28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 4922

Beraksi di Pintu Tol Tanjung Mulia, 4 Perampok dan 1 Penadah Diringkus

ist DIAMANKAN: Lima kawanan rampok yang kerap beraksi di Pintu Tol Tanjung Mulia diringkus. Para pelaku diamankan di Mapolsek Pelabuhan Belawan, Selasa (17/9).
DIAMANKAN: Lima kawanan rampok yang kerap beraksi di Pintu Tol Tanjung Mulia diringkus. Para pelaku diamankan di Mapolsek Pelabuhan Belawan, Selasa (17/9).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Lima kawanan rampok kerap beraksi di Pintu Tol Tanjung Mulia diringkus. Kelima pelaku pencurian dan kekerasan (Curas) ini telah diamamkan di Mapolsek Pelabuhan Belawan, Selasa (17/9).

Para pelaku yang diamankan masing-masing, IS (14), Lambok Roy Martin Sipahutar (23), Eskiel Fernando Sinaga (20) dan Roni Rikardo Zebua (21). Keempatnya merupakan warga Jalan Tol Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli.

Sedangkan seorang penadah bernama Manson Manalu (26) warga Jalan Kawat III, Gang Padi, Kecamatan Medan Deli.

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan mengatakan, terungkapnya kawanan rampok itu berdasarkan laporan Putri Purnama Sari (28) yang menjadi korban pencurian dan kekerasan, Jumat (13/9) lalu.

Wanita yang menetap di Jalan Pari, Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan ini awalnya menumpang taksi online dari Bandara Kualanamu pulang ke rumahnya.

Pada saat mobil yang ditumpanginya mau keluar dari pintu Tol Tanjung Mulia, sopir taksi online itu memberhentikan mobil dan turun untuk mengisi saldo e-tol. Wanita itu tetap berada sendirian di mobil, kesempatan itulah dimanfaatkan kawanan pelaku. Para pelaku membuka pintu mobil tersebut. Kemudian, merampas tas milik korban yang sempat melakukan perlawanan sambil teriak rampok.

“Setelah tas itu dirampas, para pelaku langsung kabur ke arah pemukiman warga. Kejadian itu langsung dilaporkan korban ke Polres Pelabuhan Belawan,” ungkap Kapolres.

Laporan diterima dengan nomor LP/293 /IX/2019/SU/SPKT Pel. Belawan. Berbekal laporan itu, Tim Khusus Gagak Reskrim Polres Pelabuhan Belawan langsung bergerak melakukan penyelidikan. Alhasil, tim yang dipimpin Ipda Herikson Siahaan berhasil menangkap para pelaku secara terpisah.

“Para pelaku sudah kita tangkap, otak pelakunya adalah Lambok Roy Martin Sipahutar. Kita masih menyelidiki kasus ini, apakah ada korban lain yang menjadi sasaran para pelaku. Para pelaku dijerat Pasal 365 KUHPidana dengan ancaman penjara minimal 5 ta hun penjara,” pungkas Ikhwan.(fac/ala)

Kasus Dugaan Penipuan Benny Sihotang, Polda Kirim Panggilan Kedua Sebagai Tersangka

iST/Sumut Pos DIPERIKSA: Benny Sihotang akan diperiksa Polda Sumut hari ini terkait kasus penipuan fee proyek fiktif sebesar Rp1,7 Miliar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca mangkirnya Benny Harianto Sihotang, tersangka kasus dugaan penipuan sebesar Rp1,7 miliar, penyidik Subdit II Harta Benda, Bangunan dan Tanah (Hardabangtah) Reskrimum Polda Sumut mengirimkan surat pemanggilan kedua kepada yang bersangkutan. Surat panggilan dikirim, Selasa (17/9).

“Suratnya sudah kita kirim hari ini (kemarin, red) kepada tersangka. Jadwal pemeriksaannya pada Jumat (20/9) mulai pukul 09.00 WIB,” ujar Direktur Reskrimum Polda Sumut Kombes Pol Andi Rian melalui Kasubdit II/Hardabangtah AKBP Edison Sitepu kepada wartawan.

Edison menyatakan, seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, jika tersangka mangkir lagi dari panggilan penyidik maka dilakukan penjemputan paksa.

