28 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 4831

Jokowi Berencana Pangkas Jumlah Eselon di Struktur Birokrasi, Edy: Pasti Ada Dampaknya

Edy Rahmayadi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi siap membantu dan bekerjasama dengan pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin. Edy menegaskan, akan loyal dengan apa yang sudah menjadi kebijakan pusat selama itu baik buat kehidupan rakyat Sumut. Termasuk soal penyederhanaan eselonisasi bagi kalangan birokrat.

“Kita akan loyal. Apapun yang diperintahkan dan menjadikan baik akan kita lakukan,” kata Edy kepada wartawan usai menyambut kedatangan 175 warga Sumut yang eksodus dari Wamena, Papua, di Kantor Gubsu, Senin (21/10).

Edy mengamini, pastinya akan ada ekses atas kebijakan penyederhanaan eselon bagi birokrat dari 4 menjadi 2. Hal itu menurut dia, tentu akan ada pembahasan lebih lanjut ke depan, lantaran akan menjadi sebuah kebijakan.

“Sudah pasti ada (pengaruhnya). Dari empat eselon akan jadi dua eselon. Inikan nanti menyangkut uang-uang jabatan juga. Tapi yang terpenting program nasional dan daerah harus tersambung dengan baik, dan kita siap bekerjasama,” tegasnya.

Karenanya, Edy mengaku siap membantu dan bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk mewujudkan cita-cita nasional. “Cita-cita nasional bangsa ini, menyejahterakan dan mencerdaskan anak-anak bangsa ini, melindungi segenap bangsa ini, dan turut serta dalam kancah perdamaian dunia,” tandasnya.

Seperti diketahui, usai dilantik sebagai Presiden RI kemarin, Joko Widodo merencanakan pemangkasan jumlah jabatan eselon dalam struktur birokrasi pemerintahan. Jokowi menilai, 4 level eselon saat ini, yaitu eselon I, II, III dan IV, terlalu banyak. Karenanya Jokowi menilai, sebaiknya eselon menjadi hanya 2 level saja, 2 level lainnya diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian dan menghargai kompetensi.

Penyederhanaan birokrasi ini menurut Presiden, harus terus dilakukan besar-besaran. Investasi untuk penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyebutkan, bahwa akan terjadi percepatan pelayanan publik apabila pemangkasan birokrasi, termasuk di didalamnya pemangkasan eselon kepegawaian dilaksanakan. “Pastinya, rentang birokrasi akan lebih sederhana. Bisa juga berdampak pada akselerasi pelayanan publik pada semua tingkatan birokrasi yang ada,” ujar Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Akmal Malik, Senin (21/10).

Namun, Kemendagri, khususnya Ditjen Otda, akan mencermati terlebih dahulu kebijakan dari Jokowi tersebut. “Kami mencermati kebijakan Bapak Presiden, tentu Kementerian PAN RB yang akan menjadi leading sektor-nya. Kami akan mencermati,” kata Akmal.

Apabila hal tersebut sudah diputuskan, kata dia, maka pihaknya akan menindaklanjuti sesuai dengan tugas dan fungsinya di Ditjen Otda. “Khususnya bila berkaitan dengan kebijakan di daerah. Restrukturisasi ini diharapkan akan mendorong kinerja birokrasi lebih baik ke depan,” kata dia.

Sementara, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jimly Asshiddiqie menilai, rencana Presiden Jokowi memangkas lapisan eselon di pemerintahan terlalu ekstrem. Jimly menyarankan, pemangkasan itu tidak dilakukan terlalu ekstrem, misalnya menjadi tiga lapis eselon saja. Sebab, ia melihat akan ada kegegeran apabila keinginan Jokowi itu diterapkan secara nasional.

“Jadi tiga saja, tapi tiga bukan hanya jumlah. Mekanisme pengambilan keputusan itu harus di eselon II, bukan eselon I. Eselon I fungsinya hanya staf pendukung pimpinan,” ujar Jimly di Kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta, Senin (21/10).

Ke depannya, kata Jimly, arahan harus datang dari level direktur, bukan direktur jenderal. Sehingga, semua keputusan harus selesai paling tinggi pada tingkat direktur. Di samping itu, Jimly memang melihat dalam lima tahun ke depan pemerintah harus melakukan reformasi institusional.

