25 C
Medan
Friday, December 19, 2025
Home Blog Page 4957

Sidang Penganiayaan Bos Diskotik LG Gagal Digelar, Korban Pertanyakan Penangguhan Terdakwa

IST/SUMUT POS DIAMANKAN: Lisam dan Lienawati saat diamankan di Mapolrestabes Medan, beberapa waktu lalu.
DIAMANKAN: Lisam dan Lienawati saat diamankan di Mapolrestabes Medan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sidang perdana Lisam (48) dan Lienawati (51), terdakwa kasus penganiayaan terhadap Gunawan dan Ramly Hati kembali ditunda. Alhasil, korban mengaku kesal karena terdakwa dianggap tidak menghormati pengadilan.

“Saya aja yang korban datang ke pengadilan. Masa dia (Lisam dan Lienawati) yang sudah terdakwa tidak datang. Ada apa ini?,” ungkap Gunawan, kepada wartawan, di Pengadilan Negeri (PN), Rabu (4/9).

Dia menganggap, ketidakhadiran kedua terdakwa dinilai tidak kooperatif. Seharusnya kata dia, Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengambil ketegasan terhadap terdakwa.

“Kalau tidak hadir, seharusnya ada surat pemberitahuan. Kalau si Lienawati berhalangan hadir, Lisam kan bisa. Ini sudah bisa menjadi catatan majelis hakim untuk mempertimbangkan penangguhan penahanan keduanya,” jelasnya.

Mengenai penangguhan kedua terdakwa, Gunawan sebagai korban mengaku kesal. Diapun berharap agar hakim yang menyidangkan mengirimnya kembali ke tahanan.

“Dia (Lisam dan Lienawati) kena Pasal 170 loh. Ancamannya diatas 5 tahun, kok ditangguhkan. Nanti kalau dia lari gimana?,” pungkasnya.

Terpisah, JPU Rambo Loly Sinurat, menyatakan alasan penundaan sidang perdana dua terdakwa kakak beradik ini, lantaran mertua Lienawati meninggal dunia.

“Lienawati tidak hadir karena mertuanya meninggal. Jadi kalau sidang keduanya harus hadir. Tidak bisa hanya Lisam aja,” kata Jaksa dari Kejari Medan ini.

Sementara, mengenai penangguhan penahanan terdakwa, Rambo mengatakan bahwa terdakwa telah ditangguhkan sejak di penyidikan kepolisian.

“Bukan kami (Kejari Medan) yang menangguhkan, tapi polisi. Karena apa, lawannya (Gunawan dan Ramly Hati) juga ditangguhkan. Jadi sama-sama ditangguhkan,” ungkapnya.

Dikutip dari dakwaan JPU, pada tanggal 7 April 2019 sekira pukul 11.15 WIB, kedua terdakwa pergi kerumah Ibu Lienawati di Jalan Gatot Subroto No 75 Kelurahan Petisah, Kecamatan Medan Petisah, untuk sembahyang.

Pertikaian antar keluarga ini dimulai saat terjadi silang pendapat antara terdakwa Lisam dengan saksi korban Ramly Hati. Pertengkaran itu kemudian didengar oleh Gunawan yang kemudian naik ke lantai 4.

Disitu, terjadi pertengkaran mulut antara kedua terdakwa dengan saksi korban Gunawan. Dari pertengkaran mulut itu, terdakwa Lienawati langsung menghentakkan kedua tangannya ke dada Gunawan.

Kemudian, saksi Ramly Hati berusaha memisahkan pertengkaran keduanya. Namun, situasi semakin memanas dimana terdakwa Lienawati mendorong Ramly Hati dan meludahinya.

Tak puas sampai disitu, Lienawati mengantukkan kepala dan mencakar tangan Ramly Hati. Mengetahaui hal itu, Gunawan ingin melerai namun dihalangi oleh terdakwa Lisam, dengan memiting leher Gunawan.

Lantaran tidak senang, korban Ramly Hati dan Gunawan melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke Polrestabes Medan. Kedua terdakwa diancam dengan Pasal 170 ayat (1) dan Pasal 351 ayat (1) KUHP Juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP. (man/ala)

Tertangkap Basah Bersetubuh di Mobil, Pasangan Selingkuh Diarak ke Kantor Polisi

FACHRIL/SUMUT POS DIARAK: Sedang asik melampiaskan nafsu dengan berhubungan intim, pasangan selingkuh digerebek warga. Akibat perbuatannya, pasangan diluar nikah diarak warga ke Polsek Medan Labuhan, Rabu (4/9).
DIARAK: Sedang asik melampiaskan nafsu dengan berhubungan intim, pasangan selingkuh digerebek warga. Akibat perbuatannya, pasangan diluar nikah diarak warga ke Polsek Medan Labuhan, Rabu (4/9).
FACHRIL/SUMUT POS

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sedang asik melampiaskan nafsu dengan berhubungan intim, pasangan selingkuh digerebek warga. Akibat perbuatannya, pasangan di luar nikah diarak warga ke Polsek Medan Labuhan, Rabu (4/9).