“Kalau tidak datang juga, maka kita panggil paksa,” tegasnya.

Disinggung adakah dilakukan pencekalan terhadap Benny Sihotang, Edison mengaku masih belum dilakukan. Alasannya, masih menunggu itikad baik tersangka untuk hadir memenuhi pemeriksaan penyidik.

“Belumlah dicekal, kita tunggu reaksi dari panggilan kedua ini apakah datang atau tidak. Masih kita tunggu itikad baik yang bersangkutan untuk memenuhi panggilan penyidik,” tandas dia. Diberitakan sebelumnya, Benny Sihotang mengabaikan panggilan pertamanya oleh penyidik sebagai tersangka. Benny lebih memilih menghadiri pelantikan anggota DPRD Sumut.

“Dia (Benny Sihotang) tidak datang dan tidak ada pemberitahuan alasannya ke penyidik,” ujar Edison.

Diketahui, Benny Sihotang ditetapkan sebagai tersangka atas laporan Rusdi Taslim yang mengalami kerugian senilai Rp1,7 miliar. Rusdi Taslim melaporkan perkara ini tertanggal 15 Februari 2018 terkait proyek revitalisasi Pasar Horas Pematang Siantar yang diproyeksikan tahun 2018 dengan pagu sebesar Rp24 miliar.

Oleh pihak PD Pasar Horas yang kala itu Direktur Utama Benny Harianto Sihotang, memenangkan perusahaan milik Fernando Nainggolan alias Moses bersama Rusdi Taslim. Namun, seiring berjalannya waktu beredar kabar Benny Sihotang meminta uang kepada rekanan, yakni Rusdi Taslim.

Lantas, Rusdi Taslim menyuruh anggotanya bernama Didit Cemerlang yang kemudian uang diberikan kepada Fernando Nainggolan alias Moses dengan mengirim lewat rekening. Akan tetapi, proyek pembangunan Pasar Horas tidak ada alias fiktif. Akibat kejadian itu, Rusdi Taslim mengaku mengalami kerugian Rp1,7 miliar. (ris/ala)

Rp30 Juta Uang Nasabah Raib dari ATM, BRI Bakal Dilaporkan ke Polda

BATARA/SUMUT POS PROTES: Nasabah Andriana bersama suaminya Eko Sopianto protes di bank BRI Cabang Lubukpakam, Senin (17/9).
PROTES: Nasabah Andriana bersama suaminya Eko Sopianto protes di bank BRI Cabang Lubukpakam, Senin (17/9).
BATARA/SUMUT POS

TANJUNGMORAWA, SUMUTPOS.CO – Seorang nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengaku uang tabungan Rp30 juta raib dari ATM. Andriana Sofyan sudah mengadu ke pihak manajemen BRI. Namun sayang, hingga 15 hari pihak bank belum memberikan jawaban.

ANDRIANA merupakan warga Desa Dagang Kerawang, Kecamatan Tanjungmorawa. Ia merasa kecewa dan protes ketika mendatangi kantor BRI Cabang Lubukpakam di Jalan Medan-Lubukpakam.

“Yang jelas saya tidak pernah menarik uang hingga Rp30 juta. Saya minta (penjelasan) kenapa bisa kejadian seperti itu. Kalau seperti ini saya sudah jera lah menjadi nasabah,” kesal Andriana ketika masih berada di dalam kantor BRI Cabang Lubukpakam, Selasa (17/9).

“Saya minta pertanggungjawaban dari pihak bank kenapa bisa hilang uang saya sebanyak itu,” sambungnya.

Saat menyambangi kantor BRI Cabang Lubukpakam, Andriana didampingi suaminya Eko Sopianto yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Deliserdang.

Kepada wartawan, Andriana mengaku dirinya adalah nasabah BRI Cabang Pembantu Tanjungmorawa. Ia baru sadar kehilangan uang Rp30 juta pada 31 Agustus 2019.

“Pada tanggal 31 itu saya mau ngambil uang di ATM BRI Alfamart Desa Bandar Labuhan (Kecamatan Tanjung Morawa). Rupanya disitu disebut limit saldo tidak mencukupi,” kata Andriana.

Andriana mencoba hingga dua kali, namun tetap gagal. Setelah dicek, ternyata uang di ATM tinggal Rp2.445.938.

