Foto: Istimewa
BERSAMA: Perwakilan BKKBN Sumut dan anggota DPR RI, diabadikan bersama masyarakat peserta sosialisasi.
Foto: Istimewa BERSAMA: Perwakilan BKKBN Sumut dan anggota DPR RI, diabadikan bersama masyarakat peserta sosialisasi.
MADINA, SUMUTPOS.CO – Ratusan masyarakat menyambut antusias sosialisasi Advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program KKBPK, yang dilaksanakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI di Desa Salambue, Mandailing Natal (Madina), belum lama ini.
Hadir sebagai pembicara, Sekretaris BKKBN Sumut, Yusrizal Batubara SSos, didampingi Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, DR Saleh Partaonan Daulay MAg, MHum, MA.
Dalam sambutannya, Yusrizal menekankan pentingnya program KB bagi keluarga. Dengan demikian, akan melahirkan generasi yang berkualitas. Karena saat ini program KB tidak saja untuk perempuan melainkan juga pria, sehingga setiap kehamilan bisa direncanakan. Dengan perencanaan kehamilan, maka setiap orang tua akan memberikan perawatan yang lebih sehingga melahirkan generasi yang diharapkan.
“Kehamilan ini harus direncanakan. Karena kalau direncanakan akan dirawat dengan baik. Suami yang mengelus perut istri saat hamil merupakan cara berkomunikasi dengan anak. Selain itu, gizi ibu yang sedang hamil juga harus diperhatikan,” kata Yusrizal.
DR Saleh Partaonan Daulay mengapresiasi BKKBN Sumut atas pelaksanaan sosialisasi Advokasi dan KIE di Desa Salambue tersebut. Kepada seluruh peserta, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengingatkan pentingnya pengendalian jumlah penduduk untuk mencegah persoalan baru. Seperti angka pengangguran, pernikahan dini dan kemiskinan.
“Pengendalian jumlah penduduk ini bisa dilakukan dengan mengatur jarak melahirkan dan mengikuti program KB,” ujarnya.
Untuk memeriahkan kegiatan sosialisasi, panitia menyiapkan berbagai macam hadiah kepada para peserta. Salah satunya sepeda. (rel)
Penanaman:
Wakil Bupati Tapanuli Selatan Aswin Efendi Siregar bersama Vice President Commucation and Social Affairs Firman Taufik melakukan penanaman pohon Meranti Merah dan Meranti Batu di kawasan PLTA Batangtoru, Senin (22/4).
Penanaman: Wakil Bupati Tapanuli Selatan Aswin Efendi Siregar bersama Vice President Commucation and Social Affairs Firman Taufik melakukan penanaman pohon Meranti Merah dan Meranti Batu di kawasan PLTA Batangtoru, Senin (22/4).
TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Dalam memperingati Hari Bumi Sedunia tahun ini, Pembangkit Listrik Tenang Air (PLTA) Batang Toru bersama pemerintah daerah dan elemen masyarakat Tapanuli Selatan, melakukan aksi penanaman Meranti Merah dan Meranti Batu. Penanaman kedua tumbuhan spesies langka itu sebagai aksi melindungi bumi dari ancaman perubahan iklim.
Kedua pohon langka itu ditanam di lokasi PLTA Batang Toru, Senin (22/4/2019). Meranti Merah dan Meranti Batu merupakan kategori tumbuhann spesies langka berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN), yakni lembaga PBB yang fokus terhadap konservasi alam. Sedangkan penanaman Meranti Merah dan Meranti Batu untuk melindungi kedua spesies tersebut dari kepunahan. Ini selaras dengan tema global Hari Bumi yaitu Protect Our Species.
Vice President of Communications & Social Affairs PT NSHE, Firman Taufik mengatakan, Meranti Merah, dengan nama latin Shorea leprosula dan Meranti Batu dengan nama Latin Shorea platyclados merupakan tanaman endemik Sumatra, yang saat ini langka karena terancam kegiatan deforestasi, seperti illegal logging.
“Penanaman Meranti Merah dan Meranti Batu untuk melindungi kedua spesies tersebut dari kepunahan. Ini selaras dengan tema global Hari Bumi 2019 yaitu Protect Our Species. Bibit kedua jenis tanaman ini kami peroleh dari Balitbang Kementerian Lingkungan Hidup,” kata Firman dalam sambutannya di hadapan Wakil Bupati Tapsel, Aswin Efendi Siregar dan para undangan, kemarin.
Lebih lanjut Firman mengatakan, PLTA Batang Toru memilih pohon Meranti Merah dan Meranti Batu karena spesies ini terancam punah akibat pemanfaatan yang berlebihan oleh manusia. Mengacu pada Daftar Merah dari International Union for Conservation of Nature, yaitu peraturan internasional yang mengatur kelangkaan, yang menyebutkan status kedua konservasi kedua tanaman tersebut sebagai; Near Threatened (NT), dan Endangered (E).
Karena itu, dalam dokumen Environmental, Social, and Health Impact Assessment (ESHIA) yang dibuat oleh NSHE, telah mencatumkan Meranti Merah dan Meranti Batu, sebagai tanaman untuk dilestarikan.
“Pada peringatan Hari Bumi ini, PLTA Batang Toru mengajak semua pihak untuk ikut peduli menjaga kelestarian bumi. Karena ancaman terbesar umat manusia saat ini adalah perubahan iklim. Indikatornya dapat dilihat dari frekuensi bencana banjir, badai, kebakaran hutan, gelombang panas, badai es, species hilang, dan lainnya. Setiap negara terpengaruh dengan perubahan iklim ini, yang mengganggu perekonomian nasional,” ungkapnya.
Menurutnya, saat ini bumi menghadapi ancaman besar berupa perubahan iklim (Climate Change). Bencana ekologis seperti badai yang sering terjadi di sejumlah negara, terus meningkatnya suhu di bumi, serta iklim yang sudah tidak menentu merupakan beberapa bentuk dari dampak perubahan iklim.
“Perubahan iklim terjadi akibat selama ratusan tahun manusia terus menerus melepaskan emisi karbon ke atmosfir dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara, gas bumi, dan minyak bumi,” ujarnya di hadapan ratusan warga.