KEDUA pasangan selingkuh yang sudah menjalin hubungan selama 2 tahun itu masing-masing, Fahrul Syahputra (42) dan Midah (40). Keduanya tertangkap basah melakukan tindakan senonoh di dalam mobil Suzuki Ertiga BK 1955 QI di Jalan Ileng, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan.

Seorang warga, Hamdan mengatakan, awalnya mereka curiga keberadaan mobil pribadi yang parkir di pinggir benteng Sungai Deli. Setelah mereka lihat langsung ke arah dalam mobil, ternyata keduanya sedang melakukan hubungan intim.

“Saat kami gerebek di mobil, keduanya setengah bugil,” katanya.

Lantas, perbuatan itu menghebohkan warga sekitar. Keduanya disuruh keluar dari mobil untuk diinterogasi. Wanita itu mengaku tinggal di Jalan Siombak, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Marelan, masih mempunyai suami yang bekerja di Kalimatan.

Sedangkan, pria itu menetap di Gudang Kapur, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, juga memiliki istri. Perselingkuhan mereka sudah berlangsung selama 2 tahun lamanya.

“Waktu kami tanyai, rupanya sudah lama mereka selingkuh. Tadi, kalau mobil itu tidak goyang, kami tidak curiga,” sebut Hamdan.

Peristiwa itu telah dilaporkan ke polisi. Warga yang kesal dengan perbuatan keduanya, mengarak pasangan selingkuh itu ke Mapolsek Medan Labuhan.

Kapolsek Medan Labuhan, AKP Edy Safari mengatakan, pihaknya hanya mengamankan kedua pasangan tersebut. Kasus itu adalah delik aduan, jika istri atau suami dari masing – masing tidak melaporkan, maka status kasusnya tidak bisa dinaikkan.

“Ini kasus perzinahan, jadi bagi suami atau istri mereka berhak melapor. Jadi, kita sifatnya hanya mengamankan menunggu perkembangan lebih lanjut,” tuturnya. (fac/ala)

Waiters Diskotik Titanic Frog Nyambi Edarkan Ekstasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kevin Pandji Kresna Gultom alias Pace (21) lesu saat duduk di kursi pesakitan. Pasalnya, waiters Diskotik Titanic Frog ini didakwa mengedarkan ekstasi dalam sidang di ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (4/9).

Dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Eka Kartika, disebut warga Jalan Akasia Kelurahan Jatinegara Kecamatan Binjai Utara ini ditangkap perosonel Ditres Narkoba Polda Sumut, 7 April 2019 sekira pukul 01.00 WIB.

Saat itu, dua petugas tersebut menyaru sebagai tamu Diskotik Titanic Frog. Mereka kemudian memesan sebutir narkotika jenis pil ekstasi kepada terdakwa.

“Terdakwa mengatakan bahwa harga 1 butir pil ekstasi tersebut seharga Rp250.000. Kemudian saksi Yudha Nasution, memberikan uang tunai sebesar Rp250.000 dan saat itu terdakwa langsung pergi menemui Bang Pu (DPO) didekat toilet,” ucap JPU dihadapan majelis hakim yang diketuai Erintuah Damanik.

Lebih lanjut, setelah terdakwa menerima narkotika jenis pil ekstasi tersebut lalu terdakwa pergi menemui dua petugas yang menyamar tersebut.

Pada saat terdakwa berjalan ke arah pintu masuk dan keluar Diskotik Titanic Frog, petugas langsung melakukan penangkapan terhadap terdakwa.

Pada saat penangkapan, ditemukan dan disita barang bukti berupa 1 butir pil ekstasi warna orange. Selanjutnya, terdakwa berikut barang bukti dibawa ke Kantor Ditres Narkoba Polda Sumut guna proses lebih lanjut.

Adapun upah atau bonus yang terdakwa peroleh dari hasil menjual atau mengedarkan ekstasi sebesar Rp1.000.000, dalam sebulan selain gaji terdakwa.

“Terdakwa diancam Pasal 114 ayat (1) dan Pasal 112 ayat (1) UU RI No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,” tandas JPU. (man/ala)

Polsek Sipispis Ringkus Pengedar Sabu

IST APIT: Syarial Purba diapit dua petugas Polsek Sipispis.
APIT: Syarial Purba diapit dua petugas Polsek Sipispis.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Sektor (Polsek) Sipispis meringkus seorang tersangka pengedar narkotika jenis sabu. Syarial Purba (24) warga Dusun VI, Desa Damak Urat, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) ditangkap Selasa (3/9) sore.

