar. “Pergerakan babi di area yang terjangkit juga dibatasi serta dilakukan tindakan disinfeksi terhadap tempat dan fasilitas yang terjangkit,” terangnya.

Restuti mengaku, data yang diperolehnya saat ini wabah hog cholera telah terjadi pada 11 kabupaten/kota di Sumut. Di mana, ditemukan 4.682 ekor babi yang mati karena hog cholera dari jumlah populasi di Sumut 1,2 juta ekor. “Diimbau kepada masyarakat agar tidak menggunakan atau mengkonsumsi air dari sungai yang tercemar bangkai babi. Masyarakat diminta menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan di sekitar kita,” harap Restuti.

Ia menambahkan, dirinya mendukung Polda Sumut agar menindak pelaku pembuangan bangkai babi ke sungai sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. (prn/ris)

Bantah Menantu Terpapar Istri, Mertua Ogah Urus Jenazah Dedek

GELEDAH Tim gabungan dari Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan Gegana Polda Sumut menggeledah salah satu rumah di Canang Kering, Lingkungan 20, Kelurahan Sicanang, Medan Belawan, Jumat (15/11) pukul 15.00 WIB.
GELEDAH Tim gabungan dari Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan Gegana Polda Sumut menggeledah salah satu rumah di Canang Kering, Lingkungan 20, Kelurahan Sicanang, Medan Belawan, Jumat (15/11) pukul 15.00 WIB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menantunya Rabbial Muslim Nasution (24) alias Dedek jadi pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, membuat Andi Syahputra, kesal. Apalagi, putrinya Dewi Anggraini (DA) disebut-sebut sebagai orang yang mempengaruhi Dedek dengan radikalisme. Ayah kandung Dewi ini pun angkat bicara.

“Saya membantah putri saya disebut sebagai orang duluan terpapar radikalisme ketimbang menantu saya. Saya juga membantah putri saya dituding sebagai orang yang mendoktrin menantu saya,” kata Andi, usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Polres Belawann

Berita Acara Pemeriksaan (BAP)-nya dua laporan: Polres Belawan dan Densus 88. Selain Andi, orang tua Dedek juga sudah diperiksa.

Andi menjelaskan, Dedek dan putrinya Dewi melangsungkan pernikahan pada tanggal 2 Desember 2018 lalu. “Si Dedek bagus, saya tidak menyangkal itu. Setelah pindah ke Marelan, baru berubah (sikapnya),” tutur Andy.

Setelah pindah ke rumah kontrakan mereka di Pasar I Gang Melati 8, Kelurahan Tanah 600, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, menantu dan putrinya didatangi orang yang tidak diketahui. Setelah itu, mereka rajin mengaji. “Diajak-ajak ngaji, bagus orang itu ngaji pertama. Tidak ada menceritakan kejahatan kriminal,” sebut Andi.

Dedek dan istrinya rajin mengikuti pengajian yang berada di Belawan, Kota Medan. Setelah mengikuti pengajian itu, menurutnya, Dewi memang jadi keras kepala saat dinasehati orang tuanya. Tapi ia belum curiga.

Karenanya, ia tidak menyangka menantunya berakhir menjadi pelaku bom bunuh diri.

Atas kejadian itu, Andi mengaku tidak mau mengurusi jenazah Dedek. Ia hanya fokus dengan nasib putrinya yang kini masih ditahan di Brimob Polda Sumut. “Kalau itu (jenazah, Red), keluarga laki-lakilah. Saya tidak mau beripikir. Saya tidak mau lagi mengurus masalah si Dedek. Masalah anak saya saja yang saya urus. Kondisinya masih sehat. Sekarang masih tahanan Brimob,” tutur Andi.

Andi mengakui, putrinya pernah menjenguk tahanan teroris di Lapas Wanita Tanjung Gusta Medan berinsial IPS alias I alias TS alias SBS (38). Tapi menurutnya, Dewi tidak sendirian menjumpai napi teroris itu. Namun bersama temannya.

“Itu diterangkan Humas Mabes Polri. Yang berniat mau nyerang Bali ya si napi itu. Bukan si Dewi. Rencana I, bukan orang mereka berdua. Jadinya si Dewi ditumbalkan dan dijebak. Karena I tahanan, dibilang tidak bersalah,” katanya kesal.

