26 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 4905

Antispasi Dampak Buruk Kabut Asap, Wagubsu Imbau Sekolah Diliburkan

PEKAT Kabut asap terlihat pekat di fly over Amplas, Minggu (22/9). Masyarakat diimbau untuk menggunakan masker jika beraktivitas di luar ruangan.
PEKAT Kabut asap terlihat pekat di fly over Amplas, Minggu (22/9). Masyarakat diimbau untuk menggunakan masker jika beraktivitas di luar ruangan.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Untuk mengantisipasi dampak buruk kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Selain itu, Pemkab dan Pemko se-Sumut diimbau untuk meliburkan sekolah, khususnya untuk tingkat TK/PAUD dan SD.

Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu) Musa Rajekshah menyampaikan, berdasarkan informasi dari BMKG, kepekatan kabut asap pada Selasa (24/9) pagi, sudah menurun dibandingkan Senin (23/9) kemarin. Namun melihat arah angin dan titik panas (hotspot) yang ada di Provinsi Riau, kabut asap masih berpotensi meningkat lagi dan berdampak buruk terhadap kesehatan.

“Untuk itu, sebagaimana instruksi gubernur, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Sumut untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan senantiasa mengenakan masker jika harus ke luar rumah. Dampak dari bertambahnya kabut asap ini, kemungkinan akan terasa sore atau malam ini,” kata Wagubsu Musa Rajekshah dalam konferensi pers di Ruang VIP, Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Selasa (24/9).

Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis, Kepala Dinas Pendidikan Sumut Arsyad Lubis, Kepala Dinas Perkebunan Sumut Herawaty, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan, dan Executive General Manager Bandara Internasional Kualanamu Bayuh Iswantoro.

Untuk saat ini, kata Wagub, Pemprov Sumut akan mengambil langkah melalui Dinas Pendidikan untuk menginstruksikan libur sekolah di seluruh kabupaten/kota Sumut untuk PAUD, TK dan SD. Juga menginstruksi kepada rumah sakit, klinik-klinik dan Puskesmas di seluruh kabupaten/kota untuk siaga melayani masyarakat, selama 3 x 24 jam.

“Antisipasi sebelum-sebelumnya telah kita lakukan dengan membagikan masker kepada seluruh masyarakat di seluruh kabupaten/kota se-Sumut, kurang lebih 500.000 masker telah dibagikan. Dan ini akan terus kita lakukan,” jelasnya.

Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis menambahkan, selama satu minggu terakhir pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota, dinas kesehatan, dan unsur Forkopimda untuk selalu siaga. Posko-posko kesehatan telah dibuat sesuai arahan dari gubernur.

Kepala BMKG Wilayah I Medan Edison Kurniawan menginformasikan, berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan menggunakan alat PM 10 di stasiun klimatologi Deliserdang, konsentrasi partikulat di Sumut menunjukkan 116,5 mikrogram/meter kubik. Artinya, masih berada di bawah ambang batas normal yakni 150 mikrogram/meter kubik. “Kondisi ini sebenarnya masih cukup fluktuatif. Saya setuju sekali dengan imbauan Bapak Wagub untuk menghindari aktivitas di luar. Karena partikulat atau PM 10 ini memang sangat mempengaruhi kesehatan pernapasan dan berpotensi untuk menjadi penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),” tuturnya.

Kabar baiknya, kata Edison, kemungkinan tiga hari ke depan dinamika atmosfir di wilayah Sumut dan sekitarnya termasuk Riau, Jambi dan Sumatera Selatan menunjukkan ada potensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Hal ini diharapkan bisa mengurangi titik-titik hotspot (titik panas) di provinsi tetangga dapat berkurang.

“Di Riau, BMKG melakukan upaya melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang bekerja sama dengan TNI dan Polri, yakni dilakukan penyemaian garam sebagai sumber inti kondensasi untuk terjadinya hujan, diharapkan bisa membantu penurunan titik atau pusat panas, “ papar Edison.

Terkait aktivitas penerbangan di Sumut, diinformasikan oleh Executive General Manager Bandara Internasional Kualanamu Bayuh Iswantoro. Katanya, Senin (23/9) terjadi penurunan batas visibility atau jarak pandang berada di 700 meter. Namun, pagi ini telah membaik dan meningkat, berada pada 1500 meter.

“Alhamdulillah, pada hari ini dilaporkan belum ada gangguan penerbangan akibat kabut asap di Bandara Kualanamu. Untuk antisipasi, kita bekerja sama dengan AirNav Indonsia Cabang Medan konfigurasi membantu proses pelaksanaan pelayaan penerbangan semaksimal mungkin, juga membantu peralatan navigasi khususnya di pendaratan. Fungsi alat-alat pendaratan lainnya juga dimaksimalkan, seperti landasan, marking, sign system, dan lampu-lampu,” ujarnya.

Pemko Tebingtingi Liburkan Sekolah

Menyikapi semakin tebalnya kabut asap di wilayah Kota Tebingtinggi dan sekitarnya pada Senin (23/9) lalu, Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan menginstruksikan Dinas Pendidikan Tebingtinggi meliburkan sekolah selama dua hari yakni pada 24 dan 25 September 2019. “Selain diliburkan, juga kita diingatkan agar anak-anak tidak bermain di luar rumah dan banyak minum air,” ungkap Kadis Pendidikan Kota Tebingtinggi, Pardamean Siregar, Selasa (24/9).