Kapolsek Sipispis Iptu Bringin Jaya membenarkan penangkapan tersangka.

“Ketika dilakukan penggeledahan di dalam kediaman tersangka, petugas menemukan 5 bungkus klip transparan berisi sabu, 6 plastik bening berukuran sedang, satu alat hisap sabu, satu botol suplemen, satu gunting, satu mancis dan kaca pirex, sedotan berbentuk sekop serta uang tunai Rp500 ribu. Selanjutnya, pelaku kita amankan dan untuk diperiksa,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan, bahwa pelaku saat ini telah diserahkan ke Sat Narkoba Polres Tebingtinggi untuk diproses lebih lanjut.

“Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 111 ayat (1) UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman pidana 12 tahun penjara,” terang Iptu Bringin Jaya.(ian)

Elakkan Lubang, Tak Terelak Maut, Pelajar SMP Tewas di Lokasi Kejadian

TEWAS: Daffin Caprio Desmana tewas di lokasi kejadian usai mengelakkan lubang, Selasa (3/9) sore.
TEWAS: Daffin Caprio Desmana tewas di lokasi kejadian usai mengelakkan lubang, Selasa (3/9) sore.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Nahas dialami seorang pelajar SMP, Daffin Caprio Desmana (13). Ia tewas menunggangi sepedamotor saat mengelakkan lubang di Jalan Andan Sari, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Selasa (3/9) sore.

Remaja yang menetap di Jalan Andan Sari, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan itu tewas setelah menjalani perawatan di RS Eshmun Marelan. Sedangkan temannya, Surya Darma (14) mengalami luka ringan.

Ceritanya, kedua remaja itu berboncengan dengan sepedamotor jenis matik. Ketika melintas di lokasi, kedua remaja ini mengelakkan lubang. Nahas, mereka terjatuh, dari arah berlawanan datang sepedamotor dan menghantam keduanya.

Akibatnya, Daffin mengalami luka parah pada bagian kepala. Sementara, sepeda motor yang menabrak korban melarikan diri. Warga sekitar yang mengetahui kejadian itu membawa korban ke rumah sakit. Setelah menjalani perawatan di rumah sakit, akhirnya pelajar SMP itu tewas.

Petugas Satlantas Polsek Medan Labuhan yang menerima informasi turun ke lokasi dan menangani kasus kecelakaan tersebut.

Kanit Lantas Polsek Medan Labuhan, Iptu Lili Tapiv mengatakan, pihaknya masih menyelidiki sepedamotor yang kontra dengan korban, kecelakaan dialami korban akibat mengelak lubang.

“Korban tewas di rumah sakit, jenazahnya sudah disemayamkan keluarga ke rumah duka,” katanya.(fac/ala)

Kasus Hoax Pilgubsu 2019, Djarot Ingin Damai, Tapi Hukum Harus Tetap Berjalan

IST/SUMUT POS KETERANGAN: Djarot Syaiful Hidayat membantah dirinya memberi suap terhadap beberapa kepala desa di Asahan.
KETERANGAN: Djarot Syaiful Hidayat membantah dirinya memberi suap terhadap beberapa kepala desa di Asahan.
IST/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mantan Cagubsu, Djarot Saiful Hidayat membantah terlibat penyuapan seperti yang dituliskan terdakwa Dewi Budiati (54). Hal ini diungkapkannya, saat kembali hadir menjadi saksi atas kasus hoax, di ruang Cakra 9 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (4/9).

Dalam keterangannya, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, dia kecewa karena dirinya difitnah dengan status terdakwa di media sosial.

“Saya sangat kecewa dan prihatin karena sangat berbahaya bagi kehidupan demokrasi kedepannya. Saya tidak merasa tercemar tapi terhina, karena ini bukan tentang orang per orangan. Tapi bagaimana sehatnya demokrasi bangsa kita kedepannya,” ucap Djarot di hadapan majelis hakim yang diketuai Sri Wahyuni.

Djarot menegaskan membantah dirinya ada terlibat penyuapan seperti yang dituliskan terdakwa Dewi Budiati.

“Jadi saya diundang, karena kebetulan pulang dari Asahan, oleh asosiasi kepala desa Simpang Kawat Asahan. Saya diundang untuk silaturahmi, saya sharing pengalaman pernah menjadi Gubernur bagaimana mengelola anggaran keuangan di desa. Tidak ada perkataan kampanye sama sekali, dan itu hanya sekitar 30 menit saya disitu langsung pulang,” jelasnya.