Menurutnya, Dewi hanya mengantar obat ke Lapas. Kata dia, saat menjenguk ke lapas, si napiter berkata ke Dewi: “Kau jangan takut. Kalau kau ditangkap, kami turun tangan semua,” jelas Andi.

“Setelah menjenguk tahanan (napiter) itu, kami tanya Dewi. Dia bilang ia tidak sendiri. Tapi berdua sama kawannya. Malah kami dimop si Dewi itu. ‘Sudah mamak, tidak apa-apa itu.’ Sudah keras kepala si Dewi itu. Sudah rusak dicuci otaknya,” katanya.

Pemko dan Polisi Diminta Tidak Lengah

Terkait serangan bom bunuh diri di Mapoltabes Medan pada Rabu (13/11) pagi, Pemko Medan dan pihak Kepolisian diniali gagal mencegah paham radikalisme merasuk ke tengah-tengah masyarakat Kota Medan.

“Ini harus jadi pelajaran bagi semua pihak, baik itu pemerintah maupun pihak kepolisian. Kota Medan yang selama ini aman dan jauh dari paham radikalisme, sudah mulai terusik. Ini harusnya jadi perhatian khusus,” Ucap Ketua Fraksi NasDem DPRD Medan, Afif Abdillah, Jumat (15/11).

Disebutkan Afif, sebenarnya paham-paham radikalisme di tengah-tengah masyarakat bisa terdeteksi sejak awal, bila fungsi pemerintah bisa bergerak dari bawah. “Misalnya Kepling, harus memantau warganya. Lihat apa kebiasaan serta kesehariannya. Bila ada hal-hal yang mencurigakan, harusnya koordinasi dengan TNI atau Polri,” sebutnya.

Diterangkan Afif, orang-orang yang terpapar paham radikalisme sudah tentu tidak berdiri sendiri, melainkan berkelompok. Perhatiakn, apakah orang itu berbaur atau tidak. Kalau berbaur dan berkelompok, dengan siapa? Ini harus diketahui Kepling. Karena orang seperti itu biasanya punya kelompok yang terbangun dengan kuat,” terangnya.

Selain itu, sambung Afif, pemerintah wajib mencegah masuknya paham-paham radikalisme dengan berkoordinasi pada pengurus-pengurus masjid serta aparat keamanan di tingkat lingkungan.

“Bisa juga berangkat dari remaja-remaja masjid. Mereka harus diberi pemahaman, diberi edukasi serta pengetahuan akan bahayanya paham radikalisme. Usia remaja harus dijaga ketat, karena merekalah usia yang paling mudah untuk terpengaruh oleh paham-paham seperti itu. Mereka harus dibina dalam ilmu agama termasuk rasa cinta kebangsaan,” sambungnya.

Terakhir, lanjut Afif, kepolisian diminta meningkatkan keamanan agar tidak terjadi aksi-aksi susulan atas peristiwa bom bunuh diri di Mapoltabes Kota Medan.

“Khususnya ditempat-tempat keramaian seperti mall, rumah sakit, hotel, dan tempat-tempat ramai lainnya. Kalau markas polisi saja bisa diserang, apalagi tempat-tempat seperti itu,” tutupnya. (gus/map)

Bom Dirakit di Tambak Udang Belawan

GELEDAH Tim gabungan dari Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan Gegana Polda Sumut menggeledah salah satu rumah di Canang Kering, Lingkungan 20, Kelurahan Sicanang, Medan Belawan, Jumat (15/11) pukul 15.00 WIB.
GELEDAH
Tim gabungan dari Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan Gegana Polda Sumut menggeledah salah satu rumah di Canang Kering, Lingkungan 20, Kelurahan Sicanang, Medan Belawan, Jumat (15/11) pukul 15.00 WIB.
GELEDAH Tim gabungan dari Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan Gegana Polda Sumut menggeledah salah satu rumah di Canang Kering, Lingkungan 20, Kelurahan Sicanang, Medan Belawan, Jumat (15/11) pukul 15.00 WIB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Teka-teki mengenai di mana Rabbial Muslim Nasution (RMN) alias Dedek —pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu pagi lalu—belajar merakit bom, perlahan mulai terungkap. Sebuah pondok di di kawasan pertambakan udang di Canang Kering, Lingkungan 20, Kelurahan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, diduga dijadikan lokasi perakitan bom. Setahun terakhir, pondok tambak itu juga jadi lokasi pengajian kelompok Dedek.

