IST/SUMUT POS
KETERANGAN: Djarot Syaiful Hidayat membantah dirinya memberi suap terhadap beberapa kepala desa di Asahan.
KETERANGAN: Djarot Syaiful Hidayat membantah dirinya memberi suap terhadap beberapa kepala desa di Asahan. IST/SUMUT POS
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mantan Cagubsu, Djarot Saiful Hidayat membantah terlibat penyuapan seperti yang dituliskan terdakwa Dewi Budiati (54). Hal ini diungkapkannya, saat kembali hadir menjadi saksi atas kasus hoax, di ruang Cakra 9 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (4/9).
Dalam keterangannya, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, dia kecewa karena dirinya difitnah dengan status terdakwa di media sosial.
“Saya sangat kecewa dan prihatin karena sangat berbahaya bagi kehidupan demokrasi kedepannya. Saya tidak merasa tercemar tapi terhina, karena ini bukan tentang orang per orangan. Tapi bagaimana sehatnya demokrasi bangsa kita kedepannya,” ucap Djarot di hadapan majelis hakim yang diketuai Sri Wahyuni.
Djarot menegaskan membantah dirinya ada terlibat penyuapan seperti yang dituliskan terdakwa Dewi Budiati.
“Jadi saya diundang, karena kebetulan pulang dari Asahan, oleh asosiasi kepala desa Simpang Kawat Asahan. Saya diundang untuk silaturahmi, saya sharing pengalaman pernah menjadi Gubernur bagaimana mengelola anggaran keuangan di desa. Tidak ada perkataan kampanye sama sekali, dan itu hanya sekitar 30 menit saya disitu langsung pulang,” jelasnya.
Baginya, hal yang membuat dirinya sedih karena adanya opini dan halusinasi dalam memposting status melalui smartphone.
“Ini tidak tentang kalah atau menang. Seperti yang saya katakan ini tentang kehidupan berdemokrasi. Dimana tanpa adanya klarifikasi membuat postingan dan ini sangat merugikan. Ini pembelajaran bagi setiap warga negara bagaimana menggunakan smartphone, dimana penggunanya harus juga yang smart,” tegas Anggota DPR RI terpilih dari Dapil III Sumut ini.
“Karena sebentar lagi kita akan menghadapi Pilkada serentak pada 2020 mendatang, ini menjadi pembelajaran untuk kehidupan demokrasi kita yang lebih dewasa. Status Hoaks harus kita berantas,” tambahnya. Selanjutnya, Djarot melihat postingan terdakwa tersebut dari rekannya hingga akhirnya melaporkan postingan tersebut kepada Polda Sumut.
“Awalnya itu saya dikasih tunjuk oleh Rion dan Rosmansyah. Teman-teman bilang, karena kita negara hukum ya kita laporkan ke kepolisian,” tuturnya.
Saat ditanya hakim mengenai adanya usaha perdamaian antara dirinya dengan terdakwa. Djarot menegaskan dirinya sudah memaafkan terdakwa.
“Ada saya mendapatkan informasi (perdamaian) dari penasihat hukum tapi belum sempat ketemu. Saya menginginkan damai, itu pasti karena kita sesama anak bangsa harus saling memaafkan. Tapi karena ini sudah berjalan secara hukum, ya tetap dijalankan. Karena tindakan seperti ini tidak benar,” pungkasnya.
Dalam dakwaan JPU disebutkan, Dewi menuliskan status hoax di akun Facebooknya tentang Djarot yang sedang melakukan bagi-bagi uang saat bertemu dengan para kepala desa di Asahan pada 7 Juni 2018 lalu, dalam kontestasi di Pilkada Sumut.
Akibat postingan itu, saksi Djarot Saiful Hidayat merasa malu dan tercemar nama baiknya. Perbuatan terdakwa melanggar Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). (man/ala)
GUNTING PITA: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Danlanud Soewondo Kolonel Meka Yudanto, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution, dan Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia Uli Silalahi menggunting pita peresmian bazar buku Big Bad Wolf di eks Bandara Polonia Medan, Rabu (4/9).
GUNTING PITA: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Danlanud Soewondo Kolonel Meka Yudanto, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution, dan Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia Uli Silalahi menggunting pita peresmian bazar buku Big Bad Wolf di eks Bandara Polonia Medan, Rabu (4/9).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bazar buku terbesar di dunia, Big Bad Wolf resmi digelar kembali di Kota Medan. Kehadiran bazar buku yang diselenggarakan PT Jaya Ritel Indonesia ini mendapat sambutan hangat dari Gubsu Eddy Rahmayadi. Gubsu mengaku gembira, karena bazar ini dapat mendongkrak minat baca warga Sumatera Utara, khususnya Kota Medan.
Edy Rahmayadi didampingi Danlanud Soewondo Kolonel Meka Yudanto dan Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution, meresmikan Bazar Buku Big Bad Wolf yang diselenggarakan PT Jaya Ritel Indonesia, di Gedung Andromeda eks Bandara Polonia Medan, Rabu (4/9) sore sekira pukul 17.00 WIB. Dalam sambutannya, Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia Uli Silalahi mengatakan, bazar yang akan digelar selama 11 hari mulai 6-16 September 2019 itu bertujuan mendukung peningkatan minat baca, literasi dan akses memperoleh buku bacaan yang berkualitas bagi semua kalangan masyarakat.
“Demi menggalakkan minat baca sejak dini, kita hadir sekaligus menyediakan akses untuk memperoleh buku bacaan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat. Dengan hadirnya bazar Big Bad Wolf, diharapkan dapat menjadi salah satu wadah memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan mengajak masyarakat untuk mencintai buku,” katanya.
Uli juga menjelaskan, Kota Medan merupakan lokasi ke-4 yang didatangi Big Bad Wolf. Sebab, ia melihat antusiasme dan permintaan masyarakat cukup tinggi. Sebelumnya, jelas wanita berdarah Batak itu, Bazar Big Bad Wolf pertama kali digelar di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2009 silam.