Baginya, hal yang membuat dirinya sedih karena adanya opini dan halusinasi dalam memposting status melalui smartphone.

“Ini tidak tentang kalah atau menang. Seperti yang saya katakan ini tentang kehidupan berdemokrasi. Dimana tanpa adanya klarifikasi membuat postingan dan ini sangat merugikan. Ini pembelajaran bagi setiap warga negara bagaimana menggunakan smartphone, dimana penggunanya harus juga yang smart,” tegas Anggota DPR RI terpilih dari Dapil III Sumut ini.

“Karena sebentar lagi kita akan menghadapi Pilkada serentak pada 2020 mendatang, ini menjadi pembelajaran untuk kehidupan demokrasi kita yang lebih dewasa. Status Hoaks harus kita berantas,” tambahnya. Selanjutnya, Djarot melihat postingan terdakwa tersebut dari rekannya hingga akhirnya melaporkan postingan tersebut kepada Polda Sumut.

“Awalnya itu saya dikasih tunjuk oleh Rion dan Rosmansyah. Teman-teman bilang, karena kita negara hukum ya kita laporkan ke kepolisian,” tuturnya.

Saat ditanya hakim mengenai adanya usaha perdamaian antara dirinya dengan terdakwa. Djarot menegaskan dirinya sudah memaafkan terdakwa.

“Ada saya mendapatkan informasi (perdamaian) dari penasihat hukum tapi belum sempat ketemu. Saya menginginkan damai, itu pasti karena kita sesama anak bangsa harus saling memaafkan. Tapi karena ini sudah berjalan secara hukum, ya tetap dijalankan. Karena tindakan seperti ini tidak benar,” pungkasnya.

Dalam dakwaan JPU disebutkan, Dewi menuliskan status hoax di akun Facebooknya tentang Djarot yang sedang melakukan bagi-bagi uang saat bertemu dengan para kepala desa di Asahan pada 7 Juni 2018 lalu, dalam kontestasi di Pilkada Sumut.

Akibat postingan itu, saksi Djarot Saiful Hidayat merasa malu dan tercemar nama baiknya. Perbuatan terdakwa melanggar Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). (man/ala)

Gubsu Buka Bazar Buku Big Bad Wolf di Eks Bandara Polonia, Beri Diskon hingga 80 Persen

GUNTING PITA: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Danlanud Soewondo Kolonel Meka Yudanto, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution, dan Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia Uli Silalahi menggunting pita peresmian bazar buku Big Bad Wolf di eks Bandara Polonia Medan, Rabu (4/9).
GUNTING PITA: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Danlanud Soewondo Kolonel Meka Yudanto, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution, dan Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia Uli Silalahi menggunting pita peresmian bazar buku Big Bad Wolf di eks Bandara Polonia Medan, Rabu (4/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bazar buku terbesar di dunia, Big Bad Wolf resmi digelar kembali di Kota Medan. Kehadiran bazar buku yang diselenggarakan PT Jaya Ritel Indonesia ini mendapat sambutan hangat dari Gubsu Eddy Rahmayadi. Gubsu mengaku gembira, karena bazar ini dapat mendongkrak minat baca warga Sumatera Utara, khususnya Kota Medan.

Edy Rahmayadi didampingi Danlanud Soewondo Kolonel Meka Yudanto dan Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution, meresmikan Bazar Buku Big Bad Wolf yang diselenggarakan PT Jaya Ritel Indonesia, di Gedung Andromeda eks Bandara Polonia Medan, Rabu (4/9) sore sekira pukul 17.00 WIB. Dalam sambutannya, Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia Uli Silalahi mengatakan, bazar yang akan digelar selama 11 hari mulai 6-16 September 2019 itu bertujuan mendukung peningkatan minat baca, literasi dan akses memperoleh buku bacaan yang berkualitas bagi semua kalangan masyarakat.

“Demi menggalakkan minat baca sejak dini, kita hadir sekaligus menyediakan akses untuk memperoleh buku bacaan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat. Dengan hadirnya bazar Big Bad Wolf, diharapkan dapat menjadi salah satu wadah memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan mengajak masyarakat untuk mencintai buku,” katanya.

Uli juga menjelaskan, Kota Medan merupakan lokasi ke-4 yang didatangi Big Bad Wolf. Sebab, ia melihat antusiasme dan permintaan masyarakat cukup tinggi. Sebelumnya, jelas wanita berdarah Batak itu, Bazar Big Bad Wolf pertama kali digelar di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2009 silam.