TERUNGKAPNYA lokasi perakitan bom tersebut berawal dari penyerahan Aris (28) dan adiknya, Fadli (23) oleh orangtua mereka, Rudi Suharto (52). Rudi menyerahkan kedua putranya kepada kepling setempat, Kamis (14/11) malam. Kemudian, abang beradik itu diamankan petugas Polres Pelabuhan Belawan sebelum diserahkan ke Mapoldasu.

RAKIT BOM: Petugas mendatangi salah satu rumah di Canang Kering, Lingkungan 20, Kelurahan Sicanang, Medan Belawan, Jumat (15/11). fachril/sumut pos

Kepada polisi, Aris dan Fadli menyebutkan, sebuah pondok di kawasan tambak milik mereka selama ini dijadikan sebagai markas atau tempat perakit bom kelompok jaringan bomber bunuh diri di Markas Polrestabes Medan.

Atas informasi tersebut, petugas Polres Pelabuhan Belawan mengecek pondok berukuran 2×2 meter tersebut. Belum diketahui persis apa yang ada di pondok itu. Namun kemarin, areal sekitar pondok telah dipasang garis polisi.

Rudi Suharto selaku ayah Aris dan Fadli dan juga pemilik tambak mengaku, selama ini pondok tersebut digunakan sebagai tempat istirahat penjaga tambak. Adapun anak-anaknya selalu berada di tambak, dan seingatnya tidak pernah melakukan kegiatan aneh.

“Setahu saya, si Aris dan adiknya tidak pernah membawa benda aneh ke pondok itu. Saya juga sering ke pondok itu. Yang jelas, pondok itu tempat menjaga tambak,” katanya, saat diwawancarai.

Namun ia mengakui, selama ini ketiga anaknya terlibat pengajian. Yakni Aris sebagai anak paling besar, adiknya Andri dan Fadli. Sejak setahun lalu, ketiganya aktif pengajian bersama Rabbial Muslim Nasution, bomber bunuh diri di Markas Polrestabes Medan.

“Sewaktu terjadi bom bunuh diri itu, saya lihat TV. Siang itu si Andri mulai gelisah masuk kamar. Sorenya, ia terburu- buru keluar rumah sembari mengambil jaket, lalu pergi. Sampai sekarang tidak tahu ke mana,” cerita Rudi Suharto di rumahnya.

Selama penayangan di televisi, pria yang kerap disapa Ucok Udang ini mendengar nama anaknya tercatat sebagai jaringan pelaku bomber bunuh diri di Mapolrestabes Medan. Keterlibatan anaknya diperkuat dengan informasi yang diterimanya dari kepling.

Curiga, Rudi pun memanggil Aris dan adiknya Fadli dari tambak, untuk ditanyai seputaran keterlibatan mereka atas aksi bom tersebut.

“Kemarin sore, saya tanya mereka. Katanya memang kenal sama di Rabbial. Tapi hanya sebatas teman mengaji. Saya sempat bilang jangan ikut paham teroris. Mereka tidak membantah. Setelah itu mereka kembali menjaga tambak,” cerita Rudi.

Malamnya, sepulang wirit, ia bertemu kepling dan disarankan untuk membawa anaknya ke rumah kepling. Malam itu juga, Rudi kembali memanggil kedua anaknya dari tambak dan diserahkan ke kepling, sebelum dijemput pihak kepolisian.

“Sampai saat ini saya belum tahu apa status anak saya. Mereka itu saya harap tidak ikut dalam paham radikal itu. Kalau ikut-ikutan, belum tentu pelaku,” pungkas Rudi.

Warga Tanjungbalai Pernah Menginap di Tambak

Masih keterangan Rudi Suharto, ketiga anak mengenal pengajian sejak setahun belakangan. Pengajian itu hanya diikuti segelintir anggota kelompok mereka, dan dilakukan secara berpindah tempat. Biasanya berlangsung mulai pukul 22.00 WIB hingga 24.00 WIB.

Ia tidak mengetahui persis bentuk pengajian yang mereka lakukan. Yang pasti, membahas tentang kajian dalam ayat suci alquran.

“Yang pertama mengajak mereka itu si Fadli. Kemudian Aris dan Andri ikut pengajian. Yang mengaji orangnya itu-itu aja. Paling banyak 10 orang. Soal ada penyimpangan, saya kurang tahu. Yang jelas, membahas tentang pengertian ayat di Alquran. Tidak ada membahas tentang paham menyimpang,” ucapnya.