“Saya saat itu ya kaget, kok bisa habis uang saya tiba-tiba. Kartu ATM adanya sama saya dan buku rekening juga ada sama saya,” kata Andriana heran.

“Tanggal 31 itu hari Sabtu. Saya kemudian beranjak ke BRI Bandara Kualanamu yang membuka pelayanan,” sambungnya.

Setelah menyampaikan pengaduan, pihak BRI menjanjikan jawaban diterima paling lama 16 September 2019. Andriana mengaku sempat sedikit lega atas janji itu.

“Hari Seninnya tanggal 2, saya datang ke BRI Tanjungmorawa juga untuk melapor. Tapi itulah tadi, saya datang dan tanya hasilnya bagaimana tapi tidak ada juga jawaban,” kata Andriana.

“Padahal ini sudah tanggal 17, tapi kenapa belum juga ada jawaban. Kita kan kesal kalau seperti ini. Makanya kita datangi hari ini kantor Cabang Lubukpakam ini,” sambungnya.

Oleh pihak bank, Andriana ditunjukkan bukti pengambilan uang dari rekeningnya. Saldo Andriana mulai terkuras sejak 29 Agustus 2019 pukul 22:42.

Pada tanggal itu, tercatat ada empat kali penarikan. Setiap penarikan totalnya Rp 2,5 juta.

Penarikan selanjutnya dilakukan empat kali juga pada tanggal 30 Agustus 2019 mulai pukul 03:19. Setiap penarikan Rp2,5 juta.

Penarikan juga kembali lagi terjadi pada tanggal 31 Agustus mulai pukul 04.31 sebanyak empat kali. Penarikan pertama Rp1 juta dan selanjutnya masing-masing Rp3 juta.

“Kan harusnya bisa dilacak sama orang BRI ini dimana penarikannya dilakukan dan siapa orangnya. Setiap ATM itukan ada CCTV harusnya tau,” kesal Andriana.

“Ini lagi kita sampai di sini tadi disuruh lagi buat laporan. Disuruh lagi menghubungi call center yang ada di Pusat. Harusnya jangan kita lagi lah yang hubung menghubungi, inikan harusnya sudah urusan internal mereka,” lanjutnya.

Saat melapor di kantor BRI Cabang Lubukpakam, Andriana dan suaminya tiga kali diarahkan ke tempat yang berbeda. Terakhir ia dipertemukan kepada Asisten Manager atas nama Riva.

Di tempat itu, Riva pun menyuruh Andriana dan suaminya untuk bersabar. Karena dalam waktu dekat akan ada jawaban dari mereka.

Saat itu, Riva pun meminta nomor kontak Andriana. Saat hendak diwawancarai wartawan, Riva menolak untuk memberikan komentar dan sempat mengusir salah satu wartawan yang hendak mengkonfirmasi.

“Ini siapa , saya nggak ada ngasi izin masuk,” hardik Riva kepada salah satu wartawan.

Sementara itu, Eko Sopianto yang juga sebagai Ketua DPW Pujakesuma Sumut berharap agar pihak bank bertanggungjawab atas apa yang dialami istrinya.

“Kita akan tunggu kabar dari bank. Seharusnya tidak bisalah kehilangan seperti ini. Kan rugi kita sebagai nasabah kalau seperti ini, enggak ada uang ditarik kok bisa hilang, ini kan aneh,” kata Eko.

Eko meyakini pihak bank pasti punya data semua transaksi milik nasabah.

“Saya menduga jangan-jangan ada oknum orang bank itu sendiri yang bermain. Kalau sampai uang istri saya ini tidak dikembalikan ke rekeningnya, saya akan melaporkan kasus ini ke Poldasu,” tegas Eko. (btr/ala)

Geng Motor Lempari Warkop di Ayahanda, Polisi Amankan Tiga Pelaku

Tangkap-Ilustrasi
Tangkap-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekumpulan pemuda yang diduga sebagai anggota geng motor kembali meresahkan masyarakat, khususnya Kota Medan. Hal tersebut dikarenakan, sekelompok pemuda tersebut yang diduga genk motor menyerbu dan melempari pengunjung warung kopi (warkop) di Jalan Ayahanda, Kecamatan Medan Petisah, Minggu (15/9) kemarin.