Gubsu Edy Rahmayadi menyambut gembira kehadiran Big Bad Wolf di Kota Medan. Apalagi, bazar ini memberikan diskon mulai 60 sampai 80 persen untuk semua buku-buku internasional. “Dulu, kalau mau baca harus ke Titi Gantung di Lapangan Merdeka Medan. Sekarang untuk mendapatkannya kita gak susah. Di sini sudah ada 2 juta buku,” katanya.

Karenanya, Edy berharap, bazar ini diadakan setiap 6 bulan sekali. “Jadi, saya harap 6 bulan mendatang, kembali lagi. Saya juga berharap Bank Sumut bisa ikut, jangan cuma Bank BCA saja. Mari kita membaca, jangan ragu beli buku. Semoga kita semakin cerdas lagi,” imbaunya.

Hal senada juga diutarakan Dan Lanud Soewondo Kolonel Meka Yudanto yang hadir didampingi sang istri selaku Ketua PIA Ardhya Pia Ardhya Garini Cabang 15 D/I Lanud Soewondo. “Kita punya fasilitas bekas bandara. Jadi, bisa kita manfaatkan karena kita lihat ada potensi yang sangat bagus. Dan ini juga bisa jadi kesempatan masyarakat untuk menggali ilmu, tentunya juga yang masih sekolah. Sehingga, bisa menarik minat baca di Sumut khususnya bagi adik-adik yang masih sekolah untuk mendapatkan buku murah,” ungkapnya.

Opening ceremony Big Bad Wolf ini juga dihadiri Enny Kamal, selaku Regional Head Bank Central Asia(BCA) dan Don Bosco Salamun dari Metro TV, serta ratusan undangan dan masyarakat hadir memadati halaman Gedung Andromeda EX Bandara Polonia Medan. Enny Kamal mengatakan, BCA berkomitmen untuk turut serta mendukung penyadaran pentingnya membaca buku pada masyarakat terutama pada generasi muda. “Selama 11 hari, 24 jam non-stop, masyarakat Medan bisa berburu buku-buku favorit dengan harga murah dan menikmati beragam promo menarik dari BCA,” katanya.

Promo istimewa yang ditawarkan, lanjut Enny, antara lain voucher cashback hingga Rp500.000 untuk pembayaran dengan Kartu Kredit BCA dan Kartu Debit BCA dengan chip, diskon 50 persen untuk pembelian voucher BBW menggunakan Reward BCA, program beli 7 gratis 1 Buku Ajaib Augmented Reality dengan Kartu Kredit BCA, Kartu Debit BCA, Flazz, maupun Sakuku, serta Cicilan BCA 0 persen hingga 6 bulan. “Kami berharap masyarakat, khususnya generasi muda Medan, dapat memperluas cakrawala pengetahuannya melalui gelaran Bazar Buku Big Bad Wolf ini.” tandasnya. (adz)

Peringatan Hari Pelanggan 2019, Manajemen Telkomsel Hadir Melayani Pelanggan di GraPARI

SUMATERA, SUMUTPOS.CO –  Menyambut momen Hari Pelanggan Nasional 2019, hari ini seluruh jajaran Manajemen Telkomsel Area Sumatera turun langsung melayani pelanggan di kantor layanan GraPARI di berbagai kota di Sumatera. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap kepercayaan pelanggan yang telah menggunakan produk dan layanan Telkomsel. Momen ini juga dimanfaatkan manajemen Telkomsel untuk berkomunikasi secara langsung dengan para pelanggan setia.

Vice President Consumer Sales Telkomsel Area Sumatera, Erwin Tanjung mengatakan bahwa kegiatan Manajemen Melayani pelanggan secara langsung diselenggarakan sebagai bentuk nyata keseriusan Telkomsel untuk selalu hadir lebih dekat dengan pelanggan dan memberikan apresiasi secara langsung atas kesetiaan pelanggan yang sudah mempercayakan kemudahan akses komunikasinya kepada Telkomsel.

“Sebagai Digital Telco Company dengan lebih dari 162 juta pelanggan, kami sadar bahwa customer satisfaction merupakan kunci utama untuk tetap menjadi yang terbaik dalam menjalankan industri jasa digital dan telekomunikasi. Oleh karena itu, kami selalu menekankan nilai customer intimacy kepada seluruh karyawan Telkomsel sebagai pedoman dalam melayani pelanggan,” ungkap Erwin.

Hingga saat ini Telkomsel di wilayah Sumatera memiliki 117 GraPARI yang menjadi pusat pelayanan pelanggan. Untuk memberikan pengalaman mobile digital lifestyle terbaik kepada para penggunanya, Telkomsel juga menyediakan Layanan Virtual yang siap untuk menjawab berbagai permintaan informasi seputar produk dan layanan Telkomsel dari pelanggan kapan pun dan di mana pun. Layanan mandiri (self-service) ini dapat diakses oleh pelanggan melalui berbagai social chat platform, yakni LINE dan Facebook Messenger.