Menurut pria berusia 52 tahun ini, selain mengaji, kegiatan ketiga anaknya itu hanya menjaga tambak. Sebelumnya, Aris bekerja sebagai satpam.

Belakangan, kata Rudi, anak-anaknya sering menginap di tambak. Selama di tambak, mereka kerap dikunjungi teman-temannya satu pengajian. Seingatnya, ada teman anaknya bernama Sugi warga Tanjungbalai, yang menginap di pondok tambak miliknya.

“Sebulan lalu, ada temannya si Sugi datang kemari. Selama di sini, temannya itu menginap 4 hari di pondok itu. Apa aktivitas mereka, saya tidak tahu. Namanya teman mereka, saya mana pernah curiga,” cetusnya.

Ia mengaku tidak menyangka, pondok di tambaknya dijadikan markas perakitan bom. “Kalau memang ada yang aneh, sudah pasti saya tahu. Tapi kita serahkan ke polisi saja. Yang jelas, kedua anak saya sudah diserahkan ke polisi,” ucap Rudi.

Hal senada disampaikan tetangganya, Tohir, yang tinggal berjarak 300 meter dari pondok tambak itu. Kakek berusia 74 tahun ini mengaku, selama ini ia melihat Aris dan kedua adiknya sering membawa temannya ke pondok tambak.

“Teman-temannya datang sore, lalu menginap di pondok. Setelah pagi, mereka keluar dari pondok itu. Tapi saya tidak kenal mereka dan tidak tahu kali apa kegiatan mereka di situ,” kata Tohir.

Menurut Tohir, ketiga abang beradik itu rajin mengikuti pengajian namun ia tidak tahu bentuk pengajian yang mereka ikuti. “Dulu Andri itu orangnya agak lasak. Belakangan sejak rajin ibadah, mereka mulai tertutup dan tidak mau bergaul dengan masyarakat sini,” beber Tohir.

Densus Geledah Tiga Rumah

Pengembangan keterangan Aris dan Fadli, tim gabungan dari Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan Gegana Polda Sumut, kembali menggeledah 3 rumah di Canang Kering, Kelurahan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Jumat (15/11) pukul 15.00 WIB.

Penggeledahan berlangsung di rumah yang dihuni Syafri (28) dan rumah Anto (42). Anto merupakan guru ngaji Dedek, bomber bunuh diri di Polrestabes Medan. Polisi juga menggeledah rumah abang beradik, Aris (28) dan Fadli (23) yang jaraknya berdekatan.

Di rumah bercat merah jambu itu, tim hanya menemukan istri Syafri, Ainun bersama anaknya serta kerabatnya. Secara bersamaan, tim juga menggeledah rumah Anto yang berjarak 50 meter dari rumah Syafri dan rumah Aris.

Selama proses penggeledahan, sekitar areal lokasi dijaga ketat dan dipasang garis polisi. Penggeledahan berlangsung sekitar 3 jam lebih. Di akhir penggeledahan, petugas Inafis Polda Sumut dan Densus 88 Antiteror mengamankan sejumlah barang mencurigakan dari ketiga rumah.

Lurah Sicanang, Zulkifli, mengatakan ia mendampingi polisi melakukan penggeledahan. “Tiga rumah diperiksa. Rumah itu berdekatan, di antaranya rumah Syafri, Anto dan Aris. Mereka memang warga saya. Mengenai keseharian mereka di lingkungan, saya tidak begitu tahu,” katanya.

Anggap Tetangga Kafir

Warga sekitar, Juadi mengatakan, rumah yang ditempati Syafri adalah milik mertuanya yang bernama Iwan. Sekitar 2 bulan lalu, Iwan berangkat ke Bengkulu ke rumah anak pertamanya, Khairudin, yang sudah menetap lama di Bengkulu.

“Sejak Iwan berangkat ke Bengkulu, rumah itu yang tinggal hanya si Syafri dan istrinya bersama anak mereka. Selama ini, tidak ada aktivitas aneh di rumah itu. Memang ada pengajian, tapi mereka tertutup,” cerita kakek berusia 75 tahun ini.