Sedangkan salah satu upaya penting untuk meminimalisir perubahan iklim adalah dengan melakukan mitigasi dan adaptasi untuk menggunakan energi terbarukan.”PLTA komitmen untuk mengurangi emisi karbon dengan mengganti pembangkit tenaga batubara dan diesel menjadi tenaga air,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, dengan memperbanyak penanaman pohon sebagai langkah efektif untuk mengurangi emisi karbon. Karena pohon mampu menyerap emisi karbon CO2 yang merupakan aktor utama dalam fenomena pemanasan global.
Sementara, Wakil Bupati Tapsel, Aswin Efendi Siregar memuji program revegetasi tumbuhan endemik yang dilakukan PT NSHE. Penanaman pohon langka jenis Meranti Batu dan Merah, selain melestarikan lingkungan, menurutnya juga menjadi pembelajaran bagi generasi muda untuk mengenal jenis pohon endemik di kawasan Tapsel.
“Semangat menanam pohon harus ditanamkan. Penebangan pohon harus dilarang. Dan saya harap budaya menanam pohon ini dilakukan secara berkelanjutan di Tapsel. Tolong libatkan pemuda,” katanya.
Tak hanya itu, lanjutnya, Pemkab Tapsel telah berkomitmen dan berupaya mewujudkan agar wilayah Tapanuli Selatan memakai energi terbarukan untuk menjaga kelestarian wilayah dan dunia. Pihaknya akan terus menjaga kelestarian lingkungan.
Turut hadir jajaran Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, yakni Dandim 0212 TS Letkol (Inf) Akbar Novrizal, Kapolres Tapsel AKBP Irwa Zaini Asin, Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Sawaluddin, Camat Sipirok, Raja Luat Marancar dan Sipirok, OPD Pemkab Tapsel, sejumlah ormas, dan undangan lainnya.
Usai penandatanganan MoU dengan PT Muhammadiyah, penyerahan sejumlah cinderamata, Aswin, Firman, dan unsur stakeholder di Tapsel melakukan penanaman bibit pohon Meranti Batu dan Meranti Merah di lokasi yang disediakan
Sebagai informasi, kapasitas listrik Indonesia saat ini mencapai 60.000 MW. Sebanyak 12.15% berasal dari sumber energi terbarukan (7% PLTA, 5% geothermal, sisanya dari tenaga surya, angin, dan biomassa.
Sementara, data dari Kementerian ESDM, Indonesia berpotensi untuk menghasilkan 75.000 MW listrik melalui PLTA. Sumatera berpotensi untuk menghasilkan 15.600 MW. Dari potensi ini, PLTA Batangtoru akan menghasilkan listrik berkapasitas 510 MW. (mea)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tak hanya menjelang Pemilu, money politics alias politik uang juga bisa terjadi paskapemungutan suara. Seperti yang terjadi di Medan Tembung, tiga oknum petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Kelurahan Siderejo Hilir, ditangkap petugas kepolisian karena diduga menerima sejumlah uang dari oknum caleg.
DALAM beberapa hari terakhir, kabar tertangkapnya tiga petugas PPS Sidorejo Hilir yakni ES, JT dan MM ini sudah berhembus kencang. Menurut informasi yang diperoleh di tempat rekapitulasi suara Pemilu 2019 di kantor Camat Medan Tembung, dalam penangkapan itu petugas juga menyita uang jutaan rupiah.
Oknum PPS pertama yang ditangkap yakni ES. Ketika itu, dia menerima pesan singkat dari MM yang meminta dia datang ke satu tempat untuk mengambil uang.
Uang dimaksud adalah untuk tujuan money politics, dibagikan kepada warga yang diduga telah mencoblos caleg dari salah satu patai di daerah pemilihan Medan III meliputi Medan Tembung, Medan Perjuangan, dan Medan Timur. Selanjutnya, petugas juga mengamankan JTn
Berdasarkan hasil pengembangan dari keterangan ES dan JT, petugas akhirnya menangkap MM. Dikabarkan, MM dijemput empat orang aparat kepolisian dengan menggunakan mobil, ditambah dua lainnya mengendarai sepeda motor, Selasa malam (16/4). Persisnya, saat itu dia sebagai petugas PPS tengah menata pendistribusian kotak suara dan surat suara ke TPS-TPS di Kelurahan Sidorejo Hilir, di kantor lurah.
Pada saat bersamaan ketika MM ditangkap, juga tengah berlangsung briefing kepada petugas pengawas TPS oleh Panwaslu Medan Tembung. Sejumlah barang bukti yang diamankan dalam penangkapan ketiga petugas PPS ini di antaranya uang tunai senilai Rp1,5 juta, uang pribadi Rp302.000, uang honor KPPS sebanyak enam orang Rp2.850.000, 25 helai amplop berisi uang dengan nilai total Rp2,5 juta serta kartu nama atas nama caleg DPRD Medan SS, dan caleg DPRD Sumut berinisial A.
Ketua Badan Pengawas Pemilu Kota Medan, Payung Harahap yang ditanyai wartawan membenarkan adanya laporan tentang penangkapan petugas PPS Sidorejo Hilir. Saat ini Payung mengaku tengah menunggu berkas laporan dari Panwascam Medan Tembung. “Ada laporan lisan yang kami terima dari Panwascam Medan Tembung tentang penangkapan PPS Sidorejo Hilir, kami sedang menunggu berkas laporannya untuk ditindaklanjuti,” tegas Payung, Senin (22/4) malam.
Setelah berkas diterima, lanjut Payung, pihaknya akan meneliti apakah penangkapan itu kategori pelanggaran pidana pemilu atau administrasi. Jika pidana maka akan diteruskan ke Gakkumdu. Namun jika pelanggaran administrasi, akan diteruskan ke KPU Kota Medan.
Payung Harahap juga mengatakan, pihaknya siap menerima laporan dari masyarakat atau pihak manapun yang mau melaporkan praktik-praktik money politics yang terjadi saat penghitungan suara seperi saat ini. “Kalau memang ada praktik seperti itu, segera laporkan, tentunya dengan cukup bukti, pasti akan kami tindak lanjuti,” ucapnya.