Sedangkan untuk tingkat SMP, baik swasta dan negeri se-Kota Tebingtinggi tidak diliburkan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar seperti biasa. Namun, dihimbau kepada pelajar untuk memakai masker selama sekolah dan perbanyak minum air putih. “Kita harapkan kabut asap cepat hilang dan semua aktivis bisa berjalan lancar, “ harapnya.

Orangtua siswa, Sufendi menyambut positif kebijakan Wali Kota Tebingtinggi ini. Karena kemarin asap yang menyelimuti Kota Tebingtinggi sangat pekat diantara pukul 10.00 WIB, menurutnya asap sangat mengganggu pengeliatan dan nafas terasa sesak. “Anak di rumah mulai batuk-batuk, kami berupaya pencegahan pertolongan pertama dengan membeli obat ke apotik terdekat,” jelasnya.

Akhyar: Masak Libur-libur Saja

Sementara, Pemko Medan tampaknya belum mau meliburkan sekolah. Padahal, Kementerian Kesehatan telah mengimbau agar seluruh daerah yang terkena paparan kabut asap untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Khususnya bagi balita dan anak-anak, usia itu dinilai masih begitu rentan atas penyakit ISPA. Apalagi, Pemprov Sumut juga sudah menyampaian imbauannya agar kabupaten kota meliburkan sekolah khususnya untuk TK/PAUD dan SD.

Kepada Sumut Pos, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, kondisi untuk meliburkan sekolah saat ini belum harus dilakukan. “Enggaklah, masak libur-libur aja,” kata Akhyar, Selasa (24/9).

Menurut Akhyar, kondisi siswa yang belajar di dalam ruang kelas tidak begitu mengkhawatirkan terkena paparan asap. “Nah kalau libur, lantas anak-anak mau ngapain? Di sekolah kan juga di dalam ruangan,” ujar Akhyar.

Menanggapi kondisi ini, kepada Sumut Pos, Ketua Fraksi PDIP Medan, Robi Barus menyampaikan, pihaknya akan mengimbau Pemko Medan untuk segera meliburkan sekolah apabila kondisi udara memang sudah melewati batas normal. “Ya kalau memang ternyata menurut alat pengukur udara kondisinya sudah tidak sehat, maka tentu siswa sekolah harus diliburkan. Kalau mereka di paksakan untuk tetap sekolah dan nantinya mereka sakit, terus siapa yang mau bertanggungjawab,” ucap Robi.

Untuk itu, Robi berharap, imbauan ini menjadi perhatian serius oleh Pemko Medan. “Pemko harus melihat kondisi udara di Kota Medan dengan lebih teliti sekali lagi, kalau memang ternyata kondisinya semakin parah, maka tentu kami minta kepada Pemko Medan agar memerintahkan Dinas Pendidikan Kota Medan supaya meliburkan siswa sekolah. Tapi kalau membaik, mungkin para siswa bisa tetap sekolah. Dengan catatan, mereka harus diberi sosialisasi agar terus menggunakan masker sampai udara benar-benar normal kembali,” tandasnya.

Alat ISPU Rusak

Kondisi asap yang kian hari kian menebal tidak dapat dilihat secara detail oleh masyarakat Kota Medan secara umum. Pasalnya, alat Indeks Standart Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Medan milik Kementerian Lingkungan Hidup hingga kini tidak ada yang berfungsi alias rusak.

Kepada Sumut Pos, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan Syarif Armansyah Lubis membenarkan kalau alat ISPU milik Kementerian Lingkungan Hidup di Kota Medan sudah rusak atau tidak berfungsi. “Ada 5 alat ISPU punya Kementerian (Lingkungan Hidup) di Kota Medan, tak ada yang berfungsi lagi atau rusak semua. Bukan cuma rusak, tapi mesinnya pun sudah tak ada,” ucap Armansyah.

Menyikapi kondisi itu, Armansyah mengaku sudah lama Pemko Medan menyurati Kementerian Lingkungan Hidup agar segera mengaktifkan kembali alat ISPU yang ada di Kota Medan. “Sudah lama kita surati, tapi tak ada balasan dan respon. Nanti akan kita coba hubungi lagi, karena ini memang sudah begitu mendesak. Untuk perbaikan harus pihak kementerian, itukan alat mereka bukan Pemko Medan,” terangnya.

Menanggapi kondisi asap di Kota Medan saat ini, Anggota DPRD Medan HT Bahrumsyah menjelaskan, kondisi ini sudah sangat memperihatinkan. Ia sangat berharap agar Pemko Meda serius dalam memperhatikan kondisi kesehatan masyarakat. “Ini sudah semakin tebal asapnya, tapi alat ISPU di beberapa jalan di Kota Medan tak ada lagi yang berfungsi. Padahal sekarang alat itu sangat dibutuhkan, tapi malah gak ada,” ucapnya.