Gubsu Edy Rahmayadi menyambut gembira kehadiran Big Bad Wolf di Kota Medan. Apalagi, bazar ini memberikan diskon mulai 60 sampai 80 persen untuk semua buku-buku internasional. “Dulu, kalau mau baca harus ke Titi Gantung di Lapangan Merdeka Medan. Sekarang untuk mendapatkannya kita gak susah. Di sini sudah ada 2 juta buku,” katanya.
Karenanya, Edy berharap, bazar ini diadakan setiap 6 bulan sekali. “Jadi, saya harap 6 bulan mendatang, kembali lagi. Saya juga berharap Bank Sumut bisa ikut, jangan cuma Bank BCA saja. Mari kita membaca, jangan ragu beli buku. Semoga kita semakin cerdas lagi,” imbaunya.
Hal senada juga diutarakan Dan Lanud Soewondo Kolonel Meka Yudanto yang hadir didampingi sang istri selaku Ketua PIA Ardhya Pia Ardhya Garini Cabang 15 D/I Lanud Soewondo. “Kita punya fasilitas bekas bandara. Jadi, bisa kita manfaatkan karena kita lihat ada potensi yang sangat bagus. Dan ini juga bisa jadi kesempatan masyarakat untuk menggali ilmu, tentunya juga yang masih sekolah. Sehingga, bisa menarik minat baca di Sumut khususnya bagi adik-adik yang masih sekolah untuk mendapatkan buku murah,” ungkapnya.
Opening ceremony Big Bad Wolf ini juga dihadiri Enny Kamal, selaku Regional Head Bank Central Asia(BCA) dan Don Bosco Salamun dari Metro TV, serta ratusan undangan dan masyarakat hadir memadati halaman Gedung Andromeda EX Bandara Polonia Medan. Enny Kamal mengatakan, BCA berkomitmen untuk turut serta mendukung penyadaran pentingnya membaca buku pada masyarakat terutama pada generasi muda. “Selama 11 hari, 24 jam non-stop, masyarakat Medan bisa berburu buku-buku favorit dengan harga murah dan menikmati beragam promo menarik dari BCA,” katanya.
Promo istimewa yang ditawarkan, lanjut Enny, antara lain voucher cashback hingga Rp500.000 untuk pembayaran dengan Kartu Kredit BCA dan Kartu Debit BCA dengan chip, diskon 50 persen untuk pembelian voucher BBW menggunakan Reward BCA, program beli 7 gratis 1 Buku Ajaib Augmented Reality dengan Kartu Kredit BCA, Kartu Debit BCA, Flazz, maupun Sakuku, serta Cicilan BCA 0 persen hingga 6 bulan. “Kami berharap masyarakat, khususnya generasi muda Medan, dapat memperluas cakrawala pengetahuannya melalui gelaran Bazar Buku Big Bad Wolf ini.” tandasnya. (adz)
SUMATERA, SUMUTPOS.CO – Menyambut momen Hari Pelanggan Nasional 2019, hari ini seluruh jajaran Manajemen Telkomsel Area Sumatera turun langsung melayani pelanggan di kantor layanan GraPARI di berbagai kota di Sumatera. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap kepercayaan pelanggan yang telah menggunakan produk dan layanan Telkomsel. Momen ini juga dimanfaatkan manajemen Telkomsel untuk berkomunikasi secara langsung dengan para pelanggan setia.
Vice President Consumer Sales Telkomsel Area Sumatera, Erwin Tanjung mengatakan bahwa kegiatan Manajemen Melayani pelanggan secara langsung diselenggarakan sebagai bentuk nyata keseriusan Telkomsel untuk selalu hadir lebih dekat dengan pelanggan dan memberikan apresiasi secara langsung atas kesetiaan pelanggan yang sudah mempercayakan kemudahan akses komunikasinya kepada Telkomsel.
“Sebagai Digital Telco Company dengan lebih dari 162 juta pelanggan, kami sadar bahwa customer satisfaction merupakan kunci utama untuk tetap menjadi yang terbaik dalam menjalankan industri jasa digital dan telekomunikasi. Oleh karena itu, kami selalu menekankan nilai customer intimacy kepada seluruh karyawan Telkomsel sebagai pedoman dalam melayani pelanggan,” ungkap Erwin.
Hingga saat ini Telkomsel di wilayah Sumatera memiliki 117 GraPARI yang menjadi pusat pelayanan pelanggan. Untuk memberikan pengalaman mobile digital lifestyle terbaik kepada para penggunanya, Telkomsel juga menyediakan LayananVirtual yang siap untuk menjawab berbagai permintaan informasi seputar produk dan layanan Telkomsel dari pelanggan kapan pun dan di mana pun. Layanan mandiri (self-service) ini dapat diakses oleh pelanggan melalui berbagai social chat platform, yakni LINE dan Facebook Messenger.
Dalam hal konektivitas, Telkomsel Area Sumatera fokus mempercepat adopsi gaya hidup digital dengan mengajak pelanggan yang masih menggunakan SIM 2G/3G untuk melakukan migrasi kartu USIM 4G. Pelanggan Telkomsel bisa melakukan migrasi 4G dengan menukar kartu SIM di Grapari terdekat secara gratis. Pelanggan juga bisa melakukan pendaftaran migrasi Kartu USIM 4G melalui aplikasi MyTelkomsel, website Telkomsel, dan Call Center 188. Nantinya kartu USIM 4G akan dikirimkan langsung ke alamat pelanggan untuk kemudian diaktivasi. Nantinya pelanggan akan mendapatkan kuota internet 4G hingga 50GB untuk setiap penukaran perdana SIM 2G/3G ke USIM 4G.
Hadirkan Beragam Program Menarik Khusus Hari Pelanggan
Promo kuota bukan hanya hadir untuk para pelanggan yang baru pertamakali menukarkan kartunya ke USIM 4G. Khusus hari pelanggan nasional, Telkomsel juga menghadirkan promo Paket #Harinya4G, dimana para pelanggan yang telah melakukan migrasi ke USIM 4G dapat menikmati kuota internet 4G sebesar 4GB dengan harga 10 Rupiah. Promo ini berlaku untuk periode 3 – 5 September 2019.