Informasi sebelumnya yang berhasil dihimpun Selasa (17/9/2019), aksi sekelompok pemuda tersebut diduga melempar pengunjung warkop dengan menggunakan batu.

Dalam aksi tersebut, para pemuda yang diduga merupakan genk motor membawa benda mirip dengan senjata tajam saat beraksi. Informasi tersebut dihimpun dari rekaman cctv, terlihat beberapa warga dan pengunjung warkop ketakutan melarikan diri karena para pelaku melempari.

Dari informasi lain yang berhasil dihimpun, dalam peristiwa tersebut dikabarkan salah seorang pengunjung wanita terluka diduga akibat terkena lemparan batu. Dalam video yang diamati, usai melakukan penyerangan, para pelaku pun langsung melarikan diri.

Salah seorang pengunjung warkop bernama Ivan mengatakan, bahwa pelaku datang menggunakan sepeda motor dan mencari seseorang.

“Saya rasa, para Genk Motor itu mengejar orang ke arah swalayan disamping, kemudian berlari ke arah kami. Makanya kami langsung diserang. Para pelaku membawa-bawa samurai dan sajam lainnya,” ucap Ivan.

Pemilik usaha, William menjelaskan bahwa akibat kejadian tersebut, stelling, kursi, meja, Hp dan teman-temannya terluka akibat penyerangan tersebut. “Steling, kursi, meja rusak, teman-teman kami juga banyak yang terluka akibat penyerangan itu. Saya sudah melaporkan hal ini ke Polsek Medan Baru,” ujar William.

Terkait peristiwa dugaan penyerangan kelompok genk motor tersebut, pihak kepolisian mengatakan bahwa tiga orang yang diduga pelaku sudah diamankan.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing, Selasa (17/9/2019) sore.”Benar ada peristiwa tersebut. Kami sudah mengamankan tiga orang,” ujarnya.

Saat ditanya usia para pelaku, polisi berpangkat Melati satu di pundaknya ini mengatakan bahwa para pelaku yang diamankan masih di bawah umur.

“Tiga orang, tPi di bawah umur. Sangat muda sekali. Usia sekitar 13 sampai 14 tahun,” pungkasnya. (trb/ila)

Bangun Terminal Tipe B, Pemprovsu Siapkan Rp25 Miliar

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS TERMINAL AMPLAS: Aktivitas sejumlah angkutan umum yang menunggu penumpang di Terminal Amplas Medan, tampak sepi.
SUTAN SIREGAR/SUMUT POS TERMINAL AMPLAS: Aktivitas sejumlah angkutan umum yang menunggu penumpang di Terminal Amplas Medan, tampak sepi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) merencanakan akan membangun terminal Tipe B di daerah dengan usulan anggaran Rp25 Miliar di 2020.

Rencana itu sejalan dengan penyerahan terminal Pinang baris dan Amplas kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk dibangun tahun depan.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumut Abdul Haris Lubis mengatakan bahwa saat ini posisi dua terminal besar di Kota Medan merupakan tipe A, yakni kewenangan ada pada pemerintah pusat. Sehingga pihaknya pada bulan lalu berkoordinasi bersama kementrian terkait dan Pemko Medan.

“Artinya Kemenhub berjanji akan menyediakan anggaran paling tidak Rp50 Miliar untuk membangun terminal yang modern. Kita sudah bersepakat, menyerahkan kedua terminal tersebut untuk dibangun pada 2020,” ujar Haris kepada wartawan, Selasa 17 Septermber 2019.

Dengan begitu lanjut Haris, khusus di Kota Medan, kedua terminal, baik Amplas dan Pinang Baris tidak akan lagi terlihat kumuh, menakutkan dan kotor.

Bahkan dengan konsep modern, fasilitas umum itu dibuat sedemikian rupa sehingga layak disandingkan dengan hotel, plaza dan tempat umum yang menyenangkan lainnya.

Sedangkan untuk terminal tipe B yang menjadi kewenangan Provinsi, Haris menyebutkan bahwa pihaknya telah sudah mengajukan anggaran setidaknya Rp25 Miliar untuk membangun satu terminal di daerah.