Selama ini, kata dia, di rumah Syafri itu selalu datang teman-teman pengajiannya. Masyarakat sekitar agar resah dengan aktivitas mereka yang tidak mau bergaul dan membentuk pengajian aneh. Bahkan menganggap tetangga mereka orang kafir.

“Karena meresahkan, warga melarang mereka untuk beribadah di mesjid dekat sini. Aktivitas keanehan yang mereka lakukan sudah ada 4 tahun ini. Bahkan polmas dan babinsa sudah sering meminta warga memantau mereka,” ujarnya.

Disinggung mengenai keberadaan Syafri dan Anto, Juadi mengatakan, sejak serangan bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan, keduanya menghilang dari rumah itu. Di rumah Syafri hanya ada istri dan anaknya. Sedangkan Anto kabur bersama istrinya.

“Setelah peristiwa itu, kami lihat mereka pergi naik dua sempeda motor berboncengan. Habis itu sampai sekarang tidak nampak lagi mereka,” katanya.

Mengenai Syafri, lanjutnya, konon dipecat sebagai satpam karena tidak mau hormat bendera Merah Putih. Keanehan lainnya, setiap kali khotbah Jumat, ia kerap keluar dari masjid. Kata dia, khotbahnya tidak cocok dengan mereka. “Saya ingat kali, pas khutbah Jumat, dia (Syafri) keluar masjid. Pas waktu salat, baru dia masuk lagi,” bebernya. (fac)

Hadiri Peresmian GPdi Karmel Raya, Terkelin Ajak Umat Dukung Program Pemerintah

RESMIKAN: Bupati Karo Terkelin Brahmana saat meresmikan GPdi Karmel Raya di Desa Raya Karo, Jumat (15/11).
RESMIKAN: Bupati Karo Terkelin Brahmana saat meresmikan GPdi Karmel Raya di Desa Raya Karo, Jumat (15/11).
RESMIKAN: Bupati Karo Terkelin Brahmana saat meresmikan GPdi Karmel Raya di Desa Raya Karo, Jumat (15/11).

KARO, SUMUTPOS.CO – Bupati Karo Terkelin Brahmana didampingi Staf Ahli Bupati Karo Agustin Pandia, Kabag Kesra Maria Rasmekita Br Barus, Camat Berastagi Mirton Ketaren hadir dalam peresmian sekaligus pentahbisan gereja GPdi Karmel Raya, Jumat (15/11), di Desa Raya Karo.

Sebelum memasuki ruangan gereja GPdi, Bupati Karo Terkelin Brahmana didampingi ibu gembala GPdi Karmel Raya, Pdt. Ester Adelina Br Barus, S. Pdk, dan Pdt Sulaiman Oppusunggu melakukan out door (buka pintu) dan pengguntingan pita, disaksikan Ketua Majelis Daerah GPdI Sumut-Aceh, Pdt Samuel Ghozaly, Ketua Majelis Wilayah Sibayak Pdt Frans Natanael Surbakti, anggota DPRD Karo Dosi Sinuhaji, para hamba Tuhan GPdi dan di luar Kab. Karo.

Selanjutnya, dalam acara firman Tuhan yang dibawakan oleh Ketua majelis daerah GPdI Sumut-Aceh Pdt Samuel Ghozaly, dalam ayat yang dikutip Mazmur 127:1 (TB) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga,” ucapnya.

Ini menggambarkan, gereja ini dibangun dan sekarang sudah rampung bukan mengandalkan kekuatan manusia tapi mengandalkan Tuhan. “Ini dapat kita lihat biaya begitu besar, akan tetapi tiada mustahil semuanya dapat diadakan oleh Tuhan,”jelasnya

Kita apresiasi Ibu Gembala pdt GPdi Karmel Raya yang sudah mem prioritaskan pembangunan, karena semua ini adalah campur tangan, untuk itu jangan pernah lupa mengandalkan Tuhan, dalam setiap perkara dalam hidup kita. Tandas Pdt Samuel Ghozaly.

Lanjutnya, Pdt Samuel memberi pesan Jangan pernah rumah Tuhan dijadikan tempat penyamun akan tetapi rumah Tuhan jadikan tempat Doa, penyembuhan dan pujian bagi Tuhan.

Sementara Bupati Karo Terkelin Brahmana dalam sambutannya menyebutkan, puji Tuhan, haleluya, atas sangat menyambut baik kegiatan ini karena dapat lebih meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang di aktualisasikan dalam Kehidupan sehari -hari. Saling mengasihi sesama umat beragama lainnya sehingga hubungan secara horizontal dan vertikal dapat seimbang.