Terkait kemungkinan keterlibatan petugas penyelenggara pemilu dalam praktik-praktik money politics selama proses penghitungan suara, sebut Payung, pihaknya tidak akan tebang pilih dalam memberantas semua pelanggaran tindak pidana pemilu yang terjadi. “Siapapun dia, termasuk KPPS, apabila terbukti melakukan atau membantu praktik money politics, tentu akan kita tindak. Silahkan laporkan saja, kami akan terima laporan itu,” pungkas Payung.
Komisioner KPU Medan dari divisi teknis Rinaldi Khair juga membenarkan adanya penangkapan petugas PPS Sidorejo Hilir itu. Pihaknya saat ini juga menunggu hasil pemeriksaan Bawaslu. “Baru tadi kami dengar adanya OTT itu, kami tunggu seperti apa hasil pemeriksaan Bawaslu,” terang Rinaldi.
KPU, paparnya, masih menunggu rekapitulasi di Kecamatan Medan Tembung malam ini usai untuk kemudian membicarakan kasus OTT tersebut dengan PPK.
Untuk menjaga integritas dan profesionalismenya sebagai penyelenggara Pemilu, DPRD Sumut mengingatkan KPU dan Bawaslu agar menjalankan tugasnya dengan benar agar dapat menghasilkan wakil rakyat yang berkualitas. “Jika prosesnya berjalan secara benar, maka nanti yang dihasilkan wakil rakyat yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat secara luas,” kata Muhri Fauzi menanggapi kekhawatiran para caleg terhadap pencurian atau manipulasi suara.
Dia juga meminta KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan memantau proses penghitungan suara yang saat ini sedang berlangsung. Apalagi saat ini banyak caleg yang berasal dari keluarga penyelenggara negara atau pejabat, mulai dari kepala daerah hingga camat. “Bukan rahasia, di antara anggota keluarga pejabat banyak yang maju sebagai caleg tanpa didukung pengalaman politik maupun latar belakang sebagai pengurus partai dalam kurun waktu lama. KPK dan Kepolisian harus memantau semua ini, jangan terjadi money politics untuk memuluskan kecurangan,” tegasnya.
Kinerja Bawaslu dalam mengawasi jalannya proses pemilu baik sebelum maupun setelah pemungutan suara juga dinilai sangat penting. Karena menurutnya, money politics bukan hanya terjadi saat kampanye atau menjelang pemilu namun juga dalam penghitungan suara di Pileg. “Money politik bukan saja terjadi saat sebelum pemilihan atau yang disebut serangan fajar, tetapi saat penghitungan suara juga bisa terjadi,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, masyarakat harus yakin dan memberikan kepercayaan terhadap kinerja KPU, karena lembaga tersebut yang berkompeten dalam menghitung hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Begitupun, KPU juga harus menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat yang telah melaksanakan dan merayakan Pesta Demokrasi tersebut. “KPU juga harus menunjukkan sikap jujur dan adil (jurdil) dalam penghitungan hasil Pemilu 2019, sehingga masyarakat merasa puas dan dapat menerima hasil yang sebenarnya,” ucapnya.
Dia juga berharap, dalam menunggu hasil Pileg dan Pilpres tersebut, warga masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuan, serta jangan sampai terjadi perpecahan.
Kejari Deliserdang: Jangan Coba-coba
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Deliserdang, Harli Siregar SH MHum mengingatkan seluruh Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK) agar tidak mencoba-coba menggelumbungkan suara Calon Legislatif (Caleg) tertentu. “Karena ketika ada tindakan penggelembungan suara Caleg, itu berarti tindakan melanggar hukum. Dan akan bersangsi pidana,” kata Harli di sela-sela peninjauan UNBK SMP dan USBN di Lubukpakam, Senin (22/4).
Harli mengimbau kepada PPK agar melakukan perhitungan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Jangan sampai ada tindakan melawan hukum,” pintanya.
Ia berharap agar seluruh petugas PPK menjalankan tugas dan fungsinya. Jangan mau dipengaruhi Caleg tertentu dengan iming-iming untuk menggelembungkan suara. “Hitunglah dengan benar sesuai perolehan yang didapat di Tempat Pemungutan Suara (TPS) atau yang sudah dihitung di desa-desa,” imbau Kajari itu.
Jika didapati PPK, tambahnya, yang bertindak curang atau membuat penggelembungan suara Caleg tertentu maka akan ditindak sesuai aturan yang berlaku. “Tentu kita tindak, kita secara aktif di Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakumdu) untuk menerima dan menampung semua laporan-laporan dari masyarakat, lalu nantinya dilakukan penelitian.
Bila memang bahwa ada indikasi kuat terjadi pelanggaran saat perhitungan suara, tentu akan ditindak lanjuti sesuai proses hukum yang berlaku,” papar Harli mengakhiri.(mag-1/btr/bbs)
Bupati Asahan, Taufan Gama Simatupang semasa hidup.
Bupati Asahan, Taufan Gama Simatupang semasa hidup.
KISARAN, SUMUTPOS.CO – Kabar duka datang dari Kabupaten Asahan. Bupati Taufan Gama Simatupang meninggal dunia pada Senin (22/4) malam.
Kabar itu semakin meluas ketika banyak orang memposting berita duka tersebut sekitar pukul 18.30 WIB di sosial media dan lintas pesan whatshapp group.
Berita duka itu dibenarkan oleh Pemerintah Kabupaten Asahan melalui Kabid Media Cetak dan Elektronik di Dinas Komunikasi dan Informasi, Arbin Ariadi Tanjung yang dihubungi wartawan. “Iya benar seperti itu (meninggal). Sekarang jenazah almarhum masih di Medan. Ini sedang dalam perjalanan pulang,” kata Tanjung.
Pantauan di rumah dinas Bupati Asahan, berbagai kerabat maupun pegawai di Pemkab Asahan terus berdatangan. Berbagai kendaraan terus hilir mudik memasuki perkarangan rumah dinas yang terletak di Jalan Mahoni, Kisaran, Kabupaten Asahan itu.
Sebelum Bupati Kabupaten Asahan, Taufan Gama Simatupang meninggal, pegawai Pemerintah Kabupaten Asahan sempat mendoakan kesembuhannya. Kadis Kominfo Pemkab Asahan, Rahmat Hidayat Siregar mengatakan, Senin (22/04) pagi, seluruh pejabat eselon dua menyampaikan doa bersama dipimpin Wakil Bupati Asahan, Surya saat acara rutin Coffee Morning para pejabat eselon dua Pemkab Asahan.