“Birokrasinya jangan kegemukan seperti sekarang dan itu perlu sekali keputusan-keputusan yang mungkin tidak populer dan berpengaruh kepada ASN, jadi para PNS di seluruh Indonesia harus siap,” tandasnya. (prn/bbs)

Penerimaan CASN Medan 193 Formasi

UJIAN: Ratusan CASN saat mengikuti ujian di Kompleks Kodam I/BB Jalan Gatot Subroto Medan, tahun lalu.
UJIAN: Ratusan CASN saat mengikuti ujian di Kompleks Kodam I/BB Jalan Gatot Subroto Medan, tahun lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tahapan Penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) 2019 akan dimulai akhir Oktober ini dan akan berlangsung hingga April 2020. Pemerintah mengalokasikan 197.111 formasi, yang terbagi pada instansi pusat dan daerah. Untuk Pemerintah Kota (Pemko) Medan, dibuka 193 formasi. Sedangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu mendapat alokasi 166 formasi.

“Hari ini sudah kita terima jumlah formasi yang disetujui oleh Kemenpan RB. Total yang disetujui ada 193 formasi,” ucap Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Kota Medan, Muslim Harahap, Senin (21/10).

“Total 193 formasi itu, tidak ada untuk tenaga pendidikan atau guru. Sedangkan untuk tenaga kesehatan, hanya untuk D3 keperawatan sedangkan untuk dokternya tidak ada,” ujarnya.

Disebutkan Muslim, khusus untuk tenaga pendidikan kemungkinan besar akan direkrut tahun depan. “Untuk tenaga pendidikan kita sangat butuh. Tapi sepertinya akan direkrut melalui perekrutan PPPK, bukan pada perekrutan CPNS ini,” katanya.

Adapun yang menjadi formasi terbanyak pada perekrutan CPNS 2020 yakni lulusan D3 keuangan. “Kenapa? Karena pemerintah pusat ingin ada yang mengelola dana kelurahan di Kota Medan. Kita tahu bahwa Kota Medan punya total 151 kelurahan. Jadi format itu dibilang sangat penting,” jelasnya.

Rincian formasi CASN akan diumunkan tanggal 25 Oktober 2019. “Diumumkan di website resmi di bkn.go.id,” tandasnya.

Penerimaan CASN Labuhanbatu 166 Formasi

file/sumut pos MENUNGGU: Ratusan peserta menunggu untuk mengikuti ujian CPNS di Kantor BKN Sumut Jalan TB Simatupang Medan, beberapa waktu lalu. Sedangkan perekrutan CPNS 2019 direncanakan Oktober mendatang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selain Pemko Medan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu juga mendapat alokasi CASN. Totallnya 166 formasi. “Ya, sudah keluar surat keterangan dari Menteri per tanggal 27 September 2019,” kata Kepala BKD Pemkab Labuhanbatu, Zainuudin Siregar, Senin (21/10).

Formasi itu berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) RI, Syafruddin bernomor 779 tahun 2019 tentang kebutuhan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Labuhanbatu tahun anggaran (TA) 2019.

“Formasi di bidang Teknik sebanyak 90 CASN. Formasi guru 51 CASN. Dan bidang kesehatan sebanyak 25 CASN,” jelasnya.

Tapi ia tidak bersedia menjelaskan rincian masing-masing formasi. Sebab mesti melalui SK Bupati Labuhanbatu. “Nanti jurusan teknik, guru, dan formasi kesehatan yang dibutuhkan akan diumumkan melalui SK Bupati,” bebernya.

Pemerintah pusat berencana merekrut 197.111 CASN, dengan formasi 37.854 untuk kementerian dan lembaga di tingkat pusat, dan 159.257 formasi untuk 467 pemerintah daerah.(*)

Penerimaan CASN Labusel Belum Terkonfirmasi

Ilustrasi.

LABUSEL, SUMUTPOS.CO – Sementara di Pemkab Labuhanbatu Selatan, kebutuhan CASN baru belum dapat terkonfirmasi. Kepala Bidang Mutasi BKD Pemkab Labusel Hamdi belum bisa memaparkan jumlahnya, karena surat MenPAN RB tentang alokasi kebutuhan CPNS di sana masih di meja Bupati.

“Masih menunggu surat Bupati. Nanti akan diumumkan kuotanya,” kata Hamdi.