Bahrum menjelaskan, tugas Pemko Medan saat ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat atas bahayanya asal ini. Memberikan imbauan agar mengurangi aktifitasnya diluar ruangan dan terus menggunakam masker apabila jadi beras di luar ruangan. “Terkait alat ISPU itu, saya fikir ini jadi pelajaran penting buat Pemko Medan. Jadi, bukan tunggu ada asap begini baru sibuk mau memperbaiki alat itu, tapi seharusnya dari jauh-jauh hari,” tutupnya.(prn/ian/map)

Suspect Difteri, Mahasiswi FK USU Meninggal, 2 Lagi Dirawat di Adam Malik

idris/sumut pos TEMU PERS: Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) RSUP Haji Adam Malik dr Restuti Hidayani Saragih SpPD (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa (24/9).
TEMU PERS: Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) RSUP Haji Adam Malik dr Restuti Hidayani Saragih SpPD (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa (24/9).
Idris/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tiga orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara (FK USU) yang merupakan warga negara Malaysia, suspect terinfeksi bakteri difteri. Dari ketiganya, satu di antaranya, Nurul Arifah binti Ahmad Ali (NA), mahasiswa semester V meninggal dunia. Sedangkan dua lainnya berinisial LW dan U yang juga teman Nurul, masih dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik.

Kassubag Humas RSUP Haji Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak menyampaikan Nurul dirawat di RSUP H Adam Malik setelah mendapatkan rujukan dari Rumah Sakit USU pada 19 September 2019 sekitar pukul 18.30 WIB. Sedangkan dua lainnya baru masuk pada Selasa (24/9) siang kemarin, setelah merasakan gejala tertular bakteri difteri. “Saat masuk, pasien NA masuk dengan keadaan umum lemah, sesak napas, sulit menelan, air liur selalu keluar dan ditemukan pembengkakan pada leher kirinya,” ungkapnya.

Lebih lanjut Rosa menjelaskan, pasien kemudian dirawat diruang isolasi infeksius dan dilakukan penanganan suspect difteri, antara lain dengan pemberian antibiotik, vaksin ADS (anti difteri serum), terapi cairan serta pengambilan sampel swab hidung dan tenggorokan. Namun, pada Jumat (20/9) kondisi NA terus menurun, kemudian meninggal dunia, pada Sabtu (21/9) dini hari pukul 02.30 WIB.

“Secara klinis, gejala yang diderita pasien sudah mengarah ke difteri. Akan tetapi hal ini masih harus dipastikan melalui hasil pemeriksaan sampel swab hidung dan tenggorokan pasien yang dikirim ke Litbangkes Jakarta. Diperkirakan hasilnya baru akan keluar dalam 7 hari kerja,” pungkasnya.

Sementara itu, dr Restuti Hidayani Saragih SpPD yang merupakan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) RSUP Haji Adam Malik mengatakan, kedua pasien suspect difteri lainnya juga mengalami demam dan rasa sakit menelan. Namun dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, satu kasus ada ditemukan selaput putih di langit-lanit mulutnya dan satu lagi hanya kemerahan saja. “Keadaannya saat ini stabil dan keduanya dirawat di ruang isolasi,” ucapnya didampingi sejumlah tenaga medis RSUP Haji Adam Malik.

Restuti menerangkan, dari hasil pemeriksaan sementara, memang dari pasien ada ditemukan bakteri yang bukan difteri dan sifatnya kolonisasi. Kendati begitu, ia menegaskan, hal ini bukan berarti kasus ini tidak menjadi difteri, sehingga harus dipastikan lagi melalui pemeriksaan di laboratorium Litbangkes Kemenkes.

“Jadi masih pemeriksaan klinis. Artinya, begitu didapat tanda-tanda kecurigaan yang tinggi, kami menyebutkan probable difteri, yang lalu akan didiagnosa secara defenitif melalui laboratorium. Tapi pengobatan tetap untuk mengobati difteri,” terangnya.

Penularan bakteri difteri ini, tutur Restuti, umumnya dapat terjadi melalui percikan ludah, dan kontak erat selama 10 hari ke belakang dengan penderita. Namun ia menegaskan, penularan ini bukan berarti tidak bisa dicegah, yakni dengan cara menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik bagi diri sendiri dan lingkungan, serta dengan imunisasi. “Difteri secara umum menciptakan komplikasi radang otot jantung, radang persarafan, dan obstruksi jalan nafas berupa pembengkakan leher. Obstruksi ini lah yang bisa menyebabkan pasien meninggal,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan mengaku, bahwasanya pihaknya telah mendapatkan kabar mengenai adanya WNA Malaysia yang meninggal akibat suspect Difteri. Oleh karena itu, ia mengatakan Dinkes Sumut masih menunggu hasil pemeriksaan sampel swab dari Litbangkes, sebelum menetapkan status KLB untuk penyakit difteri ini.

“Masih kita tunggu hasil laboratoriumnya. Tapi bukan berarti untuk penanganan kita lakukan secara biasa saja, melainkan, penanganan tetap dilakukan secara KLB,” katanya.

Terpisah, Rektor USU Prof Runtung Sipetu membenarkan satu mahasiswanya meninggal dunia diduga akibat terjangkit virus difteri. Sedangkan dua mahasiswa lainnya dicurigai mengalami hal yang sama karena keduanya merupakan teman dekat dan satu kost dengan almarhumah.