Dalam hal konektivitas, Telkomsel Area Sumatera fokus mempercepat adopsi gaya hidup digital dengan mengajak pelanggan yang masih menggunakan SIM 2G/3G untuk melakukan migrasi kartu USIM 4G. Pelanggan Telkomsel bisa melakukan migrasi 4G dengan menukar kartu SIM di Grapari terdekat secara gratis. Pelanggan juga bisa melakukan pendaftaran migrasi Kartu USIM 4G melalui aplikasi MyTelkomsel, website Telkomsel, dan Call Center 188. Nantinya kartu USIM 4G akan dikirimkan langsung ke alamat pelanggan untuk kemudian diaktivasi.  Nantinya pelanggan akan mendapatkan kuota internet 4G hingga 50GB untuk setiap penukaran perdana SIM 2G/3G ke USIM 4G.

Hadirkan Beragam Program Menarik Khusus Hari Pelanggan

Promo kuota bukan hanya hadir untuk para pelanggan yang baru pertamakali menukarkan kartunya ke USIM 4G. Khusus hari pelanggan nasional, Telkomsel juga menghadirkan promo Paket #Harinya4G, dimana para pelanggan yang telah melakukan migrasi ke USIM 4G dapat menikmati kuota internet 4G sebesar 4GB dengan harga 10 Rupiah. Promo ini berlaku untuk periode 3 – 5 September 2019.

Selain itu, para pelanggan setia juga bisa berkesempatan memenangkan berbagai hadiah menarik dengan menukarkan Telkomsel POIN untuk 3 program khusus hari pelanggan. Untuk program pertama yaitu Customer Day Offline dimana pelanggan setia akan berkesempatan memenangkan Smartphone Samsung Galaxy A20, Saldo LinkAja, Voucher Pulsa, dan Merchandise Menarik dengan menukarkan minimal 50 Telkomsel POIN khusus pada 4 September 2019 di 14 GraPARI terpilih di Sumatera.

Untuk program kedua, Telkomsel menghadirkan program POINTastic Deal dimana para pelanggan setia berkesempatan mendapatkan beragam hadiah mulai dari smartphone, e-voucher Shopback, Saldo LinkAja dan hadiah lainnya hanya dengan menukarkan Telkomsel POIN melalui aplikasi MyTelkomsel. Program ini berlaku pada periode 4 – 6 September 2019 dengan hadiah yang bisa dipilih sesukanya oleh pelanggan, namun dalam jumlah yang terbatas selama rentang waktu 1 Jam para pukul 11 s.d 12 WIB.

Terakhir, Telkomsel menghadirkan program Semptember Lucky Draw dimana para pelanggan setia berkesempatan memenangkan 1 Unit Hondal Beat, Kamera Mirorless Fujifilm XA-20, Samsung Galaxy Note 10+ dan beragam hadiah lainnya berdasarkan tingkat kategori pelanggan dengan menukarkan Telkomsel POIN yang dimiliki dengan kupon undian.  Program ini berlaku hingga 30 September 2019, dan pemenangnya akan di umumkan pada bulan Oktober 2019.

Film Gundala Tembus 800 Ribu Penonton

Dimas Danang (kanan), didampingi aktor Aming (kiri) dan Zidni Hakim (tengah), saat Visit Theater Film Gundala di Focal Point Medan, Selasa (3/9/2019).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Film superhero Indonesia yang diangkat dari komik legendaris Indonesia era 70-an, Gundala, menembus 800 ribu penonton di hari kelima penayangannya di seluruh Indonesia. Film genre baru buat perfilman Indonesia ini dinilai sebagai karya multi tafsir, yang membiarkan penontonnya berimajinasi.

“Filmnya bagus. Bang Joko (Joko Anwar) ‘kan memang sutradara film yang sudah diakui. Film Gundala sendiri masuk dalam Toronto Film Festival. Saya suka film Gundala sejak lama, sejak masih dibintangi Teddy Purba. Makanya. Jadi senang banget diajak bang Joko ikut main,” kata Dimas Danang, didampingi aktor Aming dan Zidni Hakim, saat Visit Theater Film Gundala di Focal Point Medan, Selasa (3/9/2019).

Meski peran ketiganya relatif singkat saja di film tersebut, ketiganya kompak mengatakan, seorang aktor tidak dinilai dari besar kecilnya peran dalam film. Tetapi apakah ia mampu berperan dengan baik, dan filmnya berhasil.