Dia menambahkan, untuk pelaksanaan rekrut CASN itu, Pemkab Labusel akan membentuk tim panitia seleksi daerah (Panselda). “Panitia dibentuk melalui SK Bupati,” tandasnya. (map/mag-13)

Rombongan ke-4 Wamena Tiba di Medan, Gubsu: Anak-anak Jangan Putus Sekolah

PESAN: Gubsu Edy Rahmayadi menyampaikan pesan kepada anak-anak remaja agar jangan putus sekolah setelah dipulangkan dari Papua, di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubsu, Senin (21/10). pran/sumut pos
PESAN: Gubsu Edy Rahmayadi menyampaikan pesan kepada anak-anak remaja agar jangan putus sekolah setelah dipulangkan dari Papua, di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubsu, Senin (21/10).
pran/sumut pos
PESAN: Gubsu Edy Rahmayadi menyampaikan pesan kepada anak-anak remaja agar jangan putus sekolah setelah dipulangkan dari Papua, di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubsu, Senin (21/10). pran/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah melakukan perjalanan panjang, rombongan keempat warga Sumatera Utara yang sempat eksodus ke Wamena, Papua, akhirnya tiba di Kota Medan, Senin (21/10). Kedatangan mereka kembali disambut Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan sejumlah perwakilan kepala daerah terkait di Aula Raja Inal Kantor Gubernur Sumut.

Gubsu menekankan pentingnya masa depan anak-anak untuk terus sekolah. Dia menginstruksikan kepala Dinas Pendidikan Sumut dan kepala daerah terkait yang menjemput warganya, agar lebih memerhatikan anak-anak tersebut jangan sampai putus sekolah. “Yang sudah SMA mana? Ayo sini maju ke depan,” kata Gubsun

memanggil mereka untuk berbaris di depan tempatnya beri sambutan.

“Tolong kepala dinas (pendidikan) data mereka sekarang, pastikan mereka semua ini melanjutkan sekolah di tempatnya masing-masing,” tegas Edy.

Ada lima anak remaja SMA yang saat itu maju ketika dipanggil Gubsu. Sedangkan yang masih duduk di bangku SMP, saat dipanggil Gubsu tidak ada yang menyahut. “Kita akan pastikan semua anak-anak kita ini dapat melanjutkan pendidikan. Saya sudah koordinasikan dengan para bupatinya agar mereka semua tetap bisa bersekolah. Begitu juga dengan kehidupan semua warga ini, minimal tiga bulan ke depan mesti dijamin kehidupannya. Saya sudah ingatkan hal ini juga kepada kepala daerah. Saya akan terus monitor perkembangannya,” katanya.

Terhadap aparatur yang bertugas di tanah Papua, Gubsu menyatakan, sesuai regulasi yang berlaku supaya meminta surat dari pemda terkait dan ditujukan ke wilayah yang dituju. Setelah itu pemda tempat tujuan terkait akan merespon surat dimaksud. “Barulah setelah ditanggapi dia bisa pindah ke sini,” katanya.

Edy mengungkapkan, kondisi di Papua berangsur kondusif sehingga ada sebanyak 90-an warga Sumut yang eksodus dari Jayapura dan provinsi lain, kembali ke Wamena. “Di posko-posko juga sudah kosong. Tapi ada beberapa orang yang terus kami pantau, yang masih ikut keluarganya di sana. Dan jika mau kembali kami akan fasilitasi,” katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumut, Riadil Akhir Lubis menyebutkan, awalnya sebelum keberangkatan terdata ada 262 jiwa. Namun di tengah perjalanan via kapal laut dari Pelabuhan Jayapura, sebagian warga ada yang turun di Kalimantan, Makassar, Jakarta dan kembali ke Wamena.

“Ada 1 keluarga yang turun di Jakarta lantaran ada seorang ibu yang sudah hamil tua. Atas kondisi itu maka keluarga tersebut turun di Jakarta dan tidak melanjutkan ke Medan. Hingga tiba di Medan, jumlah pengungsi berjumlah 175 orang karena turun di Makasar 2 orang, dan di Jakarta 25 orang, “ kata Riadil.

Dalam rombongan dengan jumlah 175 orang tersebut, ikut serta di dalamnya warga asal Kabupaten Aceh Tenggara sebanyak lima orang dan dari Provinsi Riau ada empat orang. Pemprovsu juga memberikan tali asih dan perlengkapan rumah tangga secukupnya bagi para warga yang dipulangkan hari itu. “Adapun yang sudah kembali ke Wamena sejauh ini sebanyak 92 orang,” katanya.