“Kita sudah sampaikan doa mohon kesembuhan pak Bupati tadi pagi. Tapi Allah berkehendak lain. Kita berdoa kepada Allah SWT, semoga Allah SWT mengampuni segala dosa dan kesalahannya serta menerima segala amal kebajikannya dan menempatkannya ditempat yang terbaik,” katanya.
Terpisah, Ketua Genersi Muda (GM) Pujakesuma Rianto SH MAP turut berbelasungkawa atas meninggalnya Bupati Asahan Drs H Taufan Gama Simatupang MAP. Menurut Rianto, Taufan Gama sosok pemimpin yang pantas dijadikan teladan. Kariernya dirintis dari bawah sejak menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) biasa. Pada akhirnya salah satu putra Alm H Abdul Manan Simatupang itu bergandengan tangan dengan H Risudin maju pada pemilihan bupati. Lima tahun mendampingi Alm H Risudin, kemudian bersama H Surya BSc berhasil merebut hati rakyat Asahan selama dua periode,” bilang Rianto.
Berwibawa dan Murah Senyum
Drs H Taufan Gama Simatupang MAP, lahir di Medan, 28 Agustus 1963. Dia akrab disapa dengan sebutan Buya Taufan GS. Buya adalah istilah lain di Jawa Kyai.
Sebelum menjabat Bupati Asahan selama dua periode, yakni 2010–2015 dan 2016–2021, dia juga pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Asahan periode 2005-2010. Ia pernah menjabat sebagai Bupati sementara di Asahan menggantikan Bupati sebelumnya Risuddin tahun 2005.
Tetapi kemudian ia kembali menjadi Wakil Bupati setelah Risuddin menjabat kembali sebagai Bupati Asahan. Buya juga adalah Tokoh Masyarakat menjadi Pimpinan Umum PMDU (Pondok Pesantren Daar Al Uluum) Asahan.
Buya Taufan memenangkan kembali pemilihan kepala daerah (pilkada) Asahan 2010-2015 yang didukung oleh beberapa partai besar yang mendukungnya. Belum sampai setahun kepemimpinan Buya Taufan, Asahan sudah mengalami kemajuan baik yang terasa maupun tidak.
Ia memiliki wibawa dan selalu tersenyum kepada rakyatnya dan siapapun. Buya Taufan juga diketahui menjalin persahabatan dengan kepala daerah lainnya. Ia juga selalu turun langsung pada berbagai kekacauan misalkan, demo di halaman kantor Bupati Asahan. Beliau langsung menemui para pendemo dan meredam aksi tersebut.
Sebelumnya, Buya Taufan memang tengah mengalami sakit beberapa bulan sejak dilantik menjadi bupati pada bulan Februari 2016. Setelah bertahun-tahun mengidap penyakit gangguan pada usus yang berujung kepada komplikasi. Kondisi kesehatannya kemudian pasang surut sepanjang dia menjabat.
Bahkan dalam beberapa kesempatan di acara pemerintahan, almarhum tak bisa hadir termasuk dalam beberapa rapat penting di gedung DPRD Asahan karena kesehatannya. Terakhir, pada 17 April kemarin, Taufan tak datang ke TPS untuk mencoblos. Saat pesta demokrasi itu, dia harus didatangi petugas KPPS demi memunggut hak politiknya di rumah dinasnya.
Taufan Gama Simatupang tutup usia 56 tahun. Rencananya jenazah akan disemayamkan di kediaman pribadinya di Jalan Mahoni Kisaran depan pesantren modern Daar Ulum.(per/smg/omi/bbs)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengunduran diri Dahlan Nasution sebagai Bupati Mandailing Natal (Madina) sangat disayangkan oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi. Edy menilai, ini merupakan efek dari ketidaknetralan kepala daerah dalam Pemilu serentak 2019. Namun begitu, Edy menegaskan, pengunduran diri dari jabatan tersebut harus sesuai prosedur yang ada.
“Makanya saya bilang, kepala daerah itu harus netral. Jadi, siapapun yang menang tidak ada masalah. Siapapun menang, siapapun kalah, rakyat Sumatera Utara tetap rakyat Sumatera Utara,” kata Edy Rahmayadi kepada wartawan, usai melaksanakan salat Zuhur di Masjid Agung Medan, Senin (22/4).
Menurut Edy, seharusnya pada Pilpers, kepala daerah harus menunjukan diri kepada masyarakat bahwa dia di posisi netral. Bukan berpihak kepada salah satu calon. Hal ini yang akan merusak citra dan kinerja dari kepala daerah itu sendiri.
Mantan Ketua PSSI itu pun mengingatkan, kepala daerah yang merasa tidak netral pada Pemilu serentak 2019 lalu dipersilahkan untuk mundur. “Ya tinggal ikut Dahlan mundur, yang tak netral kepala daerah silahkan mundur. Kepala daerah ini untuk rakyat yang majemuk,” tegasnya.
Dia pun mencontohkan dirinya yang berdikap netral, tidak memihak kepada pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 maupun 02. “Kenapa saya tak menentukan 1 atau 2 karena saya ingin ada untuk rakyat Sumatera Utara,” sebutnya.
Saat ditanya mengenai surat pengunduran diri Dahlan Nasution, mantan Pangkostrad itu mengaku belum ada menerimanya. Jika dirinya sudah menerima surat tersebut, ia menegaskan, pasti akan meneruskannya ke Menteri Dalam Negeri untuk diproses sesuai dengan prosedur yang ada. Karenanya, dia menyayangkan ketidaktahuan Dahlan nasution mengenai prosedur pengunduran diri seorang kepala daerah. “Kalau ngundurkan diri itu, prosedurnya harus ke DPRD kabupaten dulu. Nanti DPRD melakukan paripurna,” jelas Edy.
“Kalau begitu caranya (surat pengunduran diri langsung ditujukan ke Presiden dan Mendagri, Red), itu hanya berita saja. Koyok-koyok saja itu. Kalau pun surat ditujukan ke saya, harus dari DPRD-nya (bukan langsung dari Dahlan),” beber mantan Pengdam I Bukit Barisan ini.