Runtung mengaku, pihaknya sudah melakukan kordinasi dengan Dinkes Sumut dan Dinkes Kota Medan untuk penanganan selanjutnya. Saat ini, kata Runtung, ada 260 mahasiswa FK USU dilakukan faksin dan imunisasi. Diantaranya, 10 mahasiswa mengalami demam panas dan 2 mahasiswa mendapatkan rawat inap. “Kita menunggu hasil spesimen swab dari hidung dan tenggorokan yang dikirim ke Jakarta, apakah positif difteri. Karena gejala klinisnya mengarah ke sana. Untuk dua mahasiswi yang dirawat, semuanya sudah ditangani Dinkes Provinsi, “ tutur Runtung.

Disinggung, apakah sudah ada imbauan agar mahasiswa USU menggunakan masker, menurut Runtung, sejauh ini belum ada. Karena masih menunggu hasil pemeriksaan dan instruksi dari Dinas Kesehatan Sumut. Sebab, yang mengetahui bagaimana dampak secara meluas adalah Dinas Kesehatan Sumatera Utara. “Kita jangan terburu-buru, karena ada SOP-nya, kita menunggu perkembangan bagaimana instruksi dari Dinas Kesehatan,” sebutnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) USU Dr dr Aldy Safruddin Rambe Sp S (K) menjelaskan, gejela klinis korban mengarah ke difteri. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan sejak dimulainya perawatan korban di RSUP H Adam Malik Medan, Jumat 20 September 2019. “Termasuk pemulangan jenazah pada Sabtu 21 September, dikordinasikan antara RSUP Adam Malik, Dinkes dan kantor Pelabuhan, “ katanya.

Aldy menambahkan, saat ini belum diperlukan dilakukan isolasi di kampus, karena secara prosedur masih menunggu instruksi Dinas Kesehatan. Hanya saja yang kontak langsung dengan korban dilakukan vaksin. “Difteri ini sangat menular dan mematikan jika tidak ditangani. Penyakit ini merupakan kuman atau virus dari udara. Selama ini hanya anak dibawa 5 tahun yang rentan, tapi kali ini jika hasilnya positif maka baru ini dialami orang dewasa. Kalau sejak awal diketahui bisa ditangani, “ jelasnya.

Aldy menjelaskan kronologis perawatan dijalani Nurul Arifah. Almarhuma mendatangi Poli Klinik USU, Selasa (17/9) dengan keluhan demam tinggi, batuk dan susah menelan.”Dengan dokter klinik USU dirujuk ke rumah sakit USU untuk dirawat inap di sana,” tutur Aldy.

Kemudian, Nurul Arifah dirawat sejak 17 hingga 18 September 2019. Karena, kondisinya terus menurun dan minimnya ruang isolasi. Almarhumah dirujuk ke RSUPH Adam Malik Medan, Kamis (18/9).”Makanya di rujuk ke rumah sakit Adam Malik pada hari Kamis sore. Dirawat dan meninggal Sabtu dini hari,” tandasnya. (ris/gus)

Antisipasi Suplai Pangan karena Kabut Asap, BI dan Pemprov Sumut Berkoordinasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kebakaran hutan yang terjadi di Riau dan Jambi ternyata memberikan dampak pada suplai pangan di Sumatera Utara. Beberapa komoditas diketahui berasal dari dua provinsi tersebut. Oleh karena itu, Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut melakukan antisipasi bersama.

Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat mengungkapkan koordinasi antisipasi langsung dibicarakan bersama Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah.

“Secara umum, tidak berdampak dengan besar. Tapi, kita sadar memerlukan komoditi-komiditi dari luar Sumatera Utara dari Riau, Padang, Jambi dan Batam dan daerah lain,” ungkap Wiwiek kepada wartawan di Medan, Selasa (24/9).

Kondisi karhutla tersebut, menurut Wiwiek akan berimbas dengan penyuplaian barang-barang komoditi pangan seperti telur, ayam, beras, cabai merah dan rawit, dan sebagiannya. Ia mengharapkan jangan sampai terjadi kelangkaan barang dan melonjaknya harga pangan. “Ini kita khawatirkan kelangsungannya, suplai barang-barang komuditas di luar dari Sumatera Utara ini harus kita antisipasi suplainya,” tutur Wiwiek.

Ia menyebutkan BI Sumut bersama Tim Pengendali Inflasi Provinsi Sumut dan Tim Pengendali Inflasi Kabupaten/Kota di Sumut sudah melakukan pertemuan untuk membicarakan dampak kabut asap terhadap kebutuhan pokok masyarakat.

“Dan mencari alternatifnya dan juga harus siap-siap bila ada terganggu. Bukan dari sisi pendistribusian terganggu, dari sisi produksinya. Karena, kawan-kawan (petani) menggunsikan. Mereka tidak tanam, sampai asapnya membaik. Akan mempengaruhi pasokan,” kata Wiwiek.