Jhon Sinurat, mewakili warga yang dipulangkan dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepedulian Gubsu Edy dan Pemprovsu yang sudah membantu mereka pulang ke kampung halaman. Ia mendoakan gubernur dan segenap unsur Pemprovsu diberikan keberkahan hidup dan kesehatan selalu.

Dahlia Hutagaol, salah satu pengungsi asal Toba Samosir mengaku takut jika kembali ke Wamena. Padahal ia dan suaminya telah tinggal selama 10 tahun di Wamena. Karena itu, ia memutuskan untuk ikut ke dalam rombongan yang difasilitasi oleh Pemprov Sumut.

Dahlia bersama suaminya mengelola kios. Syukurnya kios yang mereka kelola aman hingga sekarang. Bahkan suaminya masih tinggal di Wamena untuk berjaga-jaga. “Saya ketakutan, padahal langganan kita biasanya orang Wamena tapi karena itu kita jadi takut, apalagi banyak anak kecil,” ujarnya.

Pengungsi lainnya, Rolita Lumbangaol asal Deliserdang mengaku trauma lantaran peristiwa yang terjadi di Wamena. Ia kembali ke Sumatera Utara untuk menenangkan diri dulu di kampung halamanya. Jika dirasa sudah aman, dirinya akan mempertimbangkan akan kembali lagi ke Wamena.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Gubernur, karena telah difasilitasi hingga saat ini, kami sangat bersyukur kepada gubernur telah memberikan bantuan kepada kami,” ujar Rolita. (prn)

PSMS 4-1 Babel United, Lolos 8 Besar

LOLOS: Pemain PSMS selebrasi usai mengalahkan Babel United 4-1 di Stadion Teladan Medan, Senin (21/10). PSMS memastikan lolos ke 8 besar Liga 2. Triadi Wibowo/Sumut Pos
LOLOS: Pemain PSMS selebrasi usai mengalahkan Babel United 4-1 di Stadion Teladan Medan, Senin (21/10).  PSMS memastikan lolos ke 8 besar Liga 2. 
Triadi Wibowo/Sumut Pos
LOLOS: Pemain PSMS selebrasi usai mengalahkan Babel United 4-1 di Stadion Teladan Medan, Senin (21/10). PSMS memastikan lolos ke 8 besar Liga 2. Triadi Wibowo/Sumut Pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PSMS Medan memastikan lolos ke babak delapan besar, usai mengalahkan Aceh Babel United dengan skor 4-1 di Stadion Teladan Medan, Senin (21/10) sore. Ayam Kinantan mendampingi Persiraja, Persita dan Sriwijaya FC dari Wilayah Barat.

Berambisi untuk menang, PSMS langsung mengambil inisiatif serangan. Mereka menggempur pertahanan Babel. Namun, semua peluang Ayam Kinantan masih bisa diantisipasi barisan pertahanan Babel.

PSMS membuka keunggulan melalui penalti pada menit ke-16. Wasit menunjuk titik penalti setelah pemain belakang Babel melakukan handball di kotak terlarang. Ilham Fathoni yang maju sebagai algojo, sukses melaksanakan tugasnya. PSMS unggul 1-0.

Tertinggal satu gol, Babel United meningkatkan serangan. Sedangkan permainan PSMS mulai menurun. Pada menit ke-26, kiper PSMS Alfonsius Kelvan menepis tendangan Fikri Ardiansyah.

Babel United terus menekan pertahanan PSMS. Sementara tuan rumah mengandalkan umpan-umpan jauh, yang mudah dipatahkan pemain belakang Babel.

Alfonsius sempat terkapar setelah bersusah payah menepis tendangan pemain Babel. Dimenit 42, kiper plontos ini kembali menunjukkan aksi gemilang dengan menepis sundulan pemain Babel United. Hingga babak pertama, PSMS tetap unggul 1-0.

Babak kedua, PSMS mulai membaik. Ayam Kinantan kemudian menggandakan keunggulan melalui tendangan bebas Eki Fauji di menit ke-58. Gol tersebut menambah semangat para pemain PSMS.

Hanya berselang dua menit, Eki Fauji kembali mencatatkan namanya di papan skor. Lagi-lagi melalui tendangan bebas.