Saat ini memang diakuinya, untuk lokasi belum ditetapkan. Karena itu harus ada analisis terlebih dahulu. “Pilihannya barangkali belum ditetapkan. Tetapi kemungkinan itu ada di Kabanjahe, karena kawasan wisata. Pilihan berikutnya adalah Langkat. Kenapa, karena banyak juga di sana tempat wisata seperti Lawang, Tangkahan dan lainnya. Dan juga itu pintu masuk dari Aceh,” ujarnya.

Karena itu pihaknya melakukan kajian dan analisis, mana yang akan dibangun tahap pertama. Begitu juga langkah lain, menggagas pola Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Meskipun belum ada pernyataan dari pengusaha, namun mereka terus sosialisasikan ke masyarakat. “Intinya adalah bagaimana kita mengajak masyarakat untuk memilih menggunakan transportasi massal,” ujarnya. (psc/ila)

Surveyor KARS Lakukan Penilaian SNARS RSUD dr Pirngadi Medan Selama 5 Hari, Cek 1.363 Element Penilaian

M IDRIS/sumut pos PAPARKAN: Dirut RSUD dr Pirngadi Medan, dr Suryadi (kemeja biru) memaparkan kondisi RSUD dr Pirngadi Medan di hadapan Tim Surveyor KARS Pusat.
PAPARKAN: Dirut RSUD dr Pirngadi Medan, dr Suryadi (kemeja biru) memaparkan kondisi RSUD dr Pirngadi Medan di hadapan Tim Surveyor KARS Pusat.
M IDRIS/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Pusat melakukan penilaian Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi I/2019 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, Selasa (17/9).

Penilaian dilakukan selama lima hari mulai dari tanggal 17-21 September 2019 Ketua Tim Surveyor KARS Pusat, dr Gatot Suharto MKes (MMR) mengatakan, pihaknya baru melakukan survei akreditasi SNARS edisi yang pertama. Khusus Pirngadi, ini merupakan reakreditasi, di mana 2016 sudah lulus Akreditasi Paripurna. “Setiap tahun kita lakukan verifikasi. Nah, tahun ini dilakukan survei ulang untuk diakreditasi lagi,” ujarnya di sela-sela penilaian.

Menurut dr Gatot, penilaian ini menjadi salah satu persyaratan rumah sakit harus memiliki sertifikat akreditasi untuk bisa bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kemudian untuk izin operasional 5 tahun sekali.

“Jadi ini merupakan sesuatu yang harus dilalui, ada 1.363 element penilaian Berdasarkan elemen itulah kita cek dan lihat di rumah sakit ini selama 5 hari ini. Tim survei juga telah menelaah dokumen dan melakukan beberapa telaah apakah dokter sudah melakukan rekam medisnya dengan benar. Selanjutnya, kami melakukan telusur ke lapangan, hal ini untuk melihat apakah aturan yang dibuat oleh rumah sakit sudah dilaksanakan atau tidak,” jelasnya.

Dia mengaku, paparan yang telah disampaikan Direktur Utama (Dirut) RSUD dr Pirngadi Medan, dr Suryadi Panjaitan mengenai kondisi rumah sakit seperti apa cukup bagus. “Mudahan-mudahan rumah sakit milik Pemko Medan ini menjadi rumah sakit teladan dan unggulan seperti yang diharapkan oleh jajaran rumah sakit dan masyarakat,” harapnya.

Sementara itu, Dirut RSUD dr Pirngadi Medan, dr Suryadi mengatakan, dalam penilaian tersebut dia telah menjabarkan kondisi rumah sakit secara nyata, termasuk pelayanan dan manajemen. “Bagaimana pelayanan dan manajemen rumah sakit ini ke depannya, itu kita jabarkan. Lalu, progres apa yang telah kita dapat sampai saat ini,” ujar dr Suryadi.

