29 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Ada Desa Emas Sisa Kerajaan Majapahit di Trowulan Jatim

Ada Desa Emas Sisa Kerajaan Majapahit di Trowulan Jatim
Ada Desa Emas Sisa Kerajaan Majapahit di Trowulan Jatim

Jakarta – Kejayaan kerajaan Majapahit begitu termasyur dalam berbagai literatur. Namun di mana saksi bisu kemasyuran itu? Letaknya di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Namun saksi bisu berupa struktur bangunan dan beragam arca tersebut sebagian besar masih terpendam di bawah 3 kabupaten atau 66 desa. Beragam ancaman pengerusakan dan kerusakan juga mewarnai peninggalan ‘nusantara’ ini.

Salah satu dari 66 desa yang berdiri di atas peninggalan tersebut adalah Desa Kemasan yang terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Nama desa ini konon berasal dari banyaknya emas di dalam tanah. Usut punya usut, emas-emas tersebut adalah peninggalan bersejarah kerajaan Majapahit.

“Pelestarian Trowulan dirintis oleh Henry Maclaine, pendiri ITB. Dia mengajak Adipati Mojokerto dan warga setempat untuk melakukan konservasi pusaka kecil-kecilan di Trowulan,” kata Direktur Eksekutif Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) Adrian Perkasa , Kamis (10/10/2013).

Adrian menceritakan dalam konservasinya itu Henry menemukan situs terpendam dan banyak artefak. Sebagian besar berbalut emas, namun saat pendudukan Jepang Henry ditangkap dan terjadi eksploitasi besar-besaran.

“Hampir setiap hari ditemukan emas saat itu. Sampai muncul para pemburu harta karun selain warga setempat yang ikut memburu emas. Ini terus berlangsung sampai tahun 1965,” ujar Adrian.

Kemudian terjadilah Gerakan 30 September yang membuat warga dan para pemburu harta karun meninggalkan Desa Kemasan. Warga desa kembali menjadi petani dan para pemburu emas yang berasal dari negeri seberang meninggalkan Indonesia.

“Peristiwa yang dikenal dengan PKI itu membuat mereka berhenti mencari emas. Penduduk kembali menjadi petani. Sekarang kalau kita ke sana akan sulit kembali menemukan emas-emas itu. Secara kasat mata, emas itu sudah tidak ada lagi,” ujar Adrian.

Menurut Adrian, sampai benar-benar berhenti karena peristiwa G30S itu, berarti selama 30 tahun lebih terjadi eksploitasi. Emas itu diyakini warisan kerajaan Majapahit karena luas pusat pemerintahannya di Trowulan mencapai 112 kilometer persegi.

Situs Trowulan adalah bukti kejayaan Majapahit sebagai pusat pemerintahan kerajaan yang hendak menyatukan nusantara. Sejumlah organisasi dan lembaga sedang berupaya menyelamatkan situs tata kota kerajaan dan istana Majapahit ini dari kehancuran.

Kehancuran itu karena setiap struktur bangunan dan arca yang ditemukan tak pernah utuh, dalam keadaan rusak. Kerusakan ini diperparah oleh pembangunan pabrik baja yang hanya berjarak 500 meter dari titik situs di Trowulan.(kl/int)

Ada Desa Emas Sisa Kerajaan Majapahit di Trowulan Jatim
Ada Desa Emas Sisa Kerajaan Majapahit di Trowulan Jatim

Jakarta – Kejayaan kerajaan Majapahit begitu termasyur dalam berbagai literatur. Namun di mana saksi bisu kemasyuran itu? Letaknya di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Namun saksi bisu berupa struktur bangunan dan beragam arca tersebut sebagian besar masih terpendam di bawah 3 kabupaten atau 66 desa. Beragam ancaman pengerusakan dan kerusakan juga mewarnai peninggalan ‘nusantara’ ini.

Salah satu dari 66 desa yang berdiri di atas peninggalan tersebut adalah Desa Kemasan yang terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Nama desa ini konon berasal dari banyaknya emas di dalam tanah. Usut punya usut, emas-emas tersebut adalah peninggalan bersejarah kerajaan Majapahit.

“Pelestarian Trowulan dirintis oleh Henry Maclaine, pendiri ITB. Dia mengajak Adipati Mojokerto dan warga setempat untuk melakukan konservasi pusaka kecil-kecilan di Trowulan,” kata Direktur Eksekutif Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) Adrian Perkasa , Kamis (10/10/2013).

Adrian menceritakan dalam konservasinya itu Henry menemukan situs terpendam dan banyak artefak. Sebagian besar berbalut emas, namun saat pendudukan Jepang Henry ditangkap dan terjadi eksploitasi besar-besaran.

“Hampir setiap hari ditemukan emas saat itu. Sampai muncul para pemburu harta karun selain warga setempat yang ikut memburu emas. Ini terus berlangsung sampai tahun 1965,” ujar Adrian.

Kemudian terjadilah Gerakan 30 September yang membuat warga dan para pemburu harta karun meninggalkan Desa Kemasan. Warga desa kembali menjadi petani dan para pemburu emas yang berasal dari negeri seberang meninggalkan Indonesia.

“Peristiwa yang dikenal dengan PKI itu membuat mereka berhenti mencari emas. Penduduk kembali menjadi petani. Sekarang kalau kita ke sana akan sulit kembali menemukan emas-emas itu. Secara kasat mata, emas itu sudah tidak ada lagi,” ujar Adrian.

Menurut Adrian, sampai benar-benar berhenti karena peristiwa G30S itu, berarti selama 30 tahun lebih terjadi eksploitasi. Emas itu diyakini warisan kerajaan Majapahit karena luas pusat pemerintahannya di Trowulan mencapai 112 kilometer persegi.

Situs Trowulan adalah bukti kejayaan Majapahit sebagai pusat pemerintahan kerajaan yang hendak menyatukan nusantara. Sejumlah organisasi dan lembaga sedang berupaya menyelamatkan situs tata kota kerajaan dan istana Majapahit ini dari kehancuran.

Kehancuran itu karena setiap struktur bangunan dan arca yang ditemukan tak pernah utuh, dalam keadaan rusak. Kerusakan ini diperparah oleh pembangunan pabrik baja yang hanya berjarak 500 meter dari titik situs di Trowulan.(kl/int)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/