25.6 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Ramai-ramai Garap Pemilih Pemula

Partai politik serius menggarap potensi perolehan suara dari kelompok pemilih pemula. Lantaran jumlah pemilih pemula pada pemilu 2014 nanti sangat besar, mencapai 14 juta jiwa. Pemilih pemula untuk usia 17 sampai 20 tahun ada 14 juta. Untuk usia 20-30 ada 45.6 juta.

“PEMILIH pemula itu kalau mau bikin partai sendiri, maka partai pemula akan menang. Karena massanya sangat banyak, wajib bagi kami lakukan PDKT (pendekatan),” kata Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Partai Hanura Ahmad Rofiq, Minggu (28/7).

Sebagai partai yang hingga saat ini masih konsisten dan bebas korupsi, menurut Rofiq, Hanura menggaet pemilih pemula dengan mengutamakan tagline tersebut.

Pemilih pemula, disebutnya akan lebih tertarik jika dilakukan pendekatan dengan meyakinkan parpol bebas dari korupsi. Karena tak bisa dipungkiri isu korupsi mengikis kepercayaan publik.

Dengan sumber daya manusia dan memaksimalkan kekuatan finansial dan media, Hanura juga melakukan upaya pendidikan politik. Melalui program talk show tentang pendidikan politik, kegiatan olahraga, wira usaha muda. Serta memaksimalkan organisasi sayap partai di bidang kepemudaan.
PDI Perjuangan (PDIP) juga tidak mau melewatkan potensi pemilih pemula. Partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu malah menjadikan organisasi kepemudaan seperti Taruna Merah Putih dan Banteng Muda Perjuangan sebagai salah satu basis kekuatan partai.
“Pemilih pemula tidak bisa langsung diajak berpartai, tapi perlu diajak dalam peran partisipasi politik. Potensi itu yang kami tawarkan dengan ideologi PD ,” kata Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo.

Dengan pembangunan kesadaran untuk berpartisipasi dalam pemilu, menurut dia pemilih pemula bisa diarahkan untuk tidak mengabaikan hak pilihnya. Meski disadari pemilih pemula menjadi incaran semua parpol, tetapi Tjahjo optimis ideologi PDI-P menjadi keistimewaan tertentu di mata pemilih pemula.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang selama ini identik dengan generasi tua, juga tidak main-main dalam memanfaatkan potensi pemilih pemula. Tak tanggung-tanggung, PPP langsung menggaet kalangan muda sebagai calon anggota legislatif.

“Hampir 30 persen caleg kami semuanya anak muda. Pengurus partai hingga ke daerah-daerah juga sekarang didominasi anak muda,” kata Ketua DPP PPP, Arwani Thomafi.

PPP, lanjut Arwani, meyakini bila anak muda dijadikan caleg, dia juga akan terdorong untuk mengumpulkan suara dari kalangan anak muda. Termasuk mereka yang baru akan menyalurkan suaranya pertama kali pada pemilu 2014. Selain itu,
PPP juga menggiatkan gerakan sadar pemilu melalui organisasi sayap seperti Gerakan Angkatan Muda Ka’bah dan Generasi Muda Persatuan Indonesia. Serta sosialisasi hingga ke pesantren dan komunitas hobi.

Di lain pihak, sosialisasi dan pendekatan terhadap pemilih pemula oleh KPU dinilai masih minim. Padahal potensi pemilih pemula untuk pemilu 2014 sangat besar. (bbs/jpnn)

Partai politik serius menggarap potensi perolehan suara dari kelompok pemilih pemula. Lantaran jumlah pemilih pemula pada pemilu 2014 nanti sangat besar, mencapai 14 juta jiwa. Pemilih pemula untuk usia 17 sampai 20 tahun ada 14 juta. Untuk usia 20-30 ada 45.6 juta.

“PEMILIH pemula itu kalau mau bikin partai sendiri, maka partai pemula akan menang. Karena massanya sangat banyak, wajib bagi kami lakukan PDKT (pendekatan),” kata Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Partai Hanura Ahmad Rofiq, Minggu (28/7).

Sebagai partai yang hingga saat ini masih konsisten dan bebas korupsi, menurut Rofiq, Hanura menggaet pemilih pemula dengan mengutamakan tagline tersebut.

Pemilih pemula, disebutnya akan lebih tertarik jika dilakukan pendekatan dengan meyakinkan parpol bebas dari korupsi. Karena tak bisa dipungkiri isu korupsi mengikis kepercayaan publik.

Dengan sumber daya manusia dan memaksimalkan kekuatan finansial dan media, Hanura juga melakukan upaya pendidikan politik. Melalui program talk show tentang pendidikan politik, kegiatan olahraga, wira usaha muda. Serta memaksimalkan organisasi sayap partai di bidang kepemudaan.
PDI Perjuangan (PDIP) juga tidak mau melewatkan potensi pemilih pemula. Partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu malah menjadikan organisasi kepemudaan seperti Taruna Merah Putih dan Banteng Muda Perjuangan sebagai salah satu basis kekuatan partai.
“Pemilih pemula tidak bisa langsung diajak berpartai, tapi perlu diajak dalam peran partisipasi politik. Potensi itu yang kami tawarkan dengan ideologi PD ,” kata Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo.

Dengan pembangunan kesadaran untuk berpartisipasi dalam pemilu, menurut dia pemilih pemula bisa diarahkan untuk tidak mengabaikan hak pilihnya. Meski disadari pemilih pemula menjadi incaran semua parpol, tetapi Tjahjo optimis ideologi PDI-P menjadi keistimewaan tertentu di mata pemilih pemula.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang selama ini identik dengan generasi tua, juga tidak main-main dalam memanfaatkan potensi pemilih pemula. Tak tanggung-tanggung, PPP langsung menggaet kalangan muda sebagai calon anggota legislatif.

“Hampir 30 persen caleg kami semuanya anak muda. Pengurus partai hingga ke daerah-daerah juga sekarang didominasi anak muda,” kata Ketua DPP PPP, Arwani Thomafi.

PPP, lanjut Arwani, meyakini bila anak muda dijadikan caleg, dia juga akan terdorong untuk mengumpulkan suara dari kalangan anak muda. Termasuk mereka yang baru akan menyalurkan suaranya pertama kali pada pemilu 2014. Selain itu,
PPP juga menggiatkan gerakan sadar pemilu melalui organisasi sayap seperti Gerakan Angkatan Muda Ka’bah dan Generasi Muda Persatuan Indonesia. Serta sosialisasi hingga ke pesantren dan komunitas hobi.

Di lain pihak, sosialisasi dan pendekatan terhadap pemilih pemula oleh KPU dinilai masih minim. Padahal potensi pemilih pemula untuk pemilu 2014 sangat besar. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/