Aming bahkan sempat tidak dikenali penonton di film Gundala, karena singkatnya peran yang dimainkan. “Tak masalah. Yang penting saya enjoy. Lagian, itu artinya karakter yang saya mainkan sangat menyatu sampai penonton tidak tau. Berhasil dong ya,” kekehnya.

Zidni Hakim yang berperan sebagai politikus yang mengalami nasib naas, mengaku senang visit theater ke Medan. “Serasa pulang kampung,” kata anak Binjai ini kalem.

Ketiganya kompak mengatakan, film Gundala adalah film tentang sosok pahlawan yang dibutuhkan negeri ini. “Negeri ini butuh Gundala, karena negeri ini penuh orang egois. Sosok Gundala jadi pahlawan karena mau menolong orang. Mau mendengar orang lain. Gundala adalah kita. Kita juga bisa berjuang menolong orang lain,” kata Aming.

Dimas mengatakan, film Gundala bukan tentang kisah si jahat yang benar-benar jahat, atau si baik yang benar-benar baik. “Bahkan, si jahat pun ada sisi baiknya,” cetusnya.

Film Gundala diharapkan akan membangkitkan jiwa patriot orang Indonesia. Yang mau memikirkan bangsa ini. “Kita semua bisa jadi pahlawan,” kata Zidni.

Film Gundala menjadi tolok ukur keberhasilan sekuel berikutnya, yang rencananya digarap 8 hero hingga 2025. Beberapa clue tentang calon penjahat dan superhero berikutnya, tersimpan dalam adegan film Gundala.

Gundala adalah sosok pahlawan komik Indonesia, yang diciptakan oleh almarhum Harya Suryaminata atau dikenal dengan nama Hasmi. Gundala Putra Petir (1969) diciptakan Hasmi menyusul populernya cerita pahlawan super di dunia komik pada tahun 1960-an.

Film ini melibatkan 1.800 pemain, dengan tempat syuting di 70 lokasi. Film Gundala dibintangi sejumlah aktor Indonesia, yakni Abimana Aryasatya sebagai Gundala, aktor senior Lukman Sardi sebagai Ridwan Bahri. (mea)

Iuran BPJS Kesehatan Naik Januari 2020, Peserta PBI Terancam Dipangkas

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah memastikan kenaikan iuran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan, berlaku mulai 1 Januari 2020. Kenaikan iuran BPJS Kesehatan ini menyebabkan pagu anggaran pemerintah Kota Medan tidak mencukupi. Buntutnya, jumlah peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Kota Medan terancam akan dipangkas.

KEPALA Bidang (Kabid) Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Medan, Syahrial menyebutkan, mereka telah memberikan pagu anggaran kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk peserta PBI. “Tapi berapa nilai anggaran yang dibutuhkan oleh Dinkes, itu mereka yang lebih tahu. Yang pasti dengan naikknya iuran BPJS Kesehatan, maka Dinkes harus meningkatkan jumlah anggarannya untuk BPJS PBI agar peserta yang dicover selama ini tetap dibiayai,” kata Syahrial kepada Sumut Pos, Selasa (3/9).

Dia juga menyebutkan, jika iuran BPJS dinaikkan hingga 100 persen atau dua kali lipat dari iuran sebelumnya, maka akan ada dua kemungkinan yang bakal dilakukan Pemko Medan. Disebutnya, dua kemungkinan tersebut yakni pertama, menaikkan pagu anggaran untuk peserta PBI BPJS Kesehatan sehingga semuanya bisa ter-cover. “Atau kemungkinan kedua, kalau tidak dinaikkan, maka jumlah peserta PBI kemungkinan akan dipangkas,” tandas Syahrial.

Sementara Kepala Dinas Sosial Kota Medan, Endar Sutan Lubis mengungkapkan, jumlah peserta BPJS PBI di Kota Medan memang cukup besarn

yakni lebih dari 800 ribu peserta. Selama ini, kata Endar, pembiayaan peserta PBI terdiri dari tiga sumber, yakni dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD kabupaten/kota. Dia merincikan, lebih dari 500 ribu peserta PBI di Kota Medan dibiayai APBN, 35 ribuan peserta dibiayai APBD Provinsi, dan 350 ribu peserta dibiayai oleh APBD Kota Medan.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Medan, Edwin Effendi saat dikonfirmasi mengatakan, kenaikan iuran BPJS Kesehatan masih wacana dan belum diberlakukan. Karenanya dia berharap, kenaikan iuran tersebut benar-benar dikaji lagi. “Belum, belum ditetapkan. Kita tunggulah arahan dari pemerintah pusat bagaimana dan kita ikuti kebijakan yang diterapkan nantinya,” ujar Edwin kepada Sumut Pos, Selasa (3/9).