Unggul tiga gol, PSMS mulai mengurangi tekanan. Mereka lebih memperkuat pertahanan. Kondisi ini dimanfaatkan Babel United untuk mencetak gol di menit ke-83 melalui M Kanu Helmiawan. Dia berhasil memanfaatkan bola tendangan penalti yang ditepis kiper PSMS, Alfonsius Kelvan.

Gol itu sempat membuat semangat pemain Babel United hidup kembali. Namun gol Ilham Fathoni di menit ke-88, memanfaatkan umpan Aidun Sastra menghempaskan pemain Babel United. PSMS menang dengan skor 4-1.

Kemenangan ini membuat PSMS finis di peringkat empat klasemen Wilayah Barat, dengan 37 poin. Ayam Kinantan mengamankan tiket babak delapan terakhir dari Wilayah Barat. Di babak delapan besar, Legimin Raharjo dkk akan bergabung di Grup B bersama Persik Kediri, Persita Tangerang dan Martapura FC.

Pelatih PSMS Jafri Sastra mengaku bersyukur dengan kemenangan ini. Dia mengaku langsung mempersiapkan diri menghadapi babak delapan besar. “Terima kasih kepada pemain dan penonton. Kita sudah berada di delapan besar. Kita hanya memiliki waktu seminggu untuk persiapan,” ujarnya.

Jafri mengakui persaingan di babak delapan besar akan lebih ketat. Karena itu, dia harus membenahi beberapa kekurangan timnya. “Masih banyak yang perlu dibenahi. Mulai dari kerja sama, fisik hingga finishing,” ungkapnya.

Pelatih asal Sumatera Barat ini berharap agar PT LIB memperbolehkan tim yang lolos untuk mengganti pemain. “Kita berharap bisa ganti pemain. Tapi kalau tidak bisa, ya, terpaksa kita memanfaatkan pemain yang ada,” pungkasnya. (dek)

20.388 Orang Gangguan Jiwa Berat Tersebar di Sumut, Jangan Ditelantarkan, Apalagi Dipasung

PASIEN ISTIRAHAT: Pasien beristirahat di kamar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jalan Mahoni Medan, beberapa waktu lalu.
PASIEN ISTIRAHAT: Pasien beristirahat di kamar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jalan Mahoni Medan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sedikitnya ada 20.388 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat, tersebar di kabupaten/kota di Sumut. Jumlah tersebut berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Mereka rentan mendapat perlakuan yang salah, seperti ditelantarkan, dipasung, dan lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahid Hasibuan mengatakan ODGJ merupakan salah satu indikator program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga. Artinya, setiap ODGJ berat harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. “ODGJ ini merupakan salah satu indikator program kesehatan jiwa. Jadi, ODGJ atau yang mengalami gangguan jiwa berat tidak boleh ditelantarkan,” ujar Alwi kepada wartawan, Senin (21/10).

Menurutnya, selain merupakan salah satu program Indonesia sehat berbasis keluarga, ODGJ juga merupakan salah satu standar pelayanan minimal urusan kesehatan di kabupaten/kota. Misalnya, bagaimana pelayanan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas sesuai standard. “Maka dari itu, seharusnya kabupaten/kota mempunyai program untuk penanggulangan atau penatalaksanaannya,” sebut Alwi.

Disinggung mengenai masih adanya ODGJ di Sumut yang dijalanan dan dipasung, Alwi tak menampik. Kata dia, dalam menyelesaikan persoalan itu satu persatu tidak serta-merta. “Harus dibangun dengan pendekatan keluarga, tidak bisa serta-merta dibebaskan. Selain itu, melakukan pendampingan untuk pemberian obat karena ODGJ ini harus minum obat,” jelasnya.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Dinkes Sumut, Hery Valona B Ambarita mengatakan, ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala, dan atau perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.

Diutarakan Hery, berdasarkan hasil Riskesdas 2018 prevalensi gangguan jiwa berat di Sumut 0,14 persen (Indonesia 1,7 per mil atau 0,17 persen). Proporsi rumah tangga yang pernah memasung anak ganggguan jiwa berat 14 persen. Prevalensi gangguan mental emosional penduduk Indonesia umur di atas 15 tahun mencapai 11,6 persen. Sedangkan penduduk Sumut (BPS 2019) berjumlah 14.562.549 jiwa.