Selain itu, para pelanggan setia juga bisa berkesempatan memenangkan berbagai hadiah menarik dengan menukarkan Telkomsel POIN untuk 3 program khusus hari pelanggan. Untuk program pertama yaitu Customer Day Offline dimana pelanggan setia akan berkesempatan memenangkan Smartphone Samsung Galaxy A20, Saldo LinkAja, Voucher Pulsa, dan Merchandise Menarik dengan menukarkan minimal 50 Telkomsel POIN khusus pada 4 September 2019 di 14 GraPARI terpilih di Sumatera.
Untuk program kedua, Telkomsel menghadirkan program POINTastic Deal dimana para pelanggan setia berkesempatan mendapatkan beragam hadiah mulai dari smartphone, e-voucher Shopback, Saldo LinkAja dan hadiah lainnya hanya dengan menukarkan Telkomsel POIN melalui aplikasi MyTelkomsel. Program ini berlaku pada periode 4 – 6 September 2019 dengan hadiah yang bisa dipilih sesukanya oleh pelanggan, namun dalam jumlah yang terbatas selama rentang waktu 1 Jam para pukul 11 s.d 12 WIB.
Terakhir, Telkomsel menghadirkan program Semptember Lucky Draw dimana para pelanggan setia berkesempatan memenangkan 1 Unit Hondal Beat, Kamera Mirorless Fujifilm XA-20, Samsung Galaxy Note 10+ dan beragam hadiah lainnya berdasarkan tingkat kategori pelanggan dengan menukarkan Telkomsel POIN yang dimiliki dengan kupon undian. Program ini berlaku hingga 30 September 2019, dan pemenangnya akan di umumkan pada bulan Oktober 2019.
Dimas Danang (kanan), didampingi aktor Aming (kiri) dan Zidni Hakim (tengah), saat Visit Theater Film Gundala di Focal Point Medan, Selasa (3/9/2019).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Film superhero Indonesia yang diangkat dari komik legendaris Indonesia era 70-an, Gundala, menembus 800 ribu penonton di hari kelima penayangannya di seluruh Indonesia. Film genre baru buat perfilman Indonesia ini dinilai sebagai karya multi tafsir, yang membiarkan penontonnya berimajinasi.
“Filmnya bagus. Bang Joko (Joko Anwar) ‘kan memang sutradara
film yang sudah diakui. Film Gundala sendiri masuk dalam Toronto Film Festival.
Saya suka film Gundala sejak lama, sejak masih dibintangi Teddy Purba. Makanya.
Jadi senang banget diajak bang Joko ikut main,” kata Dimas Danang, didampingi aktor
Aming dan Zidni Hakim, saat Visit Theater Film Gundala di Focal Point Medan,
Selasa (3/9/2019).
Meski peran ketiganya relatif singkat saja di film tersebut,
ketiganya kompak mengatakan, seorang aktor tidak dinilai dari besar kecilnya
peran dalam film. Tetapi apakah ia mampu berperan dengan baik, dan filmnya
berhasil.
Aming bahkan sempat tidak dikenali penonton di film Gundala,
karena singkatnya peran yang dimainkan. “Tak masalah. Yang penting saya enjoy.
Lagian, itu artinya karakter yang saya mainkan sangat menyatu sampai penonton
tidak tau. Berhasil dong ya,” kekehnya.
Zidni Hakim yang berperan sebagai politikus yang mengalami
nasib naas, mengaku senang visit theater ke Medan. “Serasa pulang kampung,”
kata anak Binjai ini kalem.
Ketiganya kompak mengatakan, film Gundala adalah film
tentang sosok pahlawan yang dibutuhkan negeri ini. “Negeri ini butuh Gundala,
karena negeri ini penuh orang egois. Sosok Gundala jadi pahlawan karena mau menolong
orang. Mau mendengar orang lain. Gundala adalah kita. Kita juga bisa berjuang
menolong orang lain,” kata Aming.
Dimas mengatakan, film Gundala bukan tentang kisah si jahat
yang benar-benar jahat, atau si baik yang benar-benar baik. “Bahkan, si jahat
pun ada sisi baiknya,” cetusnya.
Film Gundala diharapkan akan membangkitkan jiwa patriot orang
Indonesia. Yang mau memikirkan bangsa ini. “Kita semua bisa jadi pahlawan,”
kata Zidni.
Film Gundala menjadi tolok ukur keberhasilan sekuel
berikutnya, yang rencananya digarap 8 hero hingga 2025. Beberapa clue tentang
calon penjahat dan superhero berikutnya, tersimpan dalam adegan film Gundala.
Gundala adalah sosok pahlawan komik Indonesia, yang
diciptakan oleh almarhum Harya Suryaminata atau dikenal dengan nama Hasmi. Gundala
Putra Petir (1969) diciptakan Hasmi menyusul populernya cerita pahlawan super
di dunia komik pada tahun 1960-an.
Film ini melibatkan 1.800 pemain, dengan tempat syuting di 70
lokasi. Film Gundala dibintangi sejumlah aktor Indonesia, yakni Abimana
Aryasatya sebagai Gundala, aktor senior Lukman Sardi sebagai Ridwan Bahri. (mea)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah memastikan kenaikan iuran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan, berlaku mulai 1 Januari 2020. Kenaikan iuran BPJS Kesehatan ini menyebabkan pagu anggaran pemerintah Kota Medan tidak mencukupi. Buntutnya, jumlah peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Kota Medan terancam akan dipangkas.
KEPALA Bidang (Kabid) Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Medan, Syahrial menyebutkan, mereka telah memberikan pagu anggaran kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk peserta PBI. “Tapi berapa nilai anggaran yang dibutuhkan oleh Dinkes, itu mereka yang lebih tahu. Yang pasti dengan naikknya iuran BPJS Kesehatan, maka Dinkes harus meningkatkan jumlah anggarannya untuk BPJS PBI agar peserta yang dicover selama ini tetap dibiayai,” kata Syahrial kepada Sumut Pos, Selasa (3/9).
Dia juga menyebutkan, jika iuran BPJS dinaikkan hingga 100 persen atau dua kali lipat dari iuran sebelumnya, maka akan ada dua kemungkinan yang bakal dilakukan Pemko Medan. Disebutnya, dua kemungkinan tersebut yakni pertama, menaikkan pagu anggaran untuk peserta PBI BPJS Kesehatan sehingga semuanya bisa ter-cover. “Atau kemungkinan kedua, kalau tidak dinaikkan, maka jumlah peserta PBI kemungkinan akan dipangkas,” tandas Syahrial.