Dengan kordinasi yang baik, Wiwiek menambahkan kondisi kabut asap ini tidak memberikan dampak negatif dengan pertumbuhan ekonomi di Sumut atau menyebabkan inflasi pada bulan September 2019 ini.”Saya kira belum untuk bulan ini (inflasi),” pungkasnya.(gus/ram)

Warga Sergai Tewas Penuh Luka, Ditemukan di Pinggir Jalinsum Tebingtinggi-Dolok Masihul

EVAKUASI: Tim Inafis Polres Tebingtinggi mengevakuasi korban dari lokasi, Selasa (24/9).
EVAKUASI: Tim Inafis Polres Tebingtinggi mengevakuasi korban dari lokasi, Selasa (24/9).

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Warga yang melintas di Jalinsum Tebingtinggi-Dolok Masihul, mendadak heboh. Sesosok mayat yang sekujur tubuhnya penuh luka ditemukan di jalan Desa Pertapaan, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Sergai, Selasa (24/9).

“JENIS kelamin laki-laki dengan tinggi badan 165 cm, kulit kuning langsat, rambut ikal hitam, mengenakan baju kaos lengan pendek warna merah hati lengan putih dan celana jeans warna biru,” ujar Kapolsek Tebingtinggi AKP Sofyan didampingi Kasat Reskrim AKP Ramadani, Selasa (24/9)

Menurut AKP Sofyan, pihaknya mendapat informasi dari masyarakat. Kemudian, bersama tim Polres Tebingtinggi langsung menuju lokasi.

“Korban telah meninggal dunia di pinggir jalan. Korban mengalami luka koyak dan pecah pada bagian kepala sebelah atas,” kata kapolsek.

Selain itu, dagu korban juga koyak. Sedangkan perust sebelah kanan mengalami luka lecet dan memar.

“Luka koyak pada dahi, mengalami luka gores dan luka lecet pada tangan sebelah kiri dan kanan,” sebutnya.

Kemudian, mayat tersebut dibawa ke Rumah Sakit Brimob Medan untuk dilakulan autopsi.

“Kasus ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Untuk penyebab kematian korban masih dalam mengumpulkan keterangan saksi, karena di dekat korban di temukan sebuah telepon seluler miliknya,” paparnya.

Aria Eka Putra (24) adalah orang yang pertama menemukan korban tergeletak di lokasi. Warga Dusun Sibaro, Desa Pertapaan, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Sergai itu langsung melaporkan temuannya kepada penduduk sekitar.

“Melihat kejadian itu, kita memberikan informasi kepada pihak kepolisian,” ungkap Aria.

Belakangan diketahui, korban bernama Manutur Siahaan (27) warga Dusun II, Desa Huta Nauli, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Sergai. Informasi didapat polisi dari pihak keluarga.(ian/ala)

Pembunuh Gagal Bunuh Diri Dituntut 20 Tahun Bui

AGUSMAN/SUMUT POS TUNTUTAN: Abdul Hadi alias Dedek menjalani sidang tuntutan, Selasa (24/9).
TUNTUTAN: Abdul Hadi alias Dedek menjalani sidang tuntutan, Selasa (24/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Abdul Hadi alias Dedek (32), dituntut 20 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ramboo Loly Sinurat. Terdakwa dinyatakan terbukti melanggar Pasal 340 KUHPidana karena tega menghabisi nyawa Nurhayani (38), tetangga dekat rumahnya.

Kata “jijik” yang diucapkan korban menjadi pemantik amarah terdakwa. Akhirnya, korban yang diduga kekasih gelap terdakwa tewas setelah dicekik lalu dibanting ke lantai.

Tuntutan itu dibacakan jaksa dalam sidang di ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (24/9).

“Meminta kepada majelis hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini agar menghukum terdakwa dengan pidana penjara selama 20 tahun dipotong masa tahanan,” tegas Ramboo di hadapan Ketua Majelis Hakim, Masrul.

Dijelaskan jaksa, terdakwa mendatangi rumah korban Nurhayani pada Februari 2019 sekira pukul 01.30 WIB. Terdakwa bermaksud menumpang tidur.

Sesampai di rumah korban, teman korban Okky Prayudha dan Muhammad Suheiry ternyata juga berada di rumah tersebut. Korban kebetulan saat itu sedang memasak mie instan di dapur dan menawarkannya kepada terdakwa.

Namun terdakwa menolaknya dengan alasan baru makan. Korban kemudian makan bersama Okky Prayudha dan Muhammad Suheiry.

Tidak lama, Suheiry meminta izin pulang lebih dulu. Sedangkan Nurhayani dan Okky duduk-duduk di depan pintu sambil ngobrol-ngobrol.

“Pada saat itu juga terdakwa yang sedang berbaring di ruang tamu mendengar pembicaraan Nurhayani dengan Okky. Saat itu terdakwa mendengar Nurhayani mengatakan “aku jijik”,” ucap jaksa.

Terdakwa yang merasa perkataan tersebut ditujukan kepadanya, merasa sangat geram dan ingin membalasnya. Namun terdakwa tidak bisa berbuat apa-apa, karena Okky masih ngobrol dan belum pulang.

Tidak lama, Okky pun pulang ke rumahnya. Terdakwa kemudian mendatangi Nurhayani dan mempertanyakan maksud kalimat itu. Namun, dijawab korban tidak bermaksud apa-apa.