Pentahbisan ini merupakan salah satu program panitia untuk membangun selama kurun waktu 13 tahun. Namun bupati mengingatkan, pembangunan fisik jangan yang menjadi utama karena yang lebih penting adalah jadikan sebagai pusat pembinaan karakter antara iman, budaya dan ilmu sesuai yang diajarkan Yesus Kristus.

Pada kesempatan ini, bupati juga menyampaikan agar peran dan bantuan semua umat beragama , para pemuka agama, tokoh gereja, tokoh masyarakat tetap kontribusi dan par tisipasi aktif dalam mengatasi berbagai krisis dan tantangan yang dihadapi.

“Sehingga kita tidak mudah terpancing dengan isu -isu yang bisa menghasut masyarakat dan mampu mengatasi dan memandang persoalan hidup dengan bijaksana,” terangnya.

Selain itu, agar tetap mendukung program pemerintah yang bersinergis dan berkelanjutan dan tetap menjalin hubungan yang baik untuk membangun rasa persatuan dan kesatuan bangsa agar tetap berperan aktif menjaga, keimanan, ketertiban, kenyamanan dan kedamaian Tanah Karo Simalem ini dan kita sama-sama berdoa, sehingga masyarakat bisa hidup lebih baik lagi.

Pada kesempatan yang sama, Ibu Gembala GPdi Karmel Raya Pdt. Ester Adelina Br Barus, S. Pdk didampingi Ketua Panitia Mirton Ketaren dan Sekretaris Elsariyanti Br Ginting menyampaikan terimakasih atas kehadiran dan kesediaan Bupati Karo yang hadir dalam pentahbisan gereja GPDI Karmel Raya hingga sukses dan lancar.

Hal ini ungkapnya, menjadi momentum dan catatan sejarah bagi jemaat GPdi Karmel Raya bahwa gereja ini selesai dalam tempo 13 tahun. “Semua ini karena kasihnya dan pertolongan Tuhan,” ujarnya seraya berterimakasih atas partisipasi jemaat dan para tamu undangan yang telah hadir. (deo)

Disdik Asahan Gelar Festival Qasidah

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Asahan akan terus mempertahankan Qasidah Asahan yang merupakan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB).

Dimana Komitmen Dinas Pendidikan Asahan dalam mempertahankan Qasidah Asahan tersebut ditunjukkan dengan digelarnya ajang festival yang diikuti oleh puluhan pelajar.

“Artinya Qasidah Asahan adalah salah satu kearifan lokal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional sebagai WBTB dari Kabupaten Asahan tahun 2019,”kata Kepala Dinas Pendidikan Asahan, Drs Sofyan saat membukan Festival Qasidah tingkat Pelajar di gedung Juang 45, Jalan Cokroaminoto, Kamis (14/11).

Dilanjutkan Sofyan, bahwa saat ini upaya Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan melalui program pengembangan nilai budaya lewat pergelaran festival yang diikuti oleh puluhan pelajar adalah salah satu bentuk komitmen untuk mempertahankan WBTB Qasidah Asahan.

“Tentulah agar para pelajar mengerti dan semakin mencintai kesenian tradisional Qasidah Asahan. Generasi muda kita menjadi terbiasa dan semangat mencintai budaya dengan fasilitas pemerintah Kabupaten Asahan dalam bentuk festival yang dilombakan seperti ini,”bilangnya.

Sofyan juga berharap kepada para pelajar Asahan melestarikan Qasidah. Sebab, dengan belajar Qasidah dapat terhindar dari bahaya narkoba.

“Bila para pelajar di Asahan bisa belajar Qasidah tentulah akan mewujudkan visi dan misi Pemkab Asahan yakni Asahan, Religius, Sehat, Cerdas,dan Mandiri,”bilangnya.