“Diperkirakan ada sekitar 20.388 ODGJ berat tersebar di kabupaten/kota yang rentan mendapat perlakuan yang salah. Jumlah orang yang dipasung dari Januari sampai September di Sumut sebanyak 428 orang, dan yang sudah mendapatkan layanan 353 orang. Kemudian, yang dilepas 40 orang serta temuan kasus baru tahun ini 14 orang. Adapun jumlah ODGJ yang datang ke Puskesmas sebanyak 4.139 orang,” papar Hery.

Menurut Hery, ada 4 program Dinkes Sumut dalam mendukung Pengendalian Penyakit Masalah Kesehatan Jiwa Nasional (P2MKJN) yaitu sosialisasi, melakukan koordinasi dan advokasi lintas sektor dengan membentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).

Selanjutnya, peningkatan kapasitas SDM dengan melakukan peningkatan kapasitas pengelola program kesehatan jiwa, pelatihan kepada dokter, perawat Puskesmas untuk mendeteksi dini dan penatalaksanaan ODGJ serta pelatihan. Terakhir, pengadaan obat jiwa, bantuan teknis dengan membawa tim dokter spesialis kesehatan jiwa, perawat spesialis jiwa dan pengelola program kesehatan jiwa. “Selanjutnya melakukan monitoring dan evaluasi,” ujarnya.

“Saat ini, baru 6 kabupaten/kota yang memiliki TPKJM yaitu Medan, Deliserdang, Binjai, Batubara, Taput dan Sibolga. Lalu, ada 105 Puskesmas di kabupaten/kota yang memiliki dokter dan perawat terlatih. Namun, ada juga yang belum memiliki dokter spesialis jiwa. Sedangkan dari 23 RSUD yang memberikan layanan jiwa, hanya 4 diantaranya memberikan layanan rawat inap yaitu Pirngadi Medan, Deli Serdang, Rantau Prapat Labuhan Batu dan Rondahaim Simalungun,” jabarnya.

Hery menyatakan, kasus ODGJ tidak hanya menjadi tanggung jawab pihaknya saja. Namun, sangat diperlukan kerja sama lintas sektoral karena saat ini kurangnya koordinasi lintas sektor dalam penanggulangannya. Sebab, ada anggapan bahwa program kesehatan jiwa bukan skala prioritas sehingga minimnya perhatian dan minimnya anggaran.

“Tantangan yang dihadapi adalah masih adanya stigma yang berfikir bukan penyakit kesehatan, pengetahuan dan ekonomi karena banyak ODGJ yang tidak masuk BPJS Kesehatan. Kemudian, kurangnya tenaga terlatih di Puskesmas disebabkan kurangnya anggaran dan adanya yang diberi pelatihan pindah tugas atau tugas tersebbut tidak diberikan kepadanya. Tak hanya itu, dukungan APBD kabuapten/kota minim dan ada yang tidak menganggarkan untuk kesehatan jiwa,” beber Hery.

Lebih lanjut Hery mengatakan, terkait program melakukan advokasi pada kabupaten/kota tentang pelayanan jiwa kepada masyarakat yaitu membentuk TPKJM dengan dana dari provinsi, pihaknya mengundang semua yang terkait termasuk penanganan yang terlantar selama ini ditangkap dipindah ke daerah lain. Tapi, dengan TPKJM yang terlantar tanpa melihat identitasnya harus ditangani.

“Harapannya dengan terbentuknya TPKJM ada protapnya bagaimana menangani yang terlantar dan bagaimana yang dipasung harus mendapatkan pelayanan di fasyankes sesuai dengan program ketiga. Artinya, yang terlantar ini harus terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dan mekanismenya dibicarakan di TPKJM. Karena, kebanyakan ODGJ ekonominya sangat rendah. Juga, kepedulian keluarga dengan ODGJ sangat rendah dengan gangguan fisik lain,” terang Hery.

Disinggung hasil Riskesdas terjadi peningkatan ODGJ, Hery mengaku, bukan orangnya yang bertambah. Namun, dengan sudah jalannya program dimana di bawah tahun 2017 tidak berjalan seperti yang diharapkan. (ris)

1.239 Desa akan Gelar Pilkades

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 1.239 desa yang tersebar di 9 Kabupaten di Sumatera Utara, akan menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pada November dan Desember mendatang.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sumatera Utara, Aspan Sopian menyebutkan, adapun sembilan kabupaten yang menggelar Pilkades 2019 antara lain di Asahan sebanyak 47 desa (Oktober), Dairi 33 desa (pertengahan November), Tobasa 105 desa (Desember), Nias Selatan 459 desa, dan Padang Lawas Utara sebanyak 169 desa pada bulan depan.