Sementara Kepala Dinas Sosial Kota Medan, Endar Sutan Lubis mengungkapkan, jumlah peserta BPJS PBI di Kota Medan memang cukup besarn
yakni lebih dari 800 ribu peserta. Selama ini, kata Endar, pembiayaan peserta PBI terdiri dari tiga sumber, yakni dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD kabupaten/kota. Dia merincikan, lebih dari 500 ribu peserta PBI di Kota Medan dibiayai APBN, 35 ribuan peserta dibiayai APBD Provinsi, dan 350 ribu peserta dibiayai oleh APBD Kota Medan.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Medan, Edwin Effendi saat dikonfirmasi mengatakan, kenaikan iuran BPJS Kesehatan masih wacana dan belum diberlakukan. Karenanya dia berharap, kenaikan iuran tersebut benar-benar dikaji lagi. “Belum, belum ditetapkan. Kita tunggulah arahan dari pemerintah pusat bagaimana dan kita ikuti kebijakan yang diterapkan nantinya,” ujar Edwin kepada Sumut Pos, Selasa (3/9).
Menurut dia, penetapan naiknya iuran tersebut masih ada pembahasan lagi. Sebab, harus ada dukungan atau persetujuan dari berbagai instansi terkait termasuk DPR. “Kenaikan itu akan berdampak terhadap APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota,” ucapnya.
Edwin mengaku, jika nantinya kebijakan itu ditetapkan, maka otomatis akan turun ke daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. “Kita akan ikuti dan terapkan apabila memang sudah diberlakukan. Karenanya, mau tidak mau alokasi anggaran untuk itu dinaikkan atau menjadi bertambah,” tandasnya.
Menanggapi ini, anggota Komisi II DPRD Medan, Wong Chun Sen Tarigan menyebutkan, naiknya iuran BPJS kesehatan yang akan berdampak pada peserta PBI harus segera disikapi Pemko Medan. “Pemko Medan harus serius menanggapi ini. Jangan sampai peserta PBI di Kota Medan harus dipangkas hanya karena Pemko Medan tidak mampu menutupi tarif iuran BPJS yang dinaikkan oleh pemerintah pusat,” kata Wong Chun Sen kepada Sumut Pos, Selasa (3/9).
Disebutnya, pemerintah Kota Medan harus mampu menyediakan anggaran untuk menjamin kesehatan rakyatnya, hingga apapun keputusan pemerintah pusat, tidak akan membebani masyarakat. “Tapi apa yang kita lihat saat ini? Pemerintah Kota Medan seringkali tidak melakukan apapun saat ada kebijakan pemerintah pusat yang berdampak pada masyarakat Kota Medan. Padahal, Pemko Medan bisa melakukan banyak hal untuk membantu meringankan beban rakyat,” tegasnya.
Khusus untuk BPJS PBI, Wong Chun Sen berharap agar Pemko Medan tetap membiayai peserta BPJS PBI dari APBD Kota Medan. “Kan jelas, pembangunan Kota Medan akan difokuskan dalam tiga hal, yakni kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. Maka jelas lah, kalau pemerintah harus bisa membiayai iuarn tersebut sekalipun tarifnya dinaikkan oleh pemerintah pusat. Sekali lagi, pemerintah Kota Medan harus bisa memberikan jaminan kesehatan untuk masyarakat Kota Medan,” tandasnya.
Ketua Komisi II DPRD Medan HT Bahrumsyah mengatakan, pada APBD Medan 2020 untuk alokasi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan yang dianggarkan hanya sekitar Rp90 miliar lebih. Padahal sudah diajukan untuk penambahan anggaran, akan tetapi tidak disetujui dengan alasan terbentur regulasi. Sementara, alokasi penambahan anggaran peserta PBI 2019 yang sudah dianggarkan sebesar Rp21,5 miliar dipastikan menjadi silpa.
“Sangat disayangkan anggaran Rp21,5 miliar jadi silpa. Padahal masih banyak masyarakat tidak mampu berobat dan menunggak iuran (kelas III mandiri). Untuk itu, pada 2021 kita mendorong Pemko Medan menambah alokasi anggaran tersebut,” kata Bahrum.
Ketua DPD PAN Kota Medan ini juga dengan tegas menolak kenaikan iuran peserta BPJS Kesehatan, terutama untuk peserta kelas III. Sebab, banyak warga Medan yang menjadi peserta kelas III khususnya mandiri menunggak iuran. “Kita jelas menolak dan sudah menyampaikan kepada Fraksi PAN DPR RI, khususnya Komisi IX dan XI. Peserta kelas III yang mandiri untuk warga Medan masih banyak yang menunggak, jumlahnya sekitar 150 ribu orang. Padahal, hanya membayar premi Rp25.500 setiap bulan tapi mereka enggak mampu. Lantas, bagaimana nantinya jika kelas III dinaikkan iurannya menjadi Rp42.000? Oleh karenanya, hal ini yang menjadi persoalan dan pertimbangan penting,” ungkap Bahrum yang juga Ketua Fraksi PAN DPRD Medan.
Dikatakan Bahrumsyah, saat ini pemerintah pusat tengah menggalakkan SDM Unggul Indonesia Maju. Namun, anehnya biaya kesehatan malah semakin mahal dan membebani rakyat kecil. “Bagaimana mau SDM unggul sementara rakyat kecil enggak mampu membayar iuran BPJS Kesehatan, apalagi mau dinaikkan? Bagaimana kalau sakit mau unggul SDM,” cetusnya.
Untuk itu, sebut dia, solusi lain untuk mengurangi defisit masih banyak yang bisa dilakukan. Misalnya, mengejar potensi pendapatan-pendapatan yang bisa diambil dari baik pajak maupun non pajak yang tak tercapai. “Jangan rakyat kecil yang dibebankan,” tandasnya. (map/ris)
istimewa
DIRAWAT: Muhammad Mudakir Dulhakan, saat mendapatkan perawatan di RS Haji Medan, Selasa (3/9) dinihari.
