26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Survei Pilpres 2024 Versi SMRC, Duet Anies-AHY Berpeluang Menang

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pasangan Anies Baswedan–Agus Harimurti Yudhoyono memiliki peluang untuk menang pemilihan presiden dan wakil presiden. Demikian salah satu temuan survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk ‘Prospek Capres 2024’.

Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas memprediksi kemungkinan pemilihan presiden mendatang maksimal hanya diikuti tiga pasangan, mengingat presidential threshold yang cukup tinggi yakni 20 persen.

Menurut Abbas, pembentukan pasangan calon presiden–wakil presiden dapat ditentukan oleh pola hubungan antar partai untuk berkoalisi. Pertama, jika ideologi penting, maka partai paling kebangsaan dan partai paling Islam mungkin tak mudah berkoalisi. PDIP dan PKS mungkin tak berkoalisi di tingkat nasional. “Partai-partai lain di antara dua partai tersebut dapat saling berkoalisi baik dengan PDIP maupun PKS,” kata Abbas, Kamis (7/4).

Faktor kedua, lanjut Abbas, adalah komunikasi antara elite partai. Ada beberapa partai, menurutnya, yang tak mudah berkomunikasi bukan karena ideologi tapi suasana kebatinan di antara pemimpin partai: PDIP vs Demokrat dan vs NasDem. Juga NasDem vs Gerindra. “Karena itu kemungkinan PDIP tidak berkoalisi dengan Demokrat maupun NasDem. Sementara NasDem mungkin tak bisa berkoalisi dengan Gerindra,” ucap Abbas.

Poros Nasdem-Demokrat-PKS dapat mencalonkan Anies Baswedan, karena elektabilitasnya cukup baik. Sementara Nasdem dan PKS tidak punya kader yang kompetitif. Abbas memprediksi bahwa AHY bisa diterima sebagai pendamping Anies karena cukup kompetitif dibanding nama-nama tokoh partai yang lain.

Abbas menunjukkan simulasi pilihan pada tiga pasangan. Hasilnya, pasangan Anies-AHY mendapatkan 29,8 persen suara. Ganjar-Airlangga 28,5 persen. Prabowo-Puan 27,5 persen. Masih ada 14,3 persen yang belum menentukan pilihan.

Elektabilitas Ganjar dan Anies Menguat

Hasil survei SMRC ini juga menunjukkan, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden cenderung menguat. Abbas mengatakan, dalam pertanyaan semi terbuka dengan daftar 43 nama, Ganjar Pranowo mendapatkan 18,1 persen suara, Prabowo Subianto 17,6 persen, Anies Baswedan 14,4 persen, dan nama-nama lain di bawah 4 persen. “Masih ada 13,7 persen yang belum menentukan pilihan,” katanya pula.

Menurut dia, dalam satu tahun terakhir, dukungan pada Ganjar dan Anies mengalami penguatan. Suara untuk Ganjar naik dari 8,8 persen pada survei Maret 2021 menjadi 18,1 persen pada Maret 2022. Demikian pula dengan Anies Baswedan, suaranya naik dari 11,2 persen menjadi 14,4 persen. Sementara dukungan pada Prabowo mengalami pelemahan dari 20 persen menjadi 17,6 persen.

Namun Abbas memberikan catatan terhadap dukungan pada Ganjar. “Walaupun suara Ganjar mengalami peningkatan signifikan dalam setahun terakhir, namun cenderung datar dalam tiga bulan terakhir. Dari 19,2 persen pada Desember 2021 menjadi 18,1 persen pada Maret 2022,” kata Abbas.

Survei ini dilakukan pada 1.220 responden yang dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling terhadap keseluruhan populasi atau warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih, yakni mereka yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1027 atau 84 persen. Sebanyak 1.027 responden ini yang dianalisis dengan argin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling). Wawancara tatap muka dilakukan pada 13 – 20 Maret 2022.(jpc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pasangan Anies Baswedan–Agus Harimurti Yudhoyono memiliki peluang untuk menang pemilihan presiden dan wakil presiden. Demikian salah satu temuan survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk ‘Prospek Capres 2024’.

Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas memprediksi kemungkinan pemilihan presiden mendatang maksimal hanya diikuti tiga pasangan, mengingat presidential threshold yang cukup tinggi yakni 20 persen.

Menurut Abbas, pembentukan pasangan calon presiden–wakil presiden dapat ditentukan oleh pola hubungan antar partai untuk berkoalisi. Pertama, jika ideologi penting, maka partai paling kebangsaan dan partai paling Islam mungkin tak mudah berkoalisi. PDIP dan PKS mungkin tak berkoalisi di tingkat nasional. “Partai-partai lain di antara dua partai tersebut dapat saling berkoalisi baik dengan PDIP maupun PKS,” kata Abbas, Kamis (7/4).

Faktor kedua, lanjut Abbas, adalah komunikasi antara elite partai. Ada beberapa partai, menurutnya, yang tak mudah berkomunikasi bukan karena ideologi tapi suasana kebatinan di antara pemimpin partai: PDIP vs Demokrat dan vs NasDem. Juga NasDem vs Gerindra. “Karena itu kemungkinan PDIP tidak berkoalisi dengan Demokrat maupun NasDem. Sementara NasDem mungkin tak bisa berkoalisi dengan Gerindra,” ucap Abbas.

Poros Nasdem-Demokrat-PKS dapat mencalonkan Anies Baswedan, karena elektabilitasnya cukup baik. Sementara Nasdem dan PKS tidak punya kader yang kompetitif. Abbas memprediksi bahwa AHY bisa diterima sebagai pendamping Anies karena cukup kompetitif dibanding nama-nama tokoh partai yang lain.

Abbas menunjukkan simulasi pilihan pada tiga pasangan. Hasilnya, pasangan Anies-AHY mendapatkan 29,8 persen suara. Ganjar-Airlangga 28,5 persen. Prabowo-Puan 27,5 persen. Masih ada 14,3 persen yang belum menentukan pilihan.

Elektabilitas Ganjar dan Anies Menguat

Hasil survei SMRC ini juga menunjukkan, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden cenderung menguat. Abbas mengatakan, dalam pertanyaan semi terbuka dengan daftar 43 nama, Ganjar Pranowo mendapatkan 18,1 persen suara, Prabowo Subianto 17,6 persen, Anies Baswedan 14,4 persen, dan nama-nama lain di bawah 4 persen. “Masih ada 13,7 persen yang belum menentukan pilihan,” katanya pula.

Menurut dia, dalam satu tahun terakhir, dukungan pada Ganjar dan Anies mengalami penguatan. Suara untuk Ganjar naik dari 8,8 persen pada survei Maret 2021 menjadi 18,1 persen pada Maret 2022. Demikian pula dengan Anies Baswedan, suaranya naik dari 11,2 persen menjadi 14,4 persen. Sementara dukungan pada Prabowo mengalami pelemahan dari 20 persen menjadi 17,6 persen.

Namun Abbas memberikan catatan terhadap dukungan pada Ganjar. “Walaupun suara Ganjar mengalami peningkatan signifikan dalam setahun terakhir, namun cenderung datar dalam tiga bulan terakhir. Dari 19,2 persen pada Desember 2021 menjadi 18,1 persen pada Maret 2022,” kata Abbas.

Survei ini dilakukan pada 1.220 responden yang dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling terhadap keseluruhan populasi atau warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih, yakni mereka yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1027 atau 84 persen. Sebanyak 1.027 responden ini yang dianalisis dengan argin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling). Wawancara tatap muka dilakukan pada 13 – 20 Maret 2022.(jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/