“Sedangkan dalam waktu dekat, yakni akhir Oktober, sekitar tiga kabupaten yang akan segera melaksanakan Pilkades. Yakni Samosir (96 desa), Serdangbedagai (Sergai) berjumlah 121 desa, serta Kabupaten Padang Lawas (Palas) sebanyak 100 desa,”kata Aspan saat ditemui Sumut Pos, Senin (21/10).

Pihaknya berharap, sosialisasi aturan pelaksanaan Pilkades telah dan terus berjalan maksimal. Baik panitia dan masyarakat tentu harus memahami ketentuan yang berlaku, khususnya kepada para calon yang akan bersaing.

“Kepada para calon kepala desa, tentunya diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman untuk memajukan desa lebih baik dan sejahtera kedepan, dan tentunya bermartabat,” ujarnya.

Pemprovsu juga berpesan, agar pemerintah kabupaten dan panitia pelaksana Pilkades memaksimalkan persiapan tahapan pesta demokrasi yang akan segera berlangsung tersebut.

Aspan menambahkan soal kekondusifan suasana pesta demokrasi penting diperhatikan dari mulai tahapan kampanye, pemungutan suara, penghitungan hingga penetapan calon terpilih.

Sebab menurutnya, masyarakat desa sejatinya memiliki hubungan kekeluargaan dan kekerabatan yang kuat. Sehingga jangan sampai ada friksi yang mengganggu kehangatan dan harmonisasinya.

“Jangan sampai ada friksi, karena dapat merusak hubungan kekeluargaan. Apalagi kita di desa, antara satu person ke person yang lain terikat hubungan yang kuat dan begitu dekat. Jadi jangan hanya karena pilkades, terjadi pertentangan pendapat yang mengganggu sendi kehidupan di desa,” katanya.

Begitupun dengan aspek pembangunan, sambung dia harus lebih penting daripada kontestasi mendapatkan kursi. Sebab percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat menuju desa yang bermartabat, adalah tujuan dari dikucurkannya anggaran dana desa oleh pemerintah pusat.

“Dan tentunya harapan kita cita-cita pak gubernur dan wakil gubernur kita mewujudkan membangun desa menata kota, kiranya dapat segera terimplementasi melalui Pilkades tahun ini,” pungkasnya. (prn/han)

Terpilih sebagai Ketua KNPI Tebingtinggi, Syahri Ramadhan: Komit Besarkan KNPI

BERSAMA: Ketua KNPI terpilih Kota Tebingtinggi Muhammad Syahri Damanik bersama pengurus KNPI Provinsi Sumut. Sopian/sumut pos
BERSAMA: Ketua KNPI terpilih Kota Tebingtinggi Muhammad Syahri Damanik bersama pengurus KNPI Provinsi Sumut.
Sopian/sumut pos
BERSAMA: Ketua KNPI terpilih Kota Tebingtinggi Muhammad Syahri Damanik bersama pengurus KNPI Provinsi Sumut. Sopian/sumut pos

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Muhammad Syahri Ramadhan Damanik terpilih menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tebingtinggi periode 2019-2022 pada Musyawarah Daerah (Musda) XIII di Gedung Balai Kartini, Jalan Imam Bonjol Kota Tebingtinggi, Minggu (20/10). Kegiatan Musda langsung dibuka oleh EL Adrian Shah, selaku Ketya DPD KNPI Sumut.

Sekretaris Panitia pelaksana Musda XIII, RL Panggabean menyebutkan, hadir sebagai peserta dan peninjau dalam Musda KNPI XIII tersebut dari organisasi kepemudaan (OKP) dan organisasi kepemudaan Islam yang ada di Kota Tebingtinggi.

“Berbagai tahapan sidang pleno berjalan dengan baik sesuai ketentuan AD/RT organisasi. Inilah Musda yang sah untuk menentukan ketua dan arah organisasi ke depan, bukan sekedar pembukaan kemudian terpilih ketua, semua rangkaian sesuai peraturan organisasi kita jalankan sehingga dinamika organisasi kepemudaan berjalan,”terang RL Panggabean.