Edy pun mengaku tidak mau ambil pusing dengan surat pengunduran diri tersebut.”Perlu banyak belajar dia (Dahlan Nasution),” tandas Edy.
Diketahui, surat pengunduran diri tersebut langsung ditandatangani Dahlan Nasution. Surat itu bernomor :019.6/1214/TUPIM/2019 tertanggal 18 April 2019. Perihal : Permohonan Berhenti Dari Jabatan Bupati. Surat tersebut, bukan ditujukan kepada DPRD Kabupaten Mandailing Natal untuk diteruskan kepada Gubernur Sumut. Namun, di dalam surat tersebut, ditujukan kepada Presiden RI dan Menteri Dalam Negeri.
Terpisah, Ketua DPRD Madina Marganti Batubara mengatakan, Presiden Joko Widodo sendiri menolak dengan surat pengajuan mundurnya Dahlan Nasution dari jabatannya sebagai Bupati Madina. Ia mengungkapkan, penolakan tersebut disampaikan menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution. “Beliau sudah ditelepon Presiden langsung, (pengunduran diri) nggak diterima. Karena Pak Bupati Mandailing Natal sudah berbuat semaksimal mungkin untuk kemenangannya, tapi itulah (hasilnya) kita mau bagaimana lagi? Itulah kata Pak Presiden melalui telepon menantunya Bobby,” sebut Marganti.
Atas penolakan tersebut, Marganti mengimbau Dahlan Nasution untuk kembali bertugas seperti biasa menjadi Bupati Madina. Kemudian, terus membangun untuk kesejateraan masyarakat di Kabupaten Madina. “Intinya itu, Pak Presiden semalam sudah jawab, itu tidak ditanggapi, bahkan hari ini disuruh Pak Presiden dia temu pers karena (permohonan) itu sudah jelas tidak diterima,” pungkas Marganti.
Terpisah, Bupati Madina, Dahlan Hasan Nasution mengungkapkan pemicu niat mundur dirinya, karena perolehan suara Jokowi anjlok atau kalah telak dari rivalnya Prabowo di Kabupaten Madina. “Kalau saya kan seorang pejuang. Dan saya orang yang bisa menimbang mana baik dan mana yang tidak, saya lihat yang diperbuat pak presiden itu sudah benar. Dan termasuk berbagai bantuan pak presiden itu untuk Madina cukup banyak,” kata Dahlan kepada wartawan, kemarin.
Dahlan menjelaskan, pengunduran dirinya bukan ada pihak melakukan intervensi terhadap dirinya. Namun, niat dan keputusan sendiri. Jadinya, ia meminta jangan dikait dengan hal-hal menjadi opini publik. “Tidak ada (ditekan). Saya orangnya tidak bisa ditekan-tekan, saya 37 tahun di kantor gubernur . Saya bukan dari swasta menjadi bupati. Saya orangnya tidak takut dengan siapapun. Saya jernih berpikir saya memakai akal pikiran saya, memakai kalbu saya karena saya tidak pernah takut siapapun kecuali pada Allah,” tutur Dahlan.
Dahlan juga tidak merasa jika pengunduran diri itu adalah bentuk penghianatan terhadap masyarakat yang sudah percaya kepadanya. Dia kembali membantah soal itu. “Saya tidak mau suudzon kepada siapa pun. Saya sedih pak presiden tetap disudutkan dari segi agama, sebagai penista agama,” ungkapnya.
Mendagri Segera Panggil Dahlan dan Gubsu
Mendagri Tjahjo Kumolo bakal segera memanggil Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution yang mengajukan permohonan pengunduran diri dari jabatannya. Dahlan akan dipanggil bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
Dahlan dipanggil karena menurut Tjahjo, alasan pengunduran diri tidak lazim. Yakni karena capres petahana Jokowi kalah di Madina. Sejauh ini, Tjahjo mengatakan, dirinya belum mau menyarankan kepada Dahlan mengurungkan niat tersebut sebelum mendengar penjelasan secara langsung.
“Belum mengarah ke sana. Nanti akan kami undang dulu dengan gubernur, kira-kira untuk memberi saran yang terbaik,” ucap Tjahjo di Istana Negara, Senin (22/4).
Mantan sekjen PDI Perjuangan ini menyebutkan, dalam surat pengunduran diri tersebut, Dahlan hanya menyebut alasannya terkait politis semata. “Karena politis saja, padahal dia didukung banyak partai untuk menjadi kepala daerah. Kan membutuhkan proses yang panjang. Ada amanah dari masyarakat, masa hanya karena itu,” tambah Tjahjo.
Sementara, Anggota Komisi A DPRD Sumut, Doli Siregar menilai, tidak ada aturan, tekanan, apalagi paksaan kepada Bupati Mandailing Natal, Dahlan Hasan untuk mengundurkan diri pasca peraihan suara pilpres di Mandailing Natal. “Tidak ada paksaan untuk beliau berhenti, tidak ada juga aturan apalagi tekanan untuk itu. Beliau kan dipilih masyarakat Madina, jadi pertanggungjawabannya ya terhadap masyarakat Madina, kecuali kalau masyarakat yang tidak lagi menginginkan beliau sebagai Bupati,” ucap Doli Siregar kepada Sumut Pos, Senin (22/4) via selulernya.
Namun, kata Doli, pihaknya cukup menyayangkan sikap Dahlan yang langsung mengajukan permohonan pengunduran diri kepada presiden. Menurutnya, seharusnya Bupati Mandailing Natal harus berkoordinasi terlebih dahulu kepada pihak DPRD, termasuk DPRD Sumut. “Beliau kan dipilih rakyat, maka seharusnya bicarakanlah hal ini kepada wakil rakyat di daerahnya maupun kami di Sumut, bukan langsung ke pemerintah pusat,” jelas Doli.
Namun begitu, tambah Doli, pihaknya menghormati sikap yang dilakukan oleh Bupati Mandailing Natal, Dahlan Hasan. “Itukan pribadi beliau, kalau memang sudah itu keputusannya, ya kami hargai. Tapi satu hal yang saya harapkan, mudah-mudahan keputusan ini bukanlah keputusan yang sifatnya emosional melainkan keputusan yang diambil secara matang,” tutupnya. (gus/mag-1/fat/jpnn)
TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Petugas penyelenggara maupun pengawas Pemilu terus bekerja ekstra. Mereka berupaya agar terciptanya Pemilu yang damai, adil, dan bersih. Tak jarang, ada petugas yang kelelahan bahkan hingga meninggal dunia.