“Kakak jijik nengok aku ya, lalu Nurhayani menjawab “tidak ada”. Kemudian Nurhyanai berjalan menuju kamar tidurnya dan seketika itu terdakwa mengikuti ke kamar dan pada saat di dalam kamar terdakwa langsung memiting leher Nurhayani dari belakang dengan menggunakan tangan kanan,” urai jaksa.

Nurhayani lantas berusaha melepaskan diri dengan mencakar tangan kanan terdakwa. Namun, terdakwa kembali mencekik leher Nurhayani dengan menggunakan kedua tangannya.

“Nurhayani kemudian terjatuh ke lantai dan terdakwa mengantukkan kepala Nurhayani ke lantai sambil mencekik leher, lalu keluar darah dari hidung Nurhayani,” pungkas jaksa.

Usai membunuh korban, terdakwa lantas ke luar meninggalkan rumah korban melalui pintu samping. Terdakwa lari ke rumahnya.

Kemudian, ia nekat mengakhiri hidupnya dengan mencoba memotong urat nadinya dengan pisau. Tetapi, nyawanya masih dapat ditolong dan terdakwa diamankan polisi. (man/ala)

Sidang 4 Kg Sabu yang Libatkan Oknum TNI, Dua Kurir Divonis Berbeda

AGUSMAN/SUMUT POS SIDANG: Dua terdakwa kurir 4 kg sabu menjalani sidang putusan terpisah, Selasa (24/9).
SIDANG: Dua terdakwa kurir 4 kg sabu menjalani sidang putusan terpisah, Selasa (24/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Irawan Andiko dan Budi Harianto divonis berbeda oleh majelis hakim di ruang Cakra 8 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (24/9). Kedua terdakwa divonis 15 tahun dan 14 tahun karena terbukti bersalah menjadi kurir sabu seberat 4 kg,

Hakim yang diketuai Gosen Butar-Butar juga menghukum Irawan dengan denda Rp2 miliar subsider 6 bulan kurungan. Lebih berat dari Budi dengan denda Rp1 miliar subsider 3 bulan kurungan.

“Terdakwa Irawan Andiko dan Budi Harianto terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal Pasal 114 ayat 2 UU RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika,” ucap Gosen.

Hal yang memberatkan, terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas korupsi.

“Hal yang meringankan karena terdakwa bersikap sopan,” kata Gosen.

Hukuman ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa dengan hukuman 16 tahun dan 15 tahun penjara. Diketahui, kedua terdakwa ditangkap bersama Januar Tanjung di Jalan Lintas Tanjung Morawa – Medan, Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas, 10 Desember 2018 sekira pukul 01.00 WIB.

Dari tangan komplotan ini disita 4 kg sabu yang dibawa dari Tanjungbalai atas suruh seorang oknum TNI bernama Praka Ardi. Oknum ini berdinas di Kompi Senapan A Yonif 125 Balige.(man/ala)

Beli Sabu lalu Diciduk, Oknum PNS Langkat Bakal Dipecat

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Pemkab Langkat mengaku sudah mengetahui ada oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) di jajarannya tertangkap mengantongi sabu.

“Iya, kita sudah tahu,” kata Sekda Kabupaten Langkat, dr Indra Salahuddin Mkes di Polres Langkat, usai menjadi narasumber pada kegiatan Forum Group Discussion (FGD), Selasa (24/9).

Jika terbukti bersalah dan sudah inkrah, tidak menutup kemungkinan Muhamad Rafi (40) baka dipecat. Pemecatan mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) nomor 53 tentang ASN.

“Jika memang sudah inkrah dan hukumannya diatas 2 tahun, maka tidak menutup kemungkinan pemecatan akan dilakukan. Karena itu sesuai dengan peraturan,” tegas Sekda.

Terpisah, Kasat Narkoba Polres Langkat AKP Adi Haryono mengatakan, bahwa hasil penyelidikan sabu akan digunakan sendiri. Sebab itu, penyidik akan menerapkan pasal memiliki dan menggunakan sesuai pasal 114 (1) subs 112 (1) subs 127 (1) UU RI NO 35 THN 2009, tetang narkoba.

“Itu pasal yang akan kita kenakan kepadanya,” jelas kasat.

Setelah diperiksa, tersangka telah memenuhi unsur untuk ditahan. Maka, penyidik akan mengirimkan surat pemberitahuan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemkab Langkat.

“Itu langkah-langkah lanjut yang akan kita lakukan,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang oknum PNS yang berdinas di Pemkab Langkat diciduk petugas. Muhammad Rafi tertangkap mengantongi 1 paket narkotika jenis sabu.

Kini,warga Jalan Sultan Madceh, Kelurahan Stabat Baru, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat itu mendekam di sel Polres Langkat.

Kasat Res Narkoba Polres Langkat, AKP Adi Haryono menjelaskan, oknum tersebut ditangkap atas informasi dari masyarakat. Alhasil petugas menyita narkotika jenis sabu seberat 0,14 gram.

