25.6 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Gus Irawan Buka Pagelaran Seni Budaya Jawa Pendawa

KISARAN- Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Pemuda Jawa (Pendawa) Sumatera Utara Gus Irawan mendorong masyarakat Jawa di Sumut agar tetap melestarikan seni budaya Jawa di Sumatera Utara. Pasalnya, seni budaya Jawa nyaris punah akibat modernisasi dan penetrasi budaya asing yang semakin merasuki gaya hidup generasi muda.

Demikian dikemukakan Gus Irawan saat membuka secara resmi Pagelaran Seni Budaya Jawa yang digelar sejak 7 Mei hingga 20 Mei 2012 oleh paguyuban masyarakat Jawa dan Genesis EO di Kisaran, Senin (7/5).

Pagelaran Seni Budaya Jawa yang telah dua kali dilaksanakan itu diikuti oleh utusan dari berbagai daerah dengan berbagai perlombaan antara lain Kuda Kepang (20 group), peserta fashion show berbusana etnis Jawa (56 orang) dan  lomba menyanyikan lagu Jawa Campur Sari (43 orang) disertai pameran UMKM dengan 69 stand yang dimulai pada 7-20 Mei 2011.

Gus Irawan yang merupakan Dirut PT Bank Sumut mengatakan, seni budaya tradisional akhir-akhir ini semakin tergerus oleh penetrasi budaya asing,  seiring dengan modernisasi teknologi informasi. Generasi muda semakin mencintai budaya asing dan lupa pada akar budaya.

Dia mencontohkan, seni budaya Jawa seperti kuda kepang, ludruk dan lain-lain,  yang dulu masih sering dipertontonkan kepada masyarakat luas pada hari-hari libur nasional di Sumut semakin langka terlihat. Karena itu, untuk menghidupkan kembali seni budaya leluhur dan menumbuhkan kembali kebanggaan masyarakat terhadap seni budaya tradisional, pagelaran seni budaya etnis perlu terus digalakkan.

“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak penyelenggara, terutama Bapak Supriyadi selaku pemimpin Genesis EO yang telah bersusah payah menyelenggarakan pagelaran Seni Budaya Jawa,” ujarnya.

Menurut dia, pagelaran seni tradisional seperti ini perlu dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga seni budaya tradisional dapat tetap eksis dan generasi penerus tidak lupa pada akar budayanya.

Tokoh sesepuh etnis Jawa Asahan Ki Umar Said pada kesempatan itu memberikan rasa hormatnya pada Gus Irawan sebagai sosok pemimpin dan figur publik yang peduli terhadap pelestarian budaya tradisional. Meskipun Gus Irawan berdarah Tapanuli, namun figur publik yang tidak membeda-bedakan etnis. (*/ril)

KISARAN- Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Pemuda Jawa (Pendawa) Sumatera Utara Gus Irawan mendorong masyarakat Jawa di Sumut agar tetap melestarikan seni budaya Jawa di Sumatera Utara. Pasalnya, seni budaya Jawa nyaris punah akibat modernisasi dan penetrasi budaya asing yang semakin merasuki gaya hidup generasi muda.

Demikian dikemukakan Gus Irawan saat membuka secara resmi Pagelaran Seni Budaya Jawa yang digelar sejak 7 Mei hingga 20 Mei 2012 oleh paguyuban masyarakat Jawa dan Genesis EO di Kisaran, Senin (7/5).

Pagelaran Seni Budaya Jawa yang telah dua kali dilaksanakan itu diikuti oleh utusan dari berbagai daerah dengan berbagai perlombaan antara lain Kuda Kepang (20 group), peserta fashion show berbusana etnis Jawa (56 orang) dan  lomba menyanyikan lagu Jawa Campur Sari (43 orang) disertai pameran UMKM dengan 69 stand yang dimulai pada 7-20 Mei 2011.

Gus Irawan yang merupakan Dirut PT Bank Sumut mengatakan, seni budaya tradisional akhir-akhir ini semakin tergerus oleh penetrasi budaya asing,  seiring dengan modernisasi teknologi informasi. Generasi muda semakin mencintai budaya asing dan lupa pada akar budaya.

Dia mencontohkan, seni budaya Jawa seperti kuda kepang, ludruk dan lain-lain,  yang dulu masih sering dipertontonkan kepada masyarakat luas pada hari-hari libur nasional di Sumut semakin langka terlihat. Karena itu, untuk menghidupkan kembali seni budaya leluhur dan menumbuhkan kembali kebanggaan masyarakat terhadap seni budaya tradisional, pagelaran seni budaya etnis perlu terus digalakkan.

“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak penyelenggara, terutama Bapak Supriyadi selaku pemimpin Genesis EO yang telah bersusah payah menyelenggarakan pagelaran Seni Budaya Jawa,” ujarnya.

Menurut dia, pagelaran seni tradisional seperti ini perlu dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga seni budaya tradisional dapat tetap eksis dan generasi penerus tidak lupa pada akar budayanya.

Tokoh sesepuh etnis Jawa Asahan Ki Umar Said pada kesempatan itu memberikan rasa hormatnya pada Gus Irawan sebagai sosok pemimpin dan figur publik yang peduli terhadap pelestarian budaya tradisional. Meskipun Gus Irawan berdarah Tapanuli, namun figur publik yang tidak membeda-bedakan etnis. (*/ril)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

Terpopuler

Artikel Terbaru

/