Ia berharap, dengan memeroleh akreditasi tersebut maka rumah sakit akan lebih baik ke depan secara manajemen keseluruhan. “Besok (hari ini, Red) agendanya masalah keperawatan, sarana prasarana dan bagaimana koordinasi yang baik antara unit satu ke unit lain,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, ada juga evaluasi di lapangan dan wawancara dengan owner rumah sakit dalam hal ini pihak Pemko Medan. “Kita optimis lah rumah sakit bisa memeroleh Akreditasi Paripurna ini kembali,” harapnya. (ris/ila)

Pemprov dan KI Sumut Komitmen Tingkatkan Keterbukaan Informasi

prans/sumut pos BERSAMA: Sekdaprovsu, Sabrina foto bersama Ketua KI Sumut Robinson Simbolon, beserta rombongan di ruang kerja Sekdaprov, lantai 9. , Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30, Medan, Selasa (17/9).
BERSAMA: Sekdaprovsu, Sabrina foto bersama Ketua KI Sumut Robinson Simbolon, beserta rombongan di ruang kerja Sekdaprov, lantai 9. , Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30, Medan, Selasa (17/9).
prans/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) bersama dengan Komisi Informasi (KI) Provinsi Sumut berkomitmen untuk meningkatkan keterbukaan informasi, baik di lingkungan Pemprov Sumut maupun di tingkat kabupaten/kota. Hal ini guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik atau good governance.

Ini terungkap saat Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut, Sabrina menerima Ketua KI Sumut Robinson Simbolon, beserta rombongan di ruang kerja Sekdaprov, lantai 9, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30, Medan, Selasa (17/9).

“Transparansi atau keterbukaan merupakan suatu keharusan di era digital saat ini. Termasuk pemerintah, wajib membuka akses informasi bagi masyarakat seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik,” ucap Sabrina.

Sabrina menilai, meningkatnya keterbukaan informasi tentu akan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap program-program pembangunan. Dengan demikian, masyarakat juga turut berpartisipasi baik melalui pengawasan atau memberikan rekomendasi. “Sehingga, mereka kan tidak bertanya-tanya itu, apa yang dikerjakan pemerintah sebenarnya,” ujarnya.

Terkait monitoring keterbukaan informasi, Sabrina mengatakan perlu dilakukan tindak lanjut bagi OPD atau kabupaten/kota yang tidak serius mengikuti tahapan monitoring dan evaluasi keterbukaan informasi publik. Jika ada kesulitan, akan dibantu dengan program pelatihan maupun sosialisasi.

“Selain itu, perihal keterbukaan informasi ini juga, perlu kita lakukan komunikasi dan koordinasi berkala untuk menyamakan persepsi terkait informasi seperti apa yang bisa dipublikasikan atau tidak. Sehingga, tidak ada nanti kebingungan-kebingungan antar OPD yang satu dengan yang lain atau kabupaten/kota,” tegas Sabrina.

Sebelumnya, Ketua KI Sumut Robinson Simbolon menyampaikan apresiasi kepada Pemprov Sumut yang telah mengalami peningkatan keterbukaan informasi publik secara signifikan di masing-masing OPD.

“OPD di tingkat Pemprov Sumut sudah memperlihatkan peningkatakan implementasi KIP secara signifikan. Dari 41 OPD di jajaran Pemprov, 39 telah menyerahkan kuesioner dan melakukan presentasi. Sedangkan 33 kabupaten/kota, 30 sudah berpartisipasi mengembalikan kuesioner dan presentasi,” jelas Robin, yang hadir bersama Wakil Ketua KI Sumut Eddy Syahputra Sormin, dan Kepala Divisi Kelembagaan KI Sumut Ramdeswati Pohan.

Sepakat dengan Sekdaprov Sumut, Robin berharap upaya peningkatan KIP terus terlaksana. Selain memberi banyak manfaat untuk masyarakat, juga untuk mewujudkan Pemprov Sumut sebagai salah satu pemerintahan yang informatif pada Anugerah KIP 2019.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Asisten Administrasi Umum dan Aset Setdaprov Sumut M Fitriyus, Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika M Ayub, dan Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Hendra Dermawan. (prn/ila)

Disambar Petir, Panel Inverter 3 Pompa di IPAM Sunggal Rusak, Distribusi Air ke Pelanggan Terganggu

RAPAT: Dirut PDAM Tirtanadi, Trisno Sumantri menggelar rapat bersama jajarannya guna mengatasi kerusakan tiga unit pompa di IPAM Sunggal karena disambar petir, Senin (16/9).
RAPAT: Dirut PDAM Tirtanadi, Trisno Sumantri menggelar rapat bersama jajarannya guna mengatasi kerusakan tiga unit pompa di IPAM Sunggal karena disambar petir, Senin (16/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hujan deras yang disertai sambaran petir pada Minggu (15/9) sore sekitar pukul 17.30 WIB, mengakibatkan Panel Inverter 3 unit pompa di IPAM Sunggal rusak akibat terkena induksi petir sehingga pompa tidak dapat dioperasikan. Informasi ini disampaikan Kepala Sekretaris Perusahaan Jumirin kepada wartawan melalui siaran pernya, Selasa (17/9).