Adapun peserta Musda KNPI XIII adalah dari berbagai organisasi kepemudaan antara lain, BKPRMI, Pemuda Muhammadiyah, IPM, GPA, APA, IPA, GP Ansor, IPPNU, IPNU, Isarah, Pemuda Katolik, Gamki, PPM, GM FKPPI, SAPMA PP, SAPMA AMPI, Fatayat NU, GMPI, Pemuda Muslimin, NA, Pemuda Trikora, AMPG dan lainnya.

Ketua KNPI Tebingtinggi terpilih, Muhammad Syahri Ramadhan Damanik menyampaikan terima kasih dan memohon bantuan dan kerjasama para OKP untuk bersatu demi pemuda di Kota Tebingtinggi.

“Terimakasih kepada rekan-rekan juang pemuda dan ketua OKP se-Kota Tebingtinggi yang mempercayakan amanah kepada saya untuk memimpin KNPI. Saya memohon dukungan rekan-rekan sekalian untuk berkomitmen membesarkan KNPI,” bilang Syahri.

Menurut Syahri, KNPI tanpa OKP tidaklah ada apa-apanya. Karena KNPI adalah tempat berhimpunnya OKP, dan saya siap berkhidmat untuk OKP dan pemuda Tebingtinggi demi mewujudkan pemuda Tebingtinggi lebih baik. “Bersama KPNI dibawah kepemimpinan KNPI Sumut, Bung El Adrian Shah, saya berjanji akan membesarkannya,” ucap Syahri. (ian/han)

50 Kelompok usaha bersama Fakir Miskin Dapat Pelatihan Bimtek

BERIKAN: Kabid Penangan Fakir Miskin Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara Muttaqien Hasrimi dan Kadis Sosial Tebingtinggi M Syah Irwan ketika memberikan plang kube kepada kelompok.
BERIKAN: Kabid Penangan Fakir Miskin Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara Muttaqien Hasrimi dan Kadis Sosial Tebingtinggi M Syah Irwan ketika memberikan plang kube kepada kelompok.
BERIKAN: Kabid Penangan Fakir Miskin Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara Muttaqien Hasrimi dan Kadis Sosial Tebingtinggi M Syah Irwan ketika memberikan plang kube kepada kelompok.
sopian/sumut pos

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 50 Kelompok Usaha Bersama (Kube) di Kota Tebingtinggi mendapatkan pelatihan bimbingan teknis (bimtek) dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara di Aula Coin Mulia Hotel, Jalan Ahmad Yani Kota Tebingtinggi, Senin (21/10).

Kabid Penangan Fakir Miskin Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, Moettaqien Hasrimi SSTP, mengatakan dalam menangani fakir miskin dan meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, harus mampu meningkatkan kemampuan keluarga miskin. Salah satunya dengan membuka usaha ekonomi produktif melalui Kube.

“Tujuan bantuan UEF Kube untuk meningkatkan kemampuan berusaha dan penghasilan berkelanjutan bagi anggota kube untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Meningkatkan kemampuan anggota dalam mencegah dan mengatasi masalah yang terjadi baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan dan meningkatkan kemampuan anggota kube dalam melaksanakan peran sosialnya,” bilang Moettaqien.

Moettaqien berharap kepada seluruh penerima bantuan Kube yang bersumber dari dana Dekontrasi Provinsi Sumut, agar benar benar memanfaatkan bantuan yang diberikan dan bisa meningkatkan kemampuan ekonomi fakir miskin dari keluarga. “Mamfaatkan bantuan tersebut dengan baik dan benar, saling menjaga semangat kebersamaan dalam kelompok kube itu,” bilangnya.

Kadis Sosial Kota Tebingtinggi, M Syah Irwan mengatakan, bahwa penerima kelompok kube di Tebingtinggi sebanyak 50 kelompok, diharapkan 50 kelompok ini bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat fakir miskin, jangan dijadikan bantuan dari pemerintah ini menjadi tolak ukur keberhasilan ekonomi didalam keluarga kelompok itu.

“Mamfaatkan bantuan krlompok kube ini dengan sebaik baiknya, jika ada permasalahan dalam kelompok kube tersebut agar melaporkan kepada pihak pendamping,” jelasnya. (ian/han)