DIRAWAT: Muhammad Mudakir Dulhakan, saat mendapatkan perawatan di RS Haji Medan, Selasa (3/9) dinihari.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Daftar jamaah haji Embarkasi Medan yang wafat kembali bertambah. Muhammad Mudakir Dulhakan (99), jamaah haji asal Kabupaten Simalungun, wafat setelah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Haji Medan, Selasa (3/9) dini hari. Jamaah haji yang tergabung dalam kloter 11 ini, didiagnosa mengalami sakit Cod Rispiratory Failure.
“Dinihari tadi almarhum wafat di RS Haji Medan, usai mendarat dari Bandara Kulanamu,” ungkap Humas PPIH Debarkasi Medan, Abdul Azhim kepada Sumut Pos, Selasa (3/9) soren
Azhim menjelaskan, saat dalam pesawat menuju kepulangan ke Tanah Air, almarhum sempat mengeluhkan pernapasannya. Lalu, jamaah dengan manifes 131 ini, melaporkan kepada istrinya yang manifes 132, kepada petugas kesehatan di pesawat. “Didalam pesawat almarhum sudah dehidrasi. Tapi oleh petugas kesehatan cuma diberi cairan oralit. Almarhum kemudian marah kepada petugas kesehatan, karna cuma dikasi oralit yang rasanya asin,” katanya.
Azhim melanjutkan, istri almarhum kemudian kebingungan. Lantaran, jatah makan sebanyak dua kali didalam pesawat, tidak dimakan oleh almarhum. Lantas, istrinya kembali melaporkan kepada petugas kesehatan. “Diberi makan dan minum, tubuh almarhum tidak bisa lagi menerima. Jadi, selama 8 jam perjalanan pesawat, almarhum menahankan sakitnya,” terangnya.
Kemudian, setelah rombongan kloter 11 tiba di Bandara Kualanamu, almarhum sempat dilarikan menggunakan mobil ambulans ke RS Haji Medan. “Kurang lebih setengah jam dirawat, beliau meninggal dunia,” katanya.
Setelah wafat, kata Azhim, jenazah kemudian diserahterimakan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan. “Jam 4 dinihari, jenazahnya langsung dibawa ke kampung halamannya di Simalungun,” pungkasnya.
Diketahui, rombongan kloter 11 asal Kabupaten Simalungun, Deliserdang, Kota Pematangsiantar, Medan dan Binjai tiba di Bandara Kualanamu, pukul 01.45 WIB. Seluruh jamaah berjumlah 393 ditambah petugas. (man)
istimewa
DIAMANKAN: Feryansyah Hasibuan, oknum anggota DPRD Padangsidimpuan diamankan petugas Avsec Bandara Kualanamu karena kedapatan membawa alat isap sabu, Selasa (3/9) pagi.
DIAMANKAN: Feryansyah Hasibuan, oknum anggota DPRD Padangsidimpuan diamankan petugas Avsec Bandara Kualanamu karena kedapatan membawa alat isap sabu, Selasa (3/9) pagi.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Belum lagi genap sebulan dilantik menjadi wakil rakyat, Feryansyah Hasibuan (FH), oknum anggota DPRD Kota Padangsidimpuan terpilih periode 2019-2024 diamankan petugas Avsec Bandara Kualanamu Internasional.
Selasa (3/9) pagi. FH yang disebut-sebut anak mantan Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Sumut, Sarmadan Hasibuan, diamankan petugas ketika melewati mesin X-Ray sekitar pukul 08.15 WIB.
Informasi dihimpun, awalnya oknum anggota dewan yang beralamat di Jalan Sutan Soripada Mulia Gang Serasi No 1, Kelurahan Tano Bato, Kecamatan Padang Sidempuan Utara, Padang Sidempuan ini hendak menumpangi pesawat Wings Air IW 1216 dari Bandara Kualanamu menuju Padang Sidempuan.
Namun, saat dilakukan pemeriksaan body search di SCP Sentral keberangkatan oleh petugas Avsec bernama Nindi Riuka, oknum anggota dewan berusia 23 tahun itu grogi dengan kondisi tangan gemetar dan wajah pucat pasi. Karenanya, petugas mencurigai dan membawanya ke ruang kantor untuk melakukan interogasi.
Dari hasil intrograsi, FH mengaku baru pulang dugem di tempat hiburan malam Jet Plane, Jalan Imam Bonjol Medan. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan terhadap koper yang dibawa penumpang melalui alat X-Ray dan ditemukan barang mencurigakan.
Petugas lalu memeriksa secara manual dengan cara membuka koper. Alhasil, ditemukan satu dompet berisi dua set alat isap sabu atau bong dan tiga mancis atau korek api gas yang dipergunakan untuk menggunakan narkotika jenis sabu di lokasi dugem pada Senin, (2/9) malam sekira pkl 22.00 WIB.
Petugas Avsec kemudian melaporkan kepada personel Polres Deliserdang dan selanjutnya diteruskan ke Satuan Reserse Narkoba Polres Deli Serdang hingga Direktorat Reserse (Ditres) Narkoba Polda Sumut. Tak berapa lama, polisi tiba di bandara dan kemudian FH bersama barang bukti diserahkan untuk tindak lanjut proses hukum.
Kasubbid Penmas Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan membenarkan adanya penangkapan oknum wakil rakyat tersebut. Namun, kata dia, pihaknya masih mendalami lebih jauh. “Benar, ada penyerahan dari Avsec dan saat ini masih kita dalami,” ujarnya.
Direhab
Sementara, Direktur Ditres Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Hendri Marpaung mengatakan, FH rencananya akan direkomendasi untuk dilakukan rehabilitasi. Hal itu dilakukan mengingat saat ditangkap pada FH tidak ditemukan adanya barang bukti narkotika. “Kalau tidak ada barang bukti, maka aturan (Undang Undang Nomor 35/2009) menyatakan untuk direkomendasikan rehabilitasi. Dia (FH) ditangkap sebagai korban,” sebutnya.
Kata Hendri, barang bukti yang diamankan hanya berupa alat hisap sabu dan beberapa barang pribadi lainnya. Meski begitu, terhadap FH juga tetap akan dilakukan tes urine. “Kita sudah lakukan tes urine, namun hasilnya saya belum tahu karena masih menunggu dari laboratorium forensik. Kalau memang sudah dites sebagai pengguna, pasti positif mana bisa tidak,” pungkasnya.