Mendapat laporan kerusakan ini, Dirut PDAM Tirtandi Trisno Sumantri dan Direktur Air Minum Joni Mulyadi langsung menggelar rapat darurat di IPA Sunggal pada Senin (16/9) pagi yang dihadiri Kepala Sekretaris Perusahaan Jumirin, Kadiv Pengolahan Air Minum, Kadiv Transmisi Distribusi, Ka IPAM Sunggal, Kacab Pemasaran Sunggal, Kacab Padangbulan, Kacab Diski, Kabag Jaringan Cabang Sei Agul, Kabid Publikasi dan Komunikasi serta Kabid Jaringan Zona 1 untuk membahas penanganan kerusakan tersebut.

“Mengingat sparepart yang rusak merupakan material khusus yang harus dipesan, maka perbaikan baru dapat dilakukan pada Selasa (17/9) dan diperkirakan baru selesai pada Sabtu (21/9) mendatang,” kata Jumirin.

Lebih lanjut Jumirin menjelaskan, akibat tidak beroperasinya 3 unit Pompa di IPAM Sunggal maka kapasitas produksi IPAM Sunggal mengalami penurunan debit menjadi 2.050 liter/detik dari debit rata-rata 2.200 liter/detik.

Penurunan kapasitas produksi IPA Sunggal ini menyebabkan terganggunya pendistribusian air di beberapa kawasan antara lain Jalan Sunggal, Jalan Rajawali, Komplek Tasbi-2, Jalan Setia Budi, Jalan Bunga Raya, Jalan Flamboyan Raya, Jalan Bunga Cempaka, Jalan Melati Raya, Jalan Darusalam, Jalan Sei Bilah, Jalan Ayahanda, Jalan Putri Hijau, Jalan Guru Patimpus, Jalan Kapten Muslim, Jalan Banteng, Jalan Amal Luhur, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Purwo, Jalan HM Yamin, Jalan Balai Kota, Jalan Merak Jingga, dan Jalan Gaharu.

“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan pelanggan kami. Bagi pelanggan yang mengalami gangguan pendistribusian air dapat menghubungi cabang terdekat atau melalui layanan Halo Tirtanadi ke nomor 1500922 dan akan kami suplai menggunakan mobil tangki,” pungkas Jumirin.(adz/ila)

Fraksi Gerindra DPRD Medan Janji Kawal Program Tol Dalam Kota

Surianto
Surianto

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Partai Gerindra berhasil meraih 10 kursi di DPRD Medan periode 2019-2024. Jumlah tersebut naik dari periode sebelumnya yang hanya 6 kursi.

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Medan, Surianto, mengatakan fokus mereka ke depan adalah ikut mengawal program Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi tentang pembangunan tol dalam kota Medan agar bisa terealisasi.

Menurutnya, pembangunan tol dalam kota akan sangat membantu masalah kemacetan. “Kalau tol dalam kota sudah jadi, macet berkurang. Ke depan tidak ada lagi cacian dan makian kepada wali kota. Walaupun itu program Gubernur, kami akan mengawalnya,” ujarnya saat perkenalan 10 anggota DPRD Medan Fraksi Gerindra, di Medan, Selasa (17/9).

Sebab, kata dia, berdasarkan kajian, 5 sampai 10 tahun ke depan Kota Medan akan mengalami kemacetan total. Maka dari itu, agar hal tersebut tidak terjadi perlu adanya tol dalam kota.

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Sementara DPRD Kota Medan, Ihwan Ritonga, menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan menyusun komposisi fraksi untuk periode 2019-2024.