Adapun pelajar tingkat MTs/SLTP, MA/SLTA baik negeri maupun swasta di Asahan mengikuti festival yang terlaksana di halaman Gedung Juang 45 Asahan. Acara itu dibuka langsung oleh Kadis Pendidikan.(omi/han)

25 Orang Lulusan Ahli Madya AKBID Diwisuda

WISUDA: Sebanyak 25 orang lulusan AKBID Pemko Tebingtinggi ikuti wisuda.
WISUDA: Sebanyak 25 orang lulusan AKBID Pemko Tebingtinggi ikuti wisuda.
WISUDA: Sebanyak 25 orang lulusan AKBID Pemko Tebingtinggi ikuti wisuda.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Sebagai generasi muda, diharapkan mampu membangun Indonesia jauh lebih maju dan baik ke depannya. Begitu juga diharapkan pada dunia kerja nantinya, dapat membangun networking agar mampu meraih prestasi dan kesuksesan.

Demikian disampaikan Asisten Pemerintahan Bambang Sudaryono mewakili Wali Kota Tebingtinggi saat menghadiri Wisuda Ahli Madya Akademi Keperawatan Bina Husada (AKBID) Kota Tebingtinggi Angkatan XXIII yang diikuti 25 lulusan, di Gedung Balai Kartini Lama, Jalan Imam Bonjol Kota Tebingtinggi, Jumat (15/11).

Dalam bimbinganya, Wali Kota yang dibacakan Bambang Sudaryono menyampaikan, para wisudawati harus mampu berfikir dan bertindak sebagai seorang intelektual.

“Perjuangan tidak berakhir sampai di sini, karena ini baru langkah awal menuju dunia luar yang beraneka ragam tantangan yang akan dihadapi dan mungkin tidak didapati dalam pendidikan selama ini,”katanya.

Ditambahkan Bambang, nantinya lulusan dari AKBID Pemko Tebingtinggi ini bisa bekerja ataupun membuka lapangan pekerjaan yang baru kepada masyarakat. Karena lulusan AKBID ini harus bisa berpikir maju kedepan.

“Ilmu yang berguna bisa dimanfaatkan di tengah tengah masyarakat,”pungkasnya. (ian/han)

Sekda Samosir Daftar Lelang Jabatan Sekda Dairi

SIARAN PERS: Tim seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Dairi saat siaran pers beberapa waktu lalu di Aula BKPSDM Dairi. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
SIARAN PERS: Tim seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Dairi saat siaran pers beberapa waktu lalu di Aula BKPSDM Dairi.
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
SIARAN PERS: Tim seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Dairi saat siaran pers beberapa waktu lalu di Aula BKPSDM Dairi. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

Seleksi lelang jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Dairi diikuti lima peserta, yang salah satunya Sekda Samosir, Drs Jabiat Sagala Mhum.

Hal itu disampaikan Sekretaris Panitia Tim Seleksi, Buha Pasaribu, Jumat (15/11) lewat pesan singkatnya kepada Sumut Pos.

Disebutkannya, pendaftaran telah ditutup 14 Nopember 2019. Adapun peserta yang mendaftar sebanyak lima orang yaitu Budianta Pinem dengan jabatan sebagai Inspektur di Pemkab Pakpak Bharat, Drs Leonardus Sihotang dengan jabatan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Pemkab Dairi, Drs Jabiat Sagala M.Hum dengan jabatan Sekretaris Daerah Kabupaten Samosir.

Kemudian, Mordehai Orba Suntuk dengan jabatan Kepala Dinas Koperasi, UMKM di Pemkab Pakpak Bharat, Drs Waston Simbolon dengan jabatan Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahra Pemkab Samosir.

“Peserta mendaftar dan menyerahkan berkas pada hari terakhir pendaftaran,”terangnya.

Tahapan selanjutnya, akan dilakukan seleksi administrasi. Dan hasilnya akan diumumkan. Salah satu dari Tim Seleksi, Guntur Simarmata mengatakan, setelah pendaftaran dan penyerahan berkas, peserta juga akan menyerahkan makalah kepada sekretariat Timsel.

Kemudian, dilanjutkan seleksi administrasi dan diumumkan peserta yang lulus, seleksi kompetensi manajerial dan sosial kultural, penelusuran rekam jejak jabatan dan integritas serta moralitas, seleksi kemampuan bidang dan presentase serta wawancara.

Kemudian dilanjutkan, penetapan hasil akhir seleksi dan pengumuman hasil seleksi, penyampaian hasil akhir kepada pejabat pembina kepegawaian, koordinasi dengan Gubernur Sumatera Utara serta dilanjutkan penyampaian proses dan hasil seleksi ke Komisi Aparatur Sipil Negara.(rud/han)