Menurut dia, penetapan naiknya iuran tersebut masih ada pembahasan lagi. Sebab, harus ada dukungan atau persetujuan dari berbagai instansi terkait termasuk DPR. “Kenaikan itu akan berdampak terhadap APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota,” ucapnya.

Edwin mengaku, jika nantinya kebijakan itu ditetapkan, maka otomatis akan turun ke daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. “Kita akan ikuti dan terapkan apabila memang sudah diberlakukan. Karenanya, mau tidak mau alokasi anggaran untuk itu dinaikkan atau menjadi bertambah,” tandasnya.

Menanggapi ini, anggota Komisi II DPRD Medan, Wong Chun Sen Tarigan menyebutkan, naiknya iuran BPJS kesehatan yang akan berdampak pada peserta PBI harus segera disikapi Pemko Medan. “Pemko Medan harus serius menanggapi ini. Jangan sampai peserta PBI di Kota Medan harus dipangkas hanya karena Pemko Medan tidak mampu menutupi tarif iuran BPJS yang dinaikkan oleh pemerintah pusat,” kata Wong Chun Sen kepada Sumut Pos, Selasa (3/9).

Disebutnya, pemerintah Kota Medan harus mampu menyediakan anggaran untuk menjamin kesehatan rakyatnya, hingga apapun keputusan pemerintah pusat, tidak akan membebani masyarakat. “Tapi apa yang kita lihat saat ini? Pemerintah Kota Medan seringkali tidak melakukan apapun saat ada kebijakan pemerintah pusat yang berdampak pada masyarakat Kota Medan. Padahal, Pemko Medan bisa melakukan banyak hal untuk membantu meringankan beban rakyat,” tegasnya.

Khusus untuk BPJS PBI, Wong Chun Sen berharap agar Pemko Medan tetap membiayai peserta BPJS PBI dari APBD Kota Medan. “Kan jelas, pembangunan Kota Medan akan difokuskan dalam tiga hal, yakni kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. Maka jelas lah, kalau pemerintah harus bisa membiayai iuarn tersebut sekalipun tarifnya dinaikkan oleh pemerintah pusat. Sekali lagi, pemerintah Kota Medan harus bisa memberikan jaminan kesehatan untuk masyarakat Kota Medan,” tandasnya.

Ketua Komisi II DPRD Medan HT Bahrumsyah mengatakan, pada APBD Medan 2020 untuk alokasi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan yang dianggarkan hanya sekitar Rp90 miliar lebih. Padahal sudah diajukan untuk penambahan anggaran, akan tetapi tidak disetujui dengan alasan terbentur regulasi. Sementara, alokasi penambahan anggaran peserta PBI 2019 yang sudah dianggarkan sebesar Rp21,5 miliar dipastikan menjadi silpa.

“Sangat disayangkan anggaran Rp21,5 miliar jadi silpa. Padahal masih banyak masyarakat tidak mampu berobat dan menunggak iuran (kelas III mandiri). Untuk itu, pada 2021 kita mendorong Pemko Medan menambah alokasi anggaran tersebut,” kata Bahrum.

Ketua DPD PAN Kota Medan ini juga dengan tegas menolak kenaikan iuran peserta BPJS Kesehatan, terutama untuk peserta kelas III. Sebab, banyak warga Medan yang menjadi peserta kelas III khususnya mandiri menunggak iuran. “Kita jelas menolak dan sudah menyampaikan kepada Fraksi PAN DPR RI, khususnya Komisi IX dan XI. Peserta kelas III yang mandiri untuk warga Medan masih banyak yang menunggak, jumlahnya sekitar 150 ribu orang. Padahal, hanya membayar premi Rp25.500 setiap bulan tapi mereka enggak mampu. Lantas, bagaimana nantinya jika kelas III dinaikkan iurannya menjadi Rp42.000? Oleh karenanya, hal ini yang menjadi persoalan dan pertimbangan penting,” ungkap Bahrum yang juga Ketua Fraksi PAN DPRD Medan.

Dikatakan Bahrumsyah, saat ini pemerintah pusat tengah menggalakkan SDM Unggul Indonesia Maju. Namun, anehnya biaya kesehatan malah semakin mahal dan membebani rakyat kecil. “Bagaimana mau SDM unggul sementara rakyat kecil enggak mampu membayar iuran BPJS Kesehatan, apalagi mau dinaikkan? Bagaimana kalau sakit mau unggul SDM,” cetusnya.

Untuk itu, sebut dia, solusi lain untuk mengurangi defisit masih banyak yang bisa dilakukan. Misalnya, mengejar potensi pendapatan-pendapatan yang bisa diambil dari baik pajak maupun non pajak yang tak tercapai. “Jangan rakyat kecil yang dibebankan,” tandasnya. (map/ris)