Terpisah, Sarmadan Hasibuan yang disebut-sebut orang tua dari FH mengaku belum mengetahui peristiwa penangkapan terhadap anaknya karena kedapatan membawa alat isap sabu. “Enggak tahu saya, tapi mohon bantu lah,” ujar Sarmadan dikonfirmasi wartawan melalui sambungan seluler. (ris)
BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Setelah menjatuhkah vonis hukuman 5 tahun penjara terhadap pengusaha Tamin Sukardi, dalam kasus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) penyerobotan lahan seluas 106 hektare eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN II, di Kebun Helvetia di Desa Helvetia, Kecamatan Labuhandeli, Kabupaten Deliserdang, Mahkamah Agung (MA) menjatuhkan putusan lain Yakni, menyerahkan lahan 106 hektare tersebut kepada pihak swasta.
Dalam putusan bernomor 1331.K/PID.SUS/2019 tersebut, lahan seluas 32 hektare dikembalikan kepada Dewan Pengurus Al – Washliyah. Kemudian lahan seluas 74 hektare yang dikuasai PT Erni Putra Terati (Tamin Sukardi ), tetap dalam penguasaan hak PT Agung Cemara Realty (ACR) melalui Mujianto selaku direktur. Alasan MA, PT ACR telah membeli lahan tersebut dari Tamin.
Menanggapi putusan MA tersebut, akademisi hukum Sumatera Utara, Dr Redyanto Sidi, SH, MH, menyebut menduga tersebut aneh. Menurutnya, pengalihan tanah berstatus eks HGU PTPN ke pihak swasta seharusnya berhubungan dengan hukum perdata, bukan lewat jalur Tipikor.
“Harusnya pengalihan peruntukan lahan negara dicek dulu ke publik. Kalau lahan negara dalam hal ini eks HGU PTPN dikembalikan ke Al-Washliyah dan Mujianto, harus ada putusan keperdataan yang menguatkan alas hak kepemilikan dari Al-Washliyah dan Mujianto yang terlampir dalam berkas perkara. Maka eksekusi bisa dilakukan secara keperdataan, bukan Tipikor. Jadi menurut saya keputusan itu sangat aneh,” tutur Redyanto, kemarin.
Tentang eksekusi putusan, menurut dosen UMSU ini, jaksa selaku eksekutor tentu wajib menjalankan perintah pengadilan. Tetapi jaksa juga berhak terlebih dahulu mengecek putusan MA tersebut. Pertama, jaksa seharusnya mengkroscek apakah sudah ada surat lampiran yang menerangkan tentang pelepasan lahan eks HGU PTPN kepada publik. Kedua, apa dasar kepemilikan Al-Washliyah dan Mujianto atas lahan tersebut. “Sebelum putusan dieksekusi, pihak kejaksaan berhak mengecek bukti- bukti yang menguatkan putusan itu,” tegas Redyanto.
Disinggungnya, tahun 2002 telah diterbitkan Surat Keputusan BPN RI Nomor 42/HGU/BPN/2002 tentang tanah itu. Dalam SK ditetapkan, lahan eks PTPN yang HGU-nya tidak diperpanjang atau berstatus eks HGU PTPN, agar dikembalikan ke Pemerintah Sumatera Utara. Tetapi PTPN ternyata menjual aset negara itu ke pihak swasta pada tahun 2004.
Redyanto menduga, ada unsur perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan oleh PTPN pada masa itu. Karena lahan bukan lagi kewenangan PTPN sesuai dengan SK BPN RI 42/HGU/BPN/2002, tetapi kewenangan milik negara atas nama Pemerintah Sumatera Utara.
“Kita minta kepada Pemerintah Sumatera Utara untuk segera mengambil langkah dan sikap atas masalah itu. Karena telah terjadi pelanggaran terhadap hak-hak negara. Secara hukum, Pemerintah Sumatera Utara punya kewenangan dan berhak melakukan gugatan atas perampasan lahan yang dilakukan pihak swasta,” cetus Redyanto.
Kembali dijelaskan Redyanto, bila bukti-bukti kepemilikan tanah belum bisa dibuktikan oleh Al-Washliyah dan Mujianto, maka lahan itu seharusnya dikembalikan dulu ke Pemprovsu.
“Pemprovsu berhak, dikuatkan dengan SK BPN BPN RI Nomor 42/HGU/BPN/2002 yang menetapkan tentang lahan eks HGU. Bisa jadi, dalam putusan hakim di Mahkamah Agung tidak dilampirkan soal SK BPN RI, makanya tidak menjadi pertimbangan hakim,” pungkasnya.
Putusan MA yang menerangkan tanah seluas 126 hektare, lanjutnya, juga tidak sesuai dengan objek fakta tanah di lapangan yang faktanya hanya seluas 106 hektare. Redyanto menduga, ada kekeliruan atau ketidaktelitian hakim MA dalam memeriksa bukti-bukti perkara tersebut. Selain itu, dapat diduga ada kelalaian atau ada unsur kesengajaan.
“Ini harus benar dicek, apakah ini ada kesilapan atau ada unsur kesengajaan. Kalau nantinya ada kesengajaan, berarti ada oknum yang melakukan. Untuk itu, diminta kepada hakim pengawas di Mahkamah Agung harus mengecek kembali hasil putusan tersebut,” cetus Redyanto.
Apabila hasil putusan itu menerangkan objek tanahnya 126 hektare, harus ada buktinya. Jangan nanti, setelah dicek di lapangan ternyata 20 hektare sisanya tidak ada. “Jadi apa dasarnya bisa diputuskan objek tanahnya 126 hektare? Ini aneh. Jaksa harus mengajukan peninjauan kembali (PK). Kalau jaksa tidak melakukan PK atas putusan itu, berarti jaksa mengamini kekeliruan yang tidak sesuai fakta di lapangan. Artinya, jaksa tidak bersikap profesional bila mereka diam,” tegas Redyanto.