Di Kota Tebingtinggi, dua petugas Panitia Pemilihan Kecamatan harus dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Tebingtinggi karena kelelahan saat rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan hasil suara pemilu tingkat kecamatan, Minggu (21/4) malam.
Kedua petugas PPK yang mendapatkan perawatan intensif di ruangan IGD Rumah Sakit Bhayangkara Kota Tebingtinggi itu yakni Ridwan, Ketua PPK Kecamatan Tebingtinggi Kota dan Sugito anggota PPK Kecamatan Padang Hulu. Keduanya pingsan saat pelaksanaan rekapitulasi penghitungan hasil suara pemilu di kecamatannya masing-masing.
Ketua KPU Tebingtinggi Abdul Khalik mengaku mengetahui kejadian ini setelah mendapatkan informasi dari anggota PPK lainnya. “Benar dua anggota kami dari PPK Kecamatan Tebingtinggi Kota dan Kecamatan Padang Hulu mendapatkan perawatan di rumah sakit karena diduga keletihan dalam pelaksanaan rekapitulasi penghitungan hasil suara pemilu tingkat kecamatan,” kata Abdul Khalik kepada Sumut Pos, Senin (22/4).
Setelah mendapatkan informasi tersebut, semua Komisioner KPU Kota Tebingtinggi langsung menuju rumah sakit dan dua anggota PPK sudah mendapatkan perawatan intensif dari petugas kesehatan. Pihak KPU Kota Tebingtinggi meminta kepada petugas PPK yang bertugas di kecamatan untuk menjaga terus kondisi kesehatan terutama harus mengkomsumsi vitamin agar badan bisa tetap fit. “Kami mengucapkan agar kedua anggota PPK cepat sembuh dan bisa bertugas kembali,” pinta Khalik.
Satu Petugas KPPS Meninggal
Terpisah, Komisioner KPU Sumut, Mulia Banurea mengungkapkan, setidaknya ada satu petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia selama pelaksanaan Pemilu serentak 2019 di Sumatera Utara. “Di Sumut ada satu petugas KPPS yang kita sebut sebagai pahlawan demokrasi, beliau bernama Zulkifli Salamuddin. Almarhum merupakan salah satu petugas KPPS di TPS 43 Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor,” kata Mulia Banurea kepada Sumut Pos, Senin (22/4).
Dia mengaku belum ada menerima laporan lain terkait petugas KPPS yang meninggal dunia dalam melaksanakan tugasnya. “Dari daerah lain, kita belum ada terima laporan. Tapi kita yakin, semua masyarakat Sumut khususnya petugas KPPS se Sumatera Utara turut berduka atas meninggalnya pahlawan demokrasi kita tersebut,” kata Mulia.
Diketahui, seorang petugas KPPS di Medan Johor meninggal dunia pada Sabtu (19/4) yang lalu. Almarhum Zulkifli disebut mendadak pingsan saat berlangsungnya pemilu di TPS 43 Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor. Dia langsung dibawa ke salah satu rumah sakit di Kota Medan. Namun akhirnya Zulkifli meninggal dunia beberapa hari kemudian. Meninggalnya Zulkifli merupakan salah satu dari 56 petugas KPPS di Indonesia yang meninggal dunia pada pemilu 2019.
KPU Usul Santunan Rp30 Juta
Sementara hingga Senin (22/4), ada 90 anggota KPPS se-Indonesia yang meninggal dunia saat proses rekapitulasi hasil Pemilu 2019. Untuk uang santunan, KPU akan bertemu dengan Kementerian Keuangan untuk melakukan pembahasan. “KPU sudah membahas secara internal terkait dengan santunan yang akan diberikan kepada penyelenggara pemilu yang tertimpa musibah. Dengan memperhitungkan berbagai macam regulasi asuransi BPJS, kemudian masukan-masukan dan catatan yang selama ini diberlakukan. Karena kami besok merencanakan akan melakukan pertemuan dengan Kementerian Keuangan,” kata Ketua KPU Arief Budiman di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (22/4).
Arief mengatakan, hari ini rencananya Sekjen KPU Arif Rahman Hakim akan bertemu pejabat di Kemenkeu. KPU memberikan tiga skema usulan santunan kepada korban KPPS. “Kami mengusulkan, yang pertama, besaran santunan untuk yang meninggal dunia kurang-lebih Rp30-36 juta. Kemudian untuk yang cacat maksimal Rp30 juta. Nanti tergantung pada jenis musibah yg diderita kalau cacat,” ujar Arief.
“Ketiga, untuk yang terluka, kami mengusulkan besarannya maksimal Rp16 juta. Jadi ini akan dibahas bersama Kemenkeu, termasuk mekanisme pemberiannya, termasuk mekanisme penyediaan anggarannya. Karena kan anggaran KPU tidak ada yang berbunyi nomenklaturnya santunan,” ujar Arief.
Arief mengatakan, hingga kemarin sore data anggota KPPS yang meninggal dunia ada 90 orang, 374 orang sakit. Mereka tersebar di 19 provinsi. Arief mengatakan, nantinya oleh Kemenkeu akan diberi arahan dari anggaran mana bisa dicairkan santunan tersebut bagi korban KPPS. “Nah, ini akan diperkenankan diambil dari pos anggaran mana yang KPU bisa melakukan penghematan dan anggarannya belum dipakai. Nanti kami akan usulkan untuk bisa membiayai santunan ini,” kata Arief. (ian/mag-1/bbs)
KALSEL, SUMUTPOS.CO – Kapal fery penyeberangan yang mengangkut lebih kurang 60 santri dari Desa Bahalayung, Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, tenggelam.
“Kapal fery itu tenggelam Minggu (21/4) sekitar pukul 20.20 WITA di perairan Barito Kuala,” kata Kasat Polairud Polres Barito Kuala, AKP John Letedara di Batola, seperti dilansir Antara, Senin (22/4).