“Tersangka baru siap membeli juga di Stabat. Pas mau masuk ke rumahnya, tersangka ditangkap. Informasinya, bertugas di Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Langkat,” katanya, Senin (23/9). (bam/ala)

Dua Maling Motor Polwan Diringkus

istimewa MALING: Dua maling motor yang nekat menggasak sepedamotor Polwan diringkus dan diamankan di Mapolsek Helvetia.
MALING: Dua maling motor yang nekat menggasak sepedamotor Polwan diringkus dan diamankan di Mapolsek Helvetia.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi Muhammad Venanda Tasrif alias Arif (21) dan Edi Suseno (41) benar-benar nekat. Mereka berani mencuri sepeda motor di Mess Polwan, Jalan Amal Luhur, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Helvetia, Jumat (20/9) kemarin.

Namun, akibat aksi tersebut, keduanya ditangkap personel Unit Reskrim Polsek Helvetia. Dalam penangkapan itu, polisi menyita barang bukti Honda Vario BK 3788 HAN dan Honda Beat. Selain itu, polisi menyita senjata tajam, kunci letter T dan lainnya.

“Mereka mencuri dua sepedamotor milik Polwan dari Mess Polwan di Jalan Amal Luhur, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Helvetia, Jumat (20/9) kemarin,” kata Kapolsek Helvetia, AKP Sah Udur, Selasa (24/9).

Kapolsek mengatakan, penanganan kasus ini berdasarkan laporan pengaduan dua orang Polwan yakni, Ruth Luciana Manik dan Oktaviani Putri Widayanti.

Laporan keduanya diterima dengan Nomor LP/668 /IX/2019 /SU/Polrestabes Medan/ Sek Medan Helvetia tanggal 21 September 2019 dan Nomor : LP/670/IX/2019/SU/Polrestabes Medan/Sek Medan Helvetia tanggal 21 September 2019.

“Berdasarkan laporan itu, tim turun ke lokasi kejadian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Belakangan, pelaku diketahui bernama Venanda sedang berada di Jalan Medan-Binjai. Polisi langsung melakukan penangkapan,” jelasnya.

Dalam pengembangan, polisi meringkus Edi Suseno berdasarkan pengakuan Venanda di kawasan Jalan Sei Mencirim. Kedua tersangka ini kemudian diboyong bersama barang bukti ke markas komando.

Saat dilakukan pemeriksaan, kedua tersangka mengaku bejumlah tiga orang saat mencuri sepedamotor milik kedua orang polwan itu. Satu orang lagi dinyatakan buronan polisi.

“Mereka memang sudah menggambar lokasi sebelum melakukan kejahatan. Mereka berkumpul di Jalan Budi Luhur ketika merencakan aksi pencurian tersebut. Kita masih mengembangkan pemeriksaan tersangka untuk kejahatan lainnya,” sebutnya.

Arif dengan nama lengkap Muhammad Venanda Tasrif merupakan warga Jalan Budi Luhur, Gang Jambu Medan. Kemudian Edi Suseno merupakan warga Desa Sei Mencirim Dusun V, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang. (ris/ala)

Termasuk Penadah, Tiga Komplotan Maling Motor Ditangkap, Beraksi dari Pancurbatu hingga Percut

istimewa LEMAS: Ketiga pelaku lemas ketika diamankan di Polsek Percut Seituan.
LEMAS: Ketiga pelaku lemas ketika diamankan di Polsek Percut Seituan.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Polisi menangkap seorang maling sepedamotor berikut penadahnya di Jalan Veteran, Lorong II, Desa Medan Estate, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Sabtu (21/9) sekira pukul 18.30 WIB.

Kapolsek Sei Tuan Kompol Aris Wibowo mengatakan, penangkapan tersebut berdasarkan pengaduan Marchelino H Marpaung (19), Kamis (19/9). Pengaduan Marchelino diterima dengan nomor: LP/2450/IX/2019/SPK/Percut Sei Tuan.

Mahasiswa itu mengaku kehilangan motor Honda CB150R warna hitam BM 6229 FS, di Jalan Kolam Ujung, Percut Sei Tuan.

“Saat itu korban sedang berkunjung ke kos-kosan temannya, lalu memarkirkan sepedamotor di depan pintu lalu tertidur di kamar kos,” katanya warga Jalan Bunga Cempaka, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Medan Selayang ini.

Sekira pukul 06.30 WIB, Marchelino dibangunkan temannya. “Korban kemudian ditanya temannya soal keberadaan motor tersebut,” lanjutnya.

Saat itu, Marchelino dengan santai menjawab, ‘Ada depan kamar!’. Namun setelah 2 kali ditanyakan temannya itu, Marchelino akhirnya tersadar bahwa sepedamotornya sudah hilang.

Setelah mencari di sekitar kos, sepedamotor tak juga ditemukan, Marchelino kemudian membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan.

Berdasarkan laporan tersebut, polisi kemudian melakukan penyelidikan hingga akhirnya mendapatkan identitas salah seorang pelaku, yaitu Syafrizal Matondang alias Izal (24)–warga Jalan Kapten Jamil Lubis, Bandar Selamat, Medan Tembung.

“Sabtu (21/9) sekira pukul 18.30 WIB, Tim Pegasus mendapat informasi dari masyarakat bahwa terduga pelaku Safrizal Matondang alias Izal sedang berada di Jalan Veteran Lorong II, Desa Medan Estate,” beber Aris.