Komisi Yudisial (KY), lanjutnya, juga berhak memeriksa dan mengawasi penyimpangan terhadap hakim yang melakukan kekeliruan. “Saya yakin, putusan itu ada kekeliruan. Komisi Yudisial diharapkan menindaklanjuti temuan putusan yang unik ini, agar diketahui apakah ada kekeliruan, kelalaian, atau kesengajaan,” tutup Redyanto.
Sekjend Komite Tani Menggugat (KTM) Sumut, Syaifal Bahry, SE selaku aktivis perjuangan lahan negara, berharap Gubsu melakukan langkah gugatan untuk pengembalian lahan yang telah dikuasai oleh swasta. Apabila Gubsu melakukan pembiaran, ia menduga Gubsu mendukung penyerobotan lahan negara oleh mafia tanah.
“Ini ada kongkalikong dalam putusan, Gubernur jangan diam. Bila ini dibiarkan, kita berharap KPK dapat mengusut mafia peradilan dan persengkongkolan atas penjualan lahan negara ke mafia tanah,” tegasnya.
Wagirin Minta Gubsu Perhatikan Nasib Rakyat..
Terkait putusan MA yang menyerahkan lahan eks HGU PTPN II seluas 106 hektar kepada pihak swasta, Ketua DPRD Sumut, Wagirin Arman, menyebutkan MA berhak penuh memutuskan.
“Putusan itu nggak mungkin saya komentari. Itu ‘kan hak MA sebagai yudikatif. Posisi saya sebagai wakil rakyat adalah legislatif. Kami harus bicara politis, bukan bicara hukum,” ucap Wagirin saat ditemui Sumut Pos di ruang kerjanya, Selasa (3/9.
Namun, kata Wagirin, mau tidak mau putusan tersebut berdampak pada rakyat yang selama ini beraktivitas di lokasi sengketa. “Nah, dampaknya ini yang berhak untuk disikapi. Apapun yang terjadi dari kebijakan hukum maupun politik dan, itu berdampak pada rakyat. Tentu akan kami sikapi,” katanya.
Secara politis, pihaknya telah mengambil sikap atas dampak yang terjadi pada rakyat yang ada di kawasan Pasar IV Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deliserdang. Misalnya telah terjadi pemagaran di sana, menyebabkan aktifitas warga terganggu dalam mencari nafkah.
“Saya tidak mau membahas siapa pihak yang melakukan pemagaran. Tapi saya dan teman-teman di DPRD Sumut meminta agar jangan ada pemagaran di sana, yang membuat masyarakat resah,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Wagirin, DPRD Sumut sudah meminta Gubsu, Edy Rahmayadi, untuk mengambil tindakan agar pemasangan pagar dihentikan, sesuai ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. “Surat pernyataan itu sudah saya tandatangani selaku ketua DPRD Sumut dan sudah kami sampaikan ke pihak Gubsu,” katanya.
Namun, Wagirin tidak menyebutkan langkah apa yang harus diambil oleh Gubsu dalam menyelesaikan persoalan ini. Sedangkan di sisi lain, pengadilan sudah memutuskan agar lahan tersebut jatuh ke pihak swasta.
“Secara teknis pemerintah pasti yang lebih tahu dan mereka yang mengambil kebijakan. Mereka yang harus memikirkan bagaimana cara dan teknisnya,” tegasnya.
Kata Wagirin, para penduduk telah menempati lahan tersebut lebih dari 20 tahun. Keputusan hukum atau politik diharapkan tidak mengganggu rakyat. “Persoalannya kalau warga ilegal di sana, kenapa pemerintah melakukan pembiaran sampai 20 tahun? Ini ‘kan nggak benar juga. Pemerintah harus punya andil dalam masalah ini. Tidak boleh diam,” katanya.
Intinya, kata Wagirin, putusan MA yang mengalihkan lahan ke swasta adalah urusan hukum. “Di tangan siapapun lahan itu sekarang, pemerintah harus bisa mengambil kebijakan agar rakyatnya tidak merasa dirugikan,” tandasnya. (fac/map)
persiapan
Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Bupati Nias Selatan Hilarius Duha dan lainnya melihat proses persiapan Sail Nias 2019 di Pantai Sorake di Kabupaten Nias Selatan, Selasa (3/9).
persiapan
Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Bupati Nias Selatan Hilarius Duha dan lainnya melihat proses persiapan Sail Nias 2019 di Pantai Sorake di Kabupaten Nias Selatan, Selasa (3/9).
NIAS, SUMUTPOS.CO – Perhelatan Sail Nias 2019 diyakini mampu mendatangkan puluhan ribu wisatawan dan menjadikan Nias sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Sumatera Utara (Sumut) dan Indonesia. Karena itu seluruh persiapan harus dilakukan dengan baik dan sempurna.
Mulai dari kesiapan infrastruktur jalan, pelabuhan, bandara, fasilitas pendukung hingga ketersediaan air bersih. Apalagi kegiatan puncak Sail Nias 2019 akan dikunjungi Presiden RI Joko Widodon
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pun meninjau langsung tiga titik lokasi penyelenggaraan event bertaraf internasional ini, yaitu di Pelabuhan Dermaga Teluk Dalam, Halipad dan Pantai Sorake, di Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Selasa (3/9).
Di Pelabuhan Teluk Dalam, Edy Rahmayadi melihat persiapan yang dilakukan, mulai dari pembangunan tepi dermaga dan persiapan lahan untuk panggung hiburan. Di dermaga ini dijadwalkan akan berlangsungnya kegiatan puncak Sail Nias, 14 September 2019.
“Proses waktu yang tinggal 10 hari saya yakin ini selesai, kalau untuk aspal hotmix dua hari sudah kering,” ucap Edy Rahmayadi yang dimintai keterangan saat meninjau dermaga helipad.
Di dermaga, Edy Rahmayadi juga berpesan pada Kepala Cabang PDAM Tirtanadi Nisel, Ferdinand, untuk segera mempersiapkan air bersih di Kabupaten Nisel. Penyediaan air bersih ini juga diharapkan akan tersalurkan menyuluruhnya pada masyarakat Nisel usai event Sail Nias 2019.