Menurutnya, surat keputusan (SK) dari DPP mengenai ketua fraksi dan pimpinan dewan sudah keluar. “Ketua Fraksi, Surianto. Komposisi lengkapnya akan digodok lebih jauh oleh ketua fraksi yang ditunjuk,” ujar Ihwan

Dia yakin dalam waktu satu dua hari ke depan komposisi fraksi akan rampung. Setelah fraksi terbentuk, ia pun mendorong agar pembentukan alat kelengkapan dewan (AKD) dapat disegerakan.

Adapun 10 nama anggota DPRD Medan dari Fraksi Gerindra yakni, Dame Duma Sari Hutagalung, Surianto, Aulia Rachman, Siti Suciati, Sahat Simbolon, Netti Yuniarti Siregar, Ihwan Ritonga, Dedy Aksyari Nasution, Mulia Syahputra Nasution serta Suranta Meliala. (mbc/ila)

Kemensos Hanya Siapkan 10 Ribu Peserta BPJS PBI, 6.816 Peserta Tak Ditanggung Lagi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pascadihapusnya 16.816 peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang merupakan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari APBN, Kementerian Sosial sudah memberikan jumlah kuota penggantinya di Kota Medan. Namun sayangnya, hanya 10 ribu kuota saja yang diberikan. Sisanya, 6.816 peserta tidak dibiayai pemerintah lagi.

Semula, kebijakan pemerintah penghapus jumlah peserta BPJS PBI karena dinlai banyaknya peserta yang sudah tidak layak kembali menerima fasilitas yang dibiayai oleh negara tersebut. Namun pemerintah berjanji mengganti dengan peserta lain dengan jumlah yang sama dari yang dihapus tersebut. Sayangnya, Kota Medan hanya mendapatkan 10 ribu peserta saja. Dan, Dinsos Kota Medan diharuskan memverifikasi 10 ribu peserta itu guna diikut sertakan sebagai peserta BPJS PBI di Kota Medan.

“Jadi tugas kami hanya tinggal melakukan verifikasi dari data yang telah diberikan Kemensos kepada kami. Jumlahnya ada 10 ribu peserta, bukan lagi 16 ribu lebih. Kami bukan bertugas mencari pengganti peserta yang sudah dinonaktifkan, tetapi bertugas untuk melakukan verifikasi data yang diberikan Kemensos kepada kami,” ujar Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Kota Medan, Fahruddin kepada Sumut Pos, Selasa (17/9).

Ditanya alasan berkurangnya jumlah kuota peserta BPJS PBI di Kota Medan tersebut, Fahruddin mengaku tidak mengetahui alasannya. “Kalau kenapa dinonaktifkan, ya karena dinilai sudah tidak layak lagi menjadi PBI. Tapi kenapa jumlah kuotanya jadi berkurang dari 16 ribu lebih menjadi 10 ribu, kami tidak tahu. Itu wewenang Kemensos,” ujarnya.

Sedangkan bagaimana nasib 6.816 peserta BPJS PBI di Kota Medan yang tidak lagi dicover APBN lagi, Fahruddin menyatakan belum mengetahui langkah selanjutnya. “Ya kita lihat dulu yang mau kita verifikasi jumlahnya 10 ribu ini. Setelah itu kita akan lihat, apakah masih ada warga Kota Medan lainnya yang masih layak diberi BPJS PBI atau tidak. Kalau masih ada lagi, mungkin akan kita usulkan agar dimasukkan ke kategori penerima BPJS PBI APBD Kota Medan,” katanya.

Namun, pihak Dinas Sosial Kota Medan sendiri belum tahu kapan akan dilakukan verifikasi terhadap data 10 ribu warga Kota Medan yang akan diberikan BPJS PBI APBN, Fahruddin justru mengatakan belum memastikan kapan waktunya. Sebab, hingga saat ini pihaknya belum memiliki anggaran untuk melakukan verifikasi tersebut.

“Ya belum tahu, anggarannya kan belum ada, ya belum bisa kita verifikasi sekarang. Yang mau diverifikasi itu ada 10 ribu orang. Biaya untuk itu gak sedikit, tapi anggarannya belum ada. Kita lihat lah dulu, kalau anggarannya sudah ada, pasti akan secepatnya kita lakukan verifikasi,” pungkasnya. (map/ila)