Tim yang dipimpin Panit 2 Reskrim Ipda Toto Hartono SH kemudian segera bergerak menuju lokasi yang disebutkan. Sesampainya di sana, polisi melakukan pengintaian dan akhirnya melihat Izal sedang melintas mengendarai Suzuki Satria FU.

Tak membuang waktu, polisi segera menghadang dan menangkap Izal lalu menginterogasinya.

“Tersangka mengakui melakukan pencurian sepedamotor di Jalan Kolam Ujung, Desa Medan Estate bersama temannya Fransico Simanjuntak alias Kiko,” sambung Aris.

Pria 29 tahun itu sehari-hari menjadi ronda di Jalan Kolam Ujung, Desa Medan Estate, Percut Sei Tuan. Polisi langsung memburu Francisco dan berhasil meringkusnya di Jalan Kolam Ujung, Desa Medan Estate.

Dari kedua tersangka akhirnya diketahui, bahwa motor hasil curian itu dijual kepada Rojak alias Ojak. Polisi kemudian memboyong keduanya untuk meringkus Ojak.

“Saat tim melakukan pengembangan mencari Rojak, Safrizal Matondang mencoba melarikan diri dengan mendorong petugas,” katanya.

Meski telah diberi tembakan peringatan, Safrizal tak mengindahkannya. Akhirnya polisi menembak kaki kanan pria itu.

Selanjutnya, polisi berhasil meringkus Rojak (27) di rumahnya, Jalan Gaharu III, Kelurahan Harjosari I, Medan Amplas. Selanjutnya, petugas memboyong Izal ke RS Bhayangkara Medan, sebelum diamankan ke Mapolsek Percut Sei Tuan.

“Dari hasil interogasi, tersangka mengaku sudah melakukan pencurian sepedamotor di sejumlah lokasi di wilayah hukum Polrestabes Medan,” sambung Aris.

Dari pengungkapan itu, polisi menyita barang bukti berupa 3 set kunci L,4 set kunci pas, 3 set anak kunci T, 4 set tang, 1 kunci Y, jam tangan merk Expedition, 3 anak kunci sepedamotor, uang Rp5.50.000, paspor a.n. Wahyudi Syahputra, sebentuk cincin dan 3 unit sepedamotor.

Sepedamotor tersebut masing-masing, Suzuki Satria FU (BK 6555 XZ), Yamaha Vega ZR (BK 4915 CF) dan Kawasaki Ninja R (BK 3873 VAR).

Selain di Jalan Kolam Ujung, pelaku pernah juga beraksi di Pasar X, Gang Abadi, Desa Bandar Klippa, Percut Sei Tuan. Di sana, pelaku sukses menggasak Honda CBR 150 R.

“Di wilayah hukum Polsek Pancurbatu, tersangka beraksi di seputaran jalan menuju pemandian Sidebukdebuk sekitar bulan Agustus 2019. Pelaku mencuri sepedamotor RX King warna hijau,” tuturnya.

Masih di bulan Agustus 2019, keduanya beraksi di seputaran penatapan dan berhasil mengambil Honda Beat warna hitam. (bbs/ala)

Kongkow-kongkow, Tiga Pemadat Diciduk

istimewa DITANGKAP: Asik kongkow, ketiga pemadat ini diringkus.
DITANGKAP: Asik kongkow, ketiga pemadat ini diringkus.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berulangkali digrebek polisi, penyalahguna narkoba di kawasan padat penduduk Jalan Denai, Gang Jati, Medan Area, seakan tak pernah habis. Kemarin (23/9) sore, tim Unit Reskrim Polsek Medan Area kembali meringkus tiga pecandu dari kawasan itu saat sedang kongkow-kongkow (kumpul-kumpul).

Ketiganya masing-masing, Brian Pratama (25) warga Jalan Wiraswasta, Kelurahan Binjai, Medan Denai; Muhammad (36), warga Jalan Tangguk Bongkar lll, Tegal Sari Mandala II, Medan Denai dan Danu (34) warga Jalan Datuk Kabu, Pasar III, Percut Sei Tuan. Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, Iptu ALP Tambunan mengatakan, penangkapan tersebut berdasarkan laporan masyarakat.

“Jadi, kami mendapat informasi bahwa ada 3 orang laki-laki sedang mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu di Jalan Denai, Gang Jati,” ungkap Tambunan.

Menindaklanjuti informasi tersebut, polisi segera bergerak ke lokasi. Sampai di sana, polisi pun melakukan pengintaian dan akhirnya melihat ketiga orang dimaksud. “Kita melihat ke tiga tersangka sedang duduk-duduk. Lalu kita langsung meringkusnya,” katanya.

Saat digeledah, dari ketiga orang tersebut ditemukan 2 paket kecil sabu-sabu. Kepada petugas, ketiganya mengaku bahwa narkoba tersebut baru dibeli dari seorang pria berinisial AJ.

“Kita masih melakukan penyelidikan dan pengbamgan guna meringkus AJ,” bilang Tambunan. Selanjutnya, polisi memboyong ketiga tersangka berikut barang bukti; dua paket jenis sabu-sabu dengan berat 0.14gr, dan satu paket lainnya dengan berat 0,13gr. Selain itu, terdapat dua buah alat isap (bong) dan dua buah mancis. (bbs/ala)