“Saya tiga tahun jadi Pangdam dan saya tahu di sini kesulitan air bersih. Saya minta persiapkan air bersih ini saat Sail Nias dan usai acara masyarakat sudah dapat menikmati penyediaan air bersih ini,” ucap Edy.
Hadir juga menemani Gubernur, Bupati Nisel Hilarius Duha, Komandan Lanal Nias Letkol Laut (P) Jan Lucky Boy, Kapolres Nias Selatan AKBP I Gede Nakti Widhiarta, Kadisbudpar Sumut Ria Novida Telaumbanua, Kadis Bina Marga Effendi Pohan dan lainnya.
Kepada Komandan Lanal Nias Jan Lucky Boy, Edy Rahmayadi berpesan untuk siap mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Termasuk membantu dalam persiapan medis dan transportasi laut. “Ini Kabupaten Nisel harus mendapat perhatian khusus, kalau ada apa-apa akses jauh. TNI AL saya minta tolong untuk siap sedia mengantisipasi yang tidak diinginkan,” ucapnya.
Sementara pada kunjungan di Pantai Sorake, Gubernur juga meninjau dan berkeliling di kawasan tepi pantai bersama Bupati Nisel. Gubernur juga sempat berbincang dengan turis wanita dari Australia, bernama Bety.
Edy meminta pada Bety untuk memperkenalkan Nias yang memiliki pantai Sorake dengan keindahan laut dan deru ombak untuk surfing. “Silakan datang kemari perkenalkan Nias pada atlet surfing di negara anda. Kami akan siapkan fasilitas dan kebutuhan anda di sini,” ucap Edy.
Edy juga memastikan akan segera mempelajari apa saja kebutuhan turis yang prioritas dan akan melakukan pembenahan secara bertahap. “Ke depan kita akan pelajari, apa yang dibutuhkan dalam menunjang kemajuan pariwisata ini. Apa keperluan mereka yang akan kita jadikan prioritas secara bertahap,” katanya.
Hari Ini, 4 Menteri ke Nias
Gubsu Edy Rahmayadi juga menyebutkan, tujuanya dalam pengecekan persiapan Sail Nias ini adalah untuk memastikan segala persiapan, sebelum kedatangan empat menteri yakni Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Menpar Arif Yahya, Menteri DesaEko Putro Sandjojo, dan Menkumham Yasonna H Laoly hari ini, Rabu (4/9). “Sebelum final, besok Pak Menko Maritim bersama beberapa menteri lainya yakni Menpar, Mendes dan Menkum HAM akan datang meninjau,” kata Edy.
Ia meyakini, proses penyelesaian persiapan Sail Nias yang relatif tinggal 10 hari lagi, akan selesai. “Progres penyelesaian baik dalam VVIP maupun sarana pendukung lainnya kalau kita katakan tidak sempurna memang begitulah kondisinya. Namun, Pak Bupati sudah berbuat yang lebih baik dan mudah-mudahan dibuat lebih baik lagi,” ungkapnya.
Saat ditanya terkait kepastian kedatangan Presiden Jokowi pada puncak kegiatan Sail Nias 2019, Gubsu meyakini, presiden pasti datang. Karena setiap pesta rakyat, presiden datang karena ingin melihat rakyatnya.
Selain itu, Gubsu juga berpesan supaya kegiatan ini disampaikan kepada masyarakat karena ini merupakan pesta rakyat. “Sampaikan kepada masyarakat bahwa ini adalah pesta rakyat untuk mengawali, mengenalkan bahwa Nias begitu indah. Jadilah rakyat khususnya Nias Selatan untuk well come, senyum dalam menerima tamu sehingga ke depan sama-sama kita bangun Nias ini,” harapnya. (bbs/adz)
batara/sumut pos
SERU: Laga Polres Deliserdang dengan PSDS berjalan seru..
SERU: Laga Polres Deliserdang dengan PSDS berjalan seru. Batara/sumut pos
Dua tim pendatang baru, Polres Deliserdang dan Karo United sama-sama meraih kemenangan pada laga kedua Liga 3 Zona Sumatera Utara, Selasa (3/9). Hasil ini membuat kedua tim membuka peluang untuk lolos ke babak selanjutnya.
Polres Deliserdang yang bergabung di Grup A, sukses mempermalukan abangnya, PSDS Deliserdang dengan skor 2-1 di Stadion Baharuddin Siregar. Laga ini berjalan sengit.
Polres membuka keunggulan melalui kaki Kiki Lis Susanto pada menit ke-13. Namun PSDS langsung merespon dengan menyamakan kedudukan melalui M Irsan di menit ke-19. Babak pertama berakhir imbang 1-1.
Pada babak kedua, Polres Deliserdang menggandakan semangat. Memanfaatkan kesalahan pemain belakang PSDS, striker Polres Deliserdang Akmal Aurora berhasil menciptakan gol kemenangan.
Pelatih Polres Deliserdang Haris Sinaga mengatakan, kemenangan timnya merupakan keberuntungan, karena PSDS merupakan tim kuat di Grup A. “Kemenangan ini berkat kerja keras semua pemain,” ujarnya.
Sedangkan Pelatih PSDS Deliserdang Dosman Sagala mengakui, kekalahan timnya akan dijadikan evaluasi untuk menghadapi pertandingan berikut nya. “Kita kalah karena belum beruntung, tim lawan lebih gigih dan beruntung,” ucapnya.
Kejutan juga dilakukan Karo United di Grup C. Bertanding di Stadion Samura Kabanjahe, tim berjuluk Laskar Simbisa tersebut sukses mengalahkan Victory Dairi dengan skor 2-1.
Didukung ratusan penontonnya, Karo United unggul terlebih dulu melalui M Nasta pada menit ke-18. Keunggulan anak asuh Ansyari Lubis tersebut bertahan hingga babak pertama berakhir.
Pada babak kedua, Karo United langsung menyerang. Mereka menggandakan keunggulan melalui Kardinata Tarigan di menit ke-52. Victory Dairi kemudian memperkecil ketinggalan melalui tendangan penalti Dike Aries.
Ini merupakan kemenangan kedua Karo United di Grup C. Sebelumnya mereka mengalahkan Bansar Gebang dengan skor 1-0. Peluang Karo United untuk lolos ke putaran kedua semakin besar. (btr/deo/dek)