Dikatakannya, kapal fery penyeberangan itu diketahui milik M Ruslan warga Desa Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala. Saat itu, kapal tersebut membawa santri dari Dermaga Siring Marabahan menuju Dermaga Feri Desa Lepasan, kabupaten setempat. “Sebagian besar penumpang kapal fery yang tenggelam itu rata-rata adalah para santri wanita,” ucap perwira pertama Polri itu.
Dikatakannya, sebelum sampai menuju Dermaga Desa Lepasan kira-kira 10 meter kapal ferry mengalami miring dan tenggelam. Namun dalam peristiwa tersebut, tidak ada korban luka-luka maupun korban jiwa.
“Saat kapal tenggelam para penumpang sempat langsung melompat ke dermaga, dan hanya mengalami kerugian materil atas kejadian tersebut,” tuturnya.
Kasat Polairud juga mengatakan, sampai saat ini kapal feri masih dilakukan penarikan oleh warga setempat agar nantinya kapal itu tidak hanyut dan tidak mengganggu aktifitas penyeberangan.
“Untuk penyebab dari tenggelamnya kapal penyeberangan itu masih dalam proses penyelidikan pihak Satpolairud Polres Barito Kuala,” pungkasnya.(okz)
ist/SUMUT POS
TUNTUTAN: Enam eks anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (22/4).
ist/SUMUT POS TUNTUTAN: Enam eks anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (22/4).
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Enam eks anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK dengan empat tahun penjara dan denda Rp200 juta subsider empat bulan kurungan.
HAL tersebut disampaikan JPU KPK, saat membacakan tuntutan kepada Majelis Hakim terkait kasus suap dari mantan Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (22/4).
“Menuntut supaya majelis hakim menjatuhkan putusan dengan amar menyatakan para terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan korupsi secara bersama-sama dan berlanjut,” kata JPU pada KPK, Ronald F Worotikan.
Keenam mantan anggota DPRD Sumut itu masing-masing, Pasiruddin Daulay, Elezaro Duha, Tahan Manahan Panggabean, Tunggul Siagian, Fahru Rozi dan Taufan Agung Ginting. Mereka dinilai terbukti menerima suap dari Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho.
Dalam tuntutannya itu, JPU KPK memaparkan keenam orang itu telah menerima sejumlah uang. Rinciannya, Pasiruddin menerima Rp127,5 juta, Elezaro Rp515 juta, Tahan Rp1,35 miliar, Tunggul Rp577,5 juta, Fahru Rozi Rp397,5 juta dan Taufan Agung Ginting Rp442,5 juta.
JPU KPK berpandangan, uang-uang itu diberikan terkait pengesahan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan (LPJP) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumut Tahun Anggaran 2012 dan pengesahan APBD Perubahan TA 2013.
Kemudian, agar memberikan persetujuan pengesahan APBD TA 2014 dan APBD Perubahan TA 2014. Selain itu, persetujuan pengesahan APBD TA 2015.
Suap juga diberikan agar mereka menyetujui LPJP APBD Tahun Anggaran 2014 dan menolak menggunakan hak interpelasi pada 2015.
Selain kurungan penjara, JPU KPK juga menjatuhkan hukuman tambahan berupa pembayaran denda. Dalam pertimbangannya, JPU menilai keenam anggota DPRD tidak mendukung pemerintah dalam memberantas korupsi.
Namun, para terdakwa telah mengembalikan sebagian uang yang diterima kepada negara. Keenam orang tersebut dinilai melanggar Pasal 12 huruf b juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 juncto Pasal 64 ayat 1 KUHP.
Terpisah, KPK mengeksekusi terpidana dugaan suap, Muslim Simbolon. Muslim yang mantan anggota DPRD Provinsi Sumut dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung Jawa Barat.
“Terpidana dibawa pagi tadi dari rutan cabang KPK dan telah sampai di Lapas sekitar pukul 15 WIB tadi,” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah dalam keterangannya di Jakarta, Senin (22/4).
Muslim dijatuhi vonis hukuman empat tahun penjara dengan denda Rp200 juta subsidair tiga bulan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, Selasa (2/4) lalu. Dia juga baru mengembalikan uang Rp222 juta dari total 614 juta yang harus dikembalikan kepada negara.
“Terpidana akan menjalankan masa hukumannya di Lapas (Sukamiskin) tersebut sesuai putusan pengadilan tindak pidana korupsi pada PN Jakarta Pusat yang telah berkekuatan hukum tetap,” kata Febri.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan sedikitnya 38 anggota DPRD Sumut sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi memberi atau menerima hadiah terkait fungsi dan kewenangan anggota DPRD Sumut 2009-2014 dan/atau 2014-2019.
Puluhan nggota dewan itu diduga menerima hadiah atau janji dari Gubernur Sumut saat itu, Gatot Puji Nugroho yang menjanjikan fee sebesar Rp 300 sampai Rp 350 juta.
Fee ini terkait persetujuan laporan pertanggungjawaban Pemprov Sumut Tahun Anggaran 2012-2014. Kemudian, persetujuan perubahan APBD Sumut TA 2013 dan 2014.
Febri menambahkan, selama proses penyidikan, KPK telah memeriksa ratusan saksi dalam pengusutan dugaan korupsi yang menyeret puluhan anggota DPRD Sumut ini.(bbs/ala)
Manajemen PSMS Medan mengungkapkan, jelang bergulirnya Liga 2 2019, baru satu sponsor yang merapat, yakni Indofood. Manajemen terpaksa bekerja lebih keras untuk menggaet sponsor lainnya, agar finansial klub tak bermasalah lagi musim ini. Sementara, NorthCliff yang sempat digadang-gadang mengambil alih manajemen dan meng-cover semua pendanaan, dianggap tak siap.
CEO PSMS Medan Dhody Thahir, tak membantah pihaknya sempat berharap banyak kepada NorthCliff, yang musim lalu jadi sponsor utama Ayam Kinantan saat berlaga di Liga 1.
“Kemarin kami berharap pada NorthCliff. Tapi mereka (NorthCliff) ternyata tak siap,” ungkap Dhody di Stadion Mini Kebun Bunga Medan, Minggu (21/4) lalu.
Menurut Dhody, pihaknya sudah meminta NorthCliff untuk benar-benar siap, jika masih mau masuk dalam tubuh PSMS Medan. “Kami bilang, harus siap dulu. Karena harus ada Rp4 sampai Rp5 miliar, baru PSMS ini jalan,” jelasnya.
Dia juga membeberkan, komunikasi kedua belah pihak belum terhenti, meski peluang NorthCliff bersama PSMS Medan menipis. “Kami enggak berhenti (berkomunikasi), cuma bilang ke mereka, siapkan dulu manajemen sistemnya, termasuk biaya. Jadi enggak ragu-ragu lagi. Masa orang masuk bawa duit, ditolak?” cetus Dhody.
Lebih lanjut Dhody mengatakan, di usia ke-69 tahun, PSMS Medan tentu tak bisa lagi dikatakan muda, namun Ayam Kinantan memang masih butuh perhatian untuk bisa mandiri. Terutama dari segi pendanaan klub. Musim ini, untuk mengarungi Liga 2, dana yang dibutuhkan PSMS Medan mencapai Rp9 miliar.
Jumlah itu, sejatinya tak begitu besar jika semua pengusaha sukses Kota Medan mau berpartisipasi. “Kami butuh Rp9 miliar untuk Liga 2. Pengusaha di Medan banyak yang besar. Kalau merasa Medan jadi tempat yang membesarkan, pasti mau. Bola ini kebanggaan di mana-mana. Dan mudah-mudahan mereka mau mendukung, sehingga kami bisa lebih siap menghadapi kompetisi nanti,” kata Dhody.
“Sejauh ini, baru Indomie (Indofood) yang sudah teken,” lanjutnya.
Terkait persiapan tim, Dhody mengatakan, PSMS Medan sudah mengikuti beberapa laga ujicoba. Hasilnya juga cukup meyakinkan, dan menurut tim pelatih, ada peningkatan grafik yang semakin bagus dari kualitas tim. Terakhir, Ayam Kinantan menjamu PS Rambung Sialang Lonsum di Stadion Mini Kebun Bunga Medan. Dan tim besutan Abdul Rahman Gurning ini membukukan kemenangan besar, yakni 7 gol tanpa balas.
Pada pertandingan itu, terlihat beberapa mantan PSMS Medan, juga para supporter. “Kehadiran legenda, mantan PSMS, dan perwakilan supporter, menunjukkan dukungan PSMS di bawah manajemen PT Kinantan Medan adalah yang benar,” kata Dhody lagi.
Dhody juga mengungkapkan, tim nantinya akan mengikuti pemusatan latihan pada 1 Mei 2019, atau satu bulan sebelum kompetisi bergulir. (nin/jpnn/saz)
istimewa
CEK: Karyawan PGN sedang mengecek tekanan gas yang akan disalurkan kepada industri.
istimewa CEK: Karyawan PGN sedang mengecek tekanan gas yang akan disalurkan kepada industri.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idAAA untuk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) dengan prospek peringkat perusahaan stabil. Peringkat tersebut mencerminkan peran penting perusahaan bagi pemerintah Indonesia, posisi pasar perusahaan yang sangat kuat pada sektor distribusi dan transmisi gas domestik dan struktur permodalan yang konservatif.
Namun, peringkat dibatasi oleh risiko pasokan gas alam perusahaan. Peringkat akan diturunkan jika PGAS menarik pinjaman lebih besar dari yang diproyeksikan yang dapat melemahkan struktur permodalan dan proteksi arus kas secara signifikan.
Selama periode Januari-Oktober 2018, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 828,98 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dengan rinciannya, sepanjang Kuartal III-2018 volume gas distribusi sebesar 800,10 MMscfd dan volume transmisi gas bumi sebesar 28,88 MMscfd.
Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengatakan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional, PGN optimistis kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Meskipun kondisi perekonomian mengalami perlambatan, PGN tetap mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat.
PGN akan semakin agresif membangun infrastruktur gas bumi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas nasional.
Pada kuartal III-2018, infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 35,75 km dan saat ini mencapai lebih dari 7.516,70 km atau setara dengan 80 persen dari jaringan pipa gas bumi hilir nasional.
Dari infrastruktur tersebut, PGN telah menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN.
Pelanggan Gas Bumi PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong, Papua Barat.
Saat ini, PGN juga telah mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk sektor transportasi melalui 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). Selain itu, untuk menunjang penyaluran serta kehandalan jaringan dan pasokan gas ke Pelanggan, PGN juga mengoperasikan 2 Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yakni di Jawa Barat dan Lampung.
Pada tahun ini, PGN juga banyak melakukan terobosan seperti program 360 degree solution. Dalam program ini, PGN dapat menghadirkan gas bumi dari hulu hingga hilir sesuai kebutuhan masyarakat di berbagai segmen pengguna gas.
PGN memiliki Saka Energy yang menyediakan gas bumi di sektor hulu, PGN juga mengembangkan produk gas bumi yakni Liquefied Natural Gas (LNG) yang dilakukan oleh PT PGN LNG Indonesia, penyaluran CNG melalui anak usaha PT Gagas Energi Indonesia, sampai melalui anak usaha PGN lainnya, PGN dapat menyediakan pasokan gas bumi, listrik, pasokan bahanbakar gas untuk transportasi hingga jasa Engineering, Procurement and Construction (EPC) hingga Informasi Tekonologi Komunikasi bagi para pengguna gas atau pelanggan PGN.
“Investasi infrastruktur pipa gas bumi yang dibangun PGN hampir seluruhnya tidak mengandalkan APBN, sehingga tidak membebani negara. Dan, PGN terus berkomitmen memperluas pemanfaatan gas bumi dengan membangun infrastruktur gas bumi di berbagai daerah,” katanya.
Sejumlah proyek infrastruktur sedang digarap PGN, mulai dari proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 km termasuk pipa distribusi gas di Dumai sepanjang 56 km. Selain itu, PGN juga sedang mengembangkan infrastruktur pipa transmisi gas bumi West Natuna Transmission System (WNTS) ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau.
PGN juga mengembangkan pipa gas bumi di Muara Karang-Muara Bekasi sepanjang 42 km. PGN juga masih dalam proses membangun jaringan pipa distribusi gas bumi di Pasuruan, Mojokerto.
“PGN terus berkomitmen membangun dan memperluas infrastruktur gas nasional, walau di tengah kondisi ekonomi yang belum membaik,” pungkasnya